Gambaran Pemahaman, Persepsi, dan Penggunaan Rokok Elektrik pada Siswa SMA di Kota Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Merokok Konvensional dan Elektrik Pada Remaja Di Kota Denpasar

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

PROCEEDING 4 th ICTOH Indonesian Conference on Tobacco or Health Tembakau: Ancaman Generasi Sekarang dan Akan Datang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRONIK DI KOMUNITAS PERSONAL VAPORIZER SURABAYA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKASADA II

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

DAMPAK MORATORIUM IKLAN, PROMOSI DAN SPONSOR ROKOK TERHADAP KEPATUHAN PERDA KTR DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA DENPASAR

IS IT SAFE TO E-CIGARETTE SMOKING AS ALTERNATIVE SMOKING