PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Abstrak

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

1 SET A. INDIVIDU PETANI

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

Pendampingan SL-PTT PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

MEMILIH VARIETAS BARU SPECIFIK LOKASI DI KECAMATAN MAOS. Oleh : Widi Riswanto* B. UJICOBA PENANAMAN VARIETAS UNGGUL BARU DI KECAMATAN MAOS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi 230 juta penduduk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

ISBN

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

LAPORAN AKHIR KEGIATAN SOSIALISASI DESA PHT DAN PELAKSANAAN SL PHT TAHUN. 2009/2010

2. Kabupaten Pontianak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

Transkripsi:

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Peran penting sector pertanian di titik beratkan pada penyediaan pangan bagi manusia dan hewan. Pemerintah mentapkan 4 sukses program pembangunan pertanian yaitu swasembada pangan, swasembada bekelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan dan peningkatan daya saing export, serta peningkatan kesejahteraan petani. Namun kondisi saat ini menyulitkan bidang pertanian untuk dapat mewujudkan terpenuhinya kebutuhan akan pangan. Lahan-lahan pertanian yang sudah semakin sempit, peningkatan permintaan hasil komoditas pertanian seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, serta kondisi perubahan iklim yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya tanaman. Adanya perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim menyebabkan peningkatan populasi hama dan penyakit yang sangat mengganggu produksi hasil pertanian. Hama dan penyakit yang sering muncul dalam budidaya pertanaman terutama tanaman pangan padi adalah antara lain : Penggerek batang padi, wereng cokelat, wereng hijau, walang sangit, tikus, keong mas, Hawar daun Bakteri, Blas, tungro dan masih banyak lagi jenis-jenis hama lainnya yang sangat mengganggu dalam pengelolaan tanaman terpadu. (Syam M, dkk 2011) Dalam pengelolaan budidaya pertanian terutama tanaman pangan yang menjadi kebutuhan pokok dunia secara global dan Indonesia khusunya, perlu diperhatikan aspek-aspek penting yang memiliki pengaruh besar dalam kesuksesan produksi tanaman pangan. Untuk mewujudkan itu semua dikembangkan Pengelolaan tanaman terpadu. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan dalam budidaya yang menekankan pada pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu secara terpadu. Pengelolaan yang diterapkan mempertimbangkan hubungan sinergis dan komplementer antar komponen (Suyamto, dkk. 2006). Dasar pertimbangan dipilihnya pengelolaan tanaman terpadu sebagi strategi pencapaian target produksi tanaman pangan adalah hasil

penelitian kerjasama internasional Reversing Trends of Declining Productivity of Rice (RTDP) yang dikoordinasikan oleh IRRI serta berbagai penelitian komponen teknologi yang dilakukan selama ini. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah pelandaian/penurunan produktivitas padi sawah di areal intensifikasi memang benar terjadi, tetapi relative mudah dikoreksi antara lain melalui : (1) Pemupukan organik di samping pemupukan anorganik, (2) Pengeringan petakan sawah dalam jangka pendek untuk menggilir silih berganti rejim air dari kondisi reduktif ke kondisi oksidatif, (3) Pemupukan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah (Suyamto, dkk. 2006) Teknologi yang dianjurkan dalam pendekatan PTT adalah teknologi yang bersifat umum yang seyogyanya diterapkan oleh petani, yaitu (1) Benih bermutu dari varietas unggul yang cocok (baik dari segi daya hasil, cita rasa, umur, maupun ketahan terhadap hama dan penyakit tertentu) untuk lokasi setempat. (2) Pengembalian sisa tanaman (jerami) dan pemberian pupuk kandang bila memungkinkan. (3) Pemupukan anorganik sesuai dengan ketersediaan hara dalam tanah dan kebutuhan tanaman. (4) Penggunaan bibit muda (umur 2-3 minggu) 1-3 bibit per rumpun. (5) Pengairan berselang (intermitten) bila memungkinkan, dan (6) Penanganan panen dan pascapanen secara tepat. Pemilihan benih bermutu merupakan penentu pertama dalam keberhasilan pengelolaan tanaman terpadu. Benih yang baik dan bermutu akan mengurangi resiko kegagalan panen, karena benih yang baik dan bermutu lebih tahan terhadap perubahan iklim dna gangguan dari hama maupun penyakit tanaman. Beberapa varietas benih yang dikembangkan dalam penerapan Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang memiliki keunggulam masing-masing, di antaranya adalah Inpari 1, inpari 6, inpari 7, inpari 10, dan inpari 13.(Suprihatno B, dkk 2012) Pengembalian sisa tanaman memberikan efek positif dalam peningkatan kadar organic tanah, perbaikan struktur tanah yang dapat mengurangi jumlah penggunaan pupuk anorganik yang berpengaruh terhadap pengurangan biaya pengelolaan. Pemupukan yang berbasis spesifik lokasi dan lebih memperhatikan pemupukan dengan bahan-bahan organic akan sangat membantu pengurangan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan-bahan

