BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II HYDRAULIC EXCAVATOR

BAB 2 Landasan Teori

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

Gambar 2.1 Excavator.

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

BAHAN AJAR (HAND OUT)

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB II LANDASAN TEORI

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. EMISI GAS BUANG EURO2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

TUGAS AKHIR PEMBUATAN LENGAN PROTOTIPE FRONT SHOVEL DENGAN PNEUMATIC

BAB III LANDASAN TEORI

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB III TINJAUN PUSTAKA

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK


Fungsi katup Katup masuk Katup buang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

STUDI PENGARUH PENDINGINAN OLI DENGAN SISTEM RADIATOR PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SHOGUN 110 CC

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB XI DIRECT MONOEVRING SYSTEM

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB II. LANDASAN TEORI

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed

FORKLIFT TCM FG20T3 Pesawat Pengangkat (TM145437)

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRAKTOR ROTARY QUICK ZENA multi speed 1 KATA PENGANTAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah

Transkripsi:

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan lain-lain). Berdasarkan sistem penggeraknya, Excavator dibedakan menjadi dua yaitu : a. Sistem tali, pada saat sekarang jarang digunakan karena kurang efisien dalam dan operasional. b. Sistem hidraulik dengan media utama fluida, banyak digunakan dan terus mengalami perkembangan yang disebabkan efisiensi yang lebih baik, operasional yang lebih mudah dan perawatan yang sederhana. Untuk selanjutnya excavator yang sederhana. Selanjutnya excavator yang saya maksud adalah excavator dengan sistem penggerak hidraulik (hidraulic excavator). 3.2 Fungsi Hydraulic Excavator Fungsi dari Hydraulic Excavator secara umum adalah : Mengerjakan kegiatan pertambangan. Pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian Pembuatan jalan perintis Pembuatan parit dan saluran irigasi UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 11

3.3 Tenaga Penggerak Pada dasarnya tenaga penggerak hydraulik excavator ada dua yaitu : Engine type (diesel) Battery type (Motor Listrik) Secara umum tenaga penggerak utama Hydraulic Excavator adalah mesin diesel yang merubah energi mekanik menjadi energi hidraulik melalui tekanan pompa yang kemudian didistribusikan ke silinder hidraulik untuk menghasilkan gerakan. Sedangkan motor listrik untuk menstarter dan menyuplai energi komponen-komponen elektrik seperti dynamo, lampu, alat-alat ukur operator dan sebagainya. 3.4 Kontruksi Secara umum kontruksi Hydraulic Excavator terdiri dari attachment dan base Machine yang masing-masing meliputi : 3.4.1 Attachment terdiri dari : Boom adalah attachment yang menghubungkan base frame ke Arm dengan panjang tertentu untuk menjangkau jarak loading/unloading Arm adalah attachment yang menghubungkan boom ke bucket Bucket adalah attachment yang berhubung langsung dengan material pada saat loading. 3.4.2 Base Machine terdiri dari : Base Frame adalah bagian yang terdiri dari cabin (untuk pusat operasional operator), mesin, counterweight dan komponen lainya diatas revo frame Track Frame adalah komponen yang terdiri dari center frame dan crawler frame yang menjadi tumpuan operasional Hydraulic Excavator UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 12

Track Shoe adalah komponen yang berfunsi seperti roda pada kendaraan, untuk menggerakan Hydraulic Excavator. Untuk memperjelas kontruksi Hydraulic Excavator beserta bagian-bagianya dapat dilihat pada gambar berikut ini : Arm cylinder Arm Boom Cabin Boom cylinder Rams cylinder Engine Control Valve Swing Motor Bucket Track Shoe Track Motor Gambar 3.1 Bagian utama Excavator Track Frame 3.5 Mekanisme Kerja Mekanisme kerja pada Hydraulic Excavator yang digerakan secara hidraulik adalah : Mesin Diesel memutar pompa yang kemudian mengalirkan fluida hidraulik dari tangki ke dalam sistem dan kembali lagi ke tangki. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 13

