BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki keuntungan dengan melimpahnya sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
PERJANJIAN JUAL-BELI SEMEN ANDALAS DI PT LAFARGE CEMENT INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DILA KRISTY SITEPU NIM :

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUH PERDATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk, membuat kebutuhan akan tanah atau lahan. meningkat membuat harga tanah juga menjadi tinggi.

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

PENGATURAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH HUNIAN MENURUT PERATURAN PERUNDANGAN DI INDONESIA Muhammad Aini Abstrak

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

PERLUNYA PEMAHAMAN PENYEDIA DAN PENGGUNA BARANG/JASA TERHADAP PERJANJIAN PEMBORONGAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. begitu besar meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN. Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari security of law,

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki keuntungan dengan melimpahnya sumber daya alam yang berada di atas tanahnya, hal ini juga dipengaruhi karena Indonesia dilalui oleh dua jalur lempeng, yaitu lempeng asia dan lempeng pasifik dan dua jalur gunung api aktif didunia yaitu sirkum mediterania dan sirkum positif membuat Indonesia dipenuhi lahan-lahan subur akibat bentukan alam dan vulkanisasi yang terus terjadi hingga kini. Banyak ditemukan batuan kapur dan gamping, dimana batuan tersebut merupakan bahan mentah pembuatan semen. Semen adalah bahan perekat yang mampu mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak. 1 Dalam pengertian yang luas, semen adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan. Peran semen sangat vital bagi kehidupan manusia karena hampir sebagian besar bahan yang dipakai dalam pembangunan infrastruktur dan properti didunia adalah semen. 2 Semen dipakai masyarakat untuk membuat rumah, bangunan ataupun infrastruktur. Masyarakat membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal mereka. Rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia, rumah melindungi mereka dari panasnya sengatan matahari, dari hujan, dari serangan hewan buas, dan 2013 1 http://prospecindonesia.com/tag/fungsi-semen/ diakses pada tanggal 30 Februari 2013 2 http://prospecindonesia.com/tag/bahan-bangunan/ diakses pada tanggal 30 Februari

lainnya dari kondisi alam yang selamanya tidak menguntungkan. Rumah tersebut dibangun dengan unsur semen didalamnya. Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu berkelanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja. 3 Dengan memilih semen yang berkualitas maka akan mempengaruhi terhadap pembangunan infrastruktur tersebut dalam hal jangka waktu dan proses pembuatan yang dilakukan oleh para kontraktor. Banyaknya minat masyarakat terhadap semen membuat sejumlah perusahaan penghasil semen bersaing untuk membuat semen yang berkualitas agar masyarakat percaya untuk memakai semen yang dihasilkan oleh perusahaan semen tersebut. Salah satu perusahaan swasta yang berperan sebagai produsen semen adalah PT Lafarge Cement Indonesia yang dahulu bernama PT Semen Andalas Indonesia. PT Lafarge Cement Indonesia adalah sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) didirikan pada 11 April 1980 dan mengalami rekonstruksi pada tahun 2010 pasca tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004. Pendirian PT lafarge Cement Andalas ditandai dengan dimulainya pembangunan pabrik semen terpadu di Lhoknga Aceh Besar, dan resmi beroperasi pada 2 Agustus 3 http://m.kompasiana.com/post/politik diakses pada tanggal 30 Februari 2013

1983 berkantor pusat di The Royal Condominium Lantai 2 Tower A, Jalan Palang Merah/Suka Mulia No.1 Medan 20151. 4 PT Lafarge Cement Indonesia berperan sebagai produsen semen, PT Lafarge Cement Indonesia memproduksi lebih dari 17 ton merek semen berkualitas, salah satu produk PT Lafarge Cement Indonesia yang terkemuka adalah Semen Andalas 5. Selain memproduksi semen yang berkualitas, PT Lafarge Cement Indonesia juga berperan sebagai penjual. PT Lafarge Cement Indonesia menjual Semen Andalas kepada distributor kemudian distributor dapat menyalurkan semen secara langsung kepada konsumen (end-user) atau melalui subdistributor atau pengecer. PT Lafarge Cement Indonesia menyediakan terminal-terminal di daerahdaerah kawasan Sumatera sebagai tempat pengambilan semen oleh distributor yang telah memesan kepada PT Lafarge Cement Indonesia. Pemesanan terjadi antara PT Lafarge Cement Indonesia dengan distributor apabila telah dilakukannya kesepakatan mengenai perjanjian jual beli. Dalam hal distributor dapat menyalurkan langsung kepada konsumen (end-user) atau melalui sub-distributor dan pengecer tetapi pihak PT Lafarge Cement Indonesia tidak memiliki hubungan, tidak mengawasi dan/atau tidak berkomunikasi dalam bentuk apapun dengan para sub-distributor atau penegecer tersebut. 6 Distributor adalah suatu perseroan terbatas atau persekutuan komanditer/perdata yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan 4 www.lafarge.com, diakses pada tanggal 30 Februari 2013 5 Hasil wawancara dengan Sales Manager PT Lafarge Cement Indonesia, Bapak Hadi, Tanggal 2 Maret 2013 6 Surat Perjanjian Distribusi No. 024-30COMLOG11

