Sistem CO 2 -Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
F L U I D A S U P E R K R I T I K. Nosy Awanda Amrina Malahati Wilujeng Sulistyorini A

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRACT Latar Belakang Keaslian Penelitian 5

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang

5. Berapa gram gas SO3 yang bereaksi dengan 1,8 gram uap ai r menghasilkan 9,8 gram

BAB II. KESEIMBANGAN

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

BABI PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi komoditas andalan dari sektor perikanan yang umumnya

BABI PENDAHULUAN. Pohon intaran (neem tree) adalah pohon hijau tropis yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

III. METODE PENELITIAN

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

MODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ditanam di Indonesia. Hal ini disebabkan kentang sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

2015 KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak. digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KROMATOGRAFI FLUIDA SUPERKRITIS

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

I. PENDAHULUAN. Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

BAB I SOLVENT EXTRACTION

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Cellulose Nano Crystallines (CNC) yang merupakan salah satu biomaterial maju yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Filariasis limfatik atau Elephantiasis adalah. penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit di mana

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi untuk beberapa abad ke depan, semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Diagram Segitiga dan Kesetimbangan Cair-Cair

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan dunia dalam menjaga lingkungan semakin menjadi topik utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Isu mengenai industri dengan konsep berkelanjutan pun hangat diperbincangkan di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Berkembangnya populasi manusia dan meningkatnya aktifitas industri menyebabkan emisi CO 2 di atmosfer semakin meningkat. Efek pemanasan global yang ditimbulkan oleh gas CO 2 tersebut semakin parah seiring dengan bertambahnya konsentrasi CO 2 di amosfer. Salah satu cara untuk mengurangi gas CO 2 di atmosfer adalah dengan cara memanfaatkan gas CO 2 tersebut untuk dimanfaatkan kembali dalam proses di industri kimia yang memerlukan CO 2. Senyawa CO 2 memiliki sifat dapat larut di kebanyakan senyawa organik yang sering dimanfaatkan sebagai pelarut (solvent), maka salah satu pemanfaatan CO 2 yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan gas CO 2 tersebut sebagai pelarut. Namun, karena pada kondisi atmosferis, senyawa CO 2 berbentuk gas, maka pemanfaatan CO 2 sebagai pelarut harus dilakukan dengan cara penekanan atau pendinginan. Teknologi ekstraksi dengan menggunakan CO 2 yang telah banyak dilakukan adalah dengan menggunakan CO 2 tersebut dalam fasa superkritisnya. 1

Ekstraksi superkritis banyak diaplikasikan untuk mengekstrak senyawa esensial dari berbagai sumber di alam. Bebarapa contoh ekstraksi menggunakan CO 2 superkritis antara lain: Ekstraksi senyawa-senyawa esensial dari daun coriander (Zorca, 2006), ekstraksi senyawa kafein dari biji kopi (Peker, 1992), dan ekstraksi senyawa γ-oryzanol dari bekatul (Xu and Godber, 2000). Beberapa kelebihan utama proses ekstraksi superkritis antara lain: kelarutan senyawa esensial yang dapat diubah dengan cara mengubah tekanan CO 2 superkritis, kelarutan yang lebih selektif dibandingkan dengan pelarut organik, dan mudahnya dalam proses pemisahan. Di lain pihak, kelemahan utama dalam ekstraksi superkritis menggunakan CO 2 adalah penggunaan tekanan yang sangat besar, sehingga membutuhkan biaya untuk kompresi. Selain itu, ekstraksi superkritis memerlukan peralatan ekstraksi yang tahan terhadap tekanan yang sangat tinggi. Ekstraksi secara konvensional menggunakan pelarut senyawa organik adalah yang paling banyak dilakukan saat ini. Proses yang sederhana, tidak diperlukannya suhu dan tekanan yang tinggi, dan proses recovery pelarut yang relatif mudah menjadi kelebihan utama dari proses ini. Namun, proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut secara konvensional ini seringkali dihindari karena harga pelarut yang mahal dan kurang cocok untuk bahan makanan atau obatobatan. Selain itu, isu mengenai keselamatan proses, kesehatan, dan lingkungan (Safety, Health, and Environment) juga mendorong dalam pembatasan penggunaan senyawa-senyawa organik sebagai pelarut yang diantaranya merupakan senyawa turunan minyak bumi dan bersifat beracun. Pada penelitian ini akan dilakukan proses ekstraksi dengan mengkombinasikan pelarut organik 2

dan gas CO 2 sehingga diharapkan akan mengurangi jumlah kebutuhan pelarut organik dan sekaligus memanfaatkan CO 2 yang menimbulkan permasalahan lingkungan. CO 2 yang dilarutkan ke dalam senyawa organik dengan cara menginjeksikan ke dalamnya akan menyebabkan ekspansi volume dari senyawa tersebut (gambar 1). Sistem yang tebentuk dinamakan Gas-expanded Liquid (GXL). Ekstraksi dengan menggunakan GXL mempunyai kelebihan dibandingkan ekstraksi dengan menggunakan CO 2 superkritis, karena sistem GXL hanya menggunakan tekanan yang lebih rendah (20-60 atm) dibandingkan sistem superkritis yang menggunakan tekanan 100-200 atm (Ford, 2007). Selain itu, ekspansi volume yang besar dapat menurunkan kebutuhan pelarut tersebut sebagai pelarut (Ford, 2007). Sistem GXL dapat mempertahankan kelebihan sifat fisis dari sistem superkritis sekaligus dapat mempertahankan kekuatan pelarutan dari pelarut murni. Gambar 1. Gas-expanded Liquid Penelitian mengenai berbagai aplikasi dari GXL sudah mulai dilakukan sejak tahun 2000. Saunders (2011) pada disertasinya membahas mengenai kegunaan dari GXL sebagai tunable solvent dalam aplikasi teknologi nanopartikel. Pada disertasi tersebut dijelaskan mengenai bagaimana GXL dapat 3

membantu peleburan partikel berukuran nano secara selektif. Selain itu, disertasi yang dikerjakan oleh Ford (2007) membahas kegunaan dari GXL pada berbagai reaksi organik seperti reaksi substitusi nukleofilik dan reaksi hidroformulasi. Pada disertasi tersebut dijelaskan juga bagaimana CO 2 dapat membantu proses recycle dari katalis homogen yang digunakan dalam reaksi. Penggunaan GXL pada teknologi partikel, kristalisasi, dan reaksi (non-katalitik, katalitik homogen, katalitik heterogen) adalah yang paling banyak diteliti dan diaplikasikan. Pada penelitian ini proses ekstraksi dengan GXL akan diaplikasikan untuk pengambilan senyawa xanthone dari kulit manggis. Xanthone adalah senyawa yang terkenal sangat bermanfaat di dunia ilmu kesehatan. Ditemukannya xanthone sebagai senyawa anti-kanker dan berbagai manfaat lainnya telah mendorong banyak penelitian yang mempelajari senyawa xanthone tersebut. Berbagai macam senyawa derivatif xanthone dapat ditemukan dari berbagai sumber di alam. Kulit buah manggis adalah salah satu sumber di alam yang paling banyak mengandung senyawa xanthone. Buah manggis (Garcinia Mangostana) adalah buah yang berasal dari daerah tropis Asia Tenggara khususnya Indonesia. Ketersediaan buah manggis di Indonesia sangat melimpah dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Banyak sekali bahkan hampir seluruh masyarakat Indonesia belum mengetahui kandungan xanthone yang sangat bermanfaat di dalam kulit manggis, sehingga kulit manggis hanya dibuang tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Pemanfaatan kulit manggis yang mengandung banyak senyawa yang bermanfaat di Indonesia dinilai 4

masih kurang baik. Selain itu, pengetahuan mengenai metode pemanfaatan kulit manggis yang baik pun belum banyak diketahui. 1.2. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai ekstraksi senyawa-senyawa esensial dari bahan alami sudah banyak dilakukan di dunia. Bahkan tidak sedikit dari banyak hasil penelitian tersebut telah digunakan dalam industri produksi senyawa-senyawa esensial pada skala industri. Ekstraksi menggunakan pelarut organik konvensional, uap air, maupun ekstraksi menggunakan fluida superkritis sudah banyak dikaji. Di Indonesia terdapat beberapa industri yang membuat jus kulit manggis. Hampir seluruh industri tersebut hanya merubah keseluruhan bentuk kulit manggis menjadi produk yang dapat dikonsumsi. Aplikasi pemanfaatan kulit manggis pun sudah diterapkan oleh masyarakat, selain dibuat dalam bentuk jus, ada pula yang hanya merebus kulit manggis dan mengkonsumsi air rebusan tersebut. Penelitian mengenai ektraksi senyawa xanthone dari kulit buah manggis dengan menggunakan pelarut organik seperti etil asetat, heksan, dan aseton, telah berhasil dilakukan oleh Zerena dan Udayana Sankar (2009). Proses ekstraksi xanthone dengan menggunakan CO 2 superkritis pun telah berhasil diteliti oleh peneliti yang sama pada tahun 2011. Senyawa xanthone dapat pula diekstrak dengan menggunakan etanol (Pothitirat dan Gritsanapan, 2008) 5

