BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR SAINS SD. Oleh: Sarah Fazilla

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PORTOFOLIO SISWA SEKOLAH DASAR. Sarah Fazilla, Riandi Marisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO D ALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PAD A MATA PELAJARAN PROD UKTIF

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Serli Alpiani Agustin,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap

Struktur Kurikulum..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju

Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

APLIKASI PAKEM MODEL KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I AMBARAWA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seolah tidak kunjung selesai bahkan muncul permasalahan lain. Hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

Oleh : Ana Ratna Wulan (FPMIPA UPI)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan saat ini terus berubah yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN ASESMEN PORTOFOLIO PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK PEMBELAJARAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur Penilaian konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar setiap guru dapat mempergunakan model

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di Sekolah Dasar yang memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian intelektual anak. Umumnya masyarakat mengenal pembelajaran IPA sebagai pola pembelajaran yang lebih banyak memberikan informasi tentang konsep-konsep IPA berupa fenomena-fenomena alam atau lingkungan sekitar, dan juga terkait dengan prinsip-prinsip dan hukum-hukum dalam IPA. Namun, jika pola pembelajaran hanya dalam bentuk memberikan informasi saja, maka siswa dapat terjebak dalam sistem pembelajaran yang hanya mengandalkan hafalan, sehingga siswa cenderung mudah bosan dengan sistem pembelajaran seperti ini. Oleh karena itu penerapan asesmen merupakan salah satu bagian penting dalam suatu proses pembelajaran yang terkait dengan pencapaian hasil belajar siswa. Pola assesmen yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar mengajar dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pada dasarnya indikator utama yang digunakan untuk menilai kualitas pembelajaran dan kelulusan siswa dari suatu lembaga pendidikan pada saat ini didasarkan pada hasil belajar siswa yang tertera pada nilai tes hasil belajar atau sekarang ini dikenal dengan nilai UASBN. Hal ini juga diperkuat dengan bentuk tes yang digunakan, sehingga mendorong guru berlomba-lomba mentransfer materi pelajaran sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan anak didik dalam mengikuti 1

2 UASBN. Jadi, adanya kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik hanya dituntut untuk belajar dengan cara menghapal semua informasi yang telah disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terutama terhadap pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada penguasaan konsep (kognitif) yang dijaring dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai alat ukurnya. Sehingga kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang fokus pada pengembangan keterampilan proses anak dalam proses pembelajaran. Realitas ini mendorong siswa untuk menghapal pada setiap kali akan diadakan tes harian atau tes hasil belajar. Padahal menurut Marjono (dalam Mulyadi, 2005) untuk siswa pada jenjang sekolah dasar yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya kritis anak terhadap suatu masalah. Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif dan bertujuan agar penguasaan dari kognitif, afektif, serta psikomotor terbentuk pada diri siswa, maka alat ukur hasil belajarnya tidak cukup jika hanya dengan tes obyektif atau subyektif saja. Dengan cara penilaian tersebut ketrampilan siswa dalam melakukan aktivitas baik saat melakukan percobaan maupun menciptakan hasil karya belum dapat diungkap. Demikian juga tentang aktivitas siswa selama mengerjakan tugas dari guru, baik berupa tugas untuk melakukan percobaan, peragaan maupun pengamatan. Fenomena di atas menunjukkan bahwa sistem penilaian yang digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa sangat berpengaruh terhadap strategi pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Sistem penilaian yang

3 benar adalah tentunya harus selaras dengan tujuan dan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran IPA sekolah dasar dalam KTSP dapat dirangkum ke dalam tiga aspek sasaran pembelajaran yaitu penguasaan konsep Sains, pengembangan keterampilan proses/kinerja siswa, dan penanaman sikap ilmiah. Oleh karena itu agar informasi hasil belajar siswa dapat terungkap secara menyeluruh, maka diperlukan adanya pengukuran terhadap ketiga aspek tersebut di atas. Sehingga sasaran dari penilaian hasil belajar di sekolah dasar meliputi semua komponen yang menyangkut proses dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercapai. Agar hasil belajar dapat diungkap secara menyeluruh, maka selain digunakan alat ukur tes obyektif dan subyektif perlu dilengkapi dengan alat ukur yang dapat mengetahui kemampuan siswa dari aspek kerja ilmiah (keterampilan dan sikap ilmiah) dan seberapa baik siswa dapat menerapkan informasi pengetahuan yang diperolehnya. Tentunya dibutuhkan alat penilaian alternatif yang diasumsikan dapat memenuhi hal tersebut diantaranya adalah tes kinerja atau performance test dan jenis penilaian alternatif lainnya seperti penilaian produk, portofolio, dan penilaian lainnya. Dimana menurut Stiggins (1994:160) dengan adanya performance test dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan adanya kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan keahlian yang dimilikinya, dan juga guru dapat memantau kemampuan siswa melalui karya- karya yang dihasilkan siswa, tentunya hal ini tidak didapatkan dengan tes yang hanya mengandalkan kertas dan pensil. Dengan menerapkan penilaian alternatif yaitu salah satunya penilaian portofolio terhadap siswa, dapat dikumpulkan bukti - bukti kemajuan siswa secara