Republik Indonesia dan mempunyai kewenangan korporasi dan hukum yang penuh untuk membeli semen serta memberikan bank garansi. 7 Perjanjian Jual beli yang dilakukan oleh PT Lafarge Cement Indonesia akan timbul hak dan kewajiban masing-masing pihak dan dituangkan dalam akta perjanjian jual beli yang mengikat bagi kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian. Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian diharuskan untuk melaksanakan kewajiban yang sudah menjadi tanggungannya. Apabila salah satu pihak tidak dapat atau lalai melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya, maka pihak yang lain dapat menuntut atas kesalahannya. 8 Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu : 9 a. menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan b. menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian. 10 Harga barang yang dijual harus benar-benar harga yang sepadan dengan nilai yang sesungguhnya. Kesepadanan antara harga dengan barang sangat perlu untuk dapat melihat hakekat persetujuan yang diperbuat dalam konkreto. 11 Kesepadanan antara harga dengan nilai barang memang bukan merupakan syarat sahnya suatu persetujuan jual beli. Akan tetapi kesepadanan harga ini dapat kita kembalikan kepada tujuan jual beli itu sendiri. Harga yang pantas dan sepadan baiknya ditentukan oleh 7 Surat perjanjian distribusi No. 024-30COMLOG11 8 M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hal. 106 9 R.Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal.8 10 Ibid, hal.20 11 M. Yahya Harahap, Op.Cit, hal 182-183

kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Jika diantara penjual dan pembeli tidak terdapat kesepakatan tentang harga yang pantas, kedua belah pihak dapat menyerahkan penentuan harga kepada pihak ketiga. 12 Menurut Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Jika si pembeli tidak membayar harga pembelian, maka itu merupakan suatu wanprestasi yang memberikan alasan kepada si penjual untuk menuntut ganti rugi atau pembatalan-pembatalan pembelian. 13 Hukum Perjanjian jual-beli diatur pada Pasal 1457-1540 Kitab Undangundang Hukum Perdata. Di dalam pasal-pasal tersebut dijelaskan bahwa perjanjian jual beli memiliki kedudukan antara si penjual dengan si pembeli tersebut merupakan jenis perjanjian timbal balik yang melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli. Kedua belah pihak yang membuat perjanjian jual-beli masing-masing memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan isi perjanjian yang mereka buat. Sebagaimana umumnya, perjanjian merupakan suatu lembaga hukum yang berdasarkan asas kebebasan berkontrak dimana para pihak bebas untuk menentukan bentuk dan isi jenis perjanjian yang mereka buat. 14 kebebasan dalam membuat suatu perjanjian itu akan menjadi berbeda bila dilakukan dalam lingkup yang lebih luas yang melibatkan para pihak dari negara dengan sistem hukum yang berbeda. Masing-masing negara memiliki ketentuan tersendiri yang bisa jadi berbeda satu dengan lainnya. 15 Perbedaan tersebut tentu saja akan mempengaruhi bentuk dan jenis perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang 12 M. Yahya Harahap, Loc.Cit 13 R.Subekti, Op.Cit, hal.24 14 Ibid, hal. 190 15 H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2003, hal.7

berasal dari dua negara yang berbeda tersebut karena apa yang diperbolehkan oleh suatu sistem hukum negara tertentu ternyata dilarang oleh sistem hukum negara lainnya. Menurut Pasal 1458 Kitab Undang-undang Hukum Perdata diatur pula mengenai saat terjadinya jual beli, yaitu : Jual beli itu dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelah orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar. 16 Hal yang pokok dalam suatu perjanjian jual beli adalah adanya kata sepakat (kesepakatan) diantara pihak-pihak yaitu penjual dan pembeli mengenai barang dan harganya serta hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian tersebut. Dengan adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli maka suatu perjanjian telah lahir dengan sah walaupun barang belum dibayar dan diserahkan. 17 Didalam perjanjian jual beli Semen Andalas, distributor wajib menyerah Jaminan Tunai Distributor (Distributor Security Guarantee) sebesar yang diperjanjikan untuk menjadi distributor PT Lafarge Cement Indonesia. Mengenai ongkos penyerahan barang yang dijual diatur didalam Pasal 1476 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu : 18 a. ongkos penyerahan barang ditanggung oleh penjual b. biaya untuk datang mengambil barang dipikul oleh pembeli Namun didalam perjanjian jual beli yang dilakukan oleh PT Lafarge Cement Indonesia dengan distributor dapat mengatur lain, diluar ketentuan diatas, hal.305 16 R.Subekti,Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 1990, 17 Catatan Mata Kuliah Hukum Kontrak Dagang pada tanggal 1 Februari 2012 18 M. Yahya Harahap, Op.Cit, hal.191

karena pasal itu sendiri ada menegaskan, ketentuan pembayaran ongkos penyerahan yang dimaksud pasal 1476 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tadi berlaku, sepanjang para pihak penjual dan pembeli tidak memperjanjikan lain. Menurut Pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi : Perjanjian-perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu, yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh keadilan atau undang-undang. Dengan ini, maka jelas syarat-syarat dan kebiasaan yang berlaku pada jual beli perusahaan mempunyai dasar hukumnya dalam pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk dalam pengertian keadilan dan kebiasaan, sebagai dimaksud dalam Pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut. 19 Perjanjian jual beli yang dibuat oleh PT lafarge Cement Indonesia dengan distributor bersifat perjanjian baku atau perjanjian standart. 20 Dimana PT Lafarge Cement Indonesia telah mempersiapkan blangko dan formulir ataupun telah memberikan ketentuan-ketentuan tertentu dalam hubungan dengan para distributornya. Perjanjian jual beli dalam bentuk akta otentik atau akta notaris, tidak jarang syarat perjanjian telah ditentukan terlebih dahulu oleh pihak PT Lafarge Cement Indonesia sehingga isi perjanjian jual beli dalam bentuk inipun dapat dikatakan merupakan suatu perjanjian baku, dengan klausula baku pula. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti perjanjian jual beli Semen Andalas yang dilakukan antara PT lafarge Cement Indonesia dengan distributor, apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan semen untuk 19 H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit, hal.8 20 Hasil wawancara dengan Sales manager PT Lafarge Cement Indonesia Bapak Hadi Tanggal 2 Maret 2013

keperluannya masing-masing, kemudian mereka terlibat sebagai distributor dan untuk melakukan perjanjian jual beli tersebut mereka harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan PT Lafarge Cement Indonesia untuk menjadi distributor dan melakukan perjanjian memakai suatu perjanjian baku, dimana pihak-pihak yang melakukan perjanjian harus tunduk terhadap perjanjian baku yang dibuat oleh pihak PT Lafarge Cement Indonesia tanpa campur tangan pihak distributor, pihak distributor hanya mengikuti isi dari perjanjian tersebut. Didalam Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Sudah tentu hal ini tidak bertentangan dengan hukum memaksa (dwingenrecht) karena suatu perjanjian yang bertentangan dengan ketentuan hukum memaksa adalah batal. 21 Penulisan karya ilmiah ini juga menyajikan pengetahuan perjanjian jual beli khususnya mengenai perjanjian jual beli pada PT Lafarge Cement Indonesia. Penulis akan membahasnya dalam sebuah penulisan skripsi dengan judul : Perjanjian Jual Beli Semen Andalas di PT Lafarge Cement Indonesia. Penulis juga sangat mengharapkan agar skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis pribadi dan masyarakat. 21 H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit, hal.9

B. Permasalahan Dari uraian latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengaturan Pelaksanaan Penjualan Semen Andalas di PT Lafarge Cement Indonesia? 2. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak yang Melakukan Perjanjian Jual Beli Semen Andalas? 3. Apa Saja Sengketa Yang Timbul di Dalam Perjanjian Jual Beli Semen Andalas dan Bagaimana Cara Penyelesaiannya? C. Tujuan Penulisan Disamping untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, Sesuai dengan masalah yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan memahami mekanisme penjualan Semen Andalas di PT Lafarge Cement Indonesia 2. Mengetahui jaminan hukum yang melindungi para pihak yang melakukan perjanjian jual beli Semen Andalas 3. Mengetahui jenis sengketa para pihak yang timbul dalam perjanjian jual beli Semen Andalas dan cara penyelesaian sengketa tersebut

