HASIL MERIAS WAJAH PANGGUNG MELALUI PELATIHAN BAGI GURU PAUD DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MERIAS WAJAH KARAKTER MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 LAMONGAN

KETERAMPILAN MERIAS WAJAH CANTIK (FANCY MAKE UP) MELALUI PELATIHAN DI KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JEMBER

Alfi Yusuf S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pengujian Hipotesis Data Bimbingan Kelompok Berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

PELATIHAN TATA RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MEMBEKALI SKILL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI PENGERITINGAN DESAIN SELANG SELING PADA SISWA KELAS XI KECANTIKAN SMK AIRLANGGA SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BODY MASSAGE BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO MELALUI PELATIHAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH MELALUI PELATIHAN TATA RIAS PANGGUNG BAGI TIM PADUAN SUARA GEREJA KRISTEN NAZARENE FILADELFIA YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

Jurnal. The Improving Students Mathematics To The Aljabar Factoritation By Using Auditory Intellectually Repetition (Air) Mode By Resitation Method

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

Pengaruh Metode Demontrasi Pada Kompetensi Dasar Penataan Sanggul Up Style Di Kelas XI Kecantikan Rambut Smk Negeri 2 Jombang

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 50-55

Vicka Dwi Ratna Denyta Mahasiswa S-1 Pendidikan Tata Rias Jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : Metode Grup Investigasi, Kompetensi Pembuatan Pola Blus

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI SEJARAH SEMESTER 3 IKIP PGRI PONTIANAK TA 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR RIAS WAJAH PANGGUNG DI SMK NEGERI 4 MADIUN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MELALUI PENDEKATAN INTEGRATIF INTERNAL IMPROVING ABILITY TO WRITE SENTENCE THROUGH INTERNAL INTEGRATIVE APPROACH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KETERAMPILAN MERONCE MELATI MELALUI PELATIHAN DI SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Membaca Manaqib Syaikh Abdul

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD FKIP UN PGRI Kediri

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 1-7

BAB III METODE PENELITIAN

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Nonequivalent Control Group Design

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan PGSD. Oleh :

Diajukan Oleh: RINDU AULIA NURUL FARIDA A

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

ABSTRAK. Kata kunci : media visual, pembelajaran ips, peta, hasil belajar

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENCUCIAN RAMBUT DI SMK NEGERI 3 BLITAR

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK LISTRIK DI SMK AL-AZHAR MENGANTI GRESIK

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DENGAN BANTUAN SOFTWARE PhET UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TIPTL SMKN 7 SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

HASIL MERIAS WAJAH PANGGUNG MELALUI PELATIHAN BAGI GURU PAUD DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER Artnis Konimersella Darta Mahasiswa S- 1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya artnis_mersella@yahoo.com Dra.Hj. Suhartiningsih, M.Pd. Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya suhartiningsih1957@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) keterlaksanaan sintak pembelajaran langsung, 2) aktivitas peserta pelatihan, 3) hasil merias wajah panggung sebelum dan sesudah diberikan pelatihan, 4) respon peserta pelatihan. Jenis penelitian ini adalah Pre Experimental Design, dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Subyek penelitian adalah para guru PAUD Non Formal yang mengajar di Kelompok Bermain (KB) dan Pos PAUD dengan jumlah 30 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah obeservasi, tes psikomotor dan angket. Teknik analisis data menggunakan persentase dan uji t (t-test) dengan bantuan program SPSS 16, taraf signifikan 5% (α 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) keterlaksanaan sintak pembelajaran langsung mencapai 3,3-4 (kategori sangat baik), 2) aktivitas peserta pelatihan mencapai 87% - 100% (katagori sangat baik), 3) hasil rata-rata tes psikomotor peserta pada saat pretest 33,07 dan posttest 37,10 dengan peningkatan 4,033. Dari hasil perhitungan uji-t 25. 981dengan signifikansi 0,000 < taraf nyata 0,05, dapat disimpulkan ada peningkatan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, 4) respon peserta menyatakan 100%, peserta merasa senang, kemampuan guru PAUD dapat meningkat, pelatihan ini merupakan hal yang baru dan perlu diadakan kembali dengan jenis merias wajah panggung Prosthetic atau Character Make up. Kata Kunci: Pelatihan, Merias Wajah Panggung Abstract: This study aims to determine : 1) adherence to direct learning syntax, 2) the activity of trainees, 3)learning outcomes before and after training, 4) the response of participants to the training stage makeup. Type makeup stage used is Straight Make-up. This research is Pre Experimental Design, the design of one group pretest - posttest design. Subjects were nonformal early childhood teachers who teach in Playgroup and Post ECD with 30 person. Data collection methods used were observation, psychomotor tests and questionnaires. Data were analyzed using percentages and t test with SPSS 16, a significant level of 5% ( α 0.05 ). The results showed that : 1) feasibility study of syntax directly reach 3.3-4 categories is very good, 2) the activity of trainees reached 87 % - 100 % very good category, 3) the average yield psychomotor test participants during the pretest 33.07 and posttest 37.10 with increased 4.033. From the calculation of the t-test is 25.981 with signification 0.000 < α 0.05, it can be concluded that there is increased before and after the training, 4) 100% of participants stated responses, participants feel happy, can increase the ability of early childhood teachers, this training is new and needs to be held back by the type of Prosthetic or Character make up stage. Keywords : Training, Stage Make Up 143

PENDAHULUAN Pelatihan merupakan pengajaran atau pemberian pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan (Marzuki Shaleh, 2010:174). Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini. Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam fungsi saat ini. Pelatihan menggunakan metode pembelajaran langsung untuk mendukung pemahaman belajar peserta yang dilakukan secara bertahap pada suatu pekerjaan tertentu dalam jangka pendek yang diaplikasikan dengan berbagai bidang keahlian misalnya dalam bidang tata rias. Tata rias merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajian suatu pertunjukan pementasan seni tari. Seorang penata tari perlu memikirkan dengan cermat dan teliti bentuk tata rias yang tepat guna memperjelas dan memadukan cerita tema yang akan disajikan sehingga dapat dinikmati oleh penonton. Rias wajah demikian yang bertujuan untuk dilihat dari jarak jauh di bawah sinar lampu yang terang (spot light), harus didukung oleh keserasian penampilan yang optimal. Rias wajah yang dikenakan secara tebal dan mengkilat, dengan garis-garis wajah yang nyata, menimbulkan kontras yang dapat menarik perhatian. Sesuai dengan namanya rias wajah ini dikenakan untuk penampilan di panggung, misalnya untuk penari yang menyajikan pertunjukkan tarian modern atau klasik, seperti yang ditampilkan oleh generasi muda pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dalam penelitian ini observasi awal dilakukan dengan wawancara pada ketua pengelolah lembaga HIMPAUDI (Himpunan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia) guna untuk mengetahui informasi lebih dalam tentang sejauh mana kompetensi merias wajah panggung para guru-guru PAUD di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Subyek pada penelitian ini adalah para guru PAUD yang berada pada PAUD Non Formal yaitu yang mengajar di Kelompok Bermain (KB) dan Pos PAUD. Kecamatan Kaliwates Jember memiliki sekolah PAUD sebanyak 25 sekolah PAUD. Dari 25 sekolah PAUD tersebut, hanya terdapat kurang lebih 20 sekolah PAUD yang memiliki kegiatan menari yang ditampilkan pada acara Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Hari Kartini, Peringatan Maulid Nabi, Peringatan Isra Mi raj, dan perpisahan sekolah. Pada saat melihat secara langsung pementasan tari tersebut dipentaskan, ternyata hasil riasan wajah panggung yang dihasilkan oleh para guru PAUD Non Formal, bila dilihat dari jarak dekat masih kurang halus, kurang rapi dan kurang proporsional sehingga menghasilkan riasan yang kurang maksimal. Tidak hanya itu saja, apabila dilihat dengan jarak jauh dari tempat penonton ke arah panggung hasil riasan panggung masih kurang terlihat tebal dan mengkilat dengan garis-garis wajah yang nyata, sehingga kurang menimbulkan kontras yang dapat menarik perhatian penonton. Hal tersebut terjadi karena para guru PAUD Non Formal masih belum menguasai teknik yang baik dan benar dalam menggunakan alat dan mengaplikasikan bahan kosmetika pada wajah peserta tari. Sehingga para guru PAUD masih merasa pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masih kurang dalam bidang tata rias wajah panggung dan memerlukan diadakannya pelatihan merias wajah panggung untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menghasilkan riasan yang lebih halus, rapi dan sempurna dengan teknik yang benar. Sehubungan dengan kenyataan tersebut maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Hasil Merias Wajah Panggung Melalui Pelatihan Bagi Guru PAUD di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Tata rias wajah panggung menurut Herni Kusantati (2008:487), adalah riasan wajah yang dipakai untuk kesempatan pementasan atau pertunjukan di atas panggung sesuai tujuan pertunjukan tersebut. Rias wajah panggung merupakan rias wajah dengan penekanan efekefek tertentu seperti pada mata, hidung, bibir, dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah. Rias wajah ini untuk dilihat dari jarak jauh di bawah sinar lampu yang terang (spot light), maka kosmetika yang diaplikasikan cukup tebal dan mengkilat, dengan garisgaris wajah yang nyata, dan menimbulkan kontras yang menarik perhatian. Perkembangan teknologi yang pesat terutama pada penggunaan lampu dengan efek cahaya yang sangat kuat untuk penerangan panggung, menuntut tata rias wajah yang lebih ekstrim. Tata rias wajah panggung Straight Make-up atau tata rias korektif menurut Herni Kusantati (2008:488) yaitu tata rias yang dilakukan dengan tujuan menonjolkan bagian-bagian wajah yang sempurna sekaligus menyamarkan bagian-bagian wajah yang kurang sempurna. Tujuan utama dari merias wajah panggung kategori straight make-up adalah mempercantik wajah pelaku panggung untuk menunjang penampilannya di atas panggung, misalnya tata rias wajah untuk peragawati, penyanyi, modern dance, model, master of ceremony atau presenter. Menurut Herni Kusantati (2008:488) merias wajah panggung memiliki prinsip dasar yang harus diperhatikan yaitu: jarak panggung dengan penonton sangat berpengaruh dalam menentukan ketebalan riasan wajah, 144

lampu (lighting) yang digunakan untuk penerangan panggung, media pertunjukan dapat berupa pentas terbuka atau pentas tertutup, warna kosmetik yang digunakan tergolong pada warna kontras yang menarik perhatian dan penekanan dengan efek tertentu seperti pada mata, alis, hidung dan bibir agar perhatian penonton dapat tertuju secara khusus pada wajah pelaku panggung. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Langsung 4 Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Langsung 3,7 3,7 4 3,7 3,7 3,3 3,7 2 0 Contoh Riasan Wajah Panggung (Sumber : Herni Kusantati, 2008:493) METODE Jenis penelitian ini Pre Experimental Design dengan desain One Grup Pre test Post test Design. Subjek penelitian ini adalah para guru PAUD yang bergabung menjadi anggota dari lembaga HIMPAUDI Kecamatan Kaliwates Jember, dengan jumlah sebanyak 30 orang. Pemilihan subyek penelitian ini dengan cara mengambil perwakilan 2 guru PAUD dari masing-masing sekolah PAUD yang berada di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli hingga Agustus 2014. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan (observasi), tes kinerja, dan angket. Observasi dilakukan oleh 6 observer yang terdiri dari 3 mahasiswa tata rias Universitas Negeri Surabaya dan 3 ibu pengurus lembaga HIMPAUDI. Tes kinerja ini digunakan untuk mengetahui pencapaian pskimotor melalui hasil pretest dan posttest para guru PAUD selama mengikuti pelatihan merias wajah panggung. Angket diberikan pada 30 peserta pelatihan untuk mengetahui respon peserta terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan. Teknik analisis data untuk keterlaksanaan sintak pembelajaran langsung dapat dihitung dengan rumus mean, sedangkan aktivitas dan respon peserta menggunakan rumus persentase. Selanjutnya analisis data untuk hasil merias wajah panggung sebelum (pretest) dan sesudah (post-test) dapat dihitung menggunakan rumus uji t berpasangan dan SPSS16.0 (Statistical Product and Services Solution). Diagram 1 Keterangan : Aspek 1: Pelatih menyampaikan tujuan pembelajaran. Aspek 2 :Pelatih menyampaikan materi yang dipelajari saat ini. Aspek 3: Pelatih mendemonstrasikan langkah-langkah merias wajah panggung. Aspek 4: Pelatih membimbing peserta melakukan langkah-langkah merias wajah panggung. Aspek 5: Pelatih memberikan umpan balik kepada peserta dengan melaksanakan praktek antar teman. Aspek 6: Pelatih mengevaluasi hasil praktek peserta pelatihan. Aspek 7: Pelatih mengarahkan peserta untuk berkemas. Pada diagram 1 menunjukkan bahwa nilai tertinggi 4, ketika pelatih mendemonstrasikan langkah-langkah merias wajah panggung. Selanjutnya, pelatih menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang dipelajari, membimbing peserta melakukan langkah-langkah merias wajah panggung, memberikan umpan balik kepada peserta dengan melaksanakan praktek antar teman dan mengarahkan peserta untuk berkemas memperoleh nilai rata-rata 3,7. Sedangkan nilai terendah 3,3 terdapat ketika pelatih mengevaluasi hasil praktek peserta. 2. Aktivitas Peserta 93% Aktivitas Peserta 87% 100% 97% 100% 93% Diagram 2 145

