PEMANFAATAN ABU PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN PAVING BLOCK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN KULIT SINGKONG MENJADI PAVING BLOCK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

Kata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

Paving Block. Construction s Materials Technology

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BATU ABU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN TEGEL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PASIR ONYX SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR TERHADAP KUAT TEKAN, PENYERAPAN AIR DAN KETAHANAN AUS PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

Transkripsi:

PEMANFAATAN ABU PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN PAVING BLOCK Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sampah selama ini dipandang sebagai buangan yang tidak lagi bermanfaat, sementara di sisi lain pemerintah kesulitan menangani pengelolaan sampah secara tuntas. Akibatnya, sampah penyebab utama timbulnya masalah lingkungan. Salah satu alternatif pemanfaatan sampah adalah untuk pembuatan paving block. Pemanfaatan seperti itu tidak hanya bernilai ekonomi bagi pemerintah daerah, khususnya masyarakat, tetapi juga peningkatan pemenuhan kebutuhan akan bahan bangunan, seperti paving block. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan abu pembakaran sampah sebagai bahan alternatif pembuatan paving block dan mengetahui alternatif komposisi yang terbaik, sehingga dapat dihasilkan paving block dengan kualitas yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan variasi abu pembakaran sampah 0%, 20%, 40%, 80%, dan 100% dari bagian pasir untuk menggantikan pasir sebagai agregat halus. Dilakukan untuk 2 jenis uji kelayakan, yaitu uji penyerapan air dan uji ketahanan aus. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) abu pembakaran sampah memberi pengaruh baik pada sifat-sifat paving block, (2) paving block penambahan abu pembakaran sampah yang memenuhi syarat penyerapan air rata-rata 5% dengan kualitas optimum pada penambahan abu pembakaran sebesar 80% dan ketahanan aus rata-rata 55% dengan kualitas optimum pada penambahan abu pembakaran optimum sebesar 40%. Kata Kunci: Abu Pembakaran Sampah, Ketahanan Aus, Paving Block, Penyerapan Air. PENDAHULUAN Sampah menjadi masalah lingkungan yang harus terus dicari alternatif penyelesaiannya. Selama ini sampah dipandang sebagai buangan yang tidak lagi bermanfaat, sementara di sisi lain pemerintah kesulitan menangani pengelolaan sampah secara tuntas. Dari adanya kondisi ini, maka harus dicari alternatif untuk menyelesaikan masalah yang ada, yaitu memanfaatkan sampah secara optimal sekaligus dapat memperpanjang umur TPA. Salah satu alternatif pemanfaatan sampah yang telah dilakukan 1

Spectra Nomor 16 Volume VIII Juli 2010: 1-11 di TPA Supit Urang Malang adalah untuk pembuatan paving block. TPA Supit Urang yang merupakan tempat timbunan sampah yang berasal dari berbagai kegiatan masyarakat dan industri di wilayah Kota dan Kabupaten Malang. Pemanfaatan seperti ini tidak hanya bernilai ekonomi bagi pemerintah daerah, khususnya masyarakat, tetapi juga memenuhi kebutuhan bahan bangunan yang semakin meningkat dalam hal ini adalah paving block. Meningkatnya pembangunan fisik, seperti perumahan, hotel, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan sarana yang lain, menyebabkan kebutuhan bahan bangunan juga makin meningkat. Peningkatan bahan bangunan tersebut berarti pula peningkatan dalam kuantitas dan kualitas. Salah satu bahan bangunan yang sering digunakan adalah paving block. Paving block digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti tempat parkir mobil di pertokoan, maupun sebagai perkerasan jalan pada kompleks perumahan. Agar pembangunan dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka pembangunan harus berwawasan lingkungan dengan menggunakan sumber dana secara bijaksana (Otto Sumarwoto, 1992). Pada dasarnya taraf hidup masyarakat dapat ditingkatkan melalui upaya pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan harus tetap dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Strategi pembangunan perkotaan menggariskan kebijaksanaan pembangunan prasarana kota, yaitu: perluasan pelayanan prasarana berbiaya rendah dan kegiatan perawatan prasarana yang terencana dan terkoordinasi. Sesuai dengan kebijaksanaan tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk menggali kebutuhan masyarakat Kota Malang, khususnya meningkatkan perkembangan permukiman dan taraf hidup sosial ekonomi masyarakatnya serta memperbaiki sarana transportasinya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, yaitu dengan memanfatkan abu pembakaran sampah di TPA Supit Urang Malang untuk dijadikan material bahan bangunan seperti paving block. Pembakaran sampah di TPA ini ini pada awalnya dimaksudkan untuk memperkecil volume dan berat sampah agar tidak memenuhi lingkungan yang ditempatinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan abu pembakaran sampah organik sebagai bahan alternatif pembuatan paving block dan mengetahui alternatif komposisi yang terbaik, sehingga dapat dihasilkan paving block dengan kualitas yang optimal. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Paving Block Menurut SII-0819-88 paving block atau beton untuk lantai ialah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. 2

Paving block adalah bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air; sehingga karakteristiknya hampir mendekati dengan karakteristik mortar. Mortar adalah bahan bangunan yang dibuat dari pencampuran antara pasir dan agregat halus lainnya dengan bahan pengikat dan air yang dalam keadaan keras mempunyai sifat-sifat seperti batuan (Smith, 1979 dalam Malawi, 1996). Lapis perkerasan paving block adalah jenis perkerasan lentur (flexible pavement), dimana lapis permukaannya menggunakan unit-unit blok beton atau segmental beton yang disusun sedemikian rupa sehingga unit-unit blok beton tersebut saling kunci mengunci (interlocking) antara unit blok yang satu dengan unit blok lainnya. Paving block dapat berwarna seperti aslinya atau diberikan zat pewarna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai, baik di dalam maupun di luar bangunan. Paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, serta bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan tangan. Klasifikasi Paving Block Klasifikasi dari paving block didasarkan atas bentuk, tebal, kekuatan dan warna antara lain, yaitu: Klasifikasi berdasarkan bentuk Ada beberapa macam bentuk dari paving block yang diproduksi, namun secara garis besar bentuk paving block dapat dibedakan atas: 1. Paving block bentuk segiempat (rectangular) 2. Paving block bentuk segibanyak Pemakaian dari bentuk paving block disesuaikan dengan keperluan. Untuk keperluan konstruksi perkerasan pada jalan dengan lalulintas sedang sampai berat (misalnya: jalan raya, kawasan industri, jalan umum lainnya), karenanya penggunaan paving block bentuk segiempat lebih cocok. Kuipers (1984) dalam penelitiannya berkesimpulan bahwa pemakaian bentuk segiempat untuk lalulintas sedang dan berat lebih cocok karena sifat pengunciannya yang konstan serta mudah dicungkil apabila sewaktu-waktu akan diadakan perbaikan. Untuk keperluan konstruksi ringan (misalnya: trotoar plaza, tempat parkir, jalan lingkungan) dapat dipakai bentuk segiempat maupun segibanyak. Klasifikasi Berdasarkan Ketebalan Paving block yang diproduksi secara umum mempunyai ketebalan 60 mm, 80 mm, dan 100 mm. Pemakaian dari masing-masing ketebalan paving block disesuaikan dengan kebutuhan sebagai berikut: 3

Spectra Nomor 16 Volume VIII Juli 2010: 1-11 1. Paving block dengan ketebalan 60 mm diperuntukkan bagi beban lalulintas ringan yang frekuensinya terbatas pada pejalan kaki dan kadang-kadang sedang. 2. Paving block dengan ketebalan 80 mm, diperuntukkan bagi beban lalulintas sedang yang frekuensinya terbatas pada pick up, truck, dan bus. 3. Paving block dengan ketebalan 100 mm. diperuntukkan bagi beban lalulintas berat, antara lain: crane, loader, dan alat berat lainnya. Paving block dengan ketebalan 100 mm ini sering dipergunakan di kawasan industri dan pelabuhan. Klasifikasi paving block ini bukan berdasarkan dimensi, mengingat banyaknya variasi bentuk dari paving block. Dimensi paving block untuk bentuk rectangular berkisar antara 105 mm x 210 mm. Shackel (1980) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan dimensi menyimpulkan bahwa perubahan dalam dimensi paving block tidak terlalu berpengaruh pada penampilannya sebagai perkerasan untuk kepentingan lalulintas. Klasifikasi berdasarkan kekuatan Kekuatan dari paving block berkisar antara 250 kg/cm 2 sampai 450 kg/cm 2 bergantung dari penggunaan lapis perkerasan. Pada umumnya paving block yang sudah banyak diproduksi memiliki kuat tekan karakteristik antara 300 kg/cm 2 sampai dengan 350 kg/cm 2. Klasifikasi berdasarkan warna Warna selain menampakkan keindahan juga digunakan sebagai pembatas seperti pada tempat parkir. Warna paving block yang ada di pasaran adalah merah, hitam dan abu-abu. Pola Pemasangan Dalam pelaksanaan pemasangan lapis perkerasan paving block dipergunakan beberapa pola pemasangan paving block, yaitu: Pola Susunan Bata (Stretcher Pattern) Gambar1. Pemasangan Paving Block dengan Pola Susunan Bata 4

Pola Anyaman Tikar (Basket Weave Pattern) Gambar 2. Penyusunan Paving Block dengan Pola Anyaman Tikar Pola Tulang Ikan (Herringbone Pattern) Gambar 3. Penyusunan Paving Block dengan Pola Tulang Ikan Dari beberapa alternatif pola pasang di atas, pemilihan pemakaian berdasarkan alasan teknis dan non teknis. Alasan non teknis adalah untuk mendapatkan penampilan yang baik, sedangkan alasan teknis adalah untuk mendapatkan interlocking (penguncian) yang baik. Shackel (1980) menyatakan bahwa paving block yang dihampar dengan pola tulang ikan mengembangkan secara penuh daya penguncinya dan daya tahan terhadap beban hingga 70 KN serta mempunyai penampilan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pola hampar lain. Syarat Mutu Paving Block Sifat Tampak Paving block harus mempunyai bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, dan tidak mudah direpihkan dengan kekuatan tangan. Bentuk dan Ukuran Bergantung dari persetujuan antara pemakai dan produsen. Sampai saat ini ada beberapa macam bentuk, yaitu kacangan, antik, bata, tiga berlian, dan segi enam. 5

Spectra Nomor 16 Volume VIII Juli 2010: 1-11 Gambar 4. Berbagai Macam Bentuk Paving Block Sifat Fisik Kekuatan fisik paving block dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini: Tabel 1. Persyaratan Kekuatan Fisik Paving Block Mutu Kuat tekan (kg/cm 2 ) Rata-rata Terendah Penyerapan air rata-rata (%) I II III 400 300 200 340 255 170 3 5 7 Sumber :SII 0819-83 Keuntungan Penggunaan Paving Block Penggunaan paving block mempunyai beberapa keuntungan (Shackel, 1990), antara lain: 1. Dapat diproduksi secara massal. Untuk mendapatkan mutu yang tinggi diperlukan tekanan pada saat pencetakan. 2. Dari segi pelaksanaan, tidak memerlukan keahlian khusus. Pelaksanaan jalan dengan menggunakan perkerasan paving block jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan bahan perkerasan lainnya. 3. Tahan terhadap beban vertikal dan horisontal yang disebabkan oleh rem atau percepatan kendaraan berat. 4. Pemeliharaannya mudah. 6

Bahan Pembuat Paving Block Semen Portland Semen yang digunakan untuk pembuatan paving block adalah semen portland tipe I. Agregat Agregat yang digunakan terdiri dari pasir sebagai agregat halus dan abu batu sebagai agregat sedang (kasar). Kedua bahan ini dibeli dari toko bahan bangunan di manapun. Air Air yang digunakan adalah air bersih (sumur atau PDAM) yang tidak ditambahkan dengan accelerator. Bahan Alternatif Pengganti Pasir Bahan alternatif yang digunakan untuk menggantikan pasir sebagai agregat halus adalah abu bakaran sampah yang diperoleh dari pembakaran sampah di TPA Supit Urang Malang. Sampah ini adalah sampah yang tidak bisa lagi didaur ulang. METODOLOGI PENELITIAN Kegiatan Penelitian Penelitian ini adalah tentang uji kelayakan pembuatan paving block dengan penambahan abu dari bakaran sampah yang tidak bisa lagi didaur ulang dari TPA Supit Urang Malang. Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan menjadi dua tahapan kegiatan, yaitu pertama adalah proses pembuatan proses pembuatan paving block dan yang kedua meliputi uji kelayakan paving block, sebagaimana terlihat pada Gambar 5 berikut ini: 7

Spectra Nomor 16 Volume VIII Juli 2010: 1-11 Uji Pemanfaatan Abu Pembakaran Sampah Organik Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Paving Block Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Penelitian Penentuan Komposisi Bahan Pembuat Paving Block Pembuatan Paving Block Test Kelayakan Paving Block 1. Tes Penyerapan Air 2. Tes Ketahanan Aus Analisa Data dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 5. Bagan Alur Pembuatan Paving Block Adapun variasi komposisi bahan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: No Tabel 2. Variasi Komposisi Bahan Pembuat Paving Block Kode campuran Perbandingan agregat yang digunakan Semen Abu Batu Pasir Abu 1 0 1 2 2 0 2 1 1 2 1,5 0,5 3 2 1 2 1 1 4 3 1 2 0,5 1,5 5 4 1 2 0 2 Dimana: 1. Kelompok 0 : Kelompok benda uji dengan penambahan abu 0% dari bagian pasir. 2. Kelompok 1 : Kelompok benda uji dengan penambahan abu 20% dari bagian pasir. 3. Kelompok 2 : Kelompok benda uji dengan penambahan abu 40% dari bagian pasir. 4. Kelompok 3 : Kelompok benda uji dengan penambahan abu 60% dari bagian pasir. 5. Kelompok 4 : Kelompok benda uji dengan penambahan abu 80% dari bagian pasir. 8

HASIL DAN PEMBAHASAN Penanganan Sampah Pada penelitian ini abu sampah yang digunakan berasal dari abu pembakaran sampah di TPA Supit Urang Malang. Abu sampah ini selanjutnya diayak dengan ukuran 120 mesh agar didapatkan ukuran partikel butiran yang sama dan homogen saat diaduk dengan pasta semen. Selanjutnya, dilakukan penjemuran, tetapi tidak di bawah sinar matahari secara langsung selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelembaban yang diakibatkan oleh tanah. Hasil dan Pembahasan Uji Kelayakan Paving Block Setelah paving block yang dibuat dengan variasi penambahan abu telah berumur 28 hari, kemudian dilakukan uji kelayakan penyerapan air dan ketahanan aus. Uji Penyerapan Air Paving Block Tabel 3. Hasil Pengujian Penyerapan Air Paving Block Perbandingan Agregat yang Digunakan Semen Abu batu Pasir Abu Penyerapan Rata-rata (%) 1 2 2 0 3.11 1 2 1,5 0,5 5.07 1 2 1 1 5.28 1 2 0,5 1,5 5.84 1 2 0 2 5.78 Dalam uji kelayakan paving, semakin rendah nilai absorbsi (penyerapan air) yang dimiliki oleh paving, maka semakin bagus mutu paving tersebut. Data tabel 3 menunjukkan penambahan bahan abu pembakaran sampah kenaikan nilai absorsi tertinggi mencapai 87,78% yakni pada penambahan abu pembakaran sebesar 80% dari 3,11% menjadi 5,84%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa abu sampah memiliki daya resap yang lebih tinggi dari pasir. Sifat fisik pasir yang keras dan juga sudah lama terendam di air menyebabkan porinya kedap air, sehingga sulit baginya untuk menyerap air lagi. Sedangkan pada abu pembakaran sampah, masih memungkinkan pori-porinya terisi oleh air. Apalagi jika setelah ikatan semen mengeras, abu sampah akan menyusut volumenya. 9

Spectra Nomor 16 Volume VIII Juli 2010: 1-11 Uji Ketahanan Aus Paving Block Tabel 4. Hasil Pengujian Ketahanan Aus Perbandingan Agregat yang Digunakan Semen Abu Batu Pasir Abu Keausan Rata-rata (%) 1 2 2 0 56.20 1 2 1,5 0,5 55.80 1 2 1 1 55.35 1 2 0,5 1,5 55.54 1 2 0 2 57.00 Nilai keausan adalah selisih berat sebelum dan sesudah dilakukan percobaan keausan pada suatu benda uji dibandingkan dengan berat awal benda uji. Semakin kecil nilai keausan yang dimiliki oleh suatu benda uji, maka benda uji tersebut dikatakan tahan terhadap sifat aus. Penambahan abu pembakaran sampah pada campuran paving dapat menurunkan nilai keausan sebesar 0,85% pada penambahan abu pembakaran optimum sebesar 40% yang menghasilkan nilai keausan sebesar 55,35%. Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis tertentu, bahan abu pembakaran sampah dapat memperkuat paving untuk menahan aus. Penurunan nilai keausan ini disebabkan rongga dalam paving memerlukan butiran abu yang kecil yang dapat masuk ke dalam rongga tersebut sampai pada kadar yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan antar agregat. KESIMPULAN Dari hasil penelitian pemanfaatan abu pembakaran sampah organik sebagai bahan alternatif pembuatan paving block dan mengetahui alternatif komposisi yang terbaik sehingga dapat dihasilkan paving block dengan kualitas yang optimal, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Penggunaan abu pembakaran sampah sebagai bahan alternatif pembuatan paving block memberi pengaruh baik pada sifat-sifat paving block yang dihasilkan. 2. Paving block dengan penambahan abu pembakaran sampah yang memenuhi syarat adalah pada penambahan abu pembakaran sampah yang menghasilkan penyerapan rata-rata sebesar 5% dan tingkat keausan rata-rata lebih dari 55%. 10

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1971. Semen Portland. Cetakan Kedua. Yayasan Dana Normalisasi Indonesia.. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI). Hackle, B. 1980. Performance of Interlocking Block Pavement Under Accelerated Trafficing. Proceeding of First International. Kuipers, B.J. 1984. Commonsense Reasoning about Causality: Deriving Behavior from Structure. Artificial Intelligence 24: 169-203. Sumarwoto, Otto. 1992. Analisa Dampak Lingkungan yang Berwawasan Lingkungan. PLPG UNILA. 2009. Teknologi Paving Block. SII.0819-88. Definisi Paving Block. Smith, 1979 dalam Malawi, 1996 dalam Soemarno. 2000. Pengelolan Kesuburan Tanah dan Bahan Organik. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya. Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. 11