4 aktual yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Selain itu penilaian seperti ini dirasakan lebih adil dan transparan bagi siswa serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Marzano (dalam Wulan, 2007) di dalam penilaian kinerja terdapat perbedaan tugas dan situasi yang diberikan kepada siswa serta memberikan kesempatan untuk mempelihatkan pemahamannya dan kebenarannya dalam aplikasi pengetahuan dan keterampilan menurut kebiasaan berfikirnya. Dengan mengkaji kenyataan yang ditemukan di lapangan, terlihat adanya ketidaksesuaian antara pembelajaran IPA di sekolah dasar dengan sistem penilaian yang digunakannya, yaitu proses penilaian yang biasa dilakukan guru selama ini hanya mampu menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik, sehingga tujuan kurikuler mata pelajaran IPA belum dapat dicapai secara menyeluruh. Maka diperlukan suatu teknik penilaian yang mampu mengungkap aspek produk maupun proses, salah satu dengan menerapkan penilaian kinerja siswa. Realitas menunjukkan bahwa penilaian dengan cara konvensional belum mampu mengungkap hasil belajar siswa dari aspek sikap dan proses atau kinerja siswa secara aktual. Sistem penilaian yang diasumsikan dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah sistem penilaian seperti penilaian penugasan, penilaian proyek, maupun penilaian portofolio. Penilaian berbentuk asesmen menuntut adanya kompetensi dan kreativitas serta inisiatif yang lebih luas dari diri siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Khattri (dalam Mulyadi, 2005), bahwa penilaian terhadap berbagai aspek kinerja

5 siswa memiliki pengaruh positif di kelas, karena melengkapi guru dengan acuan pedagogis yang membantu mengembangkan teknik instruksional yang efektif. Selain itu penilaian juga menyediakan informasi secara komprehensif mengenai kemajuan belajar siswa termasuk kekuatan dan kelemahannya. Mengingat begitu besarnya manfaat dan peranan penilaian berbasis asesmen terhadap kinerja siswa serta proses pembelajarannya, maka guru sebagai pengelola utama kegiatan pembelajaran diharapkan mampu memahami, merencanakan sekaligus melaksanakan jenis-jenis penilaian berbasis asesmen. Namun, realitanya dilapangan masih banyak guru yang belum memahami tentang portofolio seutuhnya, dan juga belum bisa melaksanakan perencanaan yang baik dalam merancang penilaian portofolio. Hal ini terlihat dari penelitian Wulan (2003) yang meneliti tentang Permasalahan yang Dihadapi Dalam Pemberdayaan Praktikum Biologi di SMU dan Upaya Penanggulangannya, dimana hasil penelitiannya terlihat bahwa guru biologi masih kesulitan dalam menggunakan asesmen kinerja untuk menilai praktikum siswa. Penelitian lain juga ditemukan hal yang sama, seperti halnya Morgan (2004) yang merupakan peneliti dari The University of Texas menemukan bahwa lebih dari 70% guru tidak menggunakan rubrik dalam melakukan penilaian portofolio. Selain itu adanya beban mengajar dan jumlah siswa yang tidak ideal dalam suatu kelas dapat juga menyulitkan guru dalam melaksanakan asesmen portofolio secara ideal. Secara tidak langsung berbagai permasalahan yang muncul dari penerapan asesmen portofolio, salah satunya terkait dengan rendahnya kinerja guru pada sisi kompetensi serta kualitas diri dalam mengelola kelas secara aktif dan kreatif

6 terutama dalam merancang penilaian yang tepat untuk menilai hasil belajar siswa. Dimana realitas sekarang guru masih belum begitu paham dengan pentingnya asesmen portofolio dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA di sekolah dasar. Padahal peranan guru di sekolah sangatlah penting, dimana guru berperan dalam persiapan membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran, memilih materi yang tepat, pengorganisasian kelas dan memilih alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Oleh karena itu untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh guru perlu dilakukan berbagai upaya oleh pihak terkait, dimana menurut Alvian (2010) dibutuhkan alternatif untuk mengatasi berbagai permasalahan guru dalam proses pembelajaran yaitu pemerintah khususnya pihak terkait harus menggulirkan kegiatan seperti pelatihan secara berkala bagi guru-guru pada tingkat satuan pendidikan, dengan demikian, pemerataan kesempatan meningkatkan kualitas SDM sudah mulai merata dirasakan. Dimana berbagai pelatihan ini dapat mulai diterapkan melalui forum KKG yang rutin diadakan guru khususnya di tingkat sekolah dasar. Dengan adanya alternatif penilaian (alternative assessment) dalam pembelajaran menurut Popham (1995:3 dalam Widoyoko, 2010) merupakan suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabelvariabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Salah satu assesmen yang dapat diterapkan pada pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SD adalah

7 assesmen portofolio yang dapat memperlihatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Arends (2007:246) portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang membutuhkan kinerja sesuai konteks, adapun contoh contoh hal apa saja yang dapat dimasukkan siswa kedalam portofolio adalah tes, hasil karya yang telah dievaluasi untuk tugas wajib siswa, tugas tugas kinerja, dan proyek kerja seperti makalah atau tugas lainnya yang dibuat oleh siswa sendiri. Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti melakukan penelitian ini dalam rangka untuk mengamati proses penerapan alternatif penilaian yang mulai diterapkan di sekolah dasar. Sehingga dengan menerapkan suatu assesmen yang diharapkan dapat mengkomodasi fungsi, tujuan serta prinsip prinsip penilaian dan juga memberi tambahan informasi bagi guru dalam merancang alternatif penilaian yang ideal. Adapun asessmen yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah assesmen portofolio.

8 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan assesmen portofolio dalam penilaian hasil belajar IPA SD? Secara khusus rumusan masalah yang diteliti dikemukakan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan asesmen portofolio di sekolah inti? a. Bagaimanakah pemahaman guru inti terhadap asesmen portofolio sebagai alternatif penilaian dalam pembelajaran IPA di SD? b. Bagaimanakah perencanaan asesmen portofolio yang telah dirancang oleh guru inti? c. Bagaimanakah pelaksanaan asesmen portofolio di sekolah inti? 2. Bagaimanakah penerapan asesmen portofolio di sekolah imbas? a. Bagaimanakah pemahaman guru imbas terhadap asesmen portofolio sebagai alternatif penilaian dalam pembelajaran IPA di SD? b. Bagaimanakah perencanaan asesmen portofolio yang telah dirancang oleh guru imbas? c. Bagaimanakah pelaksanaan asesmen portofolio di sekolah imbas?

9 C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan assesmen portofolio dalam penilaian hasil belajar IPA SD. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: 1. Penerapan asesmen portofolio di sekolah inti. a. Pemahaman guru inti terhadap asesmen portofolio sebagai alternatif penilaian dalam pembelajaran IPA di SD. b. Perencanaan guru inti dalam menerapkan asesmen portofolio. c. Pelaksanaan asesmen portofolio di sekolah inti. 2. Penerapan asesmen portofolio di sekolah imbas yang terkait dengan pemahaman, perencanaan dan pelaksanaan. a. Pemahaman guru imbas terhadap asesmen portofolio sebagai alternatif penilaian dalam pembelajaran IPA di SD. b. Perencanaan guru imbas dalam menerapkan asesmen portofolio. c. Pelaksanaan asesmen portofolio di sekolah imbas.

10 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai nilai manfaat yang tinggi baik bagi penulis sendiri, pendidik, siswa maupun bagi pelajaran IPA itu sendiri. Adapun manfaatnya, yaitu; 1. Manfaat bagi pendidik, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan informasi bagi guru sebagai pendidik dalam merumuskan kegiatan peningkatan kompetensi guru guru di Sekolah Dasar, yang dapat dilakukan melalui pelatihan, pengkajian dan penerbitan acuan teknis dan referensi terkait dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan portofolio. 2. Manfaat bagi sekolah, dapat memberikan informasi laporan hasil penelitian kepada kepala sekolah sebagai upaya untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas program asesmen portofolio dimasa yang akan datang. E. Definisi Operasional 1. Assesmen Portofolio Asesmen portofolio merupakan proses penilaian terhadap kumpulan hasil karya siswa dalam jangka waktu yang telah ditentukan yang dapat memantau perkembangan siswa secara keseluruhan tidak hanya secara kognitif saja. Jadi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses implementasi asesmen portofolio pada kelas V SDN yang terdapat dalam

11 gugus IV Kota Lhokseumawe-Provinsi Aceh sebagai salah satu alternatif penilaian yang digunakan dalam pembelajaran IPA, dalam proses pelaksanaannya penelitian ini ingin mengetahui kemampuan guru dalam menggunakan asesmen portofolio yang terkait dengan pemahaman, perencanaan dan pelaksanaan dalam pembelajaran IPA di SD. 2. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan penilaian terhadap suatu pencapaian berdasarkan kemampuan yang dimiliki peserta didik melalui serangkaian pengalaman dari proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan demikian penilaian hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana guru kelas V pada gugus IV Kota Lhokseumawe memanfaatkan asesmen portofolio sebagai salah satu alternatif penilaian untuk mengetahui perkembangan siswa secara kognitif, afektif dan psikomotor, serta untuk menilai keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar.