KONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI

dokumen-dokumen yang mirip
6/7/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

*36116 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 7 TAHUN 1999 (7/1999) TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch)

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KONSERVASI

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, dewasa ini lebih banyak dituangkan dalam program kerja kegiatan

I. PENDAHULUAN. (MacKinnon, 1997). Hakim (2010) menyebutkan, hutan tropis Pulau Kalimantan

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis.

PLASMA NUTFAH. OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP

2016, No Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Jenis Invasif; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konse

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

PENDEKATAN EKOSISTEM DALAM KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu tanaman yang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

PENDAHULUAN Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati dianggap sangat penting untuk kehidupan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

P R E S l D E N REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBAHASAN UMUM Evolusi Molekuler dan Spesiasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 7 TAHUN 1999 (7/1999) TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Populasi. Species. Bagaimana kita mengidentifikasikan suatu species?

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu laju kerusakan hutan tercatat

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

Implementasi New Tech Anim Breeding: Analisis teknis dan ekonomis peningkatan kualitas genetik dan produksi ternak (KA,IB,TE, RG)

KEANEKARAGAMAN PLANKTON. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

Anoa (Bubalus sp.) Fauna endemik sulawesi Populasi menurun Status endangered species IUCN Appendix I CITES. Upaya konservasi. In-situ.

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

- Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, he

1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN. Banteng (Bos javanicus d Alton 1823) merupakan salah satu mamalia

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

Oleh: Hamdan AA Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu kekayaan

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan hutan dalam. pemenuhan bahan pangan langsung dari dalam hutan seperti berburu hewan,

I. PENDAHULUAN. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung adalah salah satu pengguna ruang yang cukup baik, dilihat dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

SMP NEGERI 3 MENGGALA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang memiliki

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

KONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI priyambodo@fmipa.unila..ac.id

#RIPYongki

Spesies dan Populasi Species : Individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya yang menghasilkan keturunan yang fertil untuk melanjutkan generasinya Populasi : Kumpulan dari species yang sama dalam waktu dan tempat yang sama

Konservasi Pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman.

3 hal pokok konservasi 1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK) 2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya 3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

Metode pengelolaan keanekaragaman hayati : Konservasi Insitu Konservasi Eksitu Restorasi dan Rehabilitasi Pengelolaan Lansekap Terpadu Formulasi Kebijakan dan Kelembagaan

Konservasi spesies dan populasi Fokus konservasi tingkat spesies dilakukan pada tingkat populasi. Kunci menyelamatkan spesies adalah dengan melindungi populasi yang ada. Tugas ahli biologi konservasi : menetukan tingkat kestabilan suatu populasi

Berapa luas habitat yang dibutuhkan untuk mendukung siamang (Symphalangus syndactylus) dapat terus lestari di alam? Apa saja yang harus ada dalam habitat tersebut?

Konservasi Burung Maleo Membutuhkan 2 tipe habitat sekaligus dalam siklus hidupnya (hutan untuk mencari makan dan pantai untuk bertelur) Berapa jauh habitat hutan dan pantai yang diperlukan

Kurva Pertumbuhan Logistik 1. Populasi tumbuh lambat 2. Percepatan pertumbuhan tinggi 3. Percepatan pertumbuhan menurun 4. Percepatan pertumbuhan menurun 5. stabil

Spesies Dengan Populasi kecil Spesies terancam punah populasi kecil MVP (Minimum Viable Population) = jumlah individu minimal yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup suatu spesies. MVP merupakan ukuran terkecil dari suatu populasi yang terisolir dalam suatu habitat tertentu, yg memiliki peluang untuk bertahan hidup selama waktu tertentu (Shaffer 1981).

