PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS PATELLARIS DEKSTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSAL Dr.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usia 56 tahun dengan kondisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) pada L5-S1

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS. FROZEN SHOULDER e / c Ca MAMAE. DI RSUP. Dr SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ISCHIALGIA SINISTRA et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DI RUMKITAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW JOINT DEXTRA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AT CAUSA CAPSULITIS ADHESIVA DI RS. DR. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW FRAKTUR COLLUM HUMERUS DEXTRA DI RS.PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN DAN INFRA RED (IR) PADA KONDISI POST DISLOKASI SENDI ACROMIOCLAVICULAR DEXTRA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR 1/3 PROXIMAL RADIUS ULNA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVA SINISTRA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SUBACROMIALIS BURSITIS DI RST. dr. SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PARAPARESE DI RSUD KARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT DEKSTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu

PENGARUH PENAMBAHAN CODMAN PENDULAR EXERCISE S

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSUD HARDJONO PONOROGO

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

Di susun oleh: J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA DI RSO Prof. Dr SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

I Nyoman Warta Bagian Fisioterapi RSUD Badung, Bali Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LESI PLEXUS BRACHIALIS DEXTRA. di RSAL RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI FRAKTUR CAPUT RADIUS SINISTRA DENGAN PEMASANGAN SCREW

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS PATELLARIS DEKSTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC DI RSUD SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Diploma III Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER E.C CAPSULITIS ADHESIVA SINISTRA DI RST. dr. SOEDJONO MAGELANG

: Pensiunan PNS angkatan laut. : Waru surabaya

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA e.c CAPSULITIS ADHESIVA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER e / c Ca MAMAE DI RSUP. Dr SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI. Disusun Oleh : Husna Mufidati NIM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

Disusun oleh: LINA IRENA J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS HERNIA NUCLLEUS PULPOSUS LUMBAL 3 5 DAN SACRUM 1 DI RSUD SUKOHARJO

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS. KNEE SINISTRA DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN TRAKSI OSCILASI PADA PASIEN DENGAN FROZEN SHOULDER

Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI OLEH : I NYOMAN WARTA NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC E.C. LUMBAR STRAIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC DI PUSKESMAS II KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS (OA) GENU BILATERAL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI MYALGIA SUBSCAPULARIS DEXTRA DI BBRSBD SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : NUR ENDAH PURNAMA SARI J100130036 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA PUBLIKASI ILMIAH Oleh: NUR ENDAH PURNAMA SARI J100130036 Telah diperiksa dan telah disetujui untuk di uji oleh: WIJIANTO, SST.FT., M.OR i

HALAMAN PENGESAHAN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. Dr. RAMELAN SURABAYA OLEH NUR ENDAH PURNAMA SARI J100130036 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Nama Terang Tanda Tangan Pembimbing : Wijianto, SST.FT., M.OR ( ) Penguji I : Isnaini Herawati, S.Fis.,M.Sc ( ) Penguji II : Agus Widodo, S. Fis., M.Fis ( ) Dekan Fakulas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan tinggi sepanjang pengetahuan saya dan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya. Surakarta, 3 Agustus 2016 Penulis Nur Endah Purnama Sari J100130036 iii

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA Abstrak Latar Belakang : Frozen Shoulder merupakan kondisi umum yang disebabkan karena nyeri bahu dan kekakuan karena suatu peradangan yang mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi. Pada kasus tersebut bisa ditanggulangi dengan modalitas fisioterapi. Fisioterapi pada kasus ini dapat menurunkan nyeri menurunkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot dengan ultra sound, TENS dan terapi latihan. Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhiseva dengan menggunakan modalitas ultra sound, TENS dan terapi latihan. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian nyeri pada nyeri gerak T1 : 8, menjadi T6 : 4, nyeri tekan T1 : 5, menjadi T6 : 3, nyeri diam T1 : 2, menjadi T6 : 1, peningkatan lingkup gerak sendi S : T1 : 25-0-95, menjadi T6 : 45-0-120, F : T1 : 65-0-20, menjadi T6 : 80-0-45, R (F=90) : T1 : 20-0-25, menjadi T6 : 40-0-40, peningkatan kekuatan otot flexor shoulder T1 : 4-, menjadi T6 : 4, ekstensor shoulder T1 : 4-, menjadi T6 : 4+, abduktor shoulder T1 : 3, menjadi T6 : 4, adduktor shoulder T1 : 3, menjadi T6 : 4, exorotator shoulder T1 : 3, menjadi T6 : 4, endorotator shoulder T1 : 3, menjadi : 4. Kesimpulan : ultra sound, TENS dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada bahu kanan dan dapat meningkatkan kekuatan otot. Kata kunci: Capsulitis adhesive dextra, Ultra Sound, TENS, terapi latihan. Abstract Background : Frozen shoulder is a common condition that is caused due to shoulder pain and stiffness due to an inflammation of the joint capsule and can cause adhesions joint capsule. Aims of Research : To study about physiotherapy management in reducing pain, increasing range of motion and increase muscle strength in the case of Frozen Shoulder capsulitis due adhiseva using modalities Ultra Sound (US), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulatiom (TENS) and Therapeutic Exercise (TL). Results: After terapy for about six times the obtained results of the assessment of T1 motion pain: 8, a T6: 4, tenderness T1: 5, a T6: 3, painful silence T1: 2, a T6 : 1, increase range of motion S: T1: 25-0-95, a T6: 45-0-120, F: T1: 65-0-20, a T6: 80-0-45, R (F = 90 ): T1: 20-0-25, a T6: 40-0-40, an increase in shoulder flexor muscle strength T1: 4-, a T6: 4, shoulder extensors T1: 4-, a T6: 4+, abduktor shoulder T1: 3, a T6: 4, shoulder adductor T1: 3, a T6: 4, exorotator shoulder T1: 3, a T6: 4, endorotator shoulder T1: 3, to: 4. 1

