BAB II. Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. runtuhnya stabilitas ekonomi global yang ditandai dengan meluasnya krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, khususnya pada perdagangan saham yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB III. Metodologi Penelitian

II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alternatif pendanaan khususnya kebutuhan jangka panjang suatu. pendanaan perusahaan akan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang bere-

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

Oleh: Fretty Asih Rumanti dan Moerdiyanto ABSTRAK

kecil (Sunariyah, 2003:130). Harga per lembar saham bam setelah stock split

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

PENGARUH STOCK SPLIT : ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

Transkripsi:

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Abnormal Return Abnormal return juga dikenal sebagai alpha atau excess return pengembalian terhadap saham yang dimiliki dan tidak dijelaskan oleh pasar seberapa besar tingkat pengembaliannya. Sebaliknya, itu dihasilkan oleh perusahaan dalam mengelola perusahaannya dan dituangkan salah satunya dalam bentuk saham perusahaan. Ini menjadi salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk menyesuaikan resiko kinerja (Brigham, 2006). Efek dari event stock split terhadap expected return investor dijelaskan pada penelitian ukhov (Grinblatt, Masulis dan Titman) dalam penelitian (Simbovo, 2006) bahwa disekitar pengumuman split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Diyakini pula jika peningkatan harga saham terjadi tidak hanya disebabkan karena adanya pengumuman dividen yang meningkat. Pasar memberikan respon positif kepada event stock split karena adanya tax option impact. Dampak tersebut berbentuk pembebasan pajak yang dihadapi investor (tax option investor) sehingga investor tersebut memperoleh keuntungan lebih. Reaksi pasar terhadap stock split dapat dilihat melalui perubahan traffik perdagangan saham dan perubahan harga saham. Perubahan harga akan mempengaruhi return sebenarnya sehingga memunculkan abnormal return dari gap antara expected return dan actual return. Return saham dapat berupa return sesungguhnya yang sudah terjadi dan return yang diharapkan dimasa mendatang. Namun, diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Lakonishok and Lev (1987) dalam artikel (Hamed Al-Yahyae, 2014) berdalil

bahwa signaling hipotesis sebagai penjelasan yang mungkin untuk stock split sebagai kaitannya dengan excess return. Teori ini menunjukan bahwa manajer mengumumkan stock split dan stock dividend untuk mengkomonikasikan private informasi yang menguntungkan tentang profitabilitas masa depan perusahaan excess return (Brennan and Copeland, 1988). 2.1.2 Likuiditas Saham Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi atau trading suatu saham selama periode tertentu. Dengan melihat aktivitas transaksi yang terjadi pada suatu saham, semakin tinggi aktivitas perdagangan suatu saham berarti semakin likuid saham tersebut, begitupula sebaliknya. Pentingnya likuiditas disadari oleh emiten / perusahaan yang menerbitkan saham. Kurangnya juga bisa berakibat buruk bagi emiten terkait karena pergerakan harga saham menjadi terbatas. Untuk memperbaiki likuiditas, biasanya emiten / perusahaan melakukan beberapa aksi korporasi, salah satunya adalah dengan stock split. (Simbovo, 2006) melakukan penelitian pada efek stock split dan dividen saham yang mempunyai harga tinggi di bursa saham Kenya. Penelitian ini menemukan bahwa stock split dan dividen saham memiliki efek pada likuiditas, bernilai positif pada event stock split. Penggunaan variabel ini berdasarkan dari (Amihud, 2012) ukuran yang digunakan di sini disebut ILLIQ; adalah rasio return saham harian mutlak terhadap volume transaksi. Hal ini dapat diartikan sebagai respon harga harian terkait dengan satu dolar dari volume perdagangan, sehingga menjadi ukuran terhadap price impact. Dengan demikian semakin besar price impact berarti saham tersebut semakin tidak likuid. 2.1.3 Pasar Modal

Pasar modal merupakan aktivitas penawaran dan pembelian umum untuk memperdagangkan surat berharga seperti, saham, obligasi, option, warrant melalui emiten sebagai perantaranya. Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 2.1.4 Stock split (Fama et al) dalam penelitian (Chen, Nguyen dan Singal, 2011) mendifinisikan stock split adalah sebagai pertukaran saham dimana setidaknya lima lembar saham akan dibagikan untuk setiap empat lembar saham yang ditahan. (Leung et al) dalam (Hamed Al-Yahyaee, 2014) menegaskan bahwa pemecahan saham adalah keputusan oleh dewan direktur perusahaan, untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan menerbitkan saham lebih kepada pemegang saham saat ini. Sebuah stock split kemudian meningkat jumlah saham di perusahaan publik. (Wooldridge dan Chamber) pada penelitian (Hamed Al-Yahyaee, 2014) mencatat bahwa ketika stock split terjadi, item neraca tetap sama; kecuali bahwa jumlah saham yang perusahaan beredar meningkat secara proporsional dengan rasio split. Mereka juga mencatat bahwa pemecahan saham biasanya dilakukan oleh perusahaan yang telah melihat kenaikan harga saham mereka ke tingkat yang terlalu tinggi (overprice), atau melampaui tingkat harga perusahaan sejenis di sektor

