BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak investor kemudian digunakan pihak emiten untuk pengembangan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

I. PENDAHULUAN. proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)

M. Hudori *1 dan Muhammad 2 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Lampiran 1. Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat

M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam

Nurita Ziyadatur Rahman R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. Hermuningsih (2009) bagi perusahaan terbuka (go public) indikator nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH

Ekonomis : Jurnal of Economics and Business Vol.1 No.1 September Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari 2

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

Lampiran 1 Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan karena modal digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan rumus-rumus matematik. Penulis juga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada

SITI RAHAYU W AKUNTANSI PEMBIMBING : Dr. Renny, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit, kelapa, pinang, kopi, sagu, kakao diantara produk-produk tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi Sumber Daya Manusia merupakan bidang kajian dari akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 20%. Hal ini membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

Jurnal Neo-bis Volume 9, No. 2, Des 2015

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

DAFTAR PUSTAKA. Baltagi, B.H. (2008). Econometrics. Fourth Edition. Spinger. Heidelberg.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. mencapai keuntungan maksimal, ingin memakmurkan pemilik atau pemegang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang baik. Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. regulasi di Bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal

DAFTAR PUSTAKA. Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta

BAB I PENDAHULUAN. dan di dukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ditopang oleh sektor pertanian, sehingga sektor pertanian menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Agribisnis di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Juniyati, 2016

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT GO PUBLIC

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam membangun perekonomian suatu negara dengan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi yaitu sebagai sarana untuk mendapatkan dana dari pihak investor kemudian digunakan pihak emiten untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi sarana bagi masyarakat yang kelebihan dana untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dalam pasar modal Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki 9 sektor, yaitu Agriculture, Mining, Basic Industry, Miscellaneous Industry, Cunsomer Goods, Property and Real Estate, Infrastructure, Finance, Trade and Service. Pembentukan kinerja yang baik bertujuan untuk dapat bertahan dan mampu bersaing di tengah-tengah industri yang semakin berkembang. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007:93) bahwa Kinerja perusahaan yang membentuk nilai perusahaan kadangkala terbentuk berdasarkan harga saham. Harga saham merupakan hal yang dapat menggambarkan prospek perusahaan. Hal ini sesuai dengan jurnal yang ditulis oleh Ragab dan Omran 2006 Vol 5 No. 3 The results suggest that stock prices in Egypt are less information about the future value of the firm than is accounting information.

2 Artinya bahwa harga saham merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan. Jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Terjadinya transaksi tersebut didasarkan atas pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungannya. Dengan kata lain, saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Melalui saham, perusahaan memberikan kesempatan bagi para pemilik modal untuk memiliki sebagian kepemilikan perusahaan dengan harapan perusahaan dapat memberikan keuntungan kepada para pemegang saham atas modal yang dipinjamkan. Sektor pertanian atau agriculture terdiri dari sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan sektor lainnya. Perkembangan harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai saham perusahaan tersebut, sehingga kemakmuran dari pemegang saham dicerminkan dari harga pasar sahamnya. Berikut ini Tabel 1.1 yang menunjukkan pergerakan harga saham pada sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2013:

3 TABEL 1.1 PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA SAHAM SEKTOR PERTANIAN PERIODE 2007-2013 (Dalam Rp) Sub Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tanaman Pangan 2.575,00 1.820,00 1.350,00 1.870,00 910,00 850,00 580,00 Perkebunan 3.147,67 920,61 2.089,18 2.630,71 2.474,15 2.446 2639.6 Peternakan - - - - - - - Perikanan 253 202 243.33 204.33 391 516 766,67 Kehutanan - - - - - - - Lainnya 139,00 99,00 88,00 700,00 1.000,00 980,00 1.510,00 Sumber: www.idx.co.id www.sahamok.com www.finance.yahoo.com (Data diolah) Tabel 1.1 menyajikan perkembangan harga saham sektor pertanian periode 2007-2013. Perkembangan harga saham sektor pertanian cenderung fluktuatif selama periode tahun 2007 sampai tahun 2013. Sub sektor perkebunan menjadi sub sektor harga saham tertinggi dan sub sektor peternakan menjadi yang terendah selama periode 2007-2013. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sub sektor perkebunan berada di puncak, yang artinya memiliki rata-rata perkembangan harga saham yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan sub sektor tanaman pangan, peternakan, perikanan, kehutanan dan sub sektor lainnya. Sementara perlu kita ketahui bahwa sub sektor perkebunan merupakan sub sektor yang berpotensi besar dapat mendorong perekonomian Indonesia melalui hasil olah produk yang diciptakan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Mei 2013, sektor perkebunan mencatatkan penurunan paling tajam sepanjang 2013 sekitar 12,62% ke level 1.802,68.

