FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA, EKSPOR, TINGKAT UPAH, INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECILDI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

ANALISIS UPAH MINIMUM di JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

ANALISIS PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL DI INDONESIA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAUSALITAS INVESTASI ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI: Error Correction Model

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB III METODE PENILITIAN

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

ANALISIS PENGARUH INFLASI, PDRBk, UPAH, JUMLAH UNIT USAHA, JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. berbagai institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, World Bank,

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya, perubahan

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negara dengan jumlah pengangguran paling tinggi di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Apabila nilai

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1983-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: HERU SUSILO B 300 050 012 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara-negara berkembang mempunyai tujuan, diantaranya yang paling sering dinyatakan adalah menciptakan peningkatan perekonomian yang hasilnya secara mantap dan merata dirasakan oleh masyarakat, menciptakan pembangunan yang seimbang di berbagai daerah, menciptakan kesempatan kerja semaksimal mungkin (Sukirno,1985). Salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dan suatu daerah adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari pembangunan ekonomi tersebut (Sagir,1982). Akan tetapi perluasan kesempatan kerja masih merupakan masalah utama dalam pembangunan ekonomi. Hal ini mengingat besarnya jumlah penduduk serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Kondisi yang demikian akan menjadi masalah kalau tidak didukung oleh kekuatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja (Simanjuntak,1985). Disamping itu pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang tidak 1

2 langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini sangat perlu untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arus pembangunan dimasa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi daerah dapat ditunjukan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Indikator yang seringkali digunakan dalam melihat sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah adalah aspek ekonomi dan ketenagakerjaan sebagai penopang kekuatan dan kelemahannya (Sukirno, 1978). Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja disuatu sektor atau penyerapan tenaga kerja antar sektor tersebut tidaklah sama. Perbedaan tersebut akan menyebabkan perbedaan laju peningkatan produktivitas kerja di masing-masing. Selain itu jga berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral dalam penyerapan tenaga kerja. Sedangkan perbedaan laju pendapatan nasional dan kesempatan kerja menunjukkan elastisitas masing-masing sektor untuk menyerap tenaga kerja. Dalam proses pembangunan ekonomi, sektor industri dijadikan prioritas pembangunan yang diharapkan mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector), yang berarti dengan adanya pembangunan industri akan memacu dan mengangkat sektor-sektor lainnya seperti sektor jasa dan sektor pertanian. Pembangunan ekonomi yang mengarah pada industrialisasi dapat dijadikan motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan juga dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk untuk memenuhi

3 lapangan pekerjaan bagi penduduk untuk memenuhi pasar tenaga kerja (Simanjuntak, 1998). Bila disimpulkan, sektor industri pengolahan di daerah istimewa Yogyakarta telah berhasil menyumbang 31,98 persen terhadap total PDRB Yogyakarta sementara sektor pertanian hanya sebesar 20,57 persen pada tahun 2006, sehingga sektor ini memilki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari kontribusi yang diberikan kepada pembentukan PDRB daerah Istimewa Yogyakarta yang selalu mengalami peningkatan. Tingkat upah atau UMR industri pengolahan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selalu mengalami peningkatan. Ini merupakan hal yang wajar, sebab tingkat upah suatu sektor atau suatu daerah selalu mengacu pada kebutuhan hidup minimal dan upah minimum regional yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Untuk lebih menunjang perekonomian, Investasi memiliki dua kategori yaitu penanaman modal oleh masyarakat perlu digalakkan, terutama penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) masih diperlukan untuk mendukung pembangunan di berbagai kegiatan yang belum mampu sepenuhnya dilaksanakan dengan PMDN, terutama yang menghasilkan barang modal, bahan baku dan komponen sebagai subtistusi impor, barang jadi dan barang setengah jadi guna menciptakan kesempatan usaha dan lapangan kerja (Sukirno, 2000). Pertumbuhan sektoral industri pengolahan skala sedang dan besar di propinsi daerah istimewa yogyakarta dari tahun ke tahun selalu mengalami

4 fluktuasi, dimana tingkat pertumbuhannya tidak menunjukkan suatu ksetabilan. Meskipun demikian, tingkat pertumbuhan sektoral masih mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Krisis ekonomi telah menyebabkan merosotnya angka pertumbuhan ekonomi baik ditingkat nasional maupun tingkat regional. Untuk itu perlu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya adalah dengan memperkokoh dan memperdalam sektor industri melalui program industrialisasi yang menempatkan industri pengolahan sebagai sektor pemimpin (leading sektor) yang diharapkan mampu mendorong sektor sektor ekonomi lainnya serta mampu menciptakan efisiensi pada sektor industri pengolahan itu sendiri termasuk dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1983-2008. B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini akan mengambil perumusan masalah sebagai berikut : 1. Menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah unit usaha, investasi sektor industri pengolahan, produk domestik regional bruto sektor industri pengolahan, upah minimum regional, inflasi terhadap penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di DIY

