I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. atas 65 tahun. Gigi tiruan yang paling banyak digunakan adalah jenis gigi tiruan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Gigi tiruan merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. stabil dan mudah dipoles (Nirwana, 2005). Sebagai bahan basis gigi tiruan, resin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi

Pengaruh Jenis dan Volumetrik Fiber terhadap Kekuatan Transversal Reparasi Plat Resin Akrilik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Daya tahan, penampilan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kanker mulut (Lamster dan Northridge, 2008). Kehilangan gigi dapat menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resin akrilik polimerisasi panas berbahan polimetil metakrilat masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh volumetrik e-glass ber terhadap kekuatan transversal reparasi plat gigi tiruan resin akrilik

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Karies gigi, trauma dan kegagalan restorasi menyebabkan kerusakan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modifikasi polyacid), kompomer, giomer (komposit modifikasi glass filler),

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang memiliki kasus

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tiruan segera setelah pencabutan gigi (Watt dan MacGregor, 1992). Menurut Elias

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH JENIS FIBER DAN SURFACE TREATMENT ETHYL ACETATE TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL DAN IMPAK PADA REPARASI PLAT GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi atas dan bawah. Alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. terus meningkat. Perawatan ortodonsi bertujuan untuk memperbaiki oklusi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Basis Gigitiruan Basis gigitiruan adalah bagian dari suatu gigitiruan yang bersandar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

MAKALAH DISKUSIINTEGRASI MODUL 3.11 SEMINAR BAHAN KEDOKTERAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sifat yang estetis. Sifat estetis bahan ini terletak pada warna yang mirip

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi tiruan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. retensi. Alat ortodonsi lepasan merupakan alat yang dapat dilepas dan dibersihkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. posterior dalam dunia kedokteran gigi terus mengalami peningkatan yang

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut The Glossary of Prostodontics Term prostodonsia adalah cabang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS PADA BETON NORMAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POSISI SERAT KACA (FIBERGLASS) YANG BERBEDA TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL FIBER REINFORCED ACRYLIC RESIN

Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik.

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Faktor bukan penyakit yaitu sosiodemografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kayu mempunyai kuat tarik dan tekan relatif tinggi dan berat yang relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia berada pada zona tektonik sangat aktif karena tiga lempeng besar

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar terbagi menjadi tiga tahapan utama yang disebut Triad Endodontic yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomis, fisiologis maupun fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tahun 2007, jumlah pemakai gigi tiruan di Indonesia mencapai 4,5% dari jumlah penduduk dan mayoritas digunakan oleh penduduk yang berusia di atas 65 tahun. Gigi tiruan yang paling banyak digunakan adalah jenis gigi tiruan lepasan (Agtini, 2010). Resin akrilik masih menjadi bahan pilihan dalam pembuatan plat gigi tiruan karena harganya relatif murah, mudah direparasi, proses pembuatannya mudah dan menggunakan peralatan sederhana, serta memiliki warna stabil dan mudah dipoles (Nirwana, 2005). Masalah yang sering dijumpai pada pemakai gigi tiruan lepasan berbahan resin akrilik adalah fraktur atau patahnya plat gigi tiruan yang disebabkan oleh tekanan oklusal yang besar (El-Sheikh dan Al-Zahrani, 2006). Fraktur yang sering terjadi adalah pada bagian midline plat gigi tiruan rahang atas dan pada bagian sambungan antara material baru dan lama (Stipho, 1998). Reparasi plat gigi tiruan resin akrilik umumnya dilakukan dengan mengaplikasikan resin baru pada sisi yang mengalami patah (Freilich dkk., 2007). Hasil reparasi harus menghasilkan kekuatan transversal maupun kekuatan impak yang cukup. Kekuatan hasil reparasi dipengaruhi oleh teknik penyambungan, bentuk preparasi kedua ujung yang disambung, serta bahan reparasi yang digunakan (Anderson, 1976 sit. Doerjadibrata, 2005). Plat gigi tiruan yang terbuat dari bahan metil metakrilat dapat diperkuat dengan penambahan bahan penguat ke 1

dalam basis plat gigi tiruan untuk meningkatkan kekuatan transversal dan kemampuan dalam menerima tekanan (Uzun dan Kyef, 2001). Beberapa upaya untuk meningkatkan kekuatan reparasi plat gigi tiruan resin akrilik telah dilakukan, seperti modifikasi pada bahan plat gigi tiruan atau dengan menambahkan fiber (Colvenkar dan Aras, 2008). Penggunaan fiber dalam resin akrilik telah dikembangkan secara luas. Hal ini dikarenakan fiber memiliki karakteristik antara lain: dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik resin akrilik, dapat meningkatkan kekuatan plat resin akrilik, bentuk fiber yang mudah digunakan, mudah dalam pengaturannya, dan memiliki sifat estetik yang baik (Jubhari, 2003). Fiber juga memiliki sifat modulus of elasticity atau modulus kelenturan yang baik (Prajitno, 1989). Fiber sebagai bahan penguat telah digunakan untuk mengatasi keterbatasan sifat mekanik dari gigi tiruan seperti fraktur karena dapat meningkatkan kekuatan mekanik dari gigi tiruan (Vallittu, 1997). Fiber merupakan material yang ideal untuk tambahan reparasi plat gigi tiruan resin akrilik. Jenis fiber yang banyak ditambahkan pada plat gigi tiruan yang fraktur antara lain polyethylene fiber dan glass fiber (Freilich dkk., 2000). Polyethylene fiber dapat meningkatkan ketahanan terhadap benturan, modulus elastisitas plat resin, dan kekuatan transversal dari bahan resin akrilik (Kanie dkk., 2000). Polyethylene fiber terbuat dari pintalan gel fiber dengan kristalinitas yang sangat tinggi sekitar 95%-99% (Mallick, 2008). Glass plasma dingin pada polyethylene fiber mampu meningkatkan reaktifitas dan kemampuan wetting pada fiber sehingga dapat menghasilkan interaksi kimia dan fisik (Junior, dkk., 2009). 2

Agar resin dapat menempel pada polyethylene fiber, maka pada permukaan polyethylene fiber harus mempunyai sifat pembasahan. Jika ada bagian yang tidak terbasahi, maka dapat terjadi celah atau daerah kosong dimana tidak terjadi ikatan antara fiber dan matriks resin (Killu, 2008). Celah dapat meningkatkan penyerapan air ke dalam resin sehingga menurunkan kekuatan mekaniknya (Chai dkk., 2004). Glass fiber merupakan serat penguat yang paling sering digunakan. Keuntungan dari glass fiber adalah kekuatan, transparansi, dan harga yang relatif murah (Le Bell-Rönnlöf, 2007). Bahan glass fiber dengan struktur yang searah memiliki kekuatan dan kelenturan dua kali lebih kuat dari bahan polyethylene fiber, namun glass fiber memiliki kekakuan yang kurang baik dan sering menunjukan keretakan di permukaan (Van Heumen, 2010). Setiap bahan fiber memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu diperhatikan sifat fisik bahan fiber yang ditambahkan pada plat gigi tiruan diantaranya adalah jenis fiber dan rasio fiber/matriks. Penentuan sifat fisik serta jumlah (volume) fiber yang tepat dalam resin akrilik mampu menghasilkan kekuatan yang lebih baik pada plat gigi tiruan resin akrilik (Febriani, 2003). Fiber yang ditempatkan secara benar dalam jumlah tepat dapat meningkatkan kekuatan gigi tiruan (Narva dkk., 2005). Bahan plat gigi tiruan resin akrilik dalam pemakaiannya harus dapat menahan beban yang terjadi selama proses pengunyahan (Combe, 1992). Gigi tiruan berbahan resin akrilik dengan nilai kekuatan transversal rendah akan lebih mudah patah pada waktu digunakan dibandingkan dengan resin akrilik dengan 3

nilai kekuatan transversal yang lebih tinggi (Lindawati dkk., 1997). Uji kekuatan transversal diberikan pada benda berbentuk batang yang ditumpu pada kedua ujungnya dan beban tersebut dikenakan di tengah-tengahnya (Kristina, 2007). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, muncul suatu permasalahan apakah jenis dan volumetrik fiber berpengaruh terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh jenis dan volumetrik fiber terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. D. Keaslian Penelitian Unalan dkk., (2010) meneliti tentang kekuatan transversal polymethyl methacrylate yang diperkuat dengan E-glass fiber dengan bentuk dan konsentrasi yang berbeda. Hasilnya, penambahan potongan-potongan kecil dari glass fiber mampu meningkatkan kekuatan transversal plat gigi tiruan berbahan resin akrilik. Santiko dkk., (2011) telah melakukan penelitian tentang pengaruh penambahan glass fiber dan surface treatment ethyl acetate terhadap kekuatan transversal pada reparasi plat gigi tiruan resin akrilik. Hasilnya penambahan glass fiber dengan ethyl acetate sebagai surface treatment dapat meningkatkan kekuatan transversal reparasi plat gigi tiruan resin akrilik. Yu dkk., (2012) melakukan penelitian 4

tentang pengaruh jenis, konsentrasi, dan kombinasi fiber dalam memperkuat plat gigi tiruan resin akrilik. Hasilnya, penambahan 5,3% v/v dan 7,9% v/v glass fiber menghasilkan kekuatan transversal tertinggi pada plat resin, penambahan 5,3% v/v polyethylene fiber menghasilkan kekerasan tertinggi pada plat resin, sedangkan kombinasi fiber dimana polyethylene fiber berada pada posisi paling bawah menghasilkan kekerasan tertinggi. Penelitian mengenai pengaruh jenis dan volumetrik fiber terhadap kekuatan trasversal reparasi plat resin akrilik sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang pengaruh jenis dan volumetrik fiber terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik diharapkan dapat: 1. Memberikan informasi ilmiah dan mengembangkan bahan fiber sebagai alternatif bahan penguat dalam reparasi gigi tiruan resin akrilik. 2. Menentukan jenis dan volumetrik fiber terbaik yang dapat digunakan sebagai bahan penguat reparasi plat resin akrilik. 5