PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BERAT UTERUS DAN TEBAL ENDOMETRIUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MENOPAUSE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tradisional maupun pasar modern. Kacang kedelai hitam juga memiliki kandungan

Pengaruh Ekstrak Air Daun Katu (Sauropus androgynus (L.) Merr.) terhadap Berat Uterus dan Tebal Endometrium Mencit (Mus musculus L.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat sekitar tumbuhan, diduga sekitar spesies

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. (tua) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun endokrinologik dari

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. androgynus) terhadap berat uterus dan tebal endometrium pada tikus putih

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah

Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lekosit tikus putih (Rattus norvegicus) betina adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan negara berupa kemajuan di bidang kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

DAFTAR PUSTAKA. Al-Maragi Tafsir Al- Maragi Juz 18. Semarang : Toha Putra.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengamati preparat uterus di mikroskopdengan menghitung seluruh

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. (L.) Merr.) terhadap berat uterus dan tebal endometrium mencit (Mus musculus)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. insiden penyakit degeneratif di tiap negara. Selain itu, meningkatnya usia harapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK KACANG PANJANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB IV METODE PENELITIAN

5 KINERJA REPRODUKSI

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP KINERJA UTERUS TIKUS OVARIEKTOMI ADRIEN JEMS AKILES UNITLY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh ekstrak daun katu (Sauropus androgynus (L.).

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

Transkripsi:

v c c P a g e 1 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BERAT UTERUS DAN TEBAL ENDOMETRIUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MENOPAUSE Afriani Susilo Wulandari (11620009) Program Studi S1 Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ABSTRAK Menopause adalah haid terakhir pada wanita. Tubuh seseorang wanita yang menopause akan banyak mengalami peristiwa. Perubahan tersebut salah satunya adalah perubahan pada organ reproduksinya, contohnya adalah pada berat uterus dan ketebalan endometrium. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengatasi hal tersebut. Tanaman katuk diketahui mempunyai kandungan isoflavon yang bersifat estrogenik, yakni fitoestrogen yang diduga dapat memperbaiki keadaan uterus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak daun katuk terhadap berat uterus dan tebal endometrium pada tikus menopause. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5 perlakuan 6 ulangan. Hewan coba yang digunakan adalah tikus betina ovariektomi dan tikus betina normal berusia 3 bulan. Kelompok perlakuan pada penelitian ini meliputi K- (normal), K+ (ovariektomi), PI (ovariektomi/15, PII (ovariektomi/30, dan PIII (ovariektomi/45. Parameter yang diamati adalah berat uterus dan tebal endometrium. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan ANOVA, apabila terdapat perbedaan signifikan, maka diuji lanjut dengan BNT 5%. Selain itu juga dilakukan uji regresi linear dan uji korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) berpengaruh negatif dapat menurunkan berat uterus dan tebal endometrium pada tikus putih (Rattus norvegicus) menopause. Kata kunci : Menopause, Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus), Berat Uterus dan Tebal Endometrium PENDAHULUAN Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua, sering menjadi ketakutan tersendiri dalam kehidupan wanita. Masa ini mengingatkan wanita terhadap proses menjadi tua yang disebabkan oleh organ reproduksinya yang tidak berfungsi lagi.datangnya menopause sendiri sangat individual sifatnya, namun umumnya berkisar pada umur 45-55 tahun(tina,1999). Akhir proses biologis dari siklus menstruasi, yang

v c c P a g e 2 dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. (Manuaba, 2009). Saat mendekati menopause, kadar hormon-hormon ini berkurang. Untuk mengurangi keluhan atau gejala menopause sebagian wanita memakai hormon pengganti dari luar tubuh (Terapi Sulih Hormon).Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada tahun 1997, dalam jurnalnya Wratsangka (1999), telah membuat kesepakatan bahwa untuk pencegahan keluhan jangka panjang perlu diberikan TSH sedini mungkin, yaitu 1-2 tahun setelah masa menopause. Fitoestrogen digunakan sebagai alternatif Terapi Sulih Hormon (TSH) untuk membantu penyesuaian tubuh dan mengurangi gejala karena perubahan hormonal yang drastis pada masa menopause, dapat digunakan jangka panjang selama beberapa tahun hingga tubuh dapat beradaptasi pada tingkat hormonal yang baru (Badziad, 2003). Salah satu tumbuhan yang diduga memiliki kandungan senyawa fitoestrogen adalah daun katuk (Sauropus androgynus), sesuai dengan hasil penelitian oleh Wijono (2003) yang menyatakan bahwa daun katuk mempunyai kandungan senyawa isoflavon yang bermanfaat bagi tubuh. Daun katuk diduga memiliki 4 macam senyawa Isoflavon (genistein, daidzein, formononetin, dan biochanin A)(Deddy, 2008). Hal ini dipaparkan oleh Cano (2000), pemberian fitoestrogen dapat meningkatkan tebal endometrium kemudian akan meningkatkan berat uterus secara keseluruhan. Proses proliferasi pada endometrium yang disebabkanoleh senyawa fitoestrogen akan menyebabkan pertambahan berat uterus, maka korelasi antara keduanya akan berkolerasi signifikan dan positif. Artinya adalah, semakin tebal endometrium maka semakin menambah berat uterus. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diduga kandungan pada daun katuk berpotensi dalam meningkatkan kadar hormon estrogen, dengan dosis yang berbeda, memberikan pengaruh terhadap berat uterus dan

v c c P a g e 3 tebal endometrium. Hal ini, dapat dijadikan bahan rujukan dalam menanggulangi atau mengobati masalah menopause pada semua wanita. BAHAN DAN METODE Penelitian merupakan penelitian eksperimental menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5 perlakuan 6 ulangan. Kelompok perlakuan terdiri dari: K + (ovariektomi) K - (normal) PI (OVK/15 PII (OVK/30 PIII (OVK/45 Alat dan bahan yang digunakan antara lain adalah tikus betina, kandang, pakan, spuit oral 3ml, daun katuk, air, alkohol 70 %, tissue, klorofom, pewarna Hematoxylin, dan pewarna eosin dan mikroskop komputer. Hewan Uji dan Kondisi Menopause Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus betina sebanyak 30 ekor, berumur 3 bulan, dengan berat 200-350 gram. Hewan coba diaklimatisasi di dalam laboratorium selama 1 minggu sebelum perlakuan.selama proses aklimatisasi tikus ovariektomi diberi makan pelet (BR 1) dan air minum PAM. Setelah aklimatisasi, ditimbang berat badan tikus menopause Pengelompokan dilakukan sesuai kode kandang kelompok perlakuan dengan distribusi tikus ovariektomi dengan berat badan secara acak. Kondisi tikus yang diovariektomi digunakan sebagai model untuk kondisi menopause dimana kondisi hormon estrogen dalam tubuh sudah sangat menurun dibandingkan kondisi normalnya Menurut Nursyah (2012), operasi ovariektomi merupakan salah satu rangkaian dari penelitian in vivo yang menggunakan hewan uji, dimana hewan uji berupa tikus betina yang diambil ovariumnya agar mengalami defisiensi estrogen. Pemberian Perlakuan Pemberian perlakuan aquades ekstrak daun katuk adalah dengan spuit secara oral 2,5 ml sesuai dengan kelompok perlakuan selama 1 bulan.

v c c P a g e 4 Pengambilan Data Sampel uterus diambil setelah dilakukan penimbangan berat basah uterus. Uterus dibuat sediaan histologis dengan pewarnaan HE dengan ketebalan 10µm. Penentuan tebal endometrium dilakukan dengan mengukur bagian tengah uterus, dikarenakan bagian tengah uterus ini sudah mewakili penentuan tebal endometrium pada setiap sayatan uterus sampel. Pengukuran tebal endometrium dilakukan dengan software Image Pro-Express. Analisis Data Hasil yang didapatkan diuji normalitas dan homogenitas kemudian dianalisis dengan One Way Anova 5%. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan, maka diuji lanjut dengan BNT 5%. Selain itu juga dilakukan uji regresi linear dan uji korelasi pearson 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tebal endometrium dan berat uterus tikus setelah perlakuan pemberian ekstrak daun katuk seperti pada Tabel 1. dan Tabel 2. Serta grafik kenaikannya pada Gambar 1. dan Gambar 2. Serta gambar irisan histologi pada Gambar 3. Tabel 1. Tebal Endometrium Tikus Setelah Perlakuan Esktrak Daun Katuk. Kelompok Rata-Rata Notasi Perlakuan ± SD (µm) PI (OVK/15 0,53 ± 0,74 a PII (OVK/30 0,61 ± 0,49 ab PIII (OVK/45 0,69 ± 0,73 b Kontrol + (OVK) 1,00 ± 0,58 c Kontrol - (normal) 2,2 ± 0,12 d Tabel 2. Berat Uterus Tikus Setelah Perlakuan Esktrak Daun Katuk. Kelompok Rata-Rata ± Notasi Perlakuan SD (µm) PI (OVK/15 0,53 ± 0,23 a PII (OVK/30 0,54 ± 0,28 a PIII (OVK/45 0,64 ± 0,06 a Kontrol + (OVK) 1,04 ± 0,09 b Kontrol - (normal) 1,50 ± 0,28 c

v c c P a g e 5 Gambar 1. Grafik Rerata tentang Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Katuk terhadap Tebal Endometrium pada Tikus Putih Menopause. Rata-Rata TEBAL ENDOMETRIUM 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kontrol + PI PII PIII Kontrol - Gambar 2 Grafik Rerata tentang Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Katuk terhadap Berat Uterus pada Tikus Putih Menopause. Rata-Rata Berat Uterus 1.5 1 0.5 0 Kontrol + PI PII PIII Kontrol - Apabila semuanya dibandingkan antara kelompok perlakuan PI dosis 5 mg/kgbb, PII dosis 30 mg/kgbb, dan perlakuan PIII dosis 45 mg/kgbb, terlihat bahwa hasil peningkatan tebal endometrium dan berat uterus yang berpengaruh efektif adalah dosis dosis 45 mg/kgbb. Namun apabila dilihat dari nilai rata-rata tebal endometrium dan berat uterus pada tikus ovariektomi dengan menggunakan perlakuan dengan 3 dosis yang berbeda, dibandingkan dengan nilai rata-rata tikus ovariektomi tanpa perlakuan mengalami penurunan. Meskipun dengan pemberian 3 dosis yang berbeda bernilai signifikan, yang apabila dibandingkan pada tikus ovariektomi dan tikus normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun katuk terhadap tebal endometrium dan berat uterus menjadi menurun.

v c c P a g e 6 Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus)terhadap berat uterus dan tebal endometrium pada tikus putih (Rattus norvegicus) menopause mengalami penurunan. Bahwa pemberian ekstrak daun katuk apabila dikonsumsi oleh wanita yang mengalami masa menopause sebagai penganti hormon estrogen maka tidak memgalami peningkatan pada berat uterus dan tebal endometrium. Hasil ini membenarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kandungan fitoestrogen memilki afinitas lebih tinggi terhadap reseptor β yang terletak menyebar, yakni di ginjal, tulang, otak dan pembuluh darah (Bustamam, 2008). Menurut Pawitan (2002), yang menyatakan bahwa fitoestrogen bekerja sebagai antiestrogen pada jaringan reproduksi (ovarium, endometrium dan kelenjar mamae), sedangkan aktivitas estrogeniknya nyata pada tulang. Pada fitoestrogen ditemukan reseptor molekul yang disebut RE β, untuk membedahkan dengan RE α. Kedua bentuk RE ini mengikat estrogen dengan aktifitas sama. Dalam jaringan tulang dijumpai lebih banyak RE β dibandingkan dengan RE α. Menurut Mohamud (2013), menyatakan bahwa fitoestrogen seperti halnya estrogen memiliki aktivitas uterotropik yang menyebabkan peningkatan massa uterus. Fitoestrogen ini bekerja dengn cara yang sama seperti estradiol, yaitu dengan berikatan pada reseptor estrogen (ER) dan komplek reseptor ligand untuk menuginduksi ekspresi dari gen yang responsif terhadap estrogen sehingga terjadi peningkatan massa uterus. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan pemberian senyawa fitoestrogen. Sedangkan hasil penelitian daun katuk tidak memberikan efek estrogenik pada tikus menopause, hal ini dikarenakan pada fitoestrogen terdapat reseptor β yang mana reseptor ini memiliki efek estrogenik pada tulang, sedangkan pada organ reproduksi khususnya uterus tidak ada. Maka hasil fitoestrogen pada daun katuk bersifat antiestrogen sehingga menyebabkan penurunan pada berat uterus dan tebal endometrium.

v c c P a g e 7 Gambar 3. Irisan melintang uterus yang memperlihatkan tebal endometrium pada perbesaran 40x. a b c d e Keterangan : a) Kontrol - (ovariektomi), b) P1 (ovariektomi/15, c) PII (ovariektomi/30, d) PIII (ovariektomi/45 mg/kgb), e) Kontrol + (normal). Hubungan tebal endometrium dengan berat uterus diketahui dengan hasil Uji Regresi Linier yang menyatakan bahwa signifikan dan positif antara berat uterus dan tebal endometrium. Pada tabel 4.5 diperoleh hasil uji regresi menunjukkan F hitung 5,291 > F tabel 2,878 hal ini menunjukkan bahwa hubungan tebal endometrium dengan berat uterus signifikan. Selain itu, koefisien Determinasi (KD) pada nilai R Square sebesar 72,3% dapat diartikan bahwa variabel x (tebal endometrium) memiliki pengaruh hubungan sebesar 72,3% terhadap variabel y (berat uterus).

v c c P a g e 8 Tabel 3. Tabel Ringkasan Hasil Uji Regresi Linier dan Korelasi Pearson antara Tebal Endometrium (x) dan Berat Uterus (y) x y xy R R square a B Fhitung Ftabel α 3,897 1,496 5,393 0,850 0,723 0,580 0,269 5,291 2,878 Hubungan tebal endometrium dengan berat uterus diketahui dengan hasil Uji Regresi Linier yang menyatakan bahwa signifikan dan positif antara berat uterus dan tebal endometrium. Pada tabel 4.5 diperoleh hasil uji regresi menunjukkan F hitung 5,291 > F tabel 2,878 hal ini menunjukkan bahwa hubungan tebal endometrium dengan berat uterus signifikan. Selain itu, koefisien Determinasi (KD) pada nilai R Square sebesar 72,3 % dapat diartikan bahwa variabel x (tebal endometrium) memiliki pengaruh hubungan sebesar 72,3 % terhadap variabel y (berat uterus). Tingginya regresi dan hubungan antara tebal endometrium dan berat uterus yang telah dipaparkan tersebut sesuai dengan pernyataan yang dipaparkan oleh Puspitadewi (2007) dan Sitasiwi (2008) bahwa berat uterus sangat dipengaruhi oleh tebal endometrium uterus dan sekret yang dihasilkan oleh kelenjar uterus. Tebal endometrium uterus merupakan faktor utama yang mempengaruhi berat uterus karena endometrium uterus merupakan lapisan yang paling responif terhadap perubahan hormon reproduksi, terutama hormon estrogen. PENUTUP Kesimpulan Pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) berpengaruh terhadap berat uterus dan tebal endometrium pada tikus putih (Rattus norvegicus) menopause. Saran Perlu dilakukan penelitian dengan dosis yang sama dengan parameter pengamatan gambaran histologi lapisan endometrium, miometrium dan perimetrium uterus tikus. Serta dilakukan pengamatan terdahulu pada kondisi tikus sebelum dilakukan operasi ovariektomi dan dilakukan pengamatan pada apusan vagina untuk mengetahui siklus birahi pada tikus.

v c c P a g e 9 DAFTAR PUSTAKA Badziad, A.2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Bustamam, N. 2008. Fitoestrogen dan Kesehatan Reproduksi. Bina Widya. 19 (3), 146-150. Cano, A dan, C. 2000. The Endometrial Effects of SERMs. Human Reproduction Update. Vol. 6 No.3 hal. 244-254. Deddy, M. 2008. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung : PT Bumi Aksara. Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Mohamud, N Binti. 2013. Peran Pemberian Ekstrak Tempe terhadap Organ Ovarium dan Uterus Tikus Betina Prapubertas. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Bogor. Nursyah, D.A,. 2012. Gambaran Siklus Estrus Tikus Putih (Rattus novergicus) Ovariektomi yaang diberi Tepung Daging Teripang. IPB. Pawitan, Sri. 2002. Phytoetrogen Protection Againts a Wide Range of Disease. Medical Progress. Puspitadewi, Shintia dan Sunarno. 2007. Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji dalam Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Jurnal Sains dan Matematika (JSM). Volume 15. Nomor 2, April 2007, Hal. 55-60. Semarang : Diakses tanggal 15 Maret 2014. Sitasiwi, Agung Janika. 2008. Efek Paparan Tepung Kedelai dan Tepung Tempe sebagai Sumber Fitoestrogen terhadap Jumlah Kelenjar Endometrium Uterus Mencit (Mus musculus). Laboratorium Biilogi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Semarang : Diakses tanggal 25 Maret 2015. Tina, N.K. 1999. Menopause dan Seksualitas.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Wijono,S. 2003. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid pada Daun Katuk (Sauropus androgynus). Makara, Sains, Vol, 7, No.2, Agustus 2003. Jakarta