KARYA RANCANGAN GEDUNG KANTOR YAYASAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA. Lokasi:

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA RANCANGAN GEDUNG ASRAMA SISWA PUTRA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG

BAB IV: KONSEP Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD)

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB III TINJAUAN KHUSUS

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Architecture. Home Diary #007 / 2014

BAB IV LAPORAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V HASIL RANCANGAN

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB

b e r n u a n s a h i jau

MUSEUM SEPEDA MOTOR HONDA DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

1.1.3 Kenyamanan Termal Pasifsebagai faktor penentu perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

FAMILY FRIENDLY SPA AND RESTAURANT

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

MUSEUM DIRGANTARA AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008. Oleh : Arvin Kustiawan

TUGAS AKHIR. Kantor PT. Angkasa Pura 1 Semarang

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab IV. Konsep Perancangan

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

T.O.R. RUMAH TINGGAL DUA LANTAI PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. DESKRIPSI UMUM MERANCANG

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual

PERANCANGAN VERTIKAL GARDEN UNTUK KANTOR PLN AJP SURAKARTA (DP3A)

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo- Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis

Transkripsi:

KARYA RANCANGAN GEDUNG KANTOR YAYASAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA Lokasi: Komplek Perumahan Sawitsari, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, DIY Luas Bangunan: 190 m 2 PERANCANG: Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng. (Ketua Tim) Agus Hariyadi, ST., M.Sc. (Anggota) Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Daftar Isi Daftar Isi... i 1. Pengantar... 1 2. Latar Belakang... 1 3. Masalah... 1 4. Perspektif Teoritik... 2 5. Metoda... 4 6. Konsep Desain... 4 7. Desain... 6 8. Penutup... 8 9. Referensi... 9 10. Lampiran... 10 Surat Keterangan Sebagai Perancang Penilaian Sejawat i

1. PENGANTAR Pembangunan Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan fasilitas fisik dari gedung kantor yayasan yang ada. Gedung kantor yayasan sebelumnya hanya menggunakan sebuah rumah di lokasi yang sama. Pada awalnya peningkatan fasilitas tersebut hanya berupa rehabilitasi bangunan yang ada, namun dalam pembahasan lebih lanjut dengan pertimbangan penggunaan jangka panjang maka diputuskan untuk dibangun baru. Dalam pelaksanaanya desain Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertanian UGM dilakukan dengan melibatkan pihak pengguna dan pengelola yayasan dalam proses merancang. Wawancara dan diskusi dengan pihak yang terkait serta observasi lapangan serta pengukuran site adalah kegiatan-kegiatan yang ada dalam proses merancang, disamping kegiatan transformasi dan pengembangan desain yang dilakukan di studio. Konsep desain bangunan asrama ini meliputi tata ruang yang sesuai dengan karakteristik kegiatan kantor, penggunaan pendekatan desain yang ramah lingkungan (eco design), dan pendekatan desain yang memungkinkan bangunan untuk tumbuh vertikal secara optimal. 2. LATAR BELAKANG Kondisi Kantor Yayasan Fakultas Pertanian yang menggunakan sebuah rumah yang cukup rusak yang berlokasi di Kompleks Perumahan Sawitsari Desa Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupeten Sleman menjadi alasan utama pembangunan gedung baru kantor tersebut. Untuk mendukung aktifitas yayasan, pihak pengelola yayasan memutuskan untuk meningkatkan kondisi gedung tersebut. Dari gagasan awal berupa rehabilitasi gedung dan setelah melalui beberapa diskusi maka diputuskan untuk membangun gedung baru. Luas lahan yang tersedia adalah 430 m2. Berdasarkan diskusi dengan pengelola kantor terdapat permintaan bahwa desain bangunan harus ramah terhadap lingkungan, seperti dengan tidak memotong pohon yang besar. Dan telah disepakati bahwa rasio bangunan yang direncanakan terhadap lahan yang tersedia tidak lebih dari 50%. Disamping itu pihak pengelola yayasan juga meminta bangunan harus dimungkinkan untuk tumbuh dalam rangka mengaktisipasi perkembangan aktifitas kantor di masa depan. Bangunan juga diminta untuk mempunyai style/ langgam modern. Berdasar hal tersebut di atas maka kegiatan perancangan Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dilakukan. Kegiatan perancangan dilakukan pada bulan Agustus- Oktober 2010. 3. MASALAH Permasalahan utama desain/ perancangan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian UGM adalah sebagai berikut: a) Perlunya penataan ruang dalam bangunan yang mendukung aktifitas kantor yang punya flexibiltas dalam penataan perabotnya, b) Tuntutan desain kantor yang ramah lingkungan, c) Tuntutan penampilan arsitektural kantor yang modern, d) Tuntutan desain bangunan gedung kantor yang mengantisipasi terhadap kebutuhan perkembangan aktifitas di masa depan. 1

4. PERSPEKTIF TEORITIK a) Penataan Ruang Kantor Secara garis besar tata ruang kantor bila dilihat dari sistem pembagian ruangnya dapat dibedakan menjadi dua jenis (lihat Indriaswarian, 2009), yaitu: - Tata ruang kantor berkamar Pada jenis ini tata ruangan untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamarkamar kerja. Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah konsentrasi kerja lebih terjamin, pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi. Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang, pemakaian ruangan kurang kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi. - Tata ruang kantor terbuka Pada jenis ini ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama tanpa dipisahkan oleh penyekat. Keuntungan tata ruang kantor terbuka adalah mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya dan udara, luwes atau flexible apabila diperlukan perubahan ruangan, mudah untuk mengadakan hubungan langsung. Kerugian tata ruang kantor terbuka adalah batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak nampak jelas, pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan. Dari dua jenis tata ruang kantor tersebut juga terdapat penataan ruang kantor gabungan dari jenis yang pertama dengan yang kedua. Hal ini bisa dilakukan tata ruang bersekat/ berkamar untuk para pimpinan dan tata ruang terbuka untuk para staf/ karyawan kantor. b) Desain Gedung Kantor Ramah Lingkungan Sim Van Der Ryn dan Stuart Cowan (1995) dalam bukunya Ecological Design menyatakan bahwa desain yang ekologis (ramah lingkungan) adalah suatu desain yang meminimalisasi dampak merusak pada lingkungan dengan cara mengitegrasikan desain tersebut dengan proses yang hidup (living processes). Integrasi karya desain yang tentu saja dimulai saat merancangnya dengan mempertimbangkan proses hidup yang ada pada alam. Proses yang hidup antara lain tanaman tumbuh, hewan hidup yang semuanya membutuhkan ekosistem yang sehat. Merusak komponen ekosistem sehingga living processes mati atau berhenti berarti juga sebuah tindakan yang tidak ramah lingkungan. Masih menurut Sim van Der Ryn tersebut terdapat lima prinsip dalam mendesain yang ekologis yaitu: Pemecahan masalah harus berpijak dari tempat dimana perancang mendesain. Pemahaman karakteristik site, kondisi lingkungan sekitar, pengguna bangunan menjadi kunci informasi untuk desain, Perhitungan ekologis. Desain harus berhitung bahwa karya desainya tidak menjadikan lingkungan dimana karya disain dibangun menjadi lebih jelek kondisinya, 2

Desain bersama alam. Desain harus selalu mempertimbangkan keberlanjutan secara bersama antara bangunan sebagai karya desain dengan alam yang terkait, Desain harus bersifat parstisipatif terhadap pemangku kepentingan terkait (stakeholders)terhadap karya desain. Dalam hal ini arsitek harus mempertimbangkan pihak lain yang terkait, bahkan keputusan desain dapat diputuskan secara bersama dengan mereka, Membuat alam menjadi terlihat. Pesan ini maksudnya adalah bawalah komponen alami dalam karya desain yang dibuat. Pesan ini bertujuan untuk selalu mengingatkan bahwa ada alam dimana kita hidup dan kita merupakan bagian dari alam. Dari teori dasar tentang Desain Yang Ekologis di atas terdapat berbagai cara/ teknik untuk menterjemahkan prinsip-prinsip desiannyang ekologis, sebagai contoh adalah konservasi air, penghematan energi, menjaga tanaman yang sudah ada, mengelola air limbah dan juga melakukan desain yang partisipatif. Dalam hal penghematan energi dikenal sistem pencahayaan dan penghawaan alami, dimana terdapat berbagai peraturan yang dapat menjadi referensi dalam mendesain, seperti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung dan SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. Penghawaan alami dapat diterapkan dengan menggunakan ventilasi silang dalam bangunan. Udara harus bisa mengalir dari satu sisi bangunan ke sisi yang lain, demikian pula sebaliknya. Dinding-dinding di dalam bangunan diupayakan tidak mengahalangi aliran udara. Penerapan pencahayaan alami dapat dilakukan dengan membuat bidang bukaan yang cukup, misal jendela kaca sehingga memungkinkan cahaya matahari bisa memasuki ruang dalam bangunan. Namun demikian perlu diupayakan agar sinar matahari yang masuk bukanlah sinar langsung tetapi merupakan sinar gubah langit. Dalam hal konservasi air yang paling diperlukan adalah menjaga tapak bangunan untuk tetap memungkinkan air hujan masuk kembali ke dalam tanah. Adanya tanaman juga membantu untuk konservasi air dengan lebih baik disamping membantu menciptakan suhu lingkungan menjadi lebih sejuk. c) Arsitektur Modern Arsitektur modern sering dikaitkan dengan cara berpikir rasional dan adanya revolusi industri. Dua hal tersebut dianggap sebagai cikal bakal munculnya langgam arsitektur yang anti ornamen dan menjunjung tinggi efisiensi dalam pembangunan. Rayner Banham (1978) menyatakan bahwa perkembangan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek yang bermazab arsitektur modern menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eklektik pada tiap rancangannya. Peter Gossel dan Gabriele Leu Thauser (1991) menulis ciri-ciri arsitektur modern antara lain adalah sebagai berikut: - gaya internasional, tanpa ciri khusus, arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis, - desain yang sederhana, - berorientsi pada efisiensi, fungsi sehingga mengharamkan ornamen, - tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga cenderung tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya, 3

- penekanan perancangan pada ruang, desain cenderung menjadi polos, simpel, banyak menggunakan bentuk geometri dasar, - material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Menurut Charles Jenks (1989) dalam Vision of the Modern UIA, salah satu ciri arsitektur modern dalam hal bentuk dan ruang adalah syarat utama dari bangunan yaitu bangunan mencapai kegunaaan yang semaksimal mungkin dan ruang ruang yang direncanakan sesuai dengan fungsinya. Ujud penampilan bangunan tidak harus terdiri dari kepala, badan dan kaki. d) Desain Bangunan Tumbuh Desain bangunan tumbuh ini sesungguhnya banyak terjadi sebagaimana tren rumah tumbuh yang banyak didesain untuk keluarga yang mempunyai dana terbatas tetapi menginginkan rumah yang lebih besar di masa yang akan datang. Konsep bangunan tumbuh dapat dibagi menjadi dua yakni vertikal dan horizontal. Bangunan tumbuh secara horizontal, pengembangannya relatif lebih mudah. Sebab dengan pemilikan lahan yang luas, tidak ada masalah bila harus mengembangkan ke samping atau melebar. Namun demikian ketersediaan lahan yang terbatas di kota-kota besar menjadikan bangunan-bangunan tumbuh secara vertikal. Hal yang penting untuk diperhatikan dan menjadi syarat utama dalam membangun rumah tumbuh secara vertikal adalah pondasi bangunan harus direncanakan untuk mampu mendukung beban bangunan dua lantai. 5. METODA Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan proses perancangan adalah sebagai berikut: a) Wawancara dan diskusi tentang aktifitas siswa putra dan kebutuhan ruang dengan pengguna/ pengelola gedung asrama yaitu kepala sekolah dan para guru serta siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salam, Magelang, b) Melakukan survai lokasi termasuk pengukuran kontur dan luas tanah yang tersedia, c) Menyusun progran ruang dalam bentuk desain skematik desain dan didiskusikan dengan pengguna, d) Menyusun ide bentuk bangunan tiga dimensional dan didiskusikan dengan pengguna, e) Menyusun desain final gedung asrama berdasar hasil diskusi pada bagian 5c, 5d dan 5d. Secara umum metoda yang digunakan dalam desain ini adalah dengan melibatkan partisipasi pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam memutuskan keputusankeputusan desain. Ujud akhir desain bukan hanya hasil dari pemikiran dan analisis arsitek tetapi juga hasil pemikiran pengguna dan pihak lain yang terkait yaitu pengelola kantor. 6. KONSEP DESAIN a) Konsep Tata Ruang Konsep tata ruang pada bangunan ini adalah menggunakan sistem terbuka untuk para karyawan dan sistem berkamar untuk para pimpinan. Sistem terbuka untuk para karyawan memungkinkan perabot diubah sesuai kebutuhan. Hal ini juga untuk 4

memperkuat kesan ruang menjadi lebih luas mengingat luas ruang kantor total tidak lebih dari 190 m 2. b) Konsep Gedung Kantor Ramah Lingkungan Konsep desain bangunan dengan pendekatan ramah lingkungan pada Kantor Yayasan Fakultas Pertanian dilakukan melalui: - Penggunaan pencahayaan dan penghawaan alami secara optimal. Hal dilakukan dengan menyediakan bidang bukaan yang cukup besar (dengan kaca) untuk memanfaatkan pencahayaan alami, pemakaian jalusi dan kanopi/ pergola untuk penghawaan alami dan diupayakan semua ruang mempunyai akses udara dan cahaya dari ruang luar, - Melakukan penutupan lahan yang dapat untuk menyerap air. Paving block yang berongga dipilih agar air hujan dapat masuk ke dalam tanah, - Mempertahankan tanaman-tanaman eksisting yang cukup besar, - Menjaga rasio luas bangunan dan lahan tidak lebih dari 50%. c) Konsep Penampilan Arsitektural Bangunan Walaupun tidak menerapkan seluruh ciri-ciri arsitektur modern, penampilan arsitektural bangunan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian diujudkan dalam bentuk yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: - Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk bentuk geometri atau yang dikenal sebagai bentuk platonic solid yang ditampilkan apa adanya, - Menampilkan bahan bangunan alami yang diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya, - Tidak meggunakan ornamen, - Penggunaan ruang secara efisien. d) Konsep Bangunan Tumbuh Konsep bangunan tumbuh pada perancangan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dilakukan dengan desain yang tumbuh secara vertikal. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar rasio antara bangunan dan lahan yang tersedia tidak melebihi 50%. Desain yang memungkinkan bangunan tumbuh secara vertikal dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Menyediakan ruang yang akan menjadi tempat tangga dengan tanpa merubah tata layout ruang secara keseluruhan, - Menyediakan ruang untuk KM/WC yang memungkinkan penggunaan ruang di lantai dua di masa akan datang mempunyai flexibilitas yang tinggi, - Menyiapkan sistem struktur yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk bangunan dua lantai. 5

7. DESAIN a) Tata Ruang Gambar 1. Desain Tata Ruang b) Desain Bangunan Ramah Lingkungan Gambar 2. Ruang Mempunyai Akses terhadap Pencahayaan dan Penghawaan Alami 6

Gambar 3 Sekat Antara Ruang Menggunakan Kaca Sampai Plafon (Memungkinkan cahaya sinar matahari sampai ruang terdalam) Gambar 4. Pohon Eksisting dipertahankan, Penggunaan Grass Block sebagai Penutup Tanah dan Pemanfataan Dinding Pagar untuk Tanaman Vertikal c) Penampilan Arsitektural Bangunan Gambar 5. Penampilan Bangunan Menggunakan Bahan Batu Candi, Kayu dan Bentuk-bentuk Geometris 7

d) Desain Bangunan Tumbuh Gambar 6. Rencana Pondasi Telapak (Antisipasi untuk pengembangan bangunan menjadi dua lantai) 8. PENUTUP Semua ruang dapat mengakses pencahayaan dan penghawaan alami adalah menjadi unggulan desain Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertranian UGM. Penggunaan ventilasi silang dan pemanfataan pencahayaan alami secara optimal pada bangunan ini sangat dimungkinkan karena penggunaan sistem open layout untuk pengaturan ruang dalamnya. Penyekat ruang dengan kaca yang dominan terutama hingga bagian plafon memungkinkan cahaya matahari bisa menembus sampai ruang terdalam. Walaupun demikian disadari bahwa udara di kawasan perkotaan DIY seringkali pada kondisi yang cukup panas sehingga memerlukan bantuan penngunaan sistem penghawaan buatan. Sehingga detail bidang bukaan harus memungkinkan untuk dapat tertutup rapat manakala menggunakan sistem penghawaan buatan dan dapat terbuka ketika menggunakan sistem penghawaan alami. Ciri-ciri Arsitektur Modern seperti yang ditulis Charles Jenks bahwa arsiteknya mendudukkan diri sebagai yang maha tahu dalam praktek ini tidak dilakukan secara demikian. Pelaksanaan diskusi dengan pengguna dan pengelola kantor menjadikan keputusan desain tidak seluruhnya sebagai keputusan arsitek sendiri tetapi sering merupakan kesepakatan bersama antara perancang dengan pengguna serta pengelola kantor. Kondisi ini menjadi karya desain menjadi lebih ramah terhadap pengguna (user friendly). Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Pimpinan Yayasan Fakultas Pertanian UGM yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mendesain gedung kantor yayasan tersebut. Terimakasih juga kami sampaikan kepada Pengelola Kantor yayasan atas bantuan pemberian informasi yang kami butuhkan dan kerjasamanya dalam proses penyusunan rancangan. 8

9. REFERENSI - Banham, Rayner, 1978, Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture, The Architectural Press, London. - Gossel, Peter; Le Thauser, Gabriele, 1991, Achitecture in the 20th century, Taschen, London. - Jenks, Charles, 1988, Vision of the Architecture Modern UIA Series: Journal of architectural theory & criticism, Rizzoli, New York. - http://rikhaindriaswarian2006.blogspot.com/2009/01/layout-kantor.html - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung - SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung - SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. 9

10. LAMPIRAN Gambar 7.Denah Kantor Yayasan Fakultas Pertanian UGM Gambar 8. Tampak Depan 10

Gambar 9. Penampilan Bangunan dan Lingkungan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian Yang Dibangun dengan Pendekatan Desain Ramah Lingkungan 11