Oleh: Alfian Sukri Rahman Dosen Pembimbing: Ir. Yuwono, MT Udiana WD, ST, MT

dokumen-dokumen yang mirip
Pemanfaatan Analisa Spasial Untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar (Studi Kasus: Kabupaten Sumenep Daratan)

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PERKEBUNAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat

ANALISIS EVALUASI FUNGSI KAWASAN DENGAN KONDISI LAHAN EXISTING DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. Nur Andy Baharudin

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

IV. POTENSI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Analisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur. Ari Wahono 1)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

Gambar 7. Lokasi Penelitian

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI KABUPATEN KENDAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

Gambar 2. Lokasi Studi

EVALUASI ALIH FUNGSI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP POTENSI DAERAH RESAPAN AIRTANAH DI DAERAH CISALAK KABUPATEN SUBANG

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk

Gambar 1 Lokasi penelitian.

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI MADURA DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK HASIL RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN DAN EVALUASI TUTUPAN LAHAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam

BAB 3 METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK IKLIM DAN VEGETASI SEKITAR LOKASI WISATA BATU DINDING DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

Kata kunci : Perubahan lahan, nilai tanah.

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN SOLOK

Mega Wahyu Syah ( )

TINJAUAN PUSTAKA. proyek-proyek pengembangan wilayah. Survei dan pemetaan tanah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

METODE. Waktu dan Tempat

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS KERAWANAN BANJIR BERBASIS SPASIAL MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

KAJIAN KERAWANAN BANJIR DAS WAWAR. Sukirno, Chandra Setyawan, Hotmauli Sipayung ABSTRAK

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN RESAPAN AIR DI KELURAHAN RANOMUUT KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK RELOKASI PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan

Pemetaan Daerah Risiko Banjir Lahar Berbasis SIG Untuk Menunjang Kegiatan Mitigasi Bencana (Studi Kasus: Gunung Semeru, Kab.

PEMBUATAN PETA TINGKAT KERAWANAN BANJIR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENGURANGI TINGKAT KERUGIAN AKIBAT BENCANA BANJIR 1 Oleh : Rahardyan Nugroho Adi 2

BAB I PENDAHULUAN I-1

IDENTIFICATION OF FLOOD PRONE AREA WITH GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (CASE STUDY : PADANG CITY)

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dengan menggunakan tkenik serta alat-alat tertentu ( Surakhmad, 1994, 8).

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Abstrak PENDAHULUAN.

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

Program Studi Agro teknologi, Fakultas Pertanian UMK Kampus UMK Gondang manis, Bae, Kudus 3,4

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

Transkripsi:

Analisa Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Kabupaten Sumenep Daratan) Oleh: Alfian Sukri Rahman 3509100028 Dosen Pembimbing: Ir. Yuwono, MT Udiana WD, ST, MT 1

Latar Belakang Krisis energi melanda dunia menjadikan harga BBM terus meningkat BAB I PENDAHULUAN Lama-kelamaan anggaran untuk subsidi BBM dari APBN Indonesia tidak akan mampu mencukupi Dampak lainnya : angka kemiskinan terus meningkat, termasuk di Jatim yang angka kemiskinan tertinggi berada di Pulau Madura, tak terkecuali Sumenep. Penduduk miskin mayoritas berada di daerah pedesaan, bekerja sebagai petani Agar jarak pagar dapat tumbuh dengan baik, perlu dicari tempat yang sesuai dengan cara melakukan analisa kesesuaian lahan menggunakan SIG Pengembangan sumber energi alternatif berbahan baku minyak nabati merupakan solusi dari masalah-masalah tersebut. Jarak pagar merupakan tanaman paling cocok dijadikan sebagai sumber energi alternatif Solusinya Apa ya??? 2

Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara melakukan analisa kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep menggunakan SIG dengan parameter: 1. Curah hujan tahunan (mm), 2. Temperatur tahunan rata-rata ( C), 3. Tekstur tanah, 4. Elevasi, dan 5. Kemiringan lereng (%). 3

Batasan Masalah a. Areal studi adalah Kabupaten Sumenep daratan. b.data yang digunakan meliputi: 16 peta RBI digital Kabupaten Sumenep skala 1 : 25.000 tahun 1998-2001 terbitan BAKOSURTANAL, data curah hujan tahunan (mm) Kabupaten Sumenep tahun 2012, data temperatur tahunan rata-rata ( o C) Kabupaten Sumenep tahun 2012, dan tekstur tanah Kabupaten Sumenep. c. Software yang digunakan adalah ArcGis 10. d. Hasil penelitian berupa peta kesesuaian lahan untuk tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan 4

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: Menganalisa kesesuaian lahan untuk tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan menggunakan SIG. Menyajikan peta kesesuaian lahan tanaman jarak pagar untuk wilayah Kabupaten Sumenep daratan. 5

Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah suatu informasi mengenai daerahdaerah mana saja yang cocok di kawasan Kabupaten Sumenep untuk budidaya tanaman jarak pagar beserta luasan lahan yang cocok untuk tanaman jarak pagar sehingga bisa dijadikan referensi untuk pengembangan tanaman jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tabel kriteria kesesuaian lahan untuk jarak pagar menurut Mulyani et al. (2007) 7

Kriteria Kesesuaian Lahan Dalam Hal Curah Hujan Untuk Jarak Pagar (Mulyani et al., 2006) 8

Pengkelasan Ulang Kelas Kesesuaian Lahan Berikut ini tabel dari pengkelasan ulang Hasil Overlay (Yayasan pelagis, 2011): 9

Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian tugas akhir ini mengambil daerah studi di Kabupaten Sumenep daratan (di wilayah Pulau Madura) yang mempunyai luas 1.146,927065 km 2 dan memiliki 18 kecamatan, 242 desa, dan 4 kelurahan (www.sumenep.go.id). 10

Data dan Peralatan Data Peralatan 16 Peta RBI digital Kabupaten Sumenep skala 1:25000 tahun 1998-2001 Data curah hujan tahunan (mm) daerah Kabupaten Sumenep tahun 2012 Data temperatur tahunan ratarata ( o C) daerah Kabupaten Sumenep tahun 2012 Laptop Sistem Operasi Windows 7 Microsoft Office 2007 Data tekstur tanah daerah Kabupaten Sumenep. Arc GIS 10 11

Tahap Pengolahan Data 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap peta curah hujan. Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi hanya dalam satu kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S1 (sangat sesuai). Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuaian lahan pada peta kelas curah hujan ditampilkan pada tabel dan gambar berikut 13

14

15

2) Penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap peta temperatur. Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi hanya dalam satu kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S2 (cukup sesuai). Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas temperatur ditampilkan pada tabel dan gambar berikut. 16

17

18

3) Penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap peta tekstur tanah. Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 4 kelas kesesuaian lahan, yaitu S1, S2, S3, dan N. Berikut luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas tekstur tanah. 19

20

21

4) Penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap peta elevasi. Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 2 kelas kesesuaian lahan, yaitu S1 (sangat sesuai) dan S2 (cukup sesuai). Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas elevasi ditampilkan pada tabel dan gambar berikut. 22

23

24

5) Penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap peta kemiringan lereng. Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 3 kelas kesesuaian lahan, yaitu S1, S2, dan S3. Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas kemiringan lereng ditampilkan pada tabel berikut. 25

26

27

28

29

30

31

Perbandingan Hasil Analisa Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Dengan Penelitian Lain Pengecekan kebenaran (validasi) dilakukan dengan cara melakukan perbandingan hasil penelitian ini dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Ilman Nafian D (2007) dengan judul Kajian Parameter Iklim Wilayah Jawa Timur Untuk Mencari Area Potensial Tanaman Jarak Pagar Berbasis Sistem Informasi Geografis. Dari hasil penelitian lain tersebut menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil wilayah Kabupaten Sumenep daratan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar, hal ini sangat berbeda dengan peta kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan. 32

Peta area potensial jarak pagar hasil penelitian lain 33

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian lain, yaitu: 1. Perbedaan data curah hujan dan temperatur yang digunakan untuk kedua penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan curah hujan dan temperatur tahun 2012, sedangkan penelitian lain menggunakan data curah hujan dan temperatur tahun 1971-1985. 2. Perbedaan parameter yang digunakan dalam penelitian. Untuk penelitian ini menggunakan parameter curah hujan, temperatur, tekstur tanah, elevasi, dan kemiringan lereng. Sedangkan penelitian lain tersebut menggunakan parameter curah hujan, temperatur, radiasi matahari, dan elevasi. 3. Perbedaan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap parameter-parameter kesesuaian lahan. 34

Hasil Analisa Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar 35

36

Hasil Analisa Faktor Pembatas Terberat Dalam Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Di Tiap Desa Dan Kelurahan Wilayah Kabupaten Sumenep Daratan Yang ditentukan sebagai faktor pembatas terberat di tiap desa adalah parameter-parameter yang tergolong dalam kelas kesesuaian lahan terendah yang luasnya mendominasi kelas kesesuaian lahan lainnya. Jadi dalam hal ini faktor luasan dari masing-masing kelas kesesuian lahan juga diperhitungkan. Apabila dalam suatu desa terdapat parameter yang tergolong dalam kelas kesesuaian lahan terendah tetapi luasnya hanya sebagian kecil dari luas keseluruhan desa tersebut, maka parameter kesesuaian lahan tersebut bukan merupakan faktor pembatas yang terberat. 37

38

Kesimpulan 1) Wilayah Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 3 kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jarak pagar, yaitu S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal), dan N (tidak sesuai. 2) Luas masing-masing kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep adalah 100152,162405 ha untuk kelas S2, 2141,993346 ha untuk kelas S3, dan 12265,207342 ha untuk kelas N. 39

Saran Berdasarkan hasil pengolahan data dan kesimpulan yang diperoleh, maka: 1) Untuk peneliti selanjutnya jika akan melakukan perencanaan dan pengembangan lebih detail dalam budidaya tanaman jarak pagar, perlu dilakukan pemetaan tata guna lahan sebelum melakukan analisa kesesuaian lahan. 2) Bagi Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumenep dan para petani, perlu memperhatikan dengan cermat faktor pembatas di tiap-tiap daerah agar dapat mereduksi atau mengatasi faktor-faktor pembatas tersebut. Misalnya untuk faktor pembatas kemiringan lereng yang berat harus melakukan budidaya tanaman jarak dengan bertanam searah garis kontur. 40

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Agrobis UMKM Tanaman Jarak Kepyar, <URL http://umkmcentre.narotama.ac.id/index.php/detil_berita/95/.html>. Dikunjungi pada tanggal 16 Januari 2013, jam 14.42 WIB. Ardana, I.K., dkk, 2008. Pengembangan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Mendukung Kawasan Mandiri Energi Di Nusa Penida, Bali. Jurnal Littri 14(4), Desember2008. Hlm. 155 161. BPS. 2013. Profil Kemiskinan Di Jawa Timur September 2012, <URL http://jatim.bps.go.id/index.php/pelayanan-statistik/brs-jawa-timur/brs kemiskinan-jatim/256-- profil-kemiskinan-di-jawa-timur-september-2012>. Dikunjungi pada tanggal 16 Januari 2013, jam 14.32. Hambali, E. 2005. Kontribusi Perguruan Tinggi Dan Lembaga Litbang Untuk Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Menjadi Biodiesel Dan Minyak Bakar. Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Untuk Biodiesel dan Minyak Pagar. Bogor, 22 Desember 2005. http://bpnjatim.files.wordpress.com/2008/03/jatim-2.jpg. Dikunjungi pada 26 Mei 2013, jam 20.45 WIB. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/378/file/picture. Dikunjungi pada tanggal 27 Mei 2013, jam 00.46 WIB. Letak Geografis Kabupaten Sumenep. <URL: http://www.sumenep.go.id/?page=geografis.html>. Dikunjungi pada 26 Mei 2013, jam 20.15 WIB. Mega, I.M., Dibia, I.N., Adi, I.G.P.R., dan Kusmiyarti, T.B., 2010. Buku Ajar Klasifikasi Tanah Dan Kesesuaian Lahan. Denpasar : Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. 41

Muhsoni, F.F. 2010. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung Di Madura Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. Embryo Vol. 7 No. 1. Mulyani, A., Agus, F., dan Allolerung, D. 2006. Potensi Sumber Daya Lahan Untuk Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(4), 2006. Nafian, I. 2007. Kajian Parameter Iklim Wilayah Jawa Timur Untuk Mencari Area Potensial Tanaman Jarak Pagar Berbasis Sistem Informasi Geografis. Tugas Akhir Program Studi Meteorologi Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Pengembangan Budidaya Dan pengolahan Jarak Pagar. <URL:http://www.smecda.com/Files/Budidaya/jarak_pagar.pdf>. Dikunjungi pada 13 Januari 2013, jam 14:03WIB. Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung : Informatika Bandung. Ritung, S., Wahyunto, Agus, F., dan Hidayat, H. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan Dengan Contoh peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Bogor : Balai Penelitian Tanah dan World Agroforesty Centre. Sastrohartono, H. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Perkebunan Dengan Aplikasi Extensi Artificil Neural Network (Ann.Avx) Dalam Acrview-Gis. Yogyakarta : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta. Syakir, M. 2010. Prospek Dan Kendala Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sebagai Bahan Bakar Nabati di Indonesia. Perspektif Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 55-65. Wulandari, D. 2012. Bionas Targetkan 1000 Pabrik Pengolahan Buah Jarak Di Indonesia, <http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/bionas-targetkan-1-000-pabrik-pengolahan-buah-jarakdi-indonesia> dikunjungi pada tanggal 16 Januari 2013, jam 16.57 WIB. Yayasan PelaGIS. 2011. Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis Tingkat Lanjut. Banda Aceh: Yayasan PelaGIS. Zubaidah, Y., Burhanuddin, dan Abrianti, N. 2009. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jarak Di Nagari Muaro Pingai Kabupaten Solok. Jurnal Ilmiah Tahunan, Vol. VIII, No.3, September- Desember 2009:455-461 hlm. 42

Terima Kasih 43