5 2. Faktor mana yang paling berpengaruh antara jumlah unit usaha, UMR, investasi, inflasi, dan PDRB sektor industri pengolahan tehadap penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di DIY? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis seberapa jauh kemampuan faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja yaitu jumlah unit usaha, UMR,investasi, inflasi, dan PDRB sektor industri di DIY 2. Menganalisis faktor mana yang paling berpengaruh antara jumlah unit usaha, UMR, investasi, inflasi dan PDRB sektoral industri pengolahan di DIY. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu : 1. Bagi pemerintah daerah dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan dalam pengambilan kebijakan sebagai upaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di DIY. 2. Bagi Pemerintah Pusat dapat menjadi sumber informasi dalam memantau tingkat penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di DIY 3. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di DIY.

6 E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, yang pengumpulannya dilaksanakan oleh pihak lain (Nasir :1998). Data tersebut menggunakan data sekunder berupa deret berkala (time series) dari tahun 1983-2008, yang meliputi data penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan, jumlah unit usaha, UMR, investasi, inflasi, dan PDRB sektor industri pengolahan. 2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Dependen (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen berupa penyerapan tenaga kerja industri pengolahan per tahun di DIY. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang menurut kabupaten/kota dan status pekerjaan utama di DIY yang dinyatakan dalam satuan jiwa. b. Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen berupa jumlah unit usaha, UMR, investasi, Inflasi,PDRBsektor industri pengolahan.

7 1) Jumlah Unit Usaha adalah jumlah perusahaan industri pengolahan yang beroperasi, yang dihitung dalam satuan unit unit usaha. 2) UMR adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha sebagai kepada pekerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan yang dinyatakan dalam satuan ratusan ribu rupiah. 3) Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukan untuk menambah atau mempertahankan persediaan capital (capital stock) yang dinyatakan dalam satuan jutaan rupiah. 4) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus yang dinyatakan dalam satuan persen. 5) PDRB sektor industri pengolahan adalah perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per tahun,yang merupakan PDRB menurut harga berlaku yang dinyatakan dalam jutaan rupiah. 3. Alat dan Model Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Engle- Granger Error Correction Model (EG-ECM). Model koreksi kesalahan mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisis banyak fenomena ekonomi jangka panjang serta mengkaji kosestensi model empiris dengan teori ekonomi. Penurunan model dinamis Engle-Granger error Correction Model (EG- ECM) dilakukan dengan metode Autoregressive Distributed lags (ADL)

8 dengan cara memasukkan variabel kelambanan dalam model. Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: (Setyowati, 2004 : 147-159). 1. Jangka Panjang LnTK= β o + β 1 LnINV+β 2 LnJU+β 3 INF+β 4 LnPDRB+β 5 Ln UMR +U t... 2. Jangka Pendek Penurunan modal jangka pendek di dapat dari Δy t = lagged (Δy, Δx) λu t-1 + ε t 0<λ<1 Dimana U t adalah residual regresi kointegrasi dan λ merupakan parameter penyesuaian jangka pendek. Pendekatan ini konsisten dengan Granger Representation Theorem, yaitu jika x t dan y t berkointegrasi, maka residual regresi kointegrasi U t juga akan stasioner. Melakukan estimasi terhadap persamaan Δy t = logged (Δy, Δx) λu t-1 + ε t. banyaknya lag yang digunakan dalam estimasi jangka pendek ini dapat diketahui dengan metode general to specific yang dikembangkan oleh Hendry s General to Spesific Modeling (HGSM). Pada tahap ini estimasi λ dan parameter jangka pendek lainnya dapat diperoleh. estimasi jangka pendek diperoleh dari persamaan ECM Engle Granger sebagai berikut: (Setyowati, 2004 : 147-159 ). ΔLTK = βo + α ij ΔLnINVt-1 + βij ΔLnJUt-1 + δij INFt-1 + γij ΔLnPDRBt-1 + Ўij ΔLnUMRt-1+ λ ECT Dimana : ECT = U t-1

9 Dengan melakukan estimasi terhadap persamaan ECM dengan lag yang signifikan, koefisien perameter estimasi jangka pendeknya dapat diketahui. Begitu juga dengan koefisien penyesuaian (speed of adjustment) λ dengan koefisien yang diharapkan bernilai negative. Nilai λ ini menunjukkan besarnya presentase penyerapan tenaga kerja menuju kondisi equilibrium jangka panjang. Melalui two stage procedure EG-ECM tersebut,maka akan diperoleh nilai estimasi jangka panjang maupun jangka pendek. Jadi hasil persamaan penurunan jangka pendek adalah sebagai berikut : DLnTK= β o + β 1 DLnINV+β 2 DLnJU+β 3 INF+β 4 DLnPDRB +β 5 DLn UMR +U t... Dimana : ECT = Residual t-1 TK = Penyerapan Tenaga kerja industri pengolahan(dinyatakan dalam jiwa) INV = Investasi sektor industri pengolahan( dinyatakan dalam jutaan rupiah) INF JU PDRB = Inflasi ( dinyatakan dalam Persen) = Jumlah unit usaha( dinyatakan dalam unit) = Produk domestik regional bruto sektor industri pengolahan( dinyatakan dalam jutaan) UMR Ut = upah minimum regional di DIY(dinyatakan dalam jutaan) = Variabel Pengganggu

10 = Selisih Untuk menguji persamaan regresi dari model di atas maka digunakan beberapa pengujian sebagai berikut : a. Uji Stasioner 1. Uji Akar Unit Uji akar unit (unit root test) merupakan bagian dari uji stasionaritas karena pada prinsipnya uji tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah koefisien tertentu dari model autoregresif yang ditafsir memiliki nilai satu atau tidak. Namun demikian model autoregresif tidak memiliki distribusi yang baku, maka untuk menguji hipotesisnya digunakan metode pengujian yang dikembangkan oleh Dickey dan Fuller (1979) dengan penafsiran sebagai berikut (Gujarati,1995:720). 2. Dickey-Fuller (DF) test Δ Y t = δu t-1 + u t Δ Y t = β 1 + δu t-1 + u t Δ Y t = β 1 + β 2 t + δu t-1 + u t Dimana : β 1, β 2, dan δ = parameter estimasi u t = white noise error Pengujian dilakukan dengan hipotesis nol δ = 0. Pengujian dilakukan pada ketiga persamaan di atas untuk mendapatkan nilai estimasi dan standard error-nya.

11 3. Augmented Dickey-Fuller (ADF) test Pengujian Dickey-Fuller hanya terbatas pada first-order autoregressive process atau AR (1). Jika data time series berkorelasi pada lag yang lebih tinggi, maka asumsi white noise error tidak berlaku lagi. Untuk pengujian akar unit (unit root test) dengan tingkat yang lebih tinggi maka dilakukan pengujian ADF. b. Uji First Differen Nilai DF atau ADF yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai kritisnya. Jika nilai DF atau ADF hitungnya lebih besar dibandingkan dengan nilai kritisnya berarti Ho yang menyatakan bahwa tidak ada akar unit dapat ditolak. Dengan kata lain variabel yang diamati telah stasioner. c. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit dan uji derajat integrasi. Tujuan dilakukannya uji kointegrasi adalah untuk mengkaji stasioneritas residual regresi kointegrasi. d. Uji Ekonometri 1. Uji Autokorelasi Autokorelasi terjadi apabila nilai gangguan dalam suatu periode berhubungan dengan nilai gangguan periode sebelumnya. 2. Uji Homoskedastisitas Homoskedastisitas terjadi jika distribusi probabilitas tetap sama dalam semua observasi x dan varians setiap residual sama untuk semua nilai variabel independent.

12 3. Uji Non multikoloniaritas Multikoloniaritas adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih variabel bebas berkorelasi dengan variabel bebas lainnya, atau dengan kata lain suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. 4. Uji Statistik Uji statistik terdiri atas uji signifikasi parameter secara individu (uji t), uji signifikasi parameter secara kebersamaan (uji f) dan uji goodness of fit (uji R 2 ) a. Uji t Untuk menggunakan fungsi validitas pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent digunakan uji t. Uji t statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen secara dua sisi (two tail).. b. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai F hitung lebih

13 besar daripada nilai F tabel, maka variabel-variabel independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Uji R 2 Nilai R 2 menunjukkan besarnya variasi variabel-variabel independent dalam mempengaruhi variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 dan1.jika R² = 1, berarti garis tersebut menjelaskan 100% variasi atau proporsi dalam variabel dependen. Jika R² = 0, berarti model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel dependent. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa suatu model dapat dikatakan lebih baik nilai koefisien determinasi semakin mendekati

14 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan tinjauan terhadap penelitian yang dilakukan terdahulu dan hipotesis. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini berisi jenis dan sumber pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan metode analisis data. BAB IV Analisis Data Dan Pembahasan Bab ini menguraikan deskripsi sektor industri pengolahan di Daerah Istimewa Yogyakarta analisis data dan interprestasi ekonomi. BAB V Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang sesuai dengan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN