BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di

BAB I PENDAHULUAN. governance, tetapi juga di sektor-sektor lain. Good governance sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. daerah, tetapi keberadaan RSD masih dipandang sebelah mata oleh. masyarakat. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pelayanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan (agency theory) merupakan landasan teori dalam penelitian

Anggaran Sektor Publik

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. good governance. Good governance merupakan salah satu alat reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

Asas Asas Pengelolaan Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah ke dalam program-program yang tidak lain demi terciptanya

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi pada sektor publik menuju ke arah yang lebih fleksibel

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang tata kelola pemerintahan yang baik atau good government

BAB I PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia dalam upaya memenuhi kebutuhan

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

Pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. tujuan negara yang sudah tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4 yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2004 dan UU No. 33 tahun 2004 merupakan tonggak awal. pelaksanaan otonomi daerah dan proses awal terjadinya reformasi

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu akuntansi yang mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era reformasi yang diikuti dengan diberlakukannya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) pada kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 5 memberikan

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

2016 PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE TERHADAP KINERJA DINAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAHAN PENUNJANG MATERI MATA DIKLAT SANKRI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kemandirian bagi pemerintah daerah dalam mengelola potensi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Pendidikan tinggi memperoleh otonomi untuk mengelola sendiri penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengelola dana keuangan sehingga dapat menciptakan kepercayaan publik terhadap bidang pendidikan. Kepercayaan publik berkaitan dengan menciptakan proses dan manajemen yang menjamin bahwa sumber daya publik digunakan sebagaimana mestinya (good governance). Dengan good governance diharapkan pendidikan memberikan mutu atau kualitas yang terbaik untuk masyarakat. United National Development Program (UNDP) memberikan beberapa karakteristik pelaksanaan good governance yang meliputi: participation, rule of law, transparency, responsiveness, consensus orientation, equity, efficiency and effectiveness, accountability, dan strategic vision. Menurut Mardiasmo (2006), dari delapan karakteristik yang dikemukanan oleh UNDP tersebut, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh sektor publik dalam mengelola keuangan yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas publik dan value for money. Pengelolaan keuangan yang baik harus memenuhi asas umum pengelolaan keuangan negara seperti yang ada dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

2 tentang keuangan negara yaitu akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan keuangan oleh penyelenggara negara wajib mengelola keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundangan, efisien, ekonomi dan efektif, transaparan dan bertanggung jawab. Pengelolaan keuangan yang dimaksud adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, penggunaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Pengelolaan keuangan yang baik akan meningkatkan kinerja organisasi. Akuntabilitas dikuatkan dengan Inpres nomor 7 tahun 1999 dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dijelaskan bahwa setiap instansi pemerintahan wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan semua tugas dan kegiatan berupa laporan pertanggungjawaban yang disampaikan kepada atasan masing-masing dan lembaga pengawas. Laporan pertanggungjawaban menggambarkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan. Dalam mengelola keuangan agar pelaksanaannya dapat berjalan efektif diperlukan suatu rencana anggaran yang disusun sesuai ketentuan yang ditetapkan. Penyusunan anggaran yang baik harus melibatkan peran serta dan partisipasi beberapa pihak yang terkait. Dengan partisipasi, akan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan. Partisipan merasa aspirasinya di hargai, bertanggungjawab dan konsekuen melaksanakan program kegiatan yang telah disusunnya.

3 Selain akuntabilitas dan partisipasi, sektor publik diharuskan memenuhi asas keterbukaan. Asas keterbukaan dikuatkan dengan adanya Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menekankan perguruan tinggi negeri untuk selalu memberikan pelayanan informasi yang terbuka, transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Perguruan tinggi negeri wajib membuka dan menyediakan informasi mengenai anggaran, kebijakan dan program wajib di media cetak maupun media online sesuai peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan dibuat pemerintah untuk dilaksanakan oleh setiap instansi dan bertujuan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri. Namun kenyataan di lapangan, peraturan tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan terkait pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri, menunjukkan penyimpangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan anggaran dalam pengelolaan keuangan Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan data dari Badan Akuntabilitas Keuangan Negara, laporan hasil pemeriksaan nomor 37/HP/XIX/12/2011 terdapat ketidaksesuaian yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada sebagai berikut: 1. Pagu anggaran bukan usulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. Perencanaan yang tidak sesuai aturan 3. Penggunaan anggaran tidak sesuai peruntukan 4. Penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) yang bersifat proforma dan berindikasi kemahalan.

