ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

RELEVANSI Skm gatra

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1969 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1995 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No. Per.02/MEN/1980

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No. Per.02/MEN/1980

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan,

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

UU 14/1969, KETENTUAN KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:14 TAHUN 1969 (14/1969)

Hiperkes dan Filosofi K3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERANAN JAMSOSTEK DALAM RANGKA MELINDUNGI DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SELATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WILAYAHKECAMATAN SAMPOLAWA Jl. UwebontoKel. Jaya Bakti Kec. Sampolawa

MEDIKO LEGAL PADA HEMATOLOGI DAN ONKOLOGI. Dr. H. Edi Sulistyono, MM ( Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pati )

BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

Kode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1995 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

UU 14/1969, KETENTUAN KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA TENAGA KERJA. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN. Direktorat Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sumber:

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi. kesehatan optimal tersebut ditandai hidup sehat dan kemajuan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-01/MEN/1991 TENTANG ANTAR KERJA ANTAR NEGARA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1992 TENTANG TENAGA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

Transkripsi:

ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL FK USU

Pokok Bahasan 1. Peranan dokter perusahaan dalam hyperkes. 2. Sasaran dari hyperkes. 3. Pengertian hukum kesehatan kerja. 4. Sasaran hukum kesehatan kerja. 5. Ketentuan hukum dalam kesehatan kerja. 6. Asuransi tenaga kerja (ASTEK). 7. Pengertian etik kesehatan kerja

Bidang Lebih banyak melibatkan kalangan kedokteran/kesehatan yang menangani kesehatan pekerja di pabrik-pabrik pabrik, pertambangan, dan perusahaan- perusahaan. Kini dikenal istilah hyperkes yaitu hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.

Hyperkes Sasaran hygiene perusahaan adalah lingkungan g kerja dan bersifat teknik, sedangkan sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan bersifat medik. Penggabungan dua disiplin yang berbeda ini dalam prakteknya seperti "conditio sine qua non," di mana kemajuan di bidang yang satu memerlukan kemajuan atau tergantung pada bidang yang lain. Penggabungan yang serasi ini membuka kemungkinan sebesar-besarnya untuk kesempurnaan penyelenggaraan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.

Hyperkes 1. sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggitingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri atau pekerja-pe-kerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja 2. sebagai alat untuk meningkatkan produksi melalui l efisiensi i i dan daya produktivitas manusia.

Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja, masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun- sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakitpenyakit/--gangguan-gangguan gg g gg kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit-penyakit umum.

Aspek Etik Kesehatan Kerja Kode Etik Dokter Kesehatan Kerja (KEDKI). i : Kontrak kerja dan pelaksanaan fungsi profesi Profesi dokter kesehatan kerja di Indonesia akan terus berkembang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan industralisasi Dokter kesehatan kerja harus menghindari diri dari setiap pertimbangan atau kegiatan yang dapat mengurangi intensitas it dan kemandirian i atau kebebasan b profesi dan tetap t memelihara komunikasi yang serasi dengan tenaga kerja dan manajemen perusahaan Dalam setiap pertentangan kepentingan dokter Dalam setiap pertentangan kepentingan, dokter kesehatan kerja tidak boleh memihak manajemen perusahaan

..sambungan Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Melaksanakan secara berkala pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dengan baik dan benar dan memberikan penjelasan manfaat serta tujuan pemeriksaan kesehatan dalam rangka perlindungan kesehatan tenaga kerja dengan fokus pada upaya pencegahan.

.sambungan Perlindungan terhadap tenaga kerja Melaksanakan profesi berlandaskan KODEKI Memelihara, membina dan meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja, baik secara perorangan maupun kelompok Memberi penyuluhan kesehatan untuk kepentingan kesehatan tenaga kerja, guna mencegah bahaya pekerjaan

.sambungan Mengikuti perkembangan iptek Dokter kesehatan kerja bertanggung jawab terhadap peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja sesuai perkembangan iptek kedokteran mutakhir, mengenal dan memahami pekerjaan dan lingkungan kerjanya serta masalah-masalah yang mungkin timbul.

Sasaran kesehatan kerja 1. Mencegah terjadinya kecelakaan 2. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan 3. Mencegah atau mengurangi kematian 4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap 5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaanba-ngunan-bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi dan sebagainya. 6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya 7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber-sumber produksi lainnya pada saat bekerja dan sebagainya. 8. Menjamin tenaga kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan dan semangat kerja 9. Memperlancar, meningkatkan, dan mengamankan produksi, industri serta pembangunan.

Aspek Hukum Undang-undang kerja (1948-1951) 1951) Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1951 mengatur tentang jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja-pekerja wanita, peraturan tentang kerja bagi anak-anak, orang muda, wanita, persyaratan tempat kerja dan lain-lain.

Undang-undang kerja (1948-1951) 1951), walaupun tidak untuk seluruh pasal- pasalnya, dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1951 me-ngatur tentang jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja-pekerja wanita, peraturan tentang kerja bagi anak-anak anak, orang muda, wanita, persyaratan tempat kerja dan lain-lain lain.

(Workmen Compensation Law) Perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan berkewajiban membayar ganti rugi kepada buruh yang mendapat kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan itu. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai kecelakaan. Jikalau buruh meninggal dunia akibat kecelakaan yang demikian itu, maka kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap keluarga yang ditinggalkannya. Dan seterusnya.

Undang-undang Keselamatan Kerja tahun 1970 Ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, tehnik dan tehnologi dalam rangka pembinaan norma-norma keselamatan kerja.

..sambungan Hak dan kewajiban tenaga kerja, yaitu: 1. memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja. 2. Memakai alat-alat perlindungan dirinya yang diwajibkan. 3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. 4. Meminta kepada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. 5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat-sya-rat- keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlin-dungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

UU Kesehatan Pasal 23 Undang-undang g Kesehatan 1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. 2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan- penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. 3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja 4. Ketentuan megenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Tempat kerja Yang dimaksud dengan tempat kerja di sini adalah tempat kerja yang terbuka atau tertutup, bergerak atau tidak bergerak yang dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa oleh satu atau beberapa orang pekerja

UU Kesehatan pasal 94 Barang siapa yang menyelenggarakan tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu tahun dan atau pidana denda paling banyak lima belas juta.

Asuransi Tenaga Kerja Program ini dilaksanakan berdasarkan pengalaman banyaknya korban yang terjadi akibat kecelakaan kerja yang mendatangkan kerugian baik jasmani maupun rohani Karena itu pemerintah membuat satu jaminan sosial bagi pekerja yang dapat kecelakaan k pada waktu melakukan k pekerjaan di perusahaan-perusahaan.

Undang-undang no. 14 tahun 1969. Ketentuan pokok mengenai jaminan sosial ini diatur Salah satu dari jaminan ini adalah program Astek. Menurut Peraturan Pemerintah RI no. 33 tahun 1977 tentang Astek, programnya adalah berupa Asuransi Kecelakaan Kerja, Asuransi Tabungan Hari Tua dan Asuransi Kematian.

pasal 3 ayat 1 Setiap perusahaan wajib menyelenggarakan program astek. Dengan demikian program ini akan memberikan jaminan terhadap kecelakaan, penyakit atau kematian yang timbul dan dengan hubungan kerja.