BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Populasi wanita Indonesia tahun Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik sesuai dengan pertanyaan penelitian adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

Judul : Pengaruh Green Packaging Terhadap Repurchase Intention dengan Green Promotion

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN DAN PEMBIAYAAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) MANFAAT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi tersebut juga berlaku pada perusahaan yang bergerak dalam bisnis distribusi dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. selalu membuat terobosan baru. Hal ini perlu dilakukan agar kelangsungan perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 13: HUBUNGAN CSR DAN MARKETING

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan namun bahkan

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

Bab I PENDAHULUAN. usaha saat ini adalah dengan mempertahankan loyalitas pelanggannya.

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi repurchase intention

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Gaya hidup modern yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat terhadap produk-produk hijau (green product) atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk kelangsungan hidupnya melalui pertumbuhan dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

Setelah mempelajari Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek. Perkembangan bisnis kini telah tumbuh dengan pesat.

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. sasaran agar produknya dapat diterima dan bertahan di pasar yang memiliki persaingan

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis makin dihadapkan pada persaingan yang ketat dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MARKETING MIX TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. DELTOMED WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha sekarang ini, pengaruh globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang pemilihan bidang dan objek kerja praktek. perusahaan yang berada dalam usaha yang sama atau sejenis.

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam perekonomian Indonesia. Terlebih dengan telah di

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang

Konsentrasi/Bidang Minat: Pemasaran

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Orang-orang ingin selalu menjaga keadaan wajah agar mendapat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan populasi wanita di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 2,08%. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan kosmetik juga ikut meningkat, dan terbukti dari data penjualan kosmetik nasional tahun 2010 hingga 2012 sebesar 3,32% (Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012). DALAM JUTA JIWA 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 2010 2011 2012 80.29% 82.34% 82.37% Gambar 1.1: Populasi wanita Indonesia tahun 2010-2012 Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012 DALAM TRIILUN 14 12 10 8 6 4 2 0 2010 2011 2012 8.90% 10.14% 12.22% Gambar 1.2: Penjualan kosmetik Nasional tahun 2010-2012 Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012 Produk kosmetika sebagai produk kecantikan merupakan produk yang seringkali menjadi kebutuhan utama dari konsumen wanita. Wanita seringkali dihadapkan dengan berbagai pilihan merek, sehingga melakukan 1 1

2 perbandingan dalam keputusan pembeliannya. Perbandingan yang dilakukan meliputi perbandingan harga, kualitas, maupun desain produk. Sihotang dkk. (2013), menyatakan agar produk yang ditawarkan mampu memenuhi harapan pelanggan dan mempunyai nilai bersaing, maka produsen perlu memperhatikan nilai-nilai sosial dan juga bauran promosi dari produknya. Hal ini tentunya juga berlaku terhadap produk kosmetik yang menjadi kebutuhan dasar khususnya bagi wanita, dimana kecantikan dipercaya menjadi sarana untuk memperjelas identitas dirinya di masyarakat. Hal ini merupakan unsur-unsur yang penting sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian ulang. Salah satu produsen kosmetika yang mampu memanfaatkan peluang pasar di Indonesia yaitu the body shop. The body shop telah mengklaim bahwa produknya merupakan produk yang ramah lingkungan. Dalam hal ini the body shop mampu memanfaatkan isu mengenai produk ramah lingkungan yang mulai merebak dalam beberapa tahun ini (Sihotang dkk., 2013). Rahmaputri (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa prinsip dasar the body shop terdiri dari: a. Natural ingredients, yaitu memakai bahan dasar alami bagi setiap produknya. b. Minimal packaging, yaitu meminimalkan kemasan dengan menggunakan botol yang sesederhana mungkin untuk mengurangi sampah. c. Refill, Reuse, dan Reduce, yaitu pelanggan dapat mengisi ulang produk yang telah habis dipakai, dan mengembalikan botol kosong tersebut untuk didaur ulang menjadi produk aksesoris sehingga dapat mengurangi sampah. d. No Animal Testing, yaitu tidak melakukan uji coba produknya terhadap binatang.