Keterangan : Aspek 1: Peserta memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran Aspek 2 : Peserta memperhatikan penjelasan materi Aspek 3 : Peserta memperhatikan saat demontrasi Aspek 4 : Peserta memperhatikan bimbingan pelatih Aspek 5 : Peserta melakukan tata rias wajah panggung. Aspek 6 : Peserta Berkemas. Pada diagram 2 menunjukkan bahwa peserta memperhatikan penjelasan tentang materi yang disampaikan memperoleh 87%. Selanjutnya, peserta memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran dan berkemas memperoleh 93%. Sedangkan, peserta memperhatikan bimbingan pelatih memperoleh 97%. Aktivitas peserta dalam memperhatikan saat demontrasi dan melakukan tata rias wajah panggung memperoleh 100%. 3. Hasil Merias Wajah Panggung Hasil Merias Wajah Panggung 33,07 37,10 Pretest Posttest Diagram 3 Hasil rata-rata nilai pretest merias wajah panggung menunjukkan rata-rata nilai 33.07, hasil ini diperoleh sebelum para peserta pelatihan diberikan pelatihan merias wajah panggung. Sedangkan hasil rata-rata nilai postest yang diperoleh peserta setelah diberikan pelatihan merias wajah panggung menunjukkan nilai 37,10. Dari data hasil merias wajah panggung kemudian diolah menggunakan uji statistik yaitu uji t berpasangan, untuk mengetahui signifikansi hasil praktek merias wajah panggung para guru PAUD pada pretest dan posttest. Sebelum melakukan uji-t berpasangan, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak. Tabel 1. Tests of Normality Kolmogorov- Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Pre_test.118 30.200 *.958 30.282 Post_test.123 30.200 *.952 30.191 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. P ai r 1 Data dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila taraf signifikansi lebih besar dari taraf nyata α 0,05. Kemudian jika sampel data > 50 maka menggunakan signifikan menurut Kolmogorov- Smirnov, tetapi jika sampel data < 50 menggunakan signifikan dari Shapiro-Wilk. Penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 30 orang. Jadi untuk melihat taraf signifikan dapat dilihat pada kolom sebelah kanan yaitu menurut Shapiro-Wilk. Dari tabel tersebut sample data pretest sign 0,282 > α 0,05 dan post test sign 0,191 > α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data sample tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya dari hasil pretest dan posttest tersebut dilakukan uji t berpasangan (Paired Samples Test) yang dianalisis menggunakan program SPSS versi 16 terhadap perbedaan rata-rata sebagai berikut: Post_tes t - Pre_test Mean Dari hasil tabel Paired Sample Test 4.2 diketahui bahwa nilai statistik pada t hitung menunjukkan 25.981 dengan df 29 dan hasil probabilitas uji t berpasangan yaitu dengan Sign. (2- tailed) 0,000 (α 0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan pernyataan bahwa ada peningkatan hasil merias wajah panggung sebelum dan sesudah diberikan pelatihan pada guru PAUD di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. 4. Respon Peserta 100% 98% 98% Tabel 2 Paired Samples Test Paired Differences Std. Devia tion Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Respon Peserta 95% 98% Diagram 4 Upper T df Sig. (2- tailed) 4.033.850.155 3.716 4.351 25.981 29.000 100% 100% 100% 146

