BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disebut kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerical

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Asumsi dari penelitian kuantitatif ialah fakta-fakta dari objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial. b. Variabel bebas (X), yaitu Gender

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2012: 7) mengatakan bahwa: dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. 11

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dan induktif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang ingin

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu langkah yang penting

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

Transkripsi:

65 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik korelasi dan komparasi. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala. B. Variabel dan Definisi Operasional Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah religiusitas agama Islam sebagai variabel independen (bebas) dan sikap terhadap seks pranikah sebagai variabel dependen (terikat). Berikut merupakan definisi operasional dari masing-masing variabel : 1. Religiusitas Agama Islam Untuk mengukur religiusitas agama Islam digunakan definisi operasional religiusitas dari Glock dan Stark yang disesuaikan dengan agama Islam (Ancok dan Suroso, 2008: 80). Menurut Glock dan Stark (Ancok dan Suroso, 2008: 80) religiusitas merupakan sistem yang terdiri dari berbagai dimensi sebagai berikut : a. Dimensi ideologis (keyakinan), yang disejajarkan dengan aqidah Islam. Dimensi ini menunjuk pada seberapa besar tingkat keyakinan

66 seorang muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. b. Dimensi ritualistik (praktik agama), yang disejajarkan dengan syari'ah. Dimensi ini menunjuk pada seberapa jauh tingkat kepatuhan seorang muslim dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. c. Dimensi konsekuensial (pengamalan), yang disejajarkan dengan akhlak. Dimensi ini menunjuk pada seberapa jauh tingkat seorang muslim dalam berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu perilaku dalam mengadakan relasi terhadap Allah, sesama manusia, dan alam sekitarnya. d. Dimensi eksperensial (pengalaman), yang disejajarkan dengan penghayatan. Dimensi ini menunjuk pada seberapa jauh tingkat seorang muslim dalam merasakan dan menghayati pengalamanpengalaman religius. Dimensi inilah yang menyertai keyakinan, pengamalan dan peribadatan seseorang. e. Dimensi intelektual (pengatahuan agama), yang disejajarkan dengan ilmu. Dimensi ini menunujuk pada seberapa jauh tingkat pengetahuan dan pemahaman seorang muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya.

67 2. Sikap Terhadap Seks Pranikah Yang dimaksud dengan sikap terhadap seks pranikah adalah sikap mendukung atau tidak mendukung subjek terhadap fenomena terjadinya seks pranikah berdasarkan kategori Masters et al. (1992: 369) : a. Casual sex dengan penekanan pada fisik b. Love relastionship dengan penekanan pada hubungan emosional terhadap individu tertentu yang menjadi partner seksual C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi (Hasan, 2003: 84). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja siswa MA Nurul Iman Cimahi Utara tahun 2010. Dikarenakan jumlah seluruh siswa MA Nurul Iman Cimahi Utara tahun 2010 mulai dari kelas X sampai kelas XII berjumlah 74 orang, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009: 68). Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Nurul Iman Cimahi Utara tahun 2010 mulai dari kelas X sampai kelas XII.

68 D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah skala dengan model Skala likert. Menurut Azwar (2009: 5) pertanyaan atau pernyataan sebagai stimulus dalam skala tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan sekalipun responden memahami isi pertanyaan atau pernyataannya. Karena pertanyaan atau pernyataan yang diajukan memang dirancang untuk mengumpulkan sebanyak mungkin indikasi dari aspek kepribadian yang lebih abstrak. Berdasarkan alasan tersebut, jawaban subjek akan dijadikan bahan dalam membuat kesimpulan terhadap hal yang diteliti, karena apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti diasumsikan dapat mengungkap keadaan diri subjek. 1. Skala Religiusitas Agama Islam Adapun skala religiusitas agama Islam yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala religiusitas agama Islam yang dikembangkan oleh Sudrajat (2010) dalam penelitian skripsinya. Skala ini memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,877 (Sudrajat, 2010). Jika merujuk pada kriteria Joni (1986: 145) koefisien korelasi skala tersebut memiliki derajat reliabilitas yang tinggi. Item-item tersebut dibuat berdasarkan penurunan dimensi religiusitas dari Glock dan Stark yang disesuaikan dengan agama Islam oleh Ancok dan Suroso (Sudrajat, 2010: 55). Skala religiusitas agama Islam berisi pernyataan-pernyataan favorable (positif) dan unfavorable (negatif). Pernyataan favorable adalah pernyataan positif terhadap objek pernyataan, sedangkan unfavorable adalah pernyataan negatif terhadap