Conclusion: Ultrasound (US) can reduce pain in right shoulder condition caused by Frozen Shoulder capsulitis adhiseva, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) can improve range of motion in his right shoulder in a state of Frozen Shoulder capsulitis due adhiseva and Exercise Therapy (TL) can increase muscle strength in the case of Frozen Shoulder capsulitis due adhiseva. Key words: Capsulitis adhesiva, Ultra Sound (US), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), and Therapeutic Exercise (TL) 1. PENDAHULUAN Pasien dalam kehidupan sehari-hari banyak yang datang ke fisioterapi dengan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak pada bahunya. Pasien mengeluh nyeri spontan yang seringkali parah dan mengganggu tidur. Pasien takut untuk menggerakkan bahunya sehingga menambah kekakuan dan pasien mengalami keterbatasan lingkup gerak sendi dalam pola kapsuler. Pasien juga mengalami keterbatasan pada saat melakukan aktifitas seperti tidak mampu menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian, mengambil dan memasukkan dompet dari saku belakang. Maka salah satu penyebabnya adalah frozen shoulder. Frozen shoulder timbul secara spontan tanpa penyebab yang jelas, berhubungan dengan bermacam penyakit immune atau penyakit sistemik atau frozen shoulder primer (idiopatik) dan frozen shoulder sekunder. Diagnosa fisioterapi penderita frozen shoulder adalah nyeri pada keterbatasan gerak ke segala arah. Diperkirakan penderita frozen shoulder lebih banyak pada wanita (Salim,2014). Frozen shoulder mempengaruhi 2-5% dari populasi dan yang paling sering paling terjadi pada kelompok usia 40-60 tahun (Jurgel,2005). Problematik fisiologi pada frozen shoulder antara lain: hipomobilitas atau problem pola kapsuler sendi glenohumeralis. Hipomobilitas disebabkan volume cairan synovial menurun dalam sendi, yang mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam sendi pada waktu ada gerakan. Selanjutnya jarak permukaan sendi menyempit karena pelumas sendi menipis dan peningkatan jumlah serabut kolagen yang bersilangan serta susunan tidak teratur. Serabut kolagen yang kusut akan mengurangi fleksibilitas jaringan ikat dan membatasi gerakan sendi (Salim, 2014). 2

Frozen Shoulder disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah capsulitis adhesive. Keadaan ini disebabkan karena kondisi umum dari nyeri bahu dan kekakuan karena suatu peradangan yang mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi. Kriteria diagnostik dari kondisi ini termasuk nyeri bahu terutama pada malam hari, kekakuan bahu selama lebih dari 1 bulan, dan tidak ada kelainan yang menjelaskan gejala (Pedro, 2012) Pada kondisi capsulitis adhesive, fisioterapis berperan dalam mengurangi nyeri dan mencegah kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan aktifitas fungsional pasien. Untuk mengatasinya banyak modalitas fisioterapi yang dapat digunakan, disini penulis mengambil modalitas fisioterapi berupa penggunaan Ultra Sound (US), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan Terapi Latihan. 2. PENATALAKSANAAN STUDI KASUS 2.1 Identitas Pasien Dari anamnesis umum yang dilakukan didapatkan informasi sebagai berikut, pasien bernama Tn. W, berjenis kelamin laki-laki, berumur 48 tahun, beragama islam, dan pasien tinggal di Jatisari Balongbendo Sidoarjo dengan diagnosa Capsulitis Adhesiva Dextra. 2.2 Keluhan Utama Pasien mengeluhkan nyeri pada bahu kanannya, pasien juga mengeluhkan rasa kaku pada bahu sebelah kanannya. 2.3 Pemeriksaan Fisioterapi Pemeriksaan fisioterapi meliputi pemeriksaan fisik dan tanda vital, inspeksi (statis dan dinamis), palpasi, pemeriksaan gerak dasar, pemeriksaan kognitif, intrapersonal, interpersonal, pemeriksaan kekuatan otot, pemeriksaan luas gerak sendi, serta kemampuan fungsional. 2.4 Problematika Fisioterapi Impairment, yaitu adanya nyeri pada bahu kanan, keterbatasan gerak sendi akibat kekakuan, dan penurunan kekuatan otot. Functional Limitations, pasien kesulitan dalam menyisir rambut, kesulitan dalam 3

mengambil barang yang tinggi, dan pasien kesulitan dalam mengambil dompet dari saku belakang. Disability, pasien tidak mampu mengikuti club renang bersama teman-temannya. 2.5 Pelaksanaan Terapi Pelaksanaan Fisioterapi dilakukan sebanyak 6 kali, pada tanggal 7, 12, 14, 19, 21, dan 26 Januari 2016. Pelaksanaan Fisioterapi dilaksanakan berdasarkan pemeriksaan nyeri dengan VAS, pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT, pemeriksaan luas gerak sendi dengan Goniometer, serta pemeriksaan aktivitas fungsional pasien menggunakan indeks SPADI. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan luas gerak sendi, serta meningkatkan aktivitas fungsional pasien. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Nyeri 10 8 6 4 2 0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 diam tekan gerak Grafik 4.1 Evaluasi nyeri dengan menggunakan VAS Rasa nyeri dapat berupa nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri gerak. Setelah menjalani terapi selama 6 kali terdapat penurunan nyeri karena Efek thermal ultrasound (US) menyebabkan terjadinya pengurangan nyeri. Ultrasound dapat merangsang akumulasi nonperifer darah dengan mengaktifkan sel endotel. Hal ini juga dapat bertindak secara tidak langsung dengan meningkatkan intraselular. Sel endotel diaktifkan dan melepaskan berbagai zat seperti sitokin. Akhirnya terjadi kenaikan suhu jaringan sehingga dapat meningkatkan aliran dan metabolisme sehingga 4

aliran darah menjadi lancar kemudian rasa nyari pun berkurang (Gerold, 2011). Sedangkan TENS dapat mengurangi nyeri karena efek analgesia yaitu dengan jalan mengaktivasi serabut A-β yang selanjutnya akan menginhibisi neuron nosiseptif di kornu posterior medulla spinalis,dan akan mengaktifkan sel T namun pada saat yang bersamaan impuls tersebut juga mengaktifkan substansia gelatinosa yang berdampak pada penurunan asupan terhadap sel T yang berasal dari serabut berdiameter kecil dengan kata lain asupan impuls serabut berdiameter besr kan menutup gerbang dan menghambat tranmisi impuls nyeri sehingga nyeri dirasakan berkurang (Parjoto, 2006). Luas Gerak Sendi 140 120 100 80 60 40 20 0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Fleksor Ektensor Adduktor Abduktor Endorotasi Eksorotasi Grafik 4.2 Evaluasi peningkatan luas gerak sendi Dari grafik diatas dilihat adanya peningkatan luas gerak sendi. Hal ini dipengaruhi oleh efek dari latihan aktif dan shoulder wheel. Latihan aktif disini bertujuan untuk menjaga serta menambah lingkup gerak sendi. Gerakan dilakukan oleh kekuatan otot penderita itu sendiri dengan tidak menggunakan suatu bantuan dan tahanan yang berasal dari luar. Mekanisme free active exercise untuk meningkatkan luas gerak sendi adalah karena gerakan berayun ritmis membantu dalam relaksasi hipertonik otot akan menyebabkan rileksasi pada otot, kemudian akan meningkatkan ketegangan dari otot sehingga diperoleh kekuatan otot. Gerakan pada segmen tubuh terjadi sebagai akibat kontraksi otot atau gaya dari luar (external forces) yang menggerakkan tulang. Tulang akan 5

bergerak terhadap satu dengan yang lain pada hubungan antar sendi. Struktur pada sendi akan mempengaruhi integritas dan fleksibilitas jaringan lunak sendi yang melewati sendi dan akan mempengaruhi gerakan yang timbul antara dua tulang. Gerakan penuh yang mungkin terjadi disebut Range Of Motion (ROM). Ketika suatu segmen tubuh bergerak dalam range of motion, semua struktur pada regio tersebut akan dipengaruhi antara lain otot, permukaan sendi, capsul, ligament, fascia, pembuluh darah dan saraf ( Nagavani, 2009). Shoulder wheel dapat digunakan untuk melatih gerak fleksi dan ekstensi serta sirkumduksi sendi bahu secara akif serta dapat divariasi dengan tahanan dan tinggi rendahnya pegangan disesuaikan dengan lingkup gerak sendi yang akan dicapai. Pada dasarnya latihan menggunakan shoulder wheel digunakan untuk meningkatkan LGS pada bahu dengan meminimalisasikan adanya nyeri karena gerakan dilakukan sebatas toleransi pasien sehingga menambah lingkup gerak sendi dilakukan secara bertahap (Rahmawati, 2010) yang dikutip dari (Kisner, 1996). Kekuatan Otot 5 4 3 2 1 0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Fleksor Ekstensor Adduktor Abduktor Endorotasi Eksorotasi Grafik 4.3 Evaluasi peningkatan kekuatan otot Dari grafik diatas terdapat peningkatan kekuatan otot. Hal ini karena terapi latihan menggunakan metode Codman Pendar Exercise. Dengan traksi ringan dan gerak isolasi dan memberikan gerak awal dari 6