4 Sektor perkebunan sepanjang 2013 paling melemah dibandingkan sektor pertambangan dan aneka industri. Sektor pertambangan melemah 7,14% sepanjang tahun 2013.Menurut analis PT Recapital Securities, Agustini Hamid mengatakan, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sektor perkebunan. Pertama, penurunan permintaan crude palm oil (CPO) berimbas pada penurunan harga secara keseluruhan. Kedua, penurunan proyeksi harga kontrak CPO dari CPO Malaysia sebagai benchmark untuk harga spot di tahun 2014-2015 RM 2.600. (www.m.inilah.com diakses pada 27 Juni 2013, 08:30 WIB) Salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk. Di tengah kondisi cuaca yang kurang bagus selama tahun 2012 dan juga dampak akibat krisis keuangan yang terjadi beberapa tahun lalu, mengakibatkan PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk memiliki nilai harga saham yang kecil dan cenderung mengalami penurunan harga saham. Berikut ini Tabel 1.2 yang menunjukkan pergerakan harga saham perusahaan yang terdaftar di sub sektor perkebunan periode 2007 sampai dengan 2013.

5 TABEL 1.2 HARGA SAHAM SUB SEKTOR PERKEBUNAN PERIODE 2007-2013 (Dalam Rupiah) No Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 PT. Astra Agro Lestari Tbk 30.100,00 9.800,00 22.750,00 26.200,00 21.700,00 20.600,00 23.450,00 2 PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk - - - - - - 1.490,00 3 PT. BW Plantation Tbk - - 520,00 1.290,00 1.120,00 1.470,00 1.310,00 4 PT. Gozco Plantation Tbk - 84,15 227,72 425,74 262,38 200,00 104,00 5 PT. Jaya Agra Wattie Tbk - - - 380,00 370,00 375,00 6 7 8 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk PT. Dharma Satya Nusantara Tbk PT. Multi Agro Gemilang Plantation Tbk 2.280,00 585,00 1.670,00 2.570,00 2.250,00 2.400,00 1.840,00 - - - - - - - - - - - - 100,00 9 PT. Provident Agro Tbk - - - - - 465,00 360,00 10 PT. Sampoerna Agro Tbk 4.125,00 1.190,00 2.700,00 3.175,00 2.975,00 2.700,00 2.000,00 11 12 13 14 15 PT. Salim Ivomas Pratama Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk PT. Tunas Baru Lampung Tbk PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk - - - 1.150,00 1.290,00 800,00 7.650,00 1.700,00 2.550,00 5.000,00 6.400,00 6.600,00 7.250,00 - - - - - - - 660,00 190,00 340,00 410,00 590,00 495,00 465,00 750,00 260,00 580,00 390,00 285,00 100,00 50,00 Rata-rata 3.147,67 920,61 2.089,18 2.630,71 2.474,15 2.446 2.639,6 Sumber: www.idx.co.id & www.finance.yahoo.com (Data diolah) Tabel 1.2 tersebut menyajikan perkembangan harga saham sub sektor perkebunan periode 2007-2013. Perkembangan harga saham pada tahun 2013 tercatat ada delapan perusahaan yang mengalami penurunan dari semua perusahaan perkebunan, terkecuali PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk yang

6 mengalami kenaikan pada tahun 2013. Harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar Rp 23.450,00 pada tahun 2013, yang sebelumnya mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Meskipun mengalami penurunan, nilai harga saham yang tinggi dirasa masih aman untuk rasa kepercayaan yang dijanjikan oleh pihak manajemen terhadap calon investor. Sementara harga saham paling rendah dimiliki oleh PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk yaitu sebesar Rp 50,00 pada tahun 2013. PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk mengalami penurunan harga saham empat tahun secara terusmenerus mulai dari tahun 2009 ke tahun 2010, kemudian tahun 2010 ke tahun 2011, dan dari tahun 2011 ke tahun 2013. Analis PT First Asia Capital, David S. mengatakan, Saham sektor perkebunan untuk jangka menengah dan investor ritel sebaiknya dihindari dulu. Namun, bagi investor jangka panjang, dapat membeli saham sektor perkebunan dengan harga murah. David juga merekomendasikan, saham PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) untuk jadi pilihan dalam jangka panjang. Dalam riset PT Recapital Securities menyatakan bahwa saham BWPT, AALI, PT London Sumatra Tbk (LSIP), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) mendapatkan rating untuk buy. Sedangkan saham PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) mendapatkan rating netral. (www.m.inilah.com diakses pada 27 Juni 2013, 08:30 WIB) Secara umum prospek saham perkebunan di tahun ini memang masih kurang baik. Cuaca buruk yang terjadi sejak akhir 2012 hingga sekarang ini akan

7 menghambat distribusi CPO. Seperti yang dilansir oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang menyatakan bahwa, Harapan satu-satunya adalah ada kenaikan harga CPO. Hambatan yang harus dihadapi perusahaan perkebunan cukup berat di tahun ini. (www.perkebunan.litbang.deptan.go.id diakses pada 28 Juni 2013, 17:20 WIB) Pernyataan tersebut sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Viviet Safitri, analis BNI Securities yang mengatakan bahwa, Sepanjang 2012 emiten perkebunan harus terbebani penurunan harga minyak kelapa sawit. Di tahun ini, emiten harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk biaya tanam. (www.investasi.kontan.co.id diakses pada 28 Juni 2013, 17:30 WIB) Data harga saham perusahaan tersebut, PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk memiliki harga saham yang mengalami fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan yang terjadi secara terus menerus mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 maka secara otomatis dapat mengurangi rasa kepercayaan investor dan calon investor terhadap perusahaan. TABEL 1.3 PERKEMBANGAN HARGA SAHAM PT. BAKRIE PLANTATION SUMATERA TBK Tahun Harga Saham (Rp) 2007 750,00 2008 260,00 2009 580,00 2010 390,00 2011 285,00 2012 100,00 2013 50,00 Sumber: Laporan keuangan PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk (Data diolah) Seperti yang terlihat di Tabel 1.3 di atas, rata-rata harga saham PT. Bakrie

8 Plantation Sumatera Tbk bergerak secara fluktuatif pada tahun 2007 sampai tahun 2009, dengan mengalami penurunan terlebih dahulu pada tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp 490,00 dan mengalami kenaikan menjadi Rp 580,00 pada tahun 2009. Sementara itu pada tahun 2009 sampai 2013 harga saham PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk mengalami penurunan secara terus menerus. Dimulai pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 580,00 mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi Rp 390,00, kemudian pada tahun 2011 turun kembali menjadi Rp 285,00 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 100.00 hingga akhir tahun 2013 harga saham PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk turun menjadi Rp 50,00. Menurunnya harga saham bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dan juga rasa kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Dampak penurunan harga saham bisa terjadi berkelanjutan bagi pihak perusahaan, baik itu dari kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kerugian sampai kepada sumber daya yang ada di dalam perusahaan tersebut. Sementara bagi pihak investor terkait menurunnya harga saham bisa mengurangi minat atau daya tarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Rasa kepercayaan yang diberikan perusahaan pun akan rendah apabila dari perkembangan harga saham itu sendiri mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dampak dari investor yang mempunyai pandangan kurang baik terhadap prospek perusahaan, akan menyebabkan calon investor tidak akan berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga akan membuat perusahaan sulit untuk mendapatkan sumber pendanaan karena kepercayaan investor yang menurun.

9 Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran harga saham baik dari internal maupun eksternal. Biasanya harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang salah satunya analisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Salah satu faktor internal ini adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada periode tertentu (profitability). Profitabilitas selalu menjadi focus perhatian dalam menilai kinerja suatu perusahaan, informasi mengenai profitabilitas ini sangat diperlukan oleh berbagai pihak khususnya pemegang saham. Para pemegang saham sangat memperhatikan profitabilitas, karena profitabilitas berkaitan dengan harga saham dan dividen perusahaan, sehingga dapat diperoleh informasi tentang jumlah profit yang dapat diperoleh dari investasi yang telah ditanamkan. Hal tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2005:26) bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah Profitabilitas/Earning Per Share (EPS), tingkat bunga, jumlah kas dividen yang dibagikan, jumlah laba yang didapat perusahaan, tingkat resiko dan tingkat pengembalian. Oleh karena itu, untuk melakukan suatu analisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang menggambarkan aspek-aspek tertentu. Menurut Lawrence J. Gitman (2008:64) Earning per share merupakan alat analisis tingkat profitabilitas perusahaan, EPS adalah salah satu alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham. EPS atau laba per saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Pendapat tersebut sama seperti

10 yang dijelaskan oleh Lukman Syamsuddin (2011:66) bahwa: Pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning per Share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Seperti yang diungkapkan juga oleh Widoatmodjo, dikutip dari Bernard Cahyadi Sepri (2012), bahwa: Di dalam perdagangan saham, Earning per Share (EPS) sangat berpengaruh pada harga saham. Semakin tinggi Earning per Share (EPS) maka semakin mahal harga suatu saham dan sebaliknya. Semakin tinggi earning per share (EPS) yang dimiliki perusahaan akan memicu daya tarik para investor dan calon investor untuk menanamkan dana ke perusahaan tersebut dan harga saham pun akan berpotensi meningkat. Laba per lembar saham ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa. EPS mengukur profitabilitas relatif terhadap jumlah saham biasa yang beredar. Dalam menghitung laba per lembar saham yang beredar sebaiknya dipertimbangkan. Pertumbuhan laba per lembar saham (EPS), merupakan hasil dari sejumlah faktor, termasuk inflasi, jumlah laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali oleh perusahaan, serta tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan dan ekuitasnya. Berkenaan dengan laba, laba PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk sendiri mengalami penurunan drastis hingga mencapai 99,15% hal tersebut seperti yang dilansir oleh redaksi bisnis.com seperti berikut: PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk (UNSP) mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan Rp 707.692 miliar atau 99,15%. Laba tersebut turun dari Rp 713.697 miliar pada September 2011 menjadi Rp 6.005 miliar pada September 2012.

11 (www.bisnis.com diakses pada 22 Juni 2013, 10:23 WIB) Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividend atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividend dan kenaikan nilai saham di masa depan. Hal ini selaras dengan pernyataan Irham Fahmi (2012:138) yang menyatakan, Earning Per Share atau pendapatan pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Maka semakin tinggi jumlah EPS semakin menguntungkan pemegang saham dan meningkatkan minat calon investor untuk berinvestasi. Hasil penelitian Rowland Pasaribu dalam jurnalnya yang berjudul pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan go public di BEI (2008:17) menyimpulkan bahwa Earning per Share (EPS) merupakan variabel yang signifikan dan memiliki pengaruh dominan pada enam industri. Berdasarkan uraian di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah menurunnya harga saham PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk. 1.2 Identifikasi Masalah

12 Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan bahwa penurunan harga saham banyak dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: 1. Earning Per Share (EPS), 2. tingkat bunga, 3. jumlah kas dividen yang dibagikan, 4. jumlah laba yang didapat perusahaan, dan 5. tingkat resiko dan tingkat pengembalian. Karena berbagai keterbatasan dalam menjawab permasalahan penelitian tersebut, maka upaya pemecahan masalah akan memfokuskan pada pengaruh tingkat profitabilitas (Earning Per Share) terhadap harga saham PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk? 2. Bagaimana gambaran harga saham pada PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk? 3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk? 1.4 Tujuan Penelitian

13 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk. 2. Untuk mengetahui gambaran harga saham pada PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada PT. Bakrie Plantation Sumatera Tbk. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam mengelola dan meningkatkan nilai profitabilitas yang menggunakan indikator Earning per Share (EPS) serta pengaruhnya terhadap harga saham. 1.5.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : a. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk dapat ditarik suatu kesimpulan. b. Bagi perusahaan, dapat menyelesaikan masalah yang bekaitan dengan perubahan harga saham, agar kondisi perusahaan dan kemakmuran investor dapat terjaga dengan baik. c. Bagi investor, diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dalam pemilihan saham agar mendapat mendapatkan keuntungan yang optimal.

14