3 The body shop juga memiliki program sosial lain yang dikemas dalam suatu bentuk corporate social responsibility (CSR). Program CSR yang dilakukan the body shop yaitu menanam lebih dari 17.000 pohon untuk mengimbangi penggunaan lokal kertas di Indonesia, program Bring Back Our Bottles merupakan kampanye yang mendorong pelanggan untuk membawa botol yang telah kosong untuk didaur ulang. Sebagai timbal balik pada pelanggan yang ikut berpartisipasi, the body shop memberikan tas daur ulang untuk setiap 25 botol yang telah dikumpulkan. Setelah botolbotol tersebut didaur ulang, uang hasil daur ulang akan diberikan kepada Tzu Chi Foundation. Tzu Chi Foundation merupakan sebuah lembaga sosial masyarakat yang menyediakan beasiswa untuk anak-anak yang membutuhkan dan mengalami bencana (Rahayu, 2012). Selain melakukan berbagai aktivitas sosial, the body shop juga menggunakan bauran promosi untuk memperkenalkan merek, membujuk konsumen untuk melakukan pembelian, dan mengingatkan konsumen pada merek produknya. Menurut Belch dan Belch (2003:16-24), terdapat empat komponen bauran promosi, yaitu (a) iklan (advertising), (b) penjualan personal (personal selling), (c) promosi penjualan (sales promotion), dan (d) publisitas (publicity). Dalam penerapannya, the body shop telah menjalankan ke empat bauran promosi tersebut. Pertama, iklan resmi the body shop dimuat pada majalah Marketeers, Liberty, Gadis, dan SWA. Iklan tersebut dirancang khusus untuk mengedukasikan mengenai kegiatan-kegiatan positif seperti Stop Trafficking, Yes to Fight HIV, Tea Tree Oil. Hal ini dilakukan the body shop agar dapat membentuk image positif dari perusahaan (Susanna, 2011). Kedua, penjualan personal the body shop didukung dengan tingginya product knowledge dari karyawan the body shop Indonesia yang

4 memberikan solusi lengkap bagi konsumennya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar melalui para karyawan tersebut konsumen mendapat informasi produk yang sesuai dan masalahnya terselesaikan. Ketiga, promosi penjualan dilakukan the body shop melalui pemberian diskon secara berkala. Diskon diberikan ketika terdapat event khusus seperti hari besar, ulang tahun the body shop, maupun peluncuran produk baru. Selain itu, the body shop memiliki program get member sebagai bagian dari strategi promosi penjualan untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat berbelanja sambil mengumpulkan poin dan mendapatkan diskon langsung. Keempat, publisitas, yaitu kegiatan the body shop yang dipublikasikan. Publisitas ini dimuat di majalah-majalah online, seperti majalah SWA, Marketeers, Gadis, dan Liberty. Publisitas tersebut berisi tentang kegiatankegiatan yang telah dilakukan oleh the body shop seperti dokumentasi kegiatan CSR dan event-event khusus lainnya seperti pelaksanaan make-up class gratis. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan ingatan konsumen terhadap merek the body shop (Susanna, 2011). Merek merupakan salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan pembelian ulang konsumen. Aaker (1996) mengungkapkan bahwa aktivitasaktivitas yang dilakukan perusahaan sebagai strategi mengelola merek dapat berupa (a) penciptaan merek, (b) membangun merek, dan (c) memperluas merek. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat posisi merek pada persaingan dan merupakan perhatian penting dari berbagai perusahaan di dunia. Sejalan dengan itu, Kartajaya (2009:121-122), menyatakan bahwa merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila memiliki brand equity yang kuat juga. Brand equity yang kuat akan memberikan nilai, baik kepada perusahaan maupun kepada konsumen, berupa

5 peningkatan keyakinan dalam keputusan pembelian, serta meningkatkan kepuasan konsumen dalam menggunakan produk atau jasa. Rangkuti (2004:61) dan Lin dkk. (2011) secara konsisten menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan dan daya ingat konsumen akan suatu merek akan dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan pembelian ulang baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, ingin diketahui pengaruh corporate social responsibility dan promotion mix dalam membangun brand equity terhadap customer repurchase intention di the body shop Surabaya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility dan promotion mix, dalam membangun brand equity, sehingga dapat meningkatkan customer repurchase intention dan memberikan implikasi manajemen yang tepat bagi the body shop di Surabaya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap brand equity pelanggan the body shop di Surabaya? 2. Apakah promotion mix berpengaruh signifikan terhadap brand equity pelanggan the body shop di Surabaya? 3. Apakah brand equity berpengaruh signifikan terhadap customer repurchase intension the body shop di Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

6 1. Mengetahui pengaruh corporate social responsibility terhadap brand equity pelanggan the body shop di Surabaya. 2. Mengetahui pengaruh promotion mix terhadap brand equity pelanggan the body shop di Surabaya. 3. Mengetahui pengaruh brand equity terhadap customer repurchase intention the body shop di Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat akademis dan manfaat praktis yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi yang ingin melakukan penelitian sejenis atau melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya mengenai pengaruh corporate social responsibility dan promotion mix dalam membangun brand equity terhadap customer repurchase intention. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi para pelaku bisnis yang ingin membangun brand equity dan meningkatkan repurchase intention kepada konsumennya. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran tentang isi skripsi ini, maka disusun sistematika sebagai berikut: Bab 1: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

7 Bab 2: TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori yang relevan dengan topik yang sedang diteliti, model analisis, dan hipotesis. Bab 3: METODE PENELITIAN Bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, pengukuran variable, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. Bab 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi gambaran umum perusahaan, deskripsi hasil penelitian, analisis model dan pengujian hipotesis serta pembahasan. Bab 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas permasalahan yang telah diajukan beserta saran-saran perbaikan yang memungkinkan untuk ditindak-lanjuti, sehingga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.