Penelitian mengenai aplikasi menggunakan GXL sudah banyak dilakukan sejak awal tahun 2000. Aplikasi GXL pada reaksi non-katalitik, katalitik homogen maupun reaksi katalitik heterogen adalah yang paling banyak diteliti. Selain itu, penelitian proses kristalisasi untuk teknologi nanopartikel juga sudah banyak menggunakan GXL ini. Penlitian mengenai aplikasi GXL untuk proses ekstraksi senyawa esensial dari bahan alam belum banyak dilakukan, walaupun telah diketahui secara teori suatu sistem GXL dapat dirubah kekuatan pelarutannya hanya dengan memainkan tekanan sistem. Oleh karena hal-hal tersebut, penelitian mengenai ekstraksi senyawa xanthone dari kulit buah manggis dengan menggunakan GXL menjadi sangat menarik. 1.3. Manfaat Penelitian Pengembangan teknologi ekstraksi dengan menggunakan GXL diharapkan dapat memberikan alternatif metode ekstraksi yang saat ini ada yaitu ekstraksi meggunakan pelarut konvensional dan ekstraksi menggunakan fluida superkritis. Proses ekstraksi dengan menggunakan GXL diperkirakan dapat mengatasi beberapa kelemahan dari metode ekstraksi menggunakan konvensional sekaligus mengatasi beberapa kelemahan dari metode ekstraksi meggunakan fluida superkritis. Sehingga metode ekstraksi dengan menggunakan GXL ini diharapkan dapat memberikan pilihan proses yang lebih optimum. Jika ditinjau dari aspek lingkungan, pemanfaatan CO 2 sebagai pelarut tambahan dalam bentuk GXL akan mengurangi jumlah penggunaan pelarut organik konvensional yang berpotensi mencemari lingkungan. Selain itu, pemanfaatan CO 2 sebagai pelarut juga dapat mengurangi emisi CO 2 ke atomosfer. 6

Akan tetapi, berbeda dengan pemanfaatan CO 2 sebagai bahan baku sintesis senyawa lain seperti urea atau natrium bikarbonat (proses Solvay) yang dapat mengurangi emisi CO 2 secara terus-menerus, pemanfaatan CO 2 sebagai pelarut hanya dapat mengurangi emisi CO 2 pada awal saja. Hal ini dikarenakan CO 2 yang dimanfaatkan akan selalu di-recycle. Sehingga secara neraca massa tidak akan ada pengurangan jumlah CO 2 di atmosfer secara terus menerus. Namun, memanfaatkan CO 2 sebagai pelarut dalam suatu proses ekstraksi akan memperpanjang life-cycle dari CO 2. Walaupun tidak dapat mengurangi emisi CO 2 secara terus-menerus, namun dengan memperpanjang life-cylce CO 2 maka dapat dianggap sebagai suatu kontribusi yang nyata dalam menangani masalah lingkungan. Dari segi senyawa yang akan diesktraksi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai senyawa xanthone di dalam kulit manggis. Senyawa xanthone yang banyak terkandung di dalam kulit buah manggis sangat bermanfaat di dunia kesehatan pada umumnya dan untuk pengobatan kanker pada khususnya. Ketersedian buah manggis yang melimpah di Indonesia dan tidak tersedianya bauh manggis di negara-negara selain negara-negara asia tenggara seharusnya dapat membuat produk-produk dari buah manggis menjadi komoditi utama yang dapat diunggulkan. 7

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: - Memperoleh alternatif proses ekstraksi senyawa esensial dari bahan alam selain dari proses ekstraksi menggunakan pelarut konvensional dan ekstraksi superkritis. - Membandingkan hasil ekstraksi antara proses ekstraksi menggunakan pelarut konvensional dengan ekstraksi menggunakan GXL. - Mempelajari kesetimbangan campuranan terner Etanol-xanthone-CO 2 dari proses ekstraksi xanthone menggunakan pelarut dalam sistem CO 2 -etanol dalam bentuk Gas-expanded liquid. 8