ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

dokumen-dokumen yang mirip
Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

TINGKAT RISIKO PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN HIGIENE PETUGAS DI LABORATORIUM KLINIK RSUPN CIPTOMANGUNKUSUMO, JAKARTA*

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS LABORATORIUM RUMAH SAKIT PHC SURABAYA

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

PERSEPSI TERHADAP APD

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi telah meluas di seluruh kawasan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

: PAMBUDI EKO PRASETYO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

ANALISIS KEPATUHAN KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PT. KEBON AGUNG UNIT PG. TRANGKIL PATI

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang. Refi Lindawati*

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS

Gladys Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna Setyaningrum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETUGAS IGD (STUDI KASUS DI RSM AHMAD DAHLAN KEDIRI) TESIS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Puskesmas Mekarmukti Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2014

Yogi Andhi Lestari 1* Sujianti 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional. dalam pemberian P3K, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM KEPATUHAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PT KUSUMAHADI SANTOSA

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

Peralatan Perlindungan Pekerja

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENUNJANG MEDIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia Di Kota Tangerang,

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

SKRIPSI RISK ASSESSMENT PADA UNIT PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS BENDA TAJAM DI RSI SITI HAJAR SIDOARJO

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

STUDI PERILAKU KESELAMATAN KERJA DALAM PENGOPERASIAN MESIN PERCETAKAN PADA PEKERJA PT MASSCOM GRAPHY

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Yuliana, et al, Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri secara Lengkap...

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Antok Yuliana R

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KERANGKA BANGUNAN

KARMILA /IKM

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

Transkripsi:

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 7 Nomor 02 Juli 2016 Artikel Penelitian ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO COMPLIANCE WITH THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) IN CLINICAL LABORATOR HOSPITAL DR. IBNU SUTOWO BATURAJA Oktarisa Aruma Pertiwi 1, Novrikasari 2, Mona Lestari 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2 Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Email: arumapertiwi@yahoo.com, HP: 085267659806 ABSTRACT Background: Laboratory of dr. Ibnu Sutowo Baturaja local Hospital was a hospital that has a risk of considerable danger injured at work in his laboratory personnel. Compliance Use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory is important to always be applied by the laboratory staff. This study was conducted to analyze the factors associated with compliance with the use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory personnel. Method: The study design was observational and the type of research is a qualitative research. The informants as many as six people, and the data retrieved by conducting in-depth interviews, examine documents and compare with the results of observation. Analysis of the data using the data triagulasi, including triangulation of sources, methods, and data. Results: The use of Personal Protective Equipment (PPE) is already used by officials, but the use of PPE is less than the maximum. Laboratory workers have the motivation, knowledge, perception is quite good, but in practice they only laboratory workers do not use PPE properly complete. Regulation, supervision and Standard Operational Procedures (SOP) had been applied but not maximized. Conclusion: It can be concluded that the compliance of the use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory staff has been good, but less than the maximum we recommend the use of other types of PPE such as headgear and laboratory shoes use as well. Keywords: compliance use of PPE, laboratory shoes. ABSTRAK Latar Belakang: Laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja merupakan rumah sakit yang mempunyai risiko bahaya yang cukup besar mengalami kecelakaan kerja pada petugas laboratorium. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di laboratorium merupakan hal penting untuk selalu diterapkan oleh petugas laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas laboratorium. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian observasional, dengan rancang bangun cross sectional. Informan penelitian ini sebanyak 6 orang, dan data diambil dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen serta membandingkan dengan hasil observasi. Analisis data yang menggunakan metode triangulasi data, diantaranya triangulasi sumber, metode, dan data. Hasil Penelitian: Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sudah digunakan oleh para petugas, akan tetapi penggunaan APD kurang maksimal. Petugas laboratorium mempunyai motivasi, pengetahuan, persepsi yang cukup baik, akan tetapi pada praktiknya ditemukan petugas laboratorium tidak menggunakan APD lengkap dengan baik. Peraturan, pengawasan dan Standar Operational Prosedur (SOP) memang sudah diterapkan akan tetapi belum maksimal. Kesimpulan: Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas laboratorium sudah baik, akan tetapi kurang maksimal sebaiknya penggunaan APD jenis lain seperti penutup kepala dan sepatu laboratorium digunakan juga. Kata Kunci: kepatuhan penggunaan APD, petugas laboratorium.

PENDAHULUAN Laboratorium adalah salah satu penunjang Rumah Sakit untuk membantu menegakkan diagnose penyakit. Laboratorium mempunyai potensi bahaya yang cukup besar yang berasal dari berbagai sumber baik dari spesimen pemeriksaan ataupun perilaku tidak aman lainnya. 1 Penggunaan APD merupakan salah satu implementasi dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Alat pelindung diri yang seharusnya ada di laboratorium adalah penutup kepala, masker (pelindung pernafasan), sarung tangan steril, jas laboratorium, alas kaki. 2 Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu motivasi, pengetahuan, persepsi, ketersedianya APD, peraturan, pengawasan, penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan APD. 3 Laboratorium Klinik RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja adalah salah satu dari pelayanan penunjang. Kegiatan di laboratorium Klinik RSUD dr. Ibnu Sutowo ini cukup banyak diantaranya melakukan sampling darah pasien, melakukan pemeriksaan sampel darah kimia, hematologi darah, imunologi darah, dan lain-lain. 4 Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan dengan cara observasi yang dilakukan di laboratorium Klinik RSUD dr. Ibnu Sutowo diketahui kepatuhan penggunaan alat pelindung diri masing-masing petugas berbeda-beda. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi para petugas laboratorium jarang menggunakan alat pelindung diri lengkap, sebagian petugas hanya menggunakan beberapa jenis APD saja terkadang hanya menggunakan sarung tangan saja atau hanya menggunakan jas laboratorium saja. Ada juga dari beberapa petugas tidak menggunakan APD, ketersediaan APD kurang memadai, pengawasan dan peraturan dari pihak berwenang APD masih kurang maksimal dan tentunya berisiko untuk pekerja laboratorium akan semakin besar. Hal ini memerlukan pengamatan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada petugas laboratorium tersebut. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional, dengan rancang bangun cross sectional. Informan kunci berjumlah 4 orang sedangkan informan kunci ahli berjumlah 2 orang. Validitas data dilakukan dengan menggunakan triangulasi data, sumber dan metode. HASIL PENELITIAN Kepatuhan Penggunaan APD Petugas menggunakan APD pada saat memasuki ruang pemeriksaan setiap kali akan memulai pemeriksaan laboratorium dan sesering mungkin setiap melakukan pemeriksaan di laboratorium. Dalam hal ini maksudnya seberapa banyak jumlah pemeriksaan maka sebanyak itu juga petugas menggunakan APD di laboratorium. Jenis APD yang biasa digunakan di laboratorium seperti jas laboratorium, hands scoon, dan masker. Motivasi Penggunaan APD Alasan petugas laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo menggunakan APD pada saat bekerja di laboratorium adalah untuk memproteksi dan mencegah diri masingmasing pekerja agar terhindar dari infeksi bakteri/virus dan lainnya kepada petugas. Motivasi menggunakan APD saat bekerja di laboratorium selain dorongan dari kepala ruangan setiap hari, juga berasal dari kesadaran diri sendiri dari para petugas laboratorium. Pengetahuan tentang APD Pengetahuan petugas laboratorium adalah tentang bahaya di laboratorium seperti terinfeksi penyakit yang berasal dari pemeriksaan spesimen darah, cairan tubuh, urin, sputum dari pasien yang kemungkinan

besar mengandung bahaya dari bakteri/virus yang dilakukan petugas. Pengetahuan mengenai pengertian alat pelindung diri, apa saja jenis APD di laboratorium, pentingnya penerapan APD di laboratorium, serta apa saja dampak tidak menggunakan APD. Persepsi tentang APD Persepsi tentang kerentanan: tidak menggunakan APD ketika melakukan pemeriksaan spesimen adalah tindakan yang berbahaya dan harus dihindari dan sudah keluar dari prosedur pemeriksaan, karena menggunakan APD merupakan kewajiban. Persepsi tentang keseriusan: tidak menggunakan APD ketika melakukan pemeriksaan spesimen adalah tindakan yang berbahaya dan harus dihindari dan sudah keluar dari prosedur pemeriksaan, karena menggunakan APD merupakan kewajiban. Bahkan dapat menimbulkan penyakit dengan tidak menggunakan APD dapat menyebabkan infeksi penyakit yang diperiksa apalagi ketika kondisi tubuh sedang tidak sehat. Penyakit yang dapat timbul HIV, TBC, hepatitis, dan infeksi lainnya. Persepsi manfaat dan hambatan yang dirasakan: informan beranggapan bahwa penggunaan penutup kepala dapat membuat gerah serta kepala terasa gatal. Penutup kepala digunakan pada pemeriksaan tertentu dan apabila suhu rendah dalam ruang pemeriksaan tidak akan terjadi hal tersebut, akan tetapi dalam laboratorium ini penutup kepala tidak digunakan. Sedangkan untuk manfaat dari penutup kepala adalah agar kotoran atau rambut tidak jatuh ke spesimen pemeriksaan dan juga bermanfaat untuk melindungi pekerja dari infeksi rumah sakit. Adapun penggunaan masker membuat susah bernafas ialah jika para pekerja tidak membiasakan menggunakan masker tersebut. Hasil wawancara mendalam diketahui penggunaan masker memang membuat kesulitan bernafas atau sesak. Akan tetapi tetap harus dipakai untuk melindungi dari penularan penyakit, dan harus tetap digunakan walau bagaimanapun keadaannya. Masker bermanfaat melindungi penularan penyakit melalui sistem pernafasan yang berasal dari berbagai macam spesimen/sampel pemeriksaan. Petugas wajib menggunakan sarung tangan walau bagaimanapun keadaannya serta perlu membiasakannya. Sarung tangan (hands scoon) bermanfaat melindungi dari kontak langsung dengan spesimen/sampel pemeriksaan. Namun penggunaan jas laboratorium yang membuat gerah jika suhu ruangan panas, penggunaan jas laboratorium wajib untuk digunakan bagaimanapun keadaannya untuk menghindari pakaian terkena langsung dengan spesimen pemeriksaan. Adapun manfaat jas laboratorium untuk melindungi kontak langsung dengan spesimen/sampel pemeriksaan agar tidak menimbulkan bahaya bagi para pekerja di laboratorium. Penggunaan sandal jepit tentu saja salah dalam laboratorium akan tetapi karena tidak ada sepatu standar khusus maka cukup menggunakan sandal jepit. Penggunaan sepatu laboratorium bermanfaat untuk melindungi keseluruhan anggota kaki. Ketersediaan APD Alat Pelindung Diri (APD) yang tersedia di laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja berangsur-angsur mulai dilengkapi pihak RSUD. Hal ini timbul dari kesadaran untuk melindungi kesehatan kerja para petugas laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja. APD yang disediakan di laboratorium antara lain: jas laboratorium, sarung tangan dan masker. Peraturan APD Petugas sudah mengetahui adanya peraturan yang dibuat secara tertulis oleh POKJA APD bersama-sama dengan kepala laboratorium. Aturan tersebut ditindaklanjuti melalui SOP (Standar Operasional Prosedur), yang baru diterapkan oleh RSUD dr. Ibnu

Sutowo, yang dibuat untuk melengkapi persyaratan akreditasi rumah sakit. Aturan tersebut selalu disosialisasikan oleh kepala laboratorium. Aturan di laboratorium terkait tentang penggunaan APD untuk saat ini belum ada sanksi khusus hanya berupa teguran dari atasan, sedangkan untuk reward karena sanksi tidak ada tentunya maka untuk reward pun belum ada. Pengawasan APD Pengawasan penggunaan APD di laboratorium dilakukan secara terus-menerus, oleh POKJA APD secara berkala mengawasi petugas sedangkan kepala laboratorium mengawasi di setiap harinya dan memastikan peraturan dan SOP yang dibuat dilaksanakan sesuai dengan yang ada. Standar Operational Prosedur (SOP) Penerapan SOP beriringan dengan jalannya peraturan tentang APD. Adanya SOP penggunaan APD agar para pekerja bekerja dengan benar dan sesuai dengan SOP. PEMBAHASAN Kepatuhan Penggunaan APD Informan sudah patuh menggunakan APD setiap hari, hanya saja penggunaan APD masih kurang maksimal. Jenis APD yang sesuai digunakan di laboratorium klinik antara lain penutup kepala, jas laboratorium, hands scoon, masker, sdan epatu laboratorium (Tarwaka,2008). Penggunaan APD yang kurang maksimal diketahui dari pengamatan di lapangan selama beberapa hari. Setiap petugas di laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo memang telah menggunakan APD akan tetapi APD yang mereka gunakan tidak lengkap, petugas terkadang hanya menggunakan beberapa jenis APD saja. Kepatuhan penggunaan APD yang kurang maksimal ini disebabkan karena kebiasaan dari para pekerja dahulu sebelum adanya akreditasi rumah sakit. Motivasi APD Petugas laboratorium mempunyai motivasi yang baik, akan tetapi pada praktiknya masih saja petugas laboratorium tidak menggunakan APD lengkap dengan baik. Hal ini disebakan karena ketersediaan APD di RSUD dr. Ibnu Sutowo hanya terdapat 3 jenis APD sedangkan 2 jenis APD standar lainnya tidak disediakan oleh pihak rumah sakit. Pengetahuan APD Pengetahuan yang baik tidak mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD yang baik, karena petugas di laboratorium masih saja tidak menggunakan APD lengkap seperti hanya menggunakan beberapa jenis APD saja yang benar-benar mereka butuhkan untuk pemeriksaan yang berbahaya. Persepsi APD Para petugas merasa rentan terhadap semua penyakit dan risiko lainnya yang bisa timbul karena tidak menggunakan APD, petugas memiliki persepsi tinggi tentang keparahan, adanya dorongan untuk menggunakan APD serta mengetahui manfaat lebih besar daripada hambatan yang dirasakan dengan menggunakan APD tersebut terkecuali untuk penutup kepala dan sepatu laboratorium. Ketersediaan APD Jika ditinjau dari jenis APD keseluruhan, APD di laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja masih belum memenuhi Permenkes Nomor 411 tahun 2010, yaitu harus menyediakan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) petugasnya, baik jenis maupun jumlahnya, 5 yaitu belum memenuhi semua kebutuhan APD di laboratorium, yang terdiri dari penutup kepala dan alas kaki/sepatu laboratorium. Berdasarkan pembahasan tersebut disarankan kepada RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja untuk

melengkapi kembali ketersediaan APD di laboratorium khususnya penutup kepala dan sepatu laboratorium untuk membantu melindungi para pekerja laboratorium terhindar dari berbagai risiko berbahaya yang terdapat di laboratorium. Peraturan APD Aturan di laboratorium terkait tentang penggunaan APD untuk saat ini belum ada sanksi khusus hanya berupa teguran dari atasan. Sedangkan untuk reward karena sanksi tidak ada tentunya juga belum ada reward. Tetapi dari pihak rumah sakit berusaha kedepannya untuk memperbaiki menjadi lebih baik lagi, karena hal ini berkaitan dengan akreditasi yang pada saat ini sedang diajukan oleh rumah sakit dr. Ibnu Sutowo. Pengawasan APD Dampak dari pengawasan petugas ialah termotivasinya petugas untuk menggunakan APD sehingga pelaksanaan laboratorium berjalan dengan baik. Hal ini baru diterapkan sebagai syarat untuk memenuhi akreditasi rumah sakit. Pengawasan atau pemantauan mengenai penggunaan APD merupakan salah satu dari bagian kegiatan K3RS sebagaimana tercantum dalam Kepmenkes Nomor 1087 tahun 2010. 6 Standar Operational Prosedur (SOP) Rumah sakit dr. Ibnu Sutowo telah memiliki SOP, akan tetapi tidak dipublikasikan secara tertulis hanya disampaikan melalui lisan. Oleh karena itu perlunya penyebarluasan SOP tersebut. SOP DAFTAR PUSTAKA 1. Tresnaningsih, Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Analis Kesehatan. SETJEN DEPKES RI. 2015. 2. Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3), 2006. Ketentuan Peralatan perlu dipublikasikan di ruangan pemeriksaan seperti di tempel di dinding ruangan pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar selalu terbaca dan secara tidak langsung selalu di ingat dan dipraktikkan oleh petugas laboratorium RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja. KESIMPULAN DAN SARAN Petugas laboratorium telah patuh menggunakan semua APD yang disediakan oleh RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja seperti masker, jas laboratorium, sarung tangan akan tetapi tidak patuh menggunakan APD untuk penutup kepala, dan sepatu laboratorium sebab tidak disediakan oleh pihak rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pengetahuan tentang APD yang dimiliki oleh petugas laboratorium hanya tiga jenis APD antara lain masker, jas laboratorium, dan sarung tangan. Sedangkan persepsi petugas tentang dua jenis APD lainnya yaitu penutup kepala dan sepatu laboratorium belum dipahami dengan baik sehingga tidak digunakan oleh petugas, namun demikian petugas telah mempunyai motivasi APD yang baik. Adanya peraturan sudah diketahui oleh petugas. Adapun pengawasan yang telah dilakukan terus menerus, serta Standar Operational Prosedur (SOP) beriringan dengan berjalannya aturan. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas laboratorium paling dipengaruhi oleh peraturan dan ketersediaan APD karena para petugas patuh menggunakan APD dikarenakan adanya dorongan aturan untuk menggunakan APD tersebut. Pelindung Diri. Yogyakarta: PK3 RSUP Dr. Sardjito. 3. Harlan, A. N & Paskarini, I. Faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD pada petugas laboratorium Rumah Sakit PHC Surabaya, The Indonesian Journal Of Savety, Health and Environment. 2014. Vol.1, No.1, 107-119.

4. Profil RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja. Baturaja. 2014. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 411/MENKES/PER/III/2010. Laboratorium Klinik. 25 Maret 2010. Jakarta. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1087/MENKES/SK/VIII/2010. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit. 10 Agustus 2010. Jakarta.