BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia. nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

Hubungan Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok dengan Tahapan Usaha Henti Rokok pada Mahasiswa Kedokteran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan rokok akan membunuh 1 miliar orang sepanjang abad ke-21

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

I. PENDAHULUAN. sehat harus diupayakan oleh setiap orang, tidak akan optimal jika dilaksanakan. di tempat-tempat umum atau di tempat bermain anak.

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

KUESIONER PENELITIAN

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang di dunia. Perokok tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 29/P/SK/HT/2008 TENTANG KAWASAN BEBAS ROKOK REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 12,13 2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan 12,13 Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan dapat dibagi atas enam bagian, yaitu: 1. Tahu (know): mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. 2. Memahami (comprehension): kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui 3. Aplikasi (application): sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari 7

8 4. Analisa (analysis): kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek dalam komponen. 5. Sintesis (synthesis): kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kesembuhan baru. 6. Evaluasi (evaluation): berkaitan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. 2.1.1.3 Proses Perilaku Tahu Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu : 1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) 2. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus 3. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikao responden sudah lebih baik. 4. Trial, dimana individu mencoba perilaku baru 5. Adaptation, individu adaptasi dengan perilaku baru.

9 2.1.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan 12,13 Cara memperoleh pengetahuan terdapat dua cara, diantaranya : 1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a. Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum peradaban, bahkan sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. b. Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin, pimpinan masyarakat baik formal atau nonfrmal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. 2. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau disebut metodologi penelitian.

10 2.1.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 12,13 Pengetahuan pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal. 1. Faktor Internal a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. b. Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. c. Umur Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hulock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

11 masyarakat seseorang lebih dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. 2. Faktor Eksternal a. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. 2.1.1.6 Kriteria Tingkat Pengetahuan Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu 13 : 1. Baik : Hasil persentase 76%-100% 2. Cukup : Hasil persentase 56%-75% 3. Kurang : Hasil persentase <56% 2.1.2 Rokok 2.1.2.1 Definisi Rokok Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok adalah gulungan tembakau, kira-kira sebesar kelingking, yang dibungkus daun nipah atau kertas. 14

12 Pemerintah mendefinisikan rokok sebagai salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. 15,16 2.1.2.2 Kandungan Rokok Tembakau yang merupakan salah satu komponen pembentuk rokok mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan, diantaranya mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk 43 bahan penyebab kanker yang telah diketahui, sehingga lingkungan yang terpapar dengan asap tembakau juga dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang serius. 2,4 Dari berbagai jenis rokok yang beredar di pasaran, terdapat kandungan nikotin tinggi: 1,7-2,5 mg; kandungan tar 28,1-53,2 mg; kandungan eugenol 3,63-12,84 mg per batang (rokok putih: 0,05-1,4 mg nikotin; 0,5-24 mg tar per batang). 17 Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar serta menghisap asap yang dihasilkan. Kandungan asap ini 60%-nya adalah gas dan uap yang terdiri dari 20 jenis gas, diantaranya: karbonmonoksida, hidrosianida, asam nitrat, nitrogen dioksida fluorocarbon, aseton dan amonia. 3 Menurut hasil penelitian medis, bahan kimia yang paling berbahaya sekaligus merupakan racun utama pada rokok adalah nikotin, tar dan karbonmonoksida. 3,18

