MELALUI METODE DISKUSI. Pujiyono

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI AJAR CARA MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE DEMONSTRASI. Riharno

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI METODE BERVARIASI. Sudarso

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 13 orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. yang telah dilaksanakan dalam dua siklus pada upaya meningkatkan prestasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Iftitah melalui metode Drill pada siswa kelas II ini dilaksanakan di MIN Wawai

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Feni Indri Lestari 1, Mustolikh 2, Sigid Sriwanto 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

dan Refleksi. Adapun silkus tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 20 orang. Permasalahan dalam penelitian in adalah kurangnya

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Transkripsi:

Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 1, Januari 2016 ISSN 2087-3557 SD Negeri 01 Mejasem Kec. Siwalan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar 27 siswa. Desain penelitian sebuah siklus yang terdir dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yakni siklus I dan siklus II. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan tes dan mengadakan pengamatan. Sedangkan, analisis data meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap materi sendi-sendi dasar koperasi melalui metode tanya jawab dan diskusi mengalami peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Tes tiap siklusnya mengalami peningkatan dari sebelum adanya perlakuan tindakan. Hal ini terjadi pada perubahan nilai rata-rata kelas. Sedangkan, hasil kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan observer selama pembelajaran untuk mengukur minat siswa. Pada siklus I, secara klasikal tingkat keaktifan siswa dalam kelas masih dalam katergori cukup aktif, untuk itulah perlu diaktifkan lagi pada siklus selanjunya. Pada siklus II, secara klasikal tingkat keaktifan siswa dalam kelas sudah dalam kategori aktif. 2016 Didaktikum Kata Kunci: Hasil Belajar; Pembelajaran Kooperatif; Pendekatan Struktural; Tanya Jawab; Diskusi PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Pendidikan merupakan sarana dan wadah pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, pendidikan mendapatkan perhatian dan penganganan yang sangat tajam baik oleh pemerintah, masyarakat maupun keluarga. Tantangan utama dunia pendidikan Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Tanpa mengurangi arti dan pentingnya jalur dan jenis pendidikan lain, pendidikan dasar khususnya pada tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki posisi sangat strategis, karena menjadi landasan bagi pendidikan selanjutnya. Pendidikan dasar yang berutun akan memberikan landasan yang kuat bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang bermutu pula. Pengalaman peneliti dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan kompetensi sendi-sendi dasar kopereasi di kelas IV SDN 01 Mejasem, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan, bahwa penguasaan siswa terhadap materi masih rendah. Memperhatikan hal tersebut, peneliti memandang perlu untuk mengadakan perbaikan terutama proses pembelajaranya yang diduga kurang efektif. 77

Berdasarkan sebab kekurangefektifan pembelajaran di atas, untuk membantu siswa agar menguasai materi dengan baik, penulis merumuskan masalah perbaikan : apakah penggunaan metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS materi sendisendi dasar koperasi?. Apakah penggunaan metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi sendi-sendi dasar koperasi?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar pada pembelajaran IPS materi sendisendi dasar koperasi. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan mengajar dalam memilih media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pengajaran. Sehingga, membantu guru untuk mengkondisikan kelas guna mencapai ketuntasan dalam belajar. Bagi siswa, penelitian ini sangat bermanfaat bagi sebagian siswa yang kurang tertarik pada pelajaran IPS, agar dapat lebih menyenangi dan lebih tertarik pada mata pelajaran IPS. Sehingga, akan meningkatkan keaktifan dalam belajar dan pada akhirnya akan dapat pula meningkatkan hasil belajarnya, khususnya pada materi sendi-sendi dasar koperasi. Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi metode untuk memecahkan masalah rendahnya prestasi belajar dan minat terhadap materi sendi-sendi dasar koperasi dengan menggunakan alat/media dan penerapan metode pembelajaran yang sesuai. METODE PENELITIAN Subyek pada penelitian ini adalah 27 siswa kelas IV SDN 01 Mejasem, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri atas 14 siswa putera dan 13 siswa puteri. Alasan peneliti menggunakan kelas IV, karena nilai prestasi belajar mereka yang masih masih rendah, siswa kurang termotivasi untuk belajar dan kurang memahami konsep dalam mata pelajaran IPS materi pokok sendi-sendi dasar koperasi. Desain dalam penelitian dinamakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain ini merupkan sebuah putaran atau biasa disebut siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Masing-masing tahapan saling terkait satu sama lain dan dilaksanakan secara beruntun. Namun, tahap tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersama karena sifatnya yang tidak dapat dilakukan secara terpisah. Jika hasil siklus ini belum juga menutup perbaikan yang terjadi, maka perlu dilakukan perulangan siklus selanjutnya. Artinya, perencanaan ulang dan tindakan perbaikan lagi yang memungkinkan perbaikan masalah. Penelitian ini hanya sampai pada siklus II, karena pada siklus II telah menutup permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaranya. Berikut ini adalah penjelasan dari masingmasing Siklus 1 1. Perencanaan Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi, penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya terdapat pedoman mengajar agar lebih terstruktur dengan baik. di dalam RPP, terkandung penerapan metode tanya jawab dan diskusi dalam pelaksanaan pembelajaranya. Kemudian, selain penyusunan RPP adapula perizinan kepada sekolah penelitian yang ditujukan kepada kepala sekolah. Setelah izin diperoleh, kemudian peneliti megajukan permohonan kepada teman sejawat agar bersedia menjadi observer. Disisi lain, peneliti juga menyusun instrumen soal dalam bentuk uraian dan instrumen observasi. Instrumen soal akan digunakan sebagai perangkat yang mengukur keberhasilan hasil belajar siswa. Sedangkan, instrumen 78 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 1. (2016)

observasi digunakan sebagai perangkat yang mengukur minat belajar siswa. Dalam hal ini, peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran IPS dalam hal memperbaiki permasalahan yang ada. 2. Tindakan Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga langkah, yakni kegiatan awal, kehiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah awal dalam kegiatan awal yakni guru memasuki ruangan kelas dengan segala kelengkapan pembelajaran dan segera membuka pembelajaran. Seperti, mengucapkan salam pembuka, mengatur tempat duduk dan mengabsensi kemudian dilanjutkan dengan peneliti melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi pelajaran yang lalu. Selanjutnya, mengondisikan siswa agar siap menerima materi pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan lima pertanyaan sebagai penjajagan pemahaman penguasaan materi sebelumnya. Kemudian, menyajikan pokok bahasan dan menjelaskan materi pelajaran diiringi dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan dalam area diskusi. Setelah materi selesai disampaikan, siswa ditugaskan untuk mengerjakan soal tes. Dalam hal ini, soal inilah yang akan dijadikan alat pengukur hasil belajar. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, jawaban dibahas secara klasikal dengan metode tanya jawab dan diskusi. Secara acak, siswa diminta untuk menyelesaikan soal secara bergiliran di papan tulis. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup. 3. Pengamatan Bersamaan dengan pelaksanaan tahap tindakan, observer melakukan observasi dengan cara memberi tanda checklist ( ) pada masing-masing aspek yang diteliti di dalam instrumen observasi. Setiap aspek yang terkandung di dalam instrumen observasi, bermakna mengetahui tingkat keminatan siswa selama mengikuti pembelajaran. 4. Refleksi Bagian akhir dari suatu siklus pembelajaran adalah melakukan kegiatan refleksi. Refleksi merupkan tahap melakukan perhitungan data terhadap apa yang akan diukur, dalam hal ini adalah instrumen observasi dan instrumen tes. Hasil inilah yang akan dijadikan acuan dalam tindakan selanjutnya. Jika pada hasil tes jumlah siswa yang memenuhi KKM belum mencapai 85% dan hasil observasi mencapai minimal 71% (rentang 71% - 100%) dengan kriteria baik dari seluruh siswa, maka perlu dilakukan perencanaan ulang dan tindakan perbaikan untuk menutupi kekurangan yang ada. Artinya, siklus kedua perlu dilaksanakan. Siklus 2 1. Perencanaan Perencanaan dalam siklus II ini, RPP dipersiapkan dengan berbagai perbaikan dan penyempurnaan untuk menutupi kesalahan pembelajaran yang diduga dilakukan sebelumnya. Dalam tahap ini kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Selain itu, semua persiapan sama seperti yang dilakukan pada perencanaan siklus I. 2. Tindakan Pada siklus II tindakan yang dilakukan hampir sama hanya saja kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan siklus I diperbaiki dan pendekatan-pendekatan lebih ditingkatkan lagi. 3. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan masih sama seperti pada siklus I, yaitu difokuskan pada keseriusan siswa dalam pembelajaran sendi-sendi dasar koperasi. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dan kelemahan-kelemahan yang muncul juga dijadikan pusat sasaran dalam observasi. 79

4. Refleksi Refleksi ini digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode tanya jawan dan diskusi dalam pembelajaran sendi-sendi dasar koperasi dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran. Sesuai dengan landasan teori, maka dalam PTK ini diajukan hipotesis sebagai berikut : penggunaan metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar dan minta siswa dalam pembelajaran sendi-sendi dasar koperasi pada kelas IV semester II SDN 01 Mejasem. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan observer, kualitas pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran IPS yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I mendapat skor 68% (skala 25% - 100%) dengan kriteria cukup. Kemudian, dari pelaksanaan siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel 1. Tabel Hasil Belajar Siklus I Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Rata-rata Siklus I 150 480 630 160 360 100 1880 27 = 69,63 3 8 9 2 4 1 Pada perbaikan pembelajaran siklus I yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 11 siswa (40,7%) dan yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 16 siswa atau dengan kata lain 59,3% siswa sudah tuntas. Hal ini masih belum memenuhi batas kriteria ketuntasan yang ditentukan oleh peneliti. Maka, perlu dilaksanakan perulangan siklus. Penyebab belum tercapainya kriteria ketuntasan dari hasil tes yang dilakukan oleh siswa kemungkinan adalah pemberian apersepsi dan motivasi yang kurang. Anak seusia sekolah dasar masih memiliki rasa ketertarikan dalam bermain. Jadi, bukan tidak mungkin jika mereka belum terlalu berfikir nalar untuk belajar giat mengarah kemasa depan. Apalagi, jika materi yang disampaikan bukanlah materi yang menurut mereka menarik. Dalam hal ini, gurulah yang harus mampu membangkitkan gairah belajar mereka dengan berbagai cara agar minat dalam mempelajari materi tersebut tinggi. Metode tanya jawab dan diskusi memang telah diterapkan pada siklus I dengan rencana yang terstruktur baik. Namun, pada kenyataanya hampir sebagian siswa belum memenuhi batas KKM yang masih relatif rendah. Siswa yang hasil tesnya belum mencapai dinyatakan belum mampu memahami materi yang disampaikan. Hal ini berhubungan dengan rendahnya minat belajar siswa yang terekam dalam instrumen observasi. Meski minat telah dinyatakan cukup (aktif), namun beberapa diantara mereka masih belum menunjukan sikap aktif. Oleh sebab itu, perulangan siklus II yang akan dilaksanakan perlu diperbaiki terutama dalam hal pemberian paersepsi dan motivasi yang tinggi. Siklus II Setelah dilakukan perbaikan, pada hasil refleksi dinyatakan bahwa kualitas pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran IPS yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II mendapat skor 85% (skala 25% - 100%) dengan kriteria aktif. Dengan kata lain, terjadi peningkatan terhadap minta belajar siswa. Sedangkan, dari pelaksanaan tes diperoleh hasil belajar sebagai berikut : 80 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 1. (2016)

PERSEN (%) Tabel 2. Tabel Hasil Belajar Siklus II Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Rata-rata Siklus II 50 60 420 640 630 400 2200 40 = 81,48 1 1 6 8 7 4 Setelah perbaikan pembelajaran, pada siklus II yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 4 siswa (14,8%), dan yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 23 siswa atau dengan kata lain 85,2 % siswa sudah tuntas dengan nilai rata-rata kelas mencapai 81,48. Karena ketuntasan belajar siswa sudah mencapai lebih dan 85% (85,2%) maka peneliti merasa tidak perlu untuk melanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini membuktikan, bahwa bukan hanya penerapan metode saja yang berpengaruh besar terhadap hasil belajar. Namun, beberapa faktor lain seperti pemberian apersepsi dan motivasi. Berikut adalah grafik peningkatan hasil belajar dan minat siswa yang dapat dilihat pada gambar berikut. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 59,3 40,7 siklus I 85,2 14,8 siklus II tuntas tidak tuntas Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa SIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa 1) penerapan metode diskusi dan tanya jawab dapat meningkatkan minat belajar sendi-sendi dasar koperasi; 2) penerapan metode diskusi dan tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar sendi-sendi dasar koperasi. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. dan W. Supriyono. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas Djamarah, Syaeful Bahri. 2002. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.22 Tahun 2007. Semrang:IPMP Jawa Tengah. Poewodarminto, W.J.S. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sudjana. 1989. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Syah, Muhibin. 1995, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya. Syaiful, B. D. dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Theresia, M.HT, Siti M. Amin. 1993. Matematika Mari Berhitung 4. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Winata P. U. S, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka. 81