69 objek pernyataan. Alternatif jawaban yang diberikan dalam skala ini ada empat, masing-masing jawaban memiliki nilai tersendiri yang disesuaikan dengan alternatif jawaban pilihan yang bergerak antara 1-4. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Alternatif Jawaban dan Nilai Skor Tiap Jawaban Skala Religiusitas Agama Islam Jawaban Keterangan Skor item favorable Skor item unfavorable SS Sangat Sesuai 4 1 S Sesuai 3 2 TS Tidak Sesuai 2 3 STS Sangat Tidak Sesuai 1 4 Semakin tinggi skor (nilai 3 atau 4), responden diasumsikan semakin sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Sedangkan semakin rendah skor (nilai 1 atau 2), responden diasumsikan semakin tidak sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Adapun untuk dimensi Intelektual (pengetahuan), karena diantara hal yang dapat mengukur pengetahuan seeorang itu dapat dilihat dari sejauhmana kemampuannya dalam menentukan benar salahnya suatu pernyataan, maka alternatif pilihan jawaban yang diberikan ada dua yaitu benar (B) dan salah (S),

70 nilai empat (4) diberikan jika jawaban atas pernyataan itu benar dan nol (0) jika jawaban salah. Responden yang dapat menjawab dengan benar, diasumsikan memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap agama Islam. Sedangkan responden yang menjawab salah diasumsikan memiliki pengetahuan yang rendah terhadap agama Islam. Adapun mengenai kisi-ksi skala religiusitas agama Islam tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Religiusitas Agama Islam Dimensi Definisi Menunjuk pada seberapa besar tingkat Nomor Item (+) (-) 1, 2, 3, Keyakinan / aqidah Islam keyakinan seorang muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 35, 36, 37 dogmatik. 12 Menunjuk pada seberapa jauh tingkat 38, Praktik agama / syari'ah kepatuhan seorang muslim dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah 13, 14, 15, 16, 17 39, 40, 41, SWTdan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 42 Pengamalan / Menunjuk pada seberapa jauh tingkat seorang 18, 19, 43,

71 akhlak muslim dalam berperilaku dimotivasi oleh 20, 21, 44, ajaran-ajaran agamanya, yaitu perilaku dalam 22 45 mengadakan relasi terhadap Allah, sesama manusia, dan alam sekitarnya Menunjuk pada seberapa jauh tingkat seorang Pengalaman / penghayatan muslim dalam merasakan dan menghayati pengalaman-pengalaman religius. Dimensi inilah yang menyertai keyakinan, pengamalan 23, 24 46, 47 dan peribadatan seseorang Menunjuk pada seberapa jauh tingkat 50, pengetahuan dan pemahaman seorang muslim 48, 49, 51, Pengetahuan / ilmu terhadap ajaran-ajaran agamanya 52, 55, 57, 58, 60 53, 54, 56, 59 *Kisi-kisi lengkap beserta indikator dapat dilihat pada lampiran 2. Skala Sikap Terhadap Seks Pranikah Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang dikembangkan oleh Agustien (2008: 38). Skala ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,974 (Agustien, 2008: 50). Jika merujuk pada kriteria Joni (1986: 145) koefisien korelasi skala tersebut memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi.

72 Item-item dalam skala yang dikembangkan oleh Agustien (2008) diturunkan berdasarkan dua tipe dasar dari tingkah laku seksual pranikah menurut Reiss sebagaimana yang dikutip oleh Bell (Agustien, 2008: 38) yang dihubungkan dengan sikap, yaitu tipe body centered dan emotion centered. Dua tipe dasar tingkah laku seksual ini memiliki pengertian yang sama dengan katagori yang dibuat oleh Masters et al. (1992: 369), hanya saja dalam Masters et al. (1992: 369) istilah body centered disebut dengan casual sex sedangkan istilah emotion centered disebut dengan love relationship. Dalam penelitian ini, teori Masters et al. (1992) yang akan menjadi landasan teori skala sikap terhadap seks pranikah, sehingga bentuk item-item skala dalam skala sikap terhadap seks pranikah adalah sebagai berikut : a. Item mengenai casual sex, terdiri dari item-item mengenai aspek kognitif dari sikap casual sex, aspek afektif dari sikap casual sex, dan aspek konatif dari sikap casual sex. b. Item mengenai love relationship, terdiri dari item-item mengenai aspek kognitif dari sikap love relationship, aspek afektif dari sikap love relationship, dan aspek konatif dari sikap love relationship. Alternatif jawaban yang diberikan dalam skala ini ada empat, di mana masing-masing jawaban memiliki nilai tersendiri yang disesuaikan dengan alternatif jawaban pilihan yang bergerak antara 1-4. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.3 berikut.

73 Tabel 3.3 Alternatif Jawaban dan Nilai Skor Tiap Jawaban Skala Sikap Terhadap Seks Pranikah Jawaban Keterangan Skor item favorable Skor item unfavorable SS Sangat Setuju 4 1 S Setuju 3 2 TS Tidak Setuju 2 3 STS Sangat Tidak Setuju 1 4 Semakin tinggi skor (nilai 3 atau 4), responden diasumsikan semakin positif sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan. Sedangkan semakin rendah skor (nilai 1 atau 2), responden diasumsikan semakin negatif sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan. Adapun kisi-kisi skala sikap terhadap seks pranikah tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

74 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Sikap Terhadap Seks Pranikah Sikap Nomor Item Terhadap Seks Pranikah Definisi Komponen Sikap (+) (-) Penekanan pada fisik dengan Kognitif 1, 2, 3, 4, Afektif 5, 6, 7 19, 20, 21 Casual Sex individu tertentu yang menjadi Konatif 8, 9, 10 22, 23, 24 partner seksual Love Relationship Penekan pada hubungan emosional dengan individu tertentu yang menjadi partner seksual Kognitif 11, 12 25, 26 Afektif 13, 14 27, 28 Konatif 15, 16 29, 30 *Kisi-kisi lengkap beserta indikator dapat dilihat pada lampiran Cara pengisian instrumen ini yaitu dengan meminta kepada responden untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam instrumen tersebut dengan cara memilih salah satu alternatif dari jawaban yang tersedia.

75 E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Skala Religiuitas Agama Islam Skala religiusitas agama Islam yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang disusun oleh Sudrajat (2010). Sampel yang dijadikan subjek penelitian oleh Sudrajat (2010) dan penulis memiliki karakteristik yang sama yaitu siswa tingkat SMA yang merupakan kalangan remaja tengah, maka uji yang dilakukan adalah uji reliabilitas. Pada penelitian Sudrajat, skala ini memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,877 (Sudrajat, 2010). Skala ini kemudian penulis gunakan pada siswa MA Nurul Iman Cimahi Utara tahun 2010, setelah diuji reliabilitasnya skala ini memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,875. Jika merujuk pada kriteria Joni (1986: 145) koefisien korelasi skala tersebut memiliki derajat reliabilitas yang tinggi. 2. Skala Sikap Terhadap Seks Pranikah Skala sikap terhadap seks pranikah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang disusun oleh Agustien (2008). Dikarenakan subjek penelitian pada penelitian Agustien merupakan kalangan mahasiswa yang merupakan kalangan remaja akhir, maka skala ini penulis uji cobakan kembali pada subjek yang sejenis dengan subjek yang akan penulis teliti, yaitu pada 30 orang siswa MA Persis Cijeungjing Padalarang dengan menguji validitas dan relibialitasnya. Setelah penulis uji coba kembali, skala ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,893. Jika merujuk pada kriteria Joni (1986: 145) koefisien korelasi skala tersebut memiliki derajat reliabilitas yang tinggi. Adapun mengenai validitas, ditemukan tiga item yang tidak valid, yaitu item nomer 5, 17 dan 22.

76 Sehingga jumlah item yang sebelumnya 28 sekarang menjadi 25 item. Setelah diuji kembali, 25 item pada skala ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,936. Jika merujuk pada kriteria Joni (1986: 145). koefisien korelasi skala tersebut memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi. F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data yang diperoleh dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2009: 20). Terdapat dua hal yang menjadi pedoman dalam menentukan teknik statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis, yaitu jenis data yang akan digunakan dan bentuk hipotesisnya (Sugiyono, 2009: 25). Dalam penelitian hubungan antara religiusitas agama Islam dengan sikap terhadap seks pranikah, jenis data yang digunakan adalah data ordinal, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik nonparametrik (Sugiyono, 2009: 23). Sedangkan bentuk hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif. Menurut Sugiyono (2009: 244) teknik statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan tidak harus berdistribusi normal adalah korelasi Rank Spearman (r s ). Jadi teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik nonparametrik Rank Spearman (r s ).

