BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Mutiara Islahul Qulub 3

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2012 Jilid 10 (Agustus)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SARANA MENUJU INDONESIA ADIL & MAKMUR

KARYA TULIS ILMIAH GLOBALISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO

BENGKALIS, 25 JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

Sucikan Diri Benahi Hati

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Shafri Bagus Setiaji. Nim :

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

A L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

Hakikat Manusia Menurut Islam

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

Pendahuluan. Dedi Mahardi 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-107 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Masih Spiritualitas Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Pendidikan Pancasila di Indonesia

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE 107 TAHUN 2015

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

MENGHAYATI PERAN ISTRI

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HIJABMU ITU SEKEDAR PENUTUP KEPALA

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

A. Latar Belakang B. Rumusan Maalah C. Pembahasan Pengertian Nasionalisme Ernest Renan: Otto Bauar: Hans Kohn L. Stoddard: Dr.

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Kurangnya pemahaman nilai luhur Pancasila saat ini menjadi salah satu hal

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Transkripsi:

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan yang sama. Begitu juga Plato dalam menguraikan konsep Manusia, Relevansinya dengan Ajaran Islam adalah sebagai berikut: A. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Manusia Menurut Plato dan Ajaran Islam Setiap teori manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, dalam bahasa Hegel, ada tesis (teori baru) pasti nanti aka nada antitesis (teori perlawanan tesis), begitu pun jika sudah ada tesis dan antitesis teori pemersatunya atau jalan damainya adalah sintesis, sintesis ini pun akan menjadi tesis lagi, dan seterusnya. Begitupun juga dengan apa yang telah dikemukakan Plato dan Ajaran Islam pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. 1. Kelebihan Kelebihan konsep manusia dalam pandangan Islam adalah terletak pada kepastian ajarannya, yaitu keimanan kepada Allah yang berdasarkan al-quran dan Hadis, sehingga ada titik jelas dalam menguraikan pengertian tentang manusia. Sedangkan kelebihan yang ada pada konsep manusia menurut pandangan Plato adalah gaya berfikirnya yaitu menggunakan rasio dalam memberikan pendapatnya tentang manusia. 2. Kekurangan Kalau melihat kekurangan Ajaran Islam, bagi peneliti belum menemukannya, ini disebabkan karena landasan Ajaran Islam semuanya berpangkal pada wahyu Allah. Sedangkan kekurangan Plato dalam menguraikan konsep manusia yaitu ketika berbicara tentang ide kebaikan. Menurut Plato Ide Kebaikan itu tidak hanya identik dengan ada, juga tidak hanya identik dengan bentuk dan Eksistensi. Apa sesungguhnya yang dimaksudkan oleh Plato dengan pernyataan ini, setidaknya mengatakan agak kurang jelas dan menggunakan teori pemikiran semata. 75

B. Konsep Manusia Plato Kaitannya dengan Zaman Sekarang dan Era Reformasi Indonesia 1. Kaitannya dengan Zaman Sekarang Kajian manusia senantiasa up tu date dan tidak lekang oleh zaman dan selalu relevan untuk dibicarakan. Sokrates yang didalangi oleh Plato, teoriteorinya masih segar untuk dibicarakan sampai sekarang, misalnya Lysis karya Plato yang kurang lebih berumur 2.500 tahun yang lalu, sekarang karya tersebut ditafsirkan oleh A. Styo Wibowo. Dengan judul "Mari berbincang bersama Plato persahabatan Lysis " hal ini mendapat apresiasi dari Franz Magnis Suseno dengan mengatakan bahwa kajian ini menjadi kajian yang bagus untuk dibaca setiap orang Indonesia. 1 Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Perkembangan manusia pun semakin berkembang pesat. Perkembangan itu membawa perubahan, perubahan besar pada kehidupan manusia. Misalnya, pada pakaian, gaya hidup, teknologi, dan sebagainya. Semua itu akan merubah suatu adat nilai bangsa dan ajaran islami, khususnya dalam hal moral dan etika. Sebagai contoh dalam Indonesia. Indonesia pada saat ini sudah mulai mengikuti perkembangan dunia. Hal ini bisa disebut bahwa Indonesia mengalami proses globalisasi. Di zaman globalisasi saat ini banyak pengaruh yang mempengaruhi remaja. Ada pengaruh yang positif ada juga pengaruh yang negatif. Indonesia adalah negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang baik. Tapi saat ini banyak sekali remaja yang tidak sopan, tidak menghormati orang yang lebih tua darinya. Mungkin itu adalah pengaruh negatif dari globalisasi. Dan itu menyebabkan pergaulan bebas, narkoba, kriminal, dan lain-lain. Hal itulah yang harus kita hindari. Nilai moral bangsa dinilai dari etika masyarakatnya. Jadi, jika ingin mempunyai nilai moral bangsa yang baik kita harus menjaga etika. Etika seharusnya diajarkan sejak dini oleh orang tuanya. Orang tua seharusnya melakukan kegiatan yang mampu memberikan arti etika yang 1. Muhammad Subhan, Konsep Persahabatan Menurut Pandangan al-ghazali dan Plato, Skripsi, 2011, hlm. 88 76

baik, dan mampu dimengerti oleh si anak. Dengan didikan yang baik anak tersebut kelak akan menjadi anak yang sopan. Anak tersebut juga harus mempunyai iman yang kuat. Sehingga mampu melawan pengaruh buruk di zaman modern ini. Contoh lain dari kehidupan remaja yaitu bidang hukum dan para pejabat negara. Di zaman modern ini banyak berita yang menayangkan tentang kasus pelanggaran yang dilakukan oleh para penegak hukum dan pejabat negara, yang seharusnya menjaga nilai etika, keamanan, kedaulatan, ketertiban, dan berbakti kepada rakyat, justru mereka melanggar aturan-aturan yang ada. Bahkan pelanggaran yang mereka lakukan terbilang sangat berat. Misalnya korupsi, suap, narkoba, dan lain sebagainya. Semua itu dikarenakan semakin memudarnya nilai-nilai budaya lokal, sifat hedonisme, dan konsumerisme. Yang tujuannya mengarah pada pemuasan nafsu semata. Sehingga melahirkan gaya hidup individualisme (mengutamakan kepentingan diri sendiri). Menumbuhkan semangat, menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai etika, baik dari aspek pancasila maupun ajaran agama adalah sebaik-baiknya untuk meraih kebahagiaan. Hal semacam ini sangatlah dibutuhkan jiwa yang bersih. Seperti yang dikatakan oleh Plato, tujuan hidup ialah senang dan bahagia. Itu bukanlah pemuasan nafsu semata, melainkan jiwa kebaikan. Dunia ide dan inderawi bisa dijadikan jalan menuju kebahagiaan. Plato menjelaskan, bahwa takdir ini berlaku bagi "semua hal yang berjiwa", dan sementara mereka (manusia) mengalami perubahan, mereka diatur oleh tatanan dan hukum takdir. Tetapi ketika perubahan meningkat, dan keburukan muncul bersamaan dengannya, mereka akan jatuh ke dalam ngarai yang dalam yang dikenal sebagai neraka. sebagai kelanjutannya, Plato menyebutkan kemungkinan bahwa satu jiwa yang dianugrahi peran yang luar biasa besar tentang kebaikan, dengan kekuatan kemauannya sendiri yang ia dapat, jika jiwa ini berhubungan erat dengan kebaikan transendental, ia dapat menjadi kebaikan yang tertinggi dan dapat berpindah menuju tempat yang agung. Oleh karena manusia itu terdiri dari dua hal, yaitu jiwa dan badan, maka jiwanya memang mengarah kepada roh, akan tetapi badannya tertarik kepada materi. Ada kemungkinan manusia menceburkan diri pada yang 77

materi belaka, sehingga ia lupa akan asalnya dan mengingkari dirinya yang sebenarnya, lalu ia kehilangan kemanusiaannya serta akan kehilangan arah tujuannya pula. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa konsep manusia Plato sangatlah dibutuhkan dan cocok sebagai rujukan di zaman modern ini dan dijadikan sebagai rujukan ilmu pengetahuan untuk Menumbuhkan semangat, menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai etika yang luhur. Yaitu dengan mengutamakan jiwa akliah dan menjadikan dunia inderawi sebagai jembatan untuk menuju kebahagiaan yang hakiki. 2. Kaitannya dengan Era Reformasi Indonesia Era Pasca Soeharto atau Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ. Habibie. Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir di seluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Era reformasi ini menjadi bukti bahwa ada hubungan yang sangat erat antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain, kalau saya namakan hubungan seperti ini adalah hubungan keselarasan berpikir yang didasari oleh jiwa (akal) manusia. Tanpa mengenal ras, suku dan golongan. para mahasiswa bersatu padu menumbangkan pemerintahan yang korup. Hal semacam ini terdapat pada pemikiran Plato, bahwa jiwa (akal) menjadi dasar manusia, apa yang dilakukan mahasiswa merupakan kebaikan melawan kejahatan, yaitu pemimpin yang korup. Kebaikan (jiwa pemikiran) yang dipakai dasar mahasiswa untuk bersatu dan menghancurkan pemerintahan yang tidak benar. 2 2. https://id.wikipwdia.org/wiki/gerakan_mahasiswa_indonesia_1998/13:30/24/08/15 78