mereka. Motif utama adalah untuk membuat saham tampak lebih terjangkau untuk investor kecil, meskipun nilai fundamental perusahaan tidak berubah. 2.1.5 Teori Kebijakan Stock split 2.1.5.1 Signaling Theory (Fama et al, 1969) mendiskripsikan bahwa pengumuman split, perusahaan dapat mengurangi setiap asimetri informasi yang mungkin ada di antara pemegang saham dan manajemen. Demikian pula kenaikan dividen biasanya merupakan suatu signal (tanda) kepada para investor, bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya, suatu penuruna dividen atau kenaikan dividen yang dibawah normal (dari biasanya) diyakini investor sebagai pertanda bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang. Penurunan harga saham akibat stock split kemudian disampaikan oleh manajemen bahwa mereka yakin akan memberikan kenaikan laba dimasa depan. Stock split sering dipandang sebagai bentuk yang lebih kredibel sebagai difusi informasi saat pengumuman pada publik (Aduda and Caroline, 2010). (Bhattacharya) dalam penelitian (Shapiro, Zhuang, 2015)mengemukakan bahwa, dividend signaling theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan cash dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Adanya anggapan ini disebabkan terjadinya asymetric information antara manajer dan investor,

sehingga para investor menggunakan kebijakan dividen sebagai sinyal tentang prospek perusahaan. 2.1.5.2 Optimal Trading Range Theory Menurut penelitian dari (Copeland) dalam (Aduda and Caroline, 2010) bahwa stock split merubah harga saham ke harga yang lebih optimal, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan untuk saham. hipotesis mereka terkait optimal price range menyatakan bahwa ada kisaran harga di mana perdagangan yang paling likuid untuk saham sebuah perusahaan. (Baker dan Powell, 1993) dalam (Simbovo, 2006) mengungkapkan bahwa motivasi utama eksekutif untuk membagi saham adalah untuk meningkatkan likuiditas. Saham yang harganya tinggi biasanya tidak likuid karena alasan psikologis dan biaya transaksi. Oleh karena itu, ketika harga naik ke tingkat tertentu, eksekutif membagi saham untuk menurunkan harga sebagai upaya untuk memfasilitasi perdagangan saham, agar meningkatkan likuiditas saham. 2.1.5.3 Optimal Tick Size Hypothesis Merujuk pada penelitian (Angel, 1997) dalam (Aduda and Caroline, 2010) pada market maker hypothesis, yang menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk mendapatkan optimal tick size. Tick size adalah perubahan minimum harga saham. Mereka mengatakan bahwa jika ada ukuran tick mutlak konstan, manajemen perusahaan dapat mempengaruhi ukuran tick relatif melalui stock split. Penelitian terkait dengan optimal tick size hypothesis menyarankan bahwa jika ada ukuran tick konstan mutlak di bursa saham, manajemen perusahaan dapat mempengaruhi ukuran tick relatif relatif terhadap harga saham melalui split. 2.1.6 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan merupakan salah satu indikator/proksi yang digunakan untuk melihat pergerakan saham suatu emiten dibursa saham. Volume perdagangan saham merupakan perhitungan untuk memprediksi kelemahan dan kekuatan suatu saham terhadap respon pasar. Ketika volume perdagangan cenderung mengalami kenaikan selama harga mengalami penurunan secara terus menerus maka pasar berada dalam keadaan bullish. Ketika volume perdagangan cenderung mengalami penurunan selama harga mengalami kenaikan maka pasar dalam keadaan bearish (Rahmawati, 2014). Dalam penelitian sebelumnya, trading volume activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. 2.2. Penellitian terdahulu 2.2.1 Aprisya (2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan yang melakukan stock split mengalami peningkatan earnings pada saat sebelum stock split dan tidak mengalami penurunan earnings pada saat sesudah stock split pada periode tahun 1998-2008. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan positif antara reaksi pasar akan stock split dengan peningkatan earnings pada saat sebelum stock split. Nilai positif ini berarti semakin tinggi perubahan earnings maka semakin tinggi pula market adjusted return dan sebaliknya semakin rendah perubahan earnings, semakin rendah pula market adjusted return. 2.2.2 Susanti (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh susanti ini bertujuan untuk mengamati reaksi pasar terhadap pengumunan stock split pada perusahaan yang terdaftar dibursa efek Indonesia periode tahun 2003-2007. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah terjadi kecenderungan perbedaan TVA yang signifikan antara periode 2 hari sebelum dan 2 hari setelah pengumuman stock split pada tingkat signifikansi penelitian 10 %. Selain itu, Terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return pada 2 hari sebelum dan 2 hari setelah pengumuman stock split. Dari penelitian yang dilakukan Susanti tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan trading volume dan abnormal return selama periode 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah sebagai akibat dari pengumuman stock split tersebut. 2.2.3 Rahmawati (2014) Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) ini menggunakan teknik event study. Dari event stock split yang diangkatnya itu, peneliti ingin melihat rata-rata abnormal return, risiko sistematis, dan volume perdagangan saham selama sepuluh hari sebelum pengumuman dan sepuluh hari sesudah pengumuman stock split. Penelitian ini menggunakan data historis yang bersumber dari situs IDX dengan rentan periode penelitian 2006-2013. Hasil yang didapat dari pengamatan H-10 dan H+10 itu adalah dari dua variabel dependen yang diusulkan yaitu abnormal return dan resiko sistematik tidak menunjukan perbedaan signifikansi. Sedangkan hanya hasil H3 yang diterima, artinya variabel volume perdagangan saham menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Dengan demikian, hanyalah variabel trading volume saja yang berpengaruh terhadap efek pengumuman stock split tersebut. 2.2.4 Setyawan (2010) Penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2010) itu bertujuan untuk menguji keefektifan dari hipotesis likuiditas pada stock split. Hipotesis likuiditas dalam stock

split didefinisikan sebagai kembalinya harga saham ke rentang perdagangan yang optimal. Hasil yang didapat dalam pengujian tersebut menunjukkan bahwa hanya variabel volume perdagangan saham yang mempengaruhi proksi dari likuiditas baik dari pengujian Relative spread maupun Amihud s Illiquidity. Dari pengamatan tersebut terhadap variabel volume perdagangan saham yang mempunyai arah tanda hasil sesuai dengan hipotesis alternatif. Secara umum, penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2010) ini menyimpulkan bahwa likuiditas saham mengalami peningkatan setelah pengumuman stock split dan proxy Amihud s Illiquidity untuk melihat efek likuiditas terhadap pengumuman stock split. 2.2.5 Dwimulyani (2008) Dalam penelitian ini, Dwimulyani (2012) melakukan penelitian stock split di Pasar Modal Indonesia. Penulis ingin mendapatkan bukti empiris hubungan dan pengaruh harga pasar saham dan frekuensi perdagangan saham saat diadakan event stock split. Peneliti juga ingin mengetahui perbedaan frekuensi perdagangan saham dan perusahaan laba operasi, sebelum dan sesudah stock split. Dari penelitian terhadap saham yang ada dibursa efek Indonesia dan didapatkan hasil regresi yang menunjukkan harga pasar saham terpengaruh oleh stock split tetapi frekuensi perdagangan saham tidak. Hasil uji-t berpasangan menunjukkan bahwa ada peningkatan frekuensi perdagangan saham dan laba usaha sebelum dan sesudah stock split. Pengujian hipotesis satu dan dua dengan regresi memperlihatkan hasil bahwa harga saham sebelum dilakukan stock split berpengaruh secara signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004, dan frekuensi perdagangan saham sebelum dilakukannya stock split tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tindakan pemecahan saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,217 yang artinya lebih besar dari signifikansi 0,05.

2.3 Perumusan Hipotesis Dalam perumusan hipotesis disini penulis berdasarkan dari penelitian (Hamed Al- Yahyaee, 2014) bahwa pengumuman stock split direspon positif oleh pasar dalam jangka pendek. Jika menganut signaling hipotesis, sinyal stock split seharusnya berhubungan positif berkaitan dengan abnormal return yang terjadi disekitaran periode event tersebut berlangsung. Penelitian dari (Simbovo, 2006) dengan berdasarkan liquidity hipotesis seharusnya abnormal return berhubungan positif berkaitan dengan perubahan likuiditas trading saham. Untuk menginvestigasi hubungan antara stock split terhadap abnormal return, likuiditas dan volume perdagangan, studi ini memberikan hipotesis sebagai berikut: 2.3.1 Stock split terhadap Abnormal Return Banyak penelitian telah dilakukan untuk menganalisis ide dan gagasan mengenai pengumuman stock split yang dapat berisi informasi tentang kinerja masa depan. Penelitian (Susanti, 2009) menemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan dari variabel abnormal return pada 2 hari sebelum dan 2 hari setelah pengumuman stock split. Dia dengan penelitiannya mendapatkan hasil bahwa dalam kurun waktu yang berdekatan dengan pengumuman stock split memiliki efek pengaruh yang kuat terhadap perolehan abnormal return. Selain itu, dari penelitian (Aprisya, 2014) menunjukkan adanya hubungan positif antara reaksi pasar akan stock split dengan peningkatan earnings pada saat sebelum stock split..h1 : Terdapat abnormal return sebelum dan sesudah event stock split 2.3.2 Stock split terhadap Likuiditas Saham Berdasarkan dari hipotesis asymmetric information, penelitian sebelumnya berpendapat bahwa pengumuman dividen menyampaikan sinyal yang akurat dan berharga ke pasar. Merujuk pada penelitian (Setyawan, 2010) memperoleh hasil

bahwa likuiditas saham mengalami peningkatan setelah pengumuman stock split. Dia menemukan indikasi bahwa rentang bid and ask price yang makin sempit, dengan begitu mengindikasikan saham tersebut akan semakin likuid. Sesuai dengan liquidity hipotesis yang mengatakan bahwa informasi stock split berhubungan positif dengan perubahan dalam likuiditas saham setelah dilakukannya pemecahan saham terebut. Menurut Goyenko, Holden dan Ukhov (2006) setelah kenaikan awal biaya transaksi, kurang dari setahun setelah dilakukannya split, likuiditas perusahaan yang melakukan split mengalami peningkatan. Secara umum mereka melihat bahwa perusahaan dalam jangka panjang yang melakukan stock split mengalami perbaikan likuiditas. H2 : Terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah event stock split 2.3.3 Stock split terhadap Volume Perdagangan Saham Dalam penelitian (Dwimulyani, 2008) mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan dan pengaruh harga pasar saham dan frekuensi perdagangan saham saat diadakan event stock split. Dia berpendapat bahwa harga saham yang rendah menarik lebih banyak investor, sehingga mengurangi biaya perdagangan dan meningkatkan volume perdagangan saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Susanti, 2009) terjadi kecenderungan perbedaan TVA yang signifikan antara periode 2 hari sebelum dan 2 hari setelah pengumuman stock split pada tingkat signifikansi penelitian 10%. Sehingga memberi tanggapan serupa dalam hipotesis "kontinuitas perdagangan" yang menunjukkan jika suatu perusahaan menghadapi kemungkinan diskontinuitas dalam perdagangan, perusahaan akan membagi sahamnya untuk menarik trader yang kekurangan informasi. H3 :Terdapat peningkatan volume perdagangan saham sesudah event stock split 2.3.4 Model Penelitian

Dalam studi terbaru, stock split telah mengejutkan terkait dengan reaksi harga positif pada tanggal pengumuman, yang berarti bahwa pengumuman dari split sebenarnya membawa informasi finansial yang relevan tentang kinerja perusahaan. Dua teori populer yang dikembangkan dalam literatur keuangan untuk menjelaskan mengapa saham berperilaku seperti ini seperti; Signaling Hypotesis berpendapat bahwa manajer menggunakan stock split untuk mendorong investor swasta guna memperoleh keyakinan di masa depan tentang perusahaannya. Sedangkan Liquidity Hypotesis berpendapat bahwa manajer menggunakan stock split dalam rangka meningkatkan volume perdagangan dengan membawa harga saham turun ke tingkat yang lebih terjangkau. Hipotesis likuiditas sangat intuitif, tetapi peningkatan volume perdagangan tidak sepenuhnya menjelaskan reaksi harga positif dari saham pada tanggal pengumuman. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi event study untuk menghitung jika abnormal return terjadi sekitar tanggal pengumuman stock split, dan perbandingan efek yang terjadi pada likuiditas dan volume perdagangan saham selama periode waktu pengamatan. Berdasarkan alasan yang telah penulis jelaskan diatas, berikut adalah kerangka pemikiran teoritis yang penulis angkat: INDEPENDEN VARIABEL STOCK SPLIT EVENT SEBELUM EVENT (PERIODE 5 HARI TRADING) SESUDAH EVENT (PERIODE 5 HARI TRADING) DEPENDEN VARIABEL RATA-RATA ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DEPENDEN VARIABEL RATA-RATA ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

Keterangan: A. Stock split sebagai variabel independen B. Rata-rata abnormal return sebagai variabel dependen C. Likuiditas saham sebagai variabel dependen D. Volume perdagangan saham sebagai variabel dependen