Komponen-komponen yang mendapat distribusi fluida hidraulik dan pompa adalah bucket Cylinder, Arm Cylinder, boom Cylinder, Swing Motor dan Travel Motor Untuk menghasilkan suatu kondisi kerja tertentu. Kondisi kerja Hydraulic Excavator di bagi menjadi enam yaitu : 1. Swing 2. Traveling Left Shoe 3. Traveling Right Shoe 4. Boom 5. Arm 6. Bucket Pergerakan Hydraulic Excavator secara umum adalah sebagai berikut : 3.5.1 Swing Pergerakan pada saat body dan Attachment Hydraulic Excavator berputar sampai 360 drajat. Sistem gerakan ini adalah dengan menggerakan lever yang membuka katup pada Control Valve yang berisi fluida hidraulic agar mengalir ke Swing Motor sehingga Hydraulic Excavator akan berputar dengan putaran tertentu. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 14

Swing Motor Gambar 3.2 Swing Motor 3.5.2 Traveling Left Shoe Penggerakan ini dibagi menjadi dua gerakan yaitu gerakan maju dan gerakan mundur yang digerakan oleh katup yang ada di Control Valves. Energi hidraulik dari pompa akan diubah lagi menjadi energi mekanis melalui Travel Motor. Travel Motor memutar sprocket selanjutnya menggerakan Track Shoe sehingga menghasilkan gerakan pada Hydraulic Excavator. Traveling Left Shoe merupakan gerakan track shoe yang sebelah kiri. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 15

Gambar 3.3 Traveling Left Shoe 3.5.3 Traveling Right Shoe Penggerakan ini dibagi menjadi dua gerakan yaitu gerakan maju dan gerakan mundur yang digerakan oleh katup yang ada di Control Valves. Energi hidraulik dari pompa akan diubah lagi menjadi energi mekanis melalui Travel Motor. Travel Motor merupakan sprocket selanjutnya menggerakan Track Shoe sehingga menghasilkan gerakan pada Hydraulic Excavator. Traveling Right Shoe merupakan gerakan track shoe yang sebelah kanan. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 16

Gambar 3.4 Track Right Shoe 3.5.4 Boom Penggerakan Boom dilakukan oleh Boom Cylinder. Sistem gerakan ini dilakukan dengan menggerakan lever di ruang operator sehingga katup Boom Raise dan katup Boom Down pada Control Valve yang berhubungan dengan Boom Cylinder akan membuka. Boom akan melakukan gerakan mengangkat jika katup Boom Raise terbuka sedangkan katup Boom Down tertutup. Fluida akan mengalir dari katup Boom Raise dan menekan piston dari Cylinder Boom sedangkan untuk gerakan Arm. Gambar 3.5 Boom excavator UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 17

3.5.5 Arm Penggerakan Arm dilakukan oleh Arm Cylinder. Sistem gerakan ini diatur oleh katup Arm In dan katup Arm Out. Arm akan melakukan gerakan mengangkat jika katup Arm Out terbuka sedangkan katup Arm In tertutup. Fluida akan mengalir dari katup Arm Out dan menekan piston Arm Cylinder. Sedangkan untuk gerakan Arm turun, kondisi katup Arm In dan Arm Out berlaku sebaliknya. Gambar 3.6 Arm Excavator 3.5.6 Bucket Pergerakan Bucket dilakukan oleh Bucket Cylinder. Sistem gerakan ini diatur oleh pergerakan katup Bucket Crawl dan katup Bucket Dump. Bucket akan melakukan gerakan mengangkat (dump). Jika katup Bucket dump terbuka sedangkan katup bucket Crawl tertutup. Pada saat itu, fluida akan mengalir dari katup Bucket UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 18