4 5. Penerimaan pendidikan dan non pendidikan yang tidak disetor ke rekening rektor. 6. Terkait rekening liar yang ditemukan belum dilaporkan dana maupun penggunaan dananya serta pembukuan rekening unit yang tidak sesuai ketentuan. Menurut data dari Direktorat Keuangan UGM penyerapan anggaran dana masyarakat belum maksimal. Realisasi pertanggungjawaban dana tahun 2011 dalam Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT) versus Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran sebesar 77.05 % dan tahun 2012 sebesar 60,21 %. Prosentase penyerapan tersebut terdapat penggunaan dana yang tidak sesuai dengan anggarannya yaitu pengeluaran anggaran non RKAT. Penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Pratolo (2008) dengan obyek penelitian pemerintah kabupaten Wonosobo menyimpulkan bahwa transparansi dan akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Penelitian ini menjadi salah satu referensi yang menunjukkan faktor transparansi dan akuntabilitas menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan. Penelitian yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dilakukan oleh Hardiyono (2009). Hardiyono melakukan survei pada sekolah sekolah di kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tentang Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Dana Alokasi Khusus terhadap Swakelola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana alokasi khusus berpengaruh positif terhadap swakelola. Penelitian lain yang relevan dilakukan oleh Santoso (2005) mengenai Akuntabilitas dan Partisipasi

5 Pengelolaan Keuangan, Partisipasi Pembiayaan dan Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara sekolah efisien dan in efisien dalam hal tingkat partisipasi, akuntabilitas dan transparansi. Penelitian mengenai partisipasi dilakukan oleh Herminingsih (2009) dengan mengambil obyek pemerintah daerah Demak mengenai Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Peran Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalam peranggaran dan peran manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis mengambil judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pengelolaan Keuangan Perguruan Tinggi Negeri (Studi Kasus di Universitas Gadjah Mada). 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka diperoleh rumusan masalah bahwa kinerja pengelolaan keuangan di Universitas Gadjah Mada belum optimal, dilihat dari laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, prosentase penyerapan anggaran yang dinilai belum optimal dan terdapat pengeluaran yang tidak direncanakan sebelumnya. Banyak faktor yang menyebabkan kinerja pengelolaan keuangan menjadi optimal atau tidak optimal. Menurut Undang- Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, landasan teori seperti good governance, teori keagenan, juga dari penelitian terdahulu ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

6 pengelolaan keuangan. Dari paparan rumusan permasalahan diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah faktor keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, faktor akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, faktor partisipasi, dan faktor value for money sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada? 2. Seberapa besar pengaruh faktor keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, faktor akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, faktor partisipasi, dan faktor value for money sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada? 3. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada. 2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, faktor akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, faktor partisipasi dan faktor value for money sebagai faktor

7 yang mempengaruhi kinerja perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada. 3. Untuk menganalisis faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Universitas Gadjah Mada untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan keuangannya. 2. Menambah wawasan mengenai pengelolaan keuangan pada sektor publik yang selanjutnya dapat dijadikan informasi tambahan atas penelitian sejenis di masa yang akan datang. 1.5. Sistematika Penulisan Penelitian Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian yang selanjutnya dijadikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi tentang landasan teori berupa teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian serta kerangka konsep dan hipotesis penelitian.

8 Bab III Metodologi penelitian. Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang analisis data yang telah dikumpulkan berdasarkan alat analisis yang digunakan serta hasil penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan berdasarkan analisis data, kemudian penulis memberikan informasi dan saran sebagai masukan bagi kemajuan Universitas Gadjah Mada.