D. Manfaat Penulisan Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis : a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan saran dalam ilmu pengetahuan hukum, khususnya mengenai hubungan hukum para pihak dalam perjanjian jual beli dan dapat dijadikan bahan kajian ataupun referensi bagi perpustakaan Fakultas Hukum USU dan memberikan manfaat bagi dunia perguruan tinggi. b. Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat kepada masyarakat umum khususnya kepada pihak yang terkait dalam pelaksanaan perjanjian jual beli dan juga bermanfaat kepada mahasiswa yang ingin lebih mengetahui mengenai hubungan hukum para pihak dalam perjanjian jual beli khususnya jual beli Semen Andalas. E. Keaslian Penulisan Penulis telah menelusuri seluruh daftar skripsi di perpustakaan Fakultas Hukum dan arsip yang ada di Departemen Hukum Perdata, akan tetapi penulis tidak menemukan adanya kesamaan judul ataupun permasalahan dengan judul dan permasalahan yang penulis angkat yaitu tentang PERJANJIAN JUAL BELI SEMEN ANDALAS DI PT. LAFARGE CEMENT INDONESIA. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan buah karya asli penulis

yang disusun berdasarkan dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan ilmiah. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa skripsi yang penulis susun ini merupakan karya asli penulis dan tidak meniru dari kepunyaan orang lain. Penulis berani bertanggung jawab apabila ditemukan adanya kesamaan judul dan permasalahan skripsi penulis dengan skripsi yang sebelumnya yang terdapat di perpustakaan Departemen Hukum Perdata. F. Metode Penulisan Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendukung isi skripsi ini adalah : 1. Library Research atau penelitian kepustakaan Yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap data-data yang diperoleh dari literatur, catatan kuliah, kliping, majalah-majalah ilmiah yang ada kaitannya dengan skripsi ini dan digunakan sebagai rujukan dalam pembahasan skripsi ini untuk memperkuat dalil dan fakta penelitian. 2. Field Research atau penelitian Lapangan Yaitu dengan melakukan pendekatan-pendekatan langsung pada sumber yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini adalah PT Lafarge Cement Indonesia. Dalam metode penelitian lapangan ini penulis melakukan : a. Pengamatan atau observasi:

yakni dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan terjun secara nyata dalam objek penelitian b. Wawancara atau interview: yakni mewawancarai secara langsung pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan perjanjian jual beli semen khususnya pihak PT Lafarge Cement Indonesia yang berada di Medan. Dengan mempergunakan metode tersebut diatas, diharapkan penulisan skripsi ini akan mencapai hasil yang semaksimal mungkin. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah : BAB I : Pendahuluan Pendahuluan merupakan pengantar. Didalamnya termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Perjanjian Jual Beli Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Didalam Bab ini penulis mencoba menguraikan mengenai tinjauan umum mengenai Perjanjian Jual Beli menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Penulis mengawalinya dengan membahas tentang Pengertian Perjanjian Jual Beli, Syarat Sahnya Perjanjian Jual Beli, Asas-asas Hukum Dalam Suatu Perjanjian Jual Beli, Sifat-sifat dan Cara Penyerahan Objek Perjanjian Jual Beli BAB III : Tinjauan Umum Mengenai PT Lafarge Cement Indonesia Dalam bab ini penulis membahas mengenai PT. Lafarge Cement Indonesia itu sendiri yang diawali dengan membahas pengertian perseroan terbatas dan dasar hukumnya terlebih dahulu kemudian membahas latar belakang didirikannya PT Lafarge Cement Indonesia dan Kedudukan Hukum PT Lafarge Cement Indonesia sebagai penjual BAB IV : Perjanjian Jual Beli Semen Andalas di PT Lafarge Cement Indonesia Dalam bab ini akan dilakukan analisa terhadap Pengaturan Penjualan Semen Andalas yang dilakukan oleh PT Lafarge Cement Indonesia dengan Pihak Distributor dengan menguraikan pengaturan pelaksanaan jual beli semen, perlindungan hukum terhadap para pihak yang melakukan perjanjian jual beli Semen

Andalas, permasalahan yang timbul dari perjanjian jual beli Semen Andalas, penyelesaian sengketa dalam perjanjian jual beli Semen Andalas antara PT Lafarge Cement Indonesia dengan pihak distributor. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna berdaya guna.