77 Penelitian ini akan diuji pada taraf signifikansi 0,05 dan data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara statistik dengan bantuan sofware SPSS versi 12. Adapun rumus dari korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut : r xy 6 - = D 1-2 N N 2 1 Keterangan : r xy D N : Koefisien korelasi Rank Spearman : Difference (beda antara jenjang setiap subyek) : Banyaknya subyek Adapun dalam penelitian perbedaan sikap terhadap seks pranikah antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan, data yang digunakan adalah data ordinal dan hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif dua sampel independen. Menurut Sugiyono (2009: 153) teknik statistik terbaik yang digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal adalah Mann-Whitney U-Test. Jadi teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah teknik statistik nonparametrik Mann-Whitney U-Test. Penelitian ini akan diuji pada taraf signifikansi 0,05 dan data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara statistik dengan cara manual. Adapun rumus dari statistik nonparametrik Mann-Whitney U-Test ada dua, kedua

78 rumus tersebut digunakan dalam perhitungan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil, karena harga U yang lebih kecil tersebut yang akan digunakan dalam pengujian. Adapun kedua rumus tersebut adalah sebagai berikut : U 1 = n 1 n 2 + n 1 (n 1 + 1) - R 1 2 U 2 = n 1 n 2 + n 2 (n 2 + 1) - R 2 2 Keterangan : n 1 = jumlah sampel 1 n 2 = jumlah sampel 2 U 1 = jumlah peringkat 1 U 2 = jumlah peringkat 2 R 1 = jumlah rangking pada sampel n 1 R 2 = jumlah rangking pada sempel n 2 Untuk memeriksa ketelitian U terkecil, digunakan rumus sebagai berikut : U terkecil = n 1 n 2 - U terbesar Jika n 1 dan n 2 lebih dari 20, maka untuk uji signifikansinya menggunakan rumus Z sebagai berikut :

79 Z = U E(U) σu Keterangan : E(U) = n 1 n 2 2 σu = n 1 n 2 (n 1 +n 2 +1) 12 G. Kategorisasi Data Hasil Penelitian Untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan subjek penelitian pada variabel yang diteliti, maka digunakan teknik kategorisasi jenjang yang menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009: 107). Berdasarkan teknik kategorisasi jenjang, maka peneliti membuat katagorisasi yang dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari distribusi data skor kelompok. Peneliti mengelompokkan religiusitas agama Islam menjadi dua kategori yaitu "tinggi" dan "rendah". Adapun rumusnya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

80 Tabel 3.5 Rumus Katagorisasi Dua Level Skala Religiusitas Agama Islam Katagorisasi untuk Religiusitas Agama Islam Rumus Tinggi X µ Rendah X < µ (Ihsan, 2009: 33) Sedangkan utnuk data variabel sikap terhadap seks pranikah peneliti mengelompokkannya pada dua kategori juga, yaitu "positif" dan "negatif". Adapun rumusnya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Rumus Katagorisasi Dua Level Skala Sikap Terhadap Seks Pranikah Katagorisasi untuk Sikap Terhadap Seks Pranikah Rumus Positif X µ Negatif X < µ (Ihsan, 2009: 33) Keterangan : X : Skor mentah subjek µ : Rata-rata dari distribusi dalam populasi

81 H. Prosedur Penelitian Penelitian merupakan proses terstruktur, sehingga diperlukan aturan dan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakannya, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan a. Melakukan observasi, studi literatur dan melakukan orientasi terhadap ruang lingkup permasalahan serta mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti b. Menyusun proposal penelitian c. Mengajukan proposal penelitian pada DBS Jurusan Psikologi UPI d. Melakukan bimbingan intensif dengan dosen pembimbing e. Menyusun teori sesuai dengan topik yang akan diteliti f. Menyusun metode dan rancangan penelitian yang sesuai dengan latar belakang.permasalahan g. Menentukan instrumen yang akan digunakan h. Menyiapkan surat ijin untuk pengambilan data i. Menghubungi instansi tempat pengambilan data penelitian j. Menetapkan jadwal pengambilan data 2. Tahap Pelaksanaan a. Mendatangi subjek penelitian, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta meminta kesediaan subjek untuk mengisi skala

82 b. Memberikan skala kepada subjek kemudian menjelaskan cara pengerjaannya 3. Tahap Pengolahan Data a. Mentabulasikan data untuk kedua variabel yang telah diukur b. Melakukan skoring terhadap data yang diperoleh c. Mengelompokkan masing-masing variabel ke dalam dua kategori d. Melakukan analisis data dengan metode statistika nonparametrik Rank Spearmen dan Mann-Whitney U-Test e. Membuat profil dari setiap dimensi-dimensi variabel 4. Tahap Pembahasan a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan pada kerangka pemikiran, teori-teori maupun konsep yang menjadi landasan pada penelitian ini untuk menjawab masalah penelitian dan hipotesa b. Penarikan kesimpulan dari hasil penelitian 5. Tahap Akhir a. Menyusun laporan hasil penelitian b. Menarik kesimpulan dan memberikan saran serta rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dan bagi penelitian lanjutan c. Melakukan perbaikan dan penyempurnaan hasil laporan