C. Relevansi Konsep Manusia Menurut Plato dengan Ajaran Islam Banyak sekali pembahasan Plato tentang manusia, terutama mengenai dunia ide. Jiwa dan badan, keduanya memiliki perbedaan namun tidak bisa di pisahkan karena saling mempengaruhi. Jiwa adalah aspek utama yang menjadi prinsip hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan, badan atau kehidupan materi dijadikan sebagai jembatan menuju kebahagiaan. Di sisi lain manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan kejahatan, Plato menyebutnya sebagai tindakan nafsu. Ketika itulah manusia akan terjerumus dalam kehancuran. Nafsu bukanlah hal yang dipandang sebagai tindakan kejahatan semata. Manusia dapat mengembangkan diri dengan melatih nafsu dan membentuk keteraturan jiwa untuk meraih kemuliaan. Menurut Plato, manusia berada dalam hubungan ide-ide abadi, memiliki sifat pembawaan sejak lahir yang berhubungan langsung dngan Tuhan. Plato menyebutnya sebagai ide sempurna, ide itu sungguh-sungguh ada dan merupakan suatu realitas tertinggi, bahkan satu-satunya realitas dalam kesempurnaan itu. dalam bahasa Yunani disebut To Hen (Yang Esa). Dari yang Esa itu timbul yang disebut Nous (roh), dari roh timbullah jiwa. Itu menunjukkan bahwa manusia berasal dari Yang Esa dan harus kembali kepada Yang Esa. Untuk kembali kepada asal mulanya (Yang Esa), manusia tidak lagi hanya ikut serta dalam materi, melainkan ia akan mengalami kesatuan yang sempurna dengan Yang Esa itu. Sehingga manusia akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang sesungguhnya dan abadi. Dalam ajaran islam manusia adalah makhluk yang paling unggul. Alquran menilai manusia sebagai makhluk yang mempunyai tanggung jawab untuk membina diri. Dalam hal ini manusia mempunyai perasaan ketuhanan. Secara persial manusia bersifat materi, tetapi sebagian lainnya bersifat jiwa ketuhanan. Berbagai kemampuan baik dan buruk bercampur aduk di dalam diri manusia. Manusia diberkahi kekuatan untuk melatih kemauan dan memilih cara. Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi Tuhan, Para malaikat pun disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya, karena Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan. Suatu keistimewaan islam yang unik adalah bahwa islam tidak membagi kehidupan dalam dua bagian yang terpisah: material dan spiritual. 79

Islam tidak mengajak kepada pengingkaran hidup, tetapi kepada pemenuhan hidup. Islam bertujuan memberikan keseimbangan antara kedua segi hidup material dan spiritual. Ketinggian martabat manusia dan kemuliaan tugas hidupnya memerlukan perangkat-perangkat, yaitu berupa jiwa dan raga. Manusia diciptakan dengan unsur jasmani, diberi akal, dan kehendak. Dalam jiwa manusia memiliki dua potensi: pertama taat kepada Allah, yaitu potensi nurani yang mendorong manusia meningkatkan kualitas dalam hidupnya. kedua potensi mengingkari Allah, yaitu potensi hawa nafsu yang senantiasa menarik manusia untuk ingkar terhadap tugas hidupnya. Dalam hal ini Allah mengingatkan manusia bahwa manusia akan berjaya jika dapat menyucikan jiwanya dan akan gagal bila mencemarkannya. Dalam hal ini Plato juga menguraikan tentang metode cinta (Eros). Eros adalah hasrat manusia yang tak pernah padam untuk yang benar, yang baik dan yang indah. Eros mendorong manusia semakin tinggi: dari cinta untuk yang kelihatan kepada cinta untuk yang tak kelihatan, ideal, ilahi. Manusia akan menuju sikap-sikap hidup yang baik dan menuju ilmu-ilmu yang indah, dari situ akhirnya ke ilmu yang tidak lain dari pada ilmu mengenai keindahan adiduniawi itu sendiri; dengan demikian akhirnya manusia mengenal apa yang sungguh-sungguh indah. Jadi, inilah sesungguhnya peruntukan dan makna keberadaan manusia: memanjat terus ke arah "keindahan ilahi itu sendiri", menempuh kehidupan yang berkenan di hati para dewa. Islam pun mengajarkan tentang metode cinta, dalam ilmu tasawuf disebut (mahabbah). Kecintaan seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatan dan kepatuhan kepda perintah Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kecintaan Allah kepda hamba-nya adalah limpahan rahmat dan ampunan kepada hamba-nya. mahabbah hanya akan diperoleh seseorang yang memiliki jiwa yang baik, lembaran yang bersih, hati yang suci dan sanubari yang diterangi dari dalam yang menunjukkannya ke arah jalan yang lurus. Keelokan itu merupakan amalan hakiki dalam elemen jiwa. Ciri-ciri khas kesempurnaan manusia yang mulia tidak akan sempurna hanya dengan jiwa yang baik, sehingga seseorang akan sampai kepada cinta (mahabbah) kepda Allah. 80

Hal semacam ini terdapat pada pemikiran Plato, bahwa jiwa (akliah) menjadi dasar manusia yang berkualitas, untuk menuju Yang Esa, meraih kemuliaan dan kebahagiaan yang hakiki. Apa yang dipikirkan Plato memiliki kesamaan dengan Ajaran Islam, yaitu tentang konsep manusia yang memiliki dasar jiwa dan raga, keduanya adalah fasilitas yang diberikan Allah kepada manusia untuk menjalankan dan memilih kehidupannya di dunia ini. 81