dump dan menekan piston bucket Cylinder. Sedangkan gerakan Bucket menekuk (crawl) kondisi katup bucket crawl dan katup bucket dump adalah sebaliknya. Gambar 3.7 Bucket Excavator 3.6 Kapasitas Bucket Kapasitas Bucket adalah volume material yang dapat diangkut oleh bucket. Hitungan kapasitas bucket yang sering digunakan adalah menggunakan standard SAE (Society of Automotive Engineers) atau CECE (Community of European Construction Equipment). Namun demikian, ada pula yang menggunakan standard lain seperti MS dan PCSA (Power Crane and Shovel Association). Adapun istilah yang sering berkaitan dengan kapasitas Bucket adalah :3 3.6.1 Struck capacity Struck capacity adalah struck Bucket pada kondisi rata sampai batas side platenya, 3.6.2 Heaped capacity Heaped Capacity adalah kapasitas volume Bucket ditambah kapasitas tumpukanya. Untuk detailnya Heaped Capacity dan Struck Capacity dapat dilihat pada gambar dibawah ini : UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 19

Gambar 3.8 Struck capacity dan Heaped capacity Adapun tujuan pada gambar Struck Capacity dan Heaped Capacity ini adalah : a. Untuk mengetahui kapasitas isi pada Bucket b. Untuk mengetahui beban berat isi Bucket c. Untuk mengetahui isi bucket yang diangkat UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 20

3.7 Perawatan Yang Dilakukan Terhadap Excavator Type JS 200 Di PT. ALTRAK sendiri, kinerja perawatan pada Excavator type JS 200 sangatlah penting dan teratur. Pada umumnya PT. ALTRAK tidaklah memproduksi alat berat melainkan membeli dengan kondisi yang baru pada suatu perusahaan tetrtentu. Type JS 200 ini didatangkan langsung dari negara india dengan kondisi barang yang baru. jika barang yang sudah datang, barang tersebut terlebih dahulu disimpan lalu di cek keadaanya sebelum di jual kembali kepada pelanggan. Gambar 3.9 Pengecekan pompa bahan bakar Pengecekan tersebut dilakukan secara rutin dan berkala, dimana pada type JS 200 ini mampu bekerja sesuai dengan disign atau rancangan yang dimilikinya. Pengecekan ini dilakukan oleh karyawan atau mekanik yang handal dan ahli dari PT. ALTRAK, dimana saya juga ikut terlibat dalam pengecekan ini yang sekaligus saya melaksanakan kerja praktek atau KKP yang dianjurkan dari kampus Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 21

1. Memasang Fuel Pro ( penyaring bahan bakar ) Akhir-akhir ini banyak bermunculan mobil-mobil berteknologi commonrail diesel (CRD) yang berperforma tinggi, tetapi isu kualitas solar di tanah air selalu dipertanyakan oleh para enthusias mobil CRD. Sejalan dengan hal di atas, produsen filter terkemuka dari luar negeri (melalui distributornya di dalam negeri) memperkenalkan fleetguard filter yang dapat diaplikasikan sebagai "add-on" pada mesin diesel terutama CRD, baik mesin industri, alat berat, truk ataupun pada mobil pribadi. PT. ALTRAK sendiri memakai produk tersebut dimana fleetguard ini mampu menyaring bahan bakar seperti solar dengan baik sehingga solar menjadi jernih dan bersih. Gambar 3.10 fuel pro fleetguard Penempatan fuel pro fleetguard tersebut diletakan dipinggir, atau diluar kap engine seperti pada gambar diatas, dimana ditambahkan dengan breaket atau besi penyangga sekaligus penahan pada fuel pro fleetguard tersebut dan di eratkan dengan baut. Breaket UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 22

Breaket adalah penyangga atau dudukan pada fuel pro, breaket ini diproduksi sendiri oleh PT. ALTRAK yang materialnya terbuat dari besi yang dibentuk dan dilubangi sesuai dengan kedudukan baut. Gambar 3.11 Breaket Konektor kit Konektor kit adalah bagian penyambung dari fuel pro ke selang atau house. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 23