13 1. Nikotin Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. 15,16 Nikotin merangsang pengeluaran neurotransmitter seperti dopamin, serotonin, asetilkolin, vasopressin, glutamat, dan β endorfin. Adanya hormon tersebut akan menimbulkan perubahan perasaan, nafsu makan tersupresi, meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat. Hal inilah yang menyebabkan nikotin dapat menimbulkan ketergantungan. 19 Merokok dengan kadar nikotin tinggi dapat meningkatkan denyut jantung, peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat, yang selanjutnya akan mempengaruhi kerja jantung sehingga kebutuhan oksigen jantung akan meningkat. 19 2. Tar Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu dihasilkan saat rokok dibakar setelah dikurangi nikotin dan air, yang bersifat karsinogenik. 15,16 Bahan ini dalam percobaan terbukti menimbulkan kanker kulit, demikian juga kanker yang lainnya. 18 3. Karbonmonoksida Gas yang dihirup dari sebatang rokok mengandung sekitar 1-5% karbonmonoksida yang terbentuk sebagai hasil pembakaran. Karbonmonoksida mempunyai afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin. Akibatnya, seorang perokok berat, biasanya mempunyai hingga 15 persen dari hemoglobin dalam darahnya tidak dipakai mengangkut oksigen ke jaringan karena dalam bentuk inaktif, yaitu sebagai carboxyhemoglobin. 18

14 2.1.2.3 Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Rokok memiliki kandungan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, berikut ini adalah bahaya rokok bagi tubuh kita yaitu : 1. Sistem Kardiovaskular 18,20 a. Gangguan irama dan frekuensi denyut jantung b. Menyebabkan seseorang berisiko terkena penyakit jantung koroner c. Mengganggu aliran pembuluh darah terutama pembuluh darah ke otak 2. Sistem Respirasi 18,20 a. Mengganggu struktur saluran pernapasan b. Kanker paru c. Bronkhitis kronis d. Memicu asma 3. Kulit dan Rambut 18 a. Kerontokan rambut b. Ulserasi pada mulut c. Kemerahan pada wajah, kulit kepala, dan tangan 4. Sistem Gastrointestinal a. Karies gigi 19,21 b. Mengiritasi lambung dan meningkatkan asam lambung 22 5. Sistem Imun 19,21 Meningkatkan risiko penyakit infeksi jamur, bakteri, dan parasit

15 6. Sistem Genitourinaria 19,21 N-Nitrosodismetilamin merupakan agen karsinogenik yang menyebabkan kanker ginjal dan kandung kemih 7. Sistem Reproduksi (Janin) 19,21 a. Gangguan perkembangan janin pada saat pembentukan organ b. Intelektual janin terganggu 8. Kulit dan Tulang a. Kulit keriput, mudah berkedut, kusam dan tidak elastis 23 b. Tulang rapuh, terutama tulang panggul 24 2.1.3 Usaha Henti Rokok Penggunaan tembakau dapat menyebabkan ketergantungan tambakau atau ketergantungan nikotin dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Berhenti merokok akan menurunkan risiko berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh rokok. 20 2.1.3.1 Tahapan Usaha Henti Rokok 25,26,27 Dalam usaha berhenti merokok, Prochaska dan DiClemente mengemukakan model yang menggambarkan tahapan perubahan seseorang untuk berhenti merokok yaitu : 1. Precontemplation: seseorang tidak berpikir untuk berhenti merokok pada masa mendatang dan tidak tertarik dalam segala bentuk intervensi. Ada beberapa alasan untuk masalah ini. Seseorang tersebut

16 mungkin berkecil hati dengan usaha henti rokoknya, kekurangan informasi tentang bahaya merokok, atau terlalu percaya bahwa dirinya terlalu kecanduan. 2. Contemplation: seseorang serius berfikir untuk berhenti merokok 1 bulan ke depan tetapi belum pernah mencoba berhenti selama 24 jam pada 1 tahun terakhir, atau berfikir untuk berhenti merokok pada 6 bulan ke depan. 3. Preparation: seseorang dalam tahap ini akan melakukan setidaknya berhenti merokok dalam 24 jam dalam 1 tahun terakhir. Seseorang tersebut juga berpikir untuk berhenti merokok dalam waktu dekat, yaitu 30 hari kedepan. 4. Action: seseorang berhasil berhenti merokok selama 6 bulan terakhir, sehingga sudah berhenti merokok kurang dari 6 bulan. Namun pada tahap ini memiliki risiko kekambuhan yang tinggi. 5. Maintenance : pada tahap ini, seseorang sudah berhenti merokok setidaknya 6 bulan. Seseorang tersebut sudah mampu mengantisipasi situasi yang dapat menyebabkan kekambuhan dan sudah mempersiapkan strateginya untuk mempertahankan usaha henti rokok. 2.2 Kerangka Teori Merokok merupakan salah satu masalah yang besar di Indonesia. Menurut Global Adults Tobacco Survey Indonesia, Indonesia merupakan negara pengkonsumsi rokok terbesar keempat di dunia, terdapat 61.000.000 perokok

17 atau sepertiga (36,1%) dari penduduk Indonesia, diantaranya 63% perokok adalah pria dewasa dan 4,5% adalah wanita dewasa. 1 Keputusan seseorang untuk merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor genetik, faktor kepribadian yang cenderung negatif, faktor sosial, faktor kejiwaan, faktor sensori motor, dan motivasi diri. 18 Merokok menyebabkan berbagai macam penyakit, yang dapat menyebabkan kematian. 2 Menurut GATS di Indonesia, 5 dari 10 perokok berencana atau berpikiran untuk berhenti merokok. 6 Berhenti merokok bukanlah proses yang mudah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kepercayaan diri, dan informasi tentang bahaya merokok atau pengetahuan. Tahapan seseorang berusaha untuk berhenti merokok yaitu precontemplation, contemplation, preparation, action, dan maintenance. 9 Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan penginderaan. Proses pengetahuan menjadikan seseorang berubah perilakunya melalui beberapa tahapan, tahu atau sadar (awareness), tertarik (interest), menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian stimulus (evaluation), mencoba melakukan perilaku baru (trial), adaptasi perilaku baru. 12

18 Faktor yang mempengaruhi merokok : 1. Genetik 2. Kepribadian 3. Sosial 4. Kejiwaan 5. Sensori motori 6. Motivasi Informasi Bahaya Merokok Seseorang tahu dan paham Merokok Sikap tertarik dan menimbang Kepercayaan diri Mencoba dan adaptasi baru Berhenti Merokok Gambar 2.1 Kerangka Teori 2.3. Kerangka Pemikiran Usaha berhenti merokok bukanlah proses yang mudah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah informasi tentang bahaya merokok. 18 Informasi ditangkap sebagai suatu stimulus yang baru, yang menyebabkan seseorang tahu paham terhadap suatu stimulus, lalu merasa tertarik terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat menimbang baik dan buruk stimulus, yang akhirnya seseorang tersebut mencoba perilaku baru dan mengadopsi perilaku baru, yaitu perilaku berhenti merokok.

19 Menurut Global Health Professional Survey pada tahun 2009 prevalensi perokok pada mahasiswa laki-laki tingkat tiga fakultas kedokteran umum dan kedokteran gigi di Indonesia adalah 19,8% dan 39,8%. 1 Sebagai mahasiswa kedokteran yang lebih banyak mendapatkan informasi tentang bahaya merokok seharusnya bisa mencontohkan pola hidup yang sehat yang dalam konteks ini yaitu tidak merokok. Tahapan seseorang berusaha untuk berhenti merokok dapat dikelompokkan menjadi precontemplation, contemplation, preparation, action, dan maintenance. 9

20 Baik/cukup/kurang Mahasiswa kedokteran mendapatkan informasi bahaya merokok bagi kesehatan Mahasiswa FK tahu dan paham bahaya rokok bagi kesehatan Merasa tertarik pada informasi tersebut Adaptasi untuk berhenti merokok Mencoba perilaku baru untuk tidak merokok Menimbang keuntungan dan kerugian rokok untuk diri sendiri Tahapan usaha henti rokok Precontemplation Contemplation Preparation Action Maintenance Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

21 2.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis merumuskan hipotesis bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan tahapan usaha henti rokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.