kimiawi, pengurangan ongkos produksi dan keluaran yang dihasilkan akan lebih sehat. Untuk penentuan penggunaan pupuk sesuai kebutuhan, petani dapat meminta bantuan penyuluh agar melakuakan pengujian dengan menggunakan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) yang sudah tersedia di BPP, sehingga tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan pupuk. Selain mengguanakan PUTS khusus untuk menguji ketersediaan N sudah disediakan BWD (Bagan Warna Daun), yakni mengetahui kadar N dengan mencocokkan daun tanaman dengan bagan warna daun (BWD). Penggunaan bibit muda dan pengurangan jumlah bibit perumpun memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan jumlah anakan yang nantinya sangat mempengaruhi peningkatan hasil produksi. Selain itu juga dapat mengurangi pengeluaran biaya karena penurunan kebutuhan benih dan bibit yang dibutuhkan dalam setiap hamparan. Keberhasilan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) juga memperhatikan penanganan panen dan pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan mengakibatkan penurunan hasil produksi. Demikian halnya dengan kualitas juga sangat ditentukan oleh penanganan saat panen dan pasca panen. Waktu panen yang terlalu cepat atau terlambat akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil, demikian pula aspek lain seperti perontokan, pengeringan, dan penyimpanan hasil memerlukan teknologi tertentu sesuai dengan kondisi setempat. Teknologi lain yang bersifat opsional yang dapt juga diterapkan dalam pengelolaan tanaman terpadu misalnya system legowo bisa diterapkan sesuai dengan keinginan petani (legowo 2:1, atau 4:1, atau 6:1), penyiangan sesuai dengan kebiasaan petani, apakah akan menyiang dengan tangan, dengan landak atau dengan herbisida. Pengolahan tanah pun disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan petani. Adakalanya petani dianjurkan untuk mengolah tanah secara sempurna, dan adakalanya pula cukup dengan pengolahan minimal atau bahkan tanpa olah tanah karena pertimbangan resiko kekeringan Dalam penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), petani diberikan kebebasandalam memilih dan menentukan teknologi mana yang akan diterapkan. Dalam penerapan pengelolaan tanaman terpadu ini, petani di posisikan sebgai subyek. Bila ada teknologi baru maka akan diujikan bersama dengan petani, dan petani berhak menentukan pilihannya, setelah melihat langsung teknologi yang diterapkan di areal percobaan. Untuk memudahkan petani dalam penerapan pengelolaan

tanaman terpadu, pemerintah memprogramkan SL-PTT (Sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu). SL-PTT menjadi salah satu program pemerintah dalam upaya peningkatan beras nasional, khusunya di sentra-sentra produksi beras. SL-PTT memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam peningkatan hasil produksi beras nasional. Dalam penerapan SL-PTT petani melihat langsung, belajar dari pengalaman sesama pelaku utama, sehingga lebih mudah dalam penyampaian informasi pengelolaan tanaman terpadu, dan petani tidak merasa dipaksa untuk menerapkan teknologi yang anjurkan. Selain itu juga dalam penerapannya pelaku utama mendapat bimbingan langsung dari para penyuluh, peneliti, dan petugas-petugas terkait sehingga pelaksanaan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dapat dikawal dengan baik, yang berdampak pada peningkatan hasil produksi. Untuk mensukseskan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) penyuluh, POPT, petani, peneliti bekerja bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, sehingga target-target yang sudah dicanangkan pemerintah dapat terwujud untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan masyarakat petani pada khususnya.

Daftar Pustaka Suprihatno, B. dkk. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. Suyamto,dkk.2006. Tanya Jawab Pengelolaan Tanaman Terpadu. Pusat Penelitian dan Tanaman Pangan Syam. M, dkk. 2011. Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara Pada Tanaman Padi. Pusat Penyuluhan Pertanian