Supaya awet dan tahan lama, konektor kit ini materialnya terbuat dari nahan kuningan supaya awet dan tahan lama. Gambar 3.12 Konektor kit House House adalah sejenis selang yang dipasangkan dari konektor kit ke tangki bahan bakar. House ini fungsinya untuk meyalurkan bahan bakar dari tangki ke saluran masuk konektor kit (in) dan dikeluarkan dari saluran keluar konektor kit (out) ke ruang pembakaran. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 24

Gambar 3.13 House 2. Greasing System (pengisian pelumas dengan mesin pelumas) Greasing System adalah pelumasan pada Excavator di bagian-bagian tertentu, agar sistem penggeraknya tidak mudah karat, aus dan macet. Sistem greasing ini di biasanya dilakukan setelah pengecekan, terlebih dahulu melihat isi gemuk atau kapasitas gemuk sudah cukup apa belum. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 25

Adapun yang saya ketahui pengisian ini dilakukan diberbagai tempat yaitu, antara lain bagian : a. Bucket Cylinder b. Arm c. Arm Cylinder d. Boom e. Boom Cylinder Gambar 3.14 mesin pompa grease manual Pada gambar diatas adalah mesin untuk pengisian gemuk pada bagian-bagian yang sudah dijelaskan. Mesin tersebut menggunakan sistem pompa yang artinya selang mesin pompa tersebut disambungkan ke kompresor udara dimana kompresor dapat memberi tekanan terhadap gemuk atau grease. Sehingga gemuk atau grease dapat keluar secara kencang karna adanya dorongan dari kompresor tersebut. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 26

Nipple Nipple adalah lubang untuk pengisian grease, dimana lubang tersebut sudah ditempatkan di masing-masing bagianya. Seperti di Bucket Cylinder, Arm, Arm Cylinder, Boom, dan Boom Cylinder. Gambar 3.15 Nipple 3. Pengecekan Level Oli Track Frame Pada dasarnya pengecekan level oli Track Frame sangatlah penting dan rutin, disini saya melihat kapasitas oli apakah sudah melampaui nilai maksimalnya. Pengecekan ini dilakukan pada stok barang yang siap jual atau dipasarkan, sebelum barang dipasarkan pengecekan ini sangatlah diperlukan. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 27

Gambar 3.16 Track Frame Pelumasan adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas diantara dua permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponenmotor yang bergerak seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan terjadi gesekan langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan timbulnya keausan dan panas yang tinggi. Bahan pelumas di dalam mesin bagaikan lapisan tipis yang memisahkan antara permukaan logam dengan permukaan logam lainnya yang saling meluncur sehingga antara logam-logam tersebut tidak kontak langsung. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 28

Maka dari itu Track Frame sangatlah penting untuk diberikan pelumasan agar motor penggeraknya dapat bekerja dengan baik. Adapun keuntungan bagi Track Frame jika melakukan pelumasan secara rutin anatara lain : Performa motor penggerak menjadi lebih tinggi. Akslerasi kecepatan menjadi bertambah. Motor penggerak tidak cepat panas. Mengurangi gesekan antar gear. Adapun kerugian jika Track Frame tidak secara rutin diberikan pelumas antara lain : bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus. Timbulnya panas yang berlebihan. Tenaga mesin berkurang. Timbulnya karat dan korosi. Umur pemakaian berkurang. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 29

Gambar 3.17 Mekanik PT. Altrak sedang melakukan training lapang untuk unit Excavator. Gambar 3.18 Training lapang UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 30

Gambar 3.19 Gudang penempatan Excavator. Gambar 3.20 Penataan Excavator saat di gudang. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 31

Gambar 3.21 Excavator yang siap dipasarkan. Gambar 3.22 Training lapang. UNIVERSITAS MERCU BUANA Page 32