struktur sendi dan cairan synovial. Ketika pasien menahan stretching, beban bertambah pada tangan atau pergelangan tangan untuk menyebabkan pengalihan pada kekuatan sendi. Untuk melakukan tarikan pada sendi glenohumeral dengan menstabilkan scapula terhadap thorak secara manual. Pada gerakan pendulum penderita membungkuk kedepan, lengan yang terkena tergantung bebas. Pemberian beban pada latihan pendulum dapat menimbulkan rileksasi pada otot bahu (Goldfried, 2008). 3.2 Pembahasan Nyeri Evaluasi dari program terapi yang dilakukan sebanyak 6 kali didapatkan pada saat T1-T2 belum terdapat perubahan rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. Namun saat memasuki T3 pasien sudah bisa merasakan adanya perbedaan rasa nyeri. Berangsur-angsur berkurang hingga T6. Berawal dari T1 nyeri yang dirasakan sebesar 8 kemudian menjadi 4 setelah dilakukan terapi ke-6. Luas Gerak Sendi Adanya perubahan luas gerak sendi pada pasien selama proses terapi yang dilakukan sebanyak 6x. Untuk gerakan-gerakan sendi bahu cenderung mengalami peningkatan dimulai saat dilakukan T3. Peningkatan luas gerak sendi terus terjadi seiring berjalannya proses terapi yang dilakukan 6x. Kekuatan Otot Adanya peningkatan kekuatan otot flexor dan extensor terjadi pada T3, sedangkan untuk otot abduktor, adduktor, eksorotasi dan endorotasi terdapat peningkatan pada T4. Kemudian berangsur membaik setelah T5 hingga T6. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pasien atas nama Tn. W umur 48 tahun dengan diagnosa capsulitis adhesiva dextra dengan modalitas ultrasound, 7

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan terapi latihan berupa free active exercise, codman pendular exercise dan shoulder wheel selama 6 kali terapi, dapat disimpulkan bahwa modalitas tersebut berpengaruh dalam penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan luas gerak sendi. Terapi dilakukan seminggu 2x di Rs. Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya. Keberhasilan dari terapi ini didukung karena adanya motivasi pasien yang tinggi untuk sembuh, sehingga ada kerjasama antara terapis dengan pasien serta keluarga pasien yang mendukung program terapi. 4.2 Saran Bagi pasien disarankan untuk melakukan terapi secara rutin, serta melakukan latihan-latihan yang telah diajarkan oleh terapis secara rutin dirumah. a. Hindari mengangkat beban yang berat b. Sebaiknya posisi tidur tidak miring ke sisi yang sakit c. Kompres dengan air hangat saat nyeri muncul Bagi fisioterapis hendaknya melakukan pemeriksaan dengan teliti, dan menjalankan tugasnya secara profesional agar mampu menegakkan diagnosa, menentukan problematik yang muncul, dan menentukan modalitas fisioterapi yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Gerold, R, dkk. 2011. Ultrasound Therapy For Calcific Tendinitis Of The Shoulder. Goldfried, M. R, Marbaum. 2008. Behavior change through self control. Newyork: Holt, Rinehart, Winston. Jurgel, jelena,dkk. 2005. Shoulder function in patients with frozen shoulder before and after 4-week rehabilitation. Medicina Nagavani, dr. 2009. Text Book Of Biomechanicans and Exercise Therapy. Susruta College 8

Parjoto S,2006 ; Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Semarang ; IFI Semarang. Pedro A, dkk. 2011. Adhesive Capsulitis of the Shoulder:Value of Inferior Glenohumeral Ligament Signal Changes on T2-Weighted Fat-Saturated Images. American Roentgen Ray Society. Rahmawati, 2010. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus capsulitis adhesiva dextra di rumkital. Surakarta. Salim, J.s. penambahan teknik manual therapy pada latihan pendular codman lebih meningkatkan lingkup gerak sendi pada sendi glenohumeral penderita frozen shoulder. Jurnal fisioterapi volume 14 no. 1, april 2014. 9