MDA (Minimum Dynamic Area) = luasan atau jumlah habitat yang cocok dihuni agar MVP dapat dicapai atau dipertahankan dengan mempertimbangkan luas daerah jelajah

Penyebab Spesies dengan populasi kecil rentan terhadap kepunahan Hilangnya keanekaragaman genetik tekanan silang dalam (inbreeding depression), tekanan silang luar (outbreeding depression) dan hanyutan genetik (genetic drift) Perubahan demografi Perubahan lingkungan bencana alam dll Pada tumbuhan, populasi yang rendah menyebabkan jarak antar individu yang jauh sulit melakukan penyerbukan

tekanan silang dalam (inbreeding depression) menghasilkan keturunan yang lemah, sedikitnya keturunan hingga tingginya angka kematian Muncul ketika 2 individu sama-sama memiliki alel resesif yang merugikan tekanan silang luar (outbreeding depression) = perkawinan antar jenis dan sub jenis. pada polulasi kecil, indv. Yg tdk berhasil menemukan pasangan dari jenisnya akan kawin dg angota dr sp kerabatnya. Menghasilkan keturunan yang lemah, steril dan berdaya adaptasi rendah Jarang terjadi

Ukuran Populasi Efektif / Effective Population Size (EPS) Variasi kemampuan bereproduksi Perubahan dan Penyusutan Populasi Rasio umur EPS rata-rata = 11% dari jumlah individu dalam populasi (Frankham 1995) populasi besar belum tentu terhindar dari resiko pengikisan variasi genetik

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam upaya pelestarian spesies Lingkungan / habitat Habitat seperti apa yang digunakan Luas yang dibutuhkan Luas yang kini tersedia Seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap sp tersebut Penyebaran Berkelompok, tersebar acak atau teratur? Apakah melakukan migrasi

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam upaya pelestarian spesies Interaksi-interaksi biotik Jenis pakan Bagaimana memperoleh pakan Adakah pesaing Adakah pemangsa ataupun parasit yang mempengaruhi ukuran populasi Fisiologi Seberapa banyak air, mineral, makan maupun kebutuhan lain yang diperlukan? Ketahanan spesies terhadap iklim Waktu dan kondisi yang baik untuk reproduksi

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam upaya pelestarian spesies Demografi Berapa ukuran populasi saat ini? Berapa EPS? Sex ratio? Age ratio? Perilaku Genetik

PEMBENTUKAN POPULASI BARU Reintroduksi = upaya melepaskan hewan hasil penangkaran ataupun tangkapan ke daerah sebaran asal yang pernah mengalami kepunahan spesies tersebut Augmentation (Penambahan) = melepaskan individu baru ke suatu populasi untuk meningkatkan ukuran populasi tersebut maupun kekayaan genetiknya Introduksi = pemindahan satwa atau tumbuhan ke daerah di luar sebaran alaminya dilakukan jika reintroduksi tdk mungkin dilakukan

Strategi Konservasi Ex-Situ Kebun Binatang Akuarium Frozen Zoo = fasilitas penyimpanan di mana bahan genetik yang diambil dari hewan (misalnya DNA, Sperma, Telur, dan embryo) dikumpulkan dan selanjutnya disimpan pada suhu yang sangat rendah (nitrogen cair -196 C) untuk pelestarian optimal dalam jangka panjang inseminasi buatan, fertilisasi in vitro, transfer embrio dan kloning ex : San Diego Zoo, United Arab Emirates Breeding Centre for Endangered Arabian Wildlife (BCEAW)

Bank biji (termudah & termurah): Biji orthodox: mampu bertahan pada kandungan air kurang dari 5% disimpan pada 0 C

Bank biji tidak dapat dilakukan pada : Biji rekalsitran: Biji tidak mampu bertahan pada kandungan air kurang dari 5% Contoh : coklat, kelapa, kopi, karet, kelapa sawit, durian, nangka, mangga Tumbuhan yang memperbanyak diri secara vegetatif Contoh : tanaman berumbi (kentang, ubi jalar, ubi kayu, dll) Spesies hutan yang mas juvenilnya lama Pohon-pohon yang tidak memproduksi biji sebelum usia 20 tahun Spesies steril seperti : Allium dan Musa

Seed storage (Mid-term storage) (Long-term storage)

Cultured cell storage