Keterangan: Aspek 1: Peserta senang mengikuti pelatihan merias wajah panggung. Aspek 2: Menggunakan model pembelajaran langsung dapat menjadikan peserta aktif dan kreatif. Aspek 3: Metode demonstrasi dapat memudahkan peserta untuk mempraktekkan sendiri. Aspek 4: Materi pengajaran yang disampaikan mudah dimengerti. Aspek 5: Hand out yang diberikan dapat membantu dalam memahami materi. Aspek 6: Pelatihan merias wajah panggung ini merupakan hal yang baru. Aspek 7: Pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan guru PAUD. Aspek 8: Peserta berharap pelatihan merias wajah panggung diadakan kembali dengan jenis riasan wajah panggung yang berbeda. Pada diagram 4. menunjukan bahwa peserta merasa senang, pelatihan merias wajah panggung ini merupakan hal yang, dapat meningkatkan kemampuan guru PAUD, dan perlu diadakan kembali dengan jenis riasan wajah panggung yang berbeda memperoleh 100%. Selanjutnya, menggunakan model pembelajaran langsung, metode demonstrasi dan hand out dapat menjadikan peserta aktif dan kreatif sehingga memudahkan peserta untuk mempraktekkan sendiri memperoleh 98%. Materi pengajaran yang disampaikan mudah dimengerti memperoleh 95%. B. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Langsung Keterlaksanaan sintak pembelajaran langsung memiliki rata-rata nilai terendah 3,3 dan nilai tertinggi adalah 4. Rata-rata nilai terendah 3,3 terdapat pada aspek pelatih mengevaluasi hasil praktek peserta. Hal tersebut terjadi karena pelatih dalam menyampaikan evaluasi terkendala oleh waktu sehingga masih kurang jelas dan kurang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif). Hal ini berkaitan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2009: 62) bahwa evaluasi harus dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) atas berbagai segi peninjau yaitu mencakup keseluruhan materi, mencakup berbagai aspek berfikir (ingatan, pemahaman, aplikasi dan sebagainya), dan melalui berbagai cara (seperti: tes tulis, tes lisan, tes perbuatan, pengamatan insidental dan sebagainya). Bila hal tersebut telah tercapai, maka evaluasi dapat menjadi efektif sebagai solusi yang tepat untuk memperbaiki kekurangan dalam keterampilan psikomotor para peserta. Rata-rata nilai yang paling tinggi 4 yaitu pada aspek ketika pelatih mendemonstrasikan langkah-langkah merias wajah panggung, karena informasi yang disampaikan pada saat demonstrasi dilakukan dengan jelas dan bertahap selangkah demi selangkah. Hal ini berkaitan dengan pendapat Soeparman Kardi (2000:33) bahwa kunci untuk berhasil pada fase mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dengan memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi. 2. Aktivitas Peserta Pada aktivitas peserta pelatihan memiliki rata-rata persentase terendah yaitu 87% pada aspek peserta memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan. Hal ini terjadi karena ketika pelatih menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah dan tidak diimbangi dengan media belajar seperti menampilkan slide power point atau video yang dapat memfokuskan perhatian peserta. Hal ini berkaitan dengan pendapat Sanjaya (2007:141) yaitu keberhasilan implementasi pembelajaran beroroentasi aktivitas siswa juga dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar yang meliputi media belajar, sumber belajar, ruang kelas dan setting tempat duduk siswa. Persentase tertinggi 100% terdapat pada dua aspek yaitu aspek memperhatikan saat demonstrasi dan melakukan tata rias panggung. Aktivitas peserta dalam kegiatan visual seperti memperhatikan demonstrasi, dapat mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis dalam kegiatan belajar ketika melakukan aktivitas tersebut secara sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ainurrahman, (2009: 33) yaitu dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu, dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. 147

3. Hasil Merias Wajah Panggung Hasil belajar merias wajah panggung menunjukkan skor nilai pada saat pretest dengan rata-rata 33,07 dan rata-rata postest 37,10 dengan nilai peningkatan 4,033. Peningkatan terjadi pada aspek mengaplikasikan bedak tabur dan padat, memasang bulu mata palsu, mengaplikasikan blush on dan eye liner memperoleh kriteria sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada hasil belajar terjadi peningkatan hasil merias wajah panggung sebelum dan sesudah diberikan pelatihan bagi guru PAUD di Kecamatan Kaliwates Jember. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2001: 155), yang menyatakan bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan yang sebelumnya. 4. Respon Peserta Data respon peserta memperoleh terendah 95% dengan kategori sangat baik terdapat pada aspek materi pengajaran yang disampaikan mudah dimengerti. Sedangkan tertinggi 100% dengan kategori sangat baik terdapat pada 5 aspek yaitu peserta merasa senang mengikuti pelatihan, model pembelajaran langsung dapat menjadikan peserta aktif dan kreatif, pelatihan ini merupakan hal yang baru, pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi guru PAUD, dan peserta berharap pelatihan ini dapat diadakan kembali dengan jenis riasan wajah panggung yang berbeda. Hal ini dikarenakan seluruh peserta menyatakan senang mengikuti pelatihan merias wajah panggung karena pelatihannya mudah dipahami dan dipraktekkan sendiri dengan panduan Hand Out yang dapat membantu pemahaman materi yang telah disampaikan. Sesuai dengan pendapat Soemanto (1998:28) respon yang muncul ke dalam kesadaran, dapat memperoleh dukungan atau rintangan dari respon lain. Dukungan terhadap respon akan menimbulkan rasa senang. Sebaliknya respon yang mendapat rintangan akan menimbulkan rasa tidak senang. PENUTUP Simpulan Dari hasil pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Keterlaksanaan sintak pembelajaran langsung melalui pelatihan merias wajah panggung dalam hal menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran, mendemonstrasikan dan membimbing peserta melakukan langkah-langkah merias wajah panggung, memberikan umpan balik, mengevaluasi, dan mengarahkan peserta untuk berkemas memperoleh kriteria sangat baik. 2. Aktivitas seluruh peserta pelatihan dalam hal memperhatikan demontrasi, melakukan langkahlangkah merias wajah panggung, dan peserta berkemas memperoleh kriteria sangat baik. 3. Hasil merias wajah panggung pretest 33,70 dan post test 37,10 dengan hasil uji t 25,981. Peningkatan terjadi pada aspek mengaplikasikan bedak tabur dan padat, memasang bulu mata palsu, mengaplikasikan blush on dan eye liner memperoleh kriteria sangat baik. 4. Respon peserta sebesar 100% merasa senang, kemampuan guru PAUD dapat meningkat, pelatihan ini merupakan hal yang baru dan perlu diadakan kembali dengan jenis merias wajah panggung Prosthetic atau Character Make up. Saran Berdasarkan simpulan yang diuraikan diatas, maka saran yang dianjurkan untuk program pelatihan selanjutnya sebagai berikut: 1. Dalam keterlaksanaan sintak pembelajaran langsung dapat ditingkatkan dengan cara mengolah waktu yang lebih efisien, agar seluruh aspek yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. 2. Aktivitas peserta dalam aspek memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan dapat ditingkatkan dengan cara menampilkan materi menggunakan media pembelajaran seperti video atau slide Power Point. 3. Pelatihan merias wajah panggung perlu diadakan kembali dengan jenis Prosthetic atau Character make up. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2001.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Hamalik, Oemar.2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kardi, Soeparman.2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: UNESA University Press Kusantati, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit jilid 3. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 148

Marzuki, Saleh.Hs.M. 2010. Pendidikan Nonformal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya.2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cetakan ke 2. Jakarta: Kencana Wasti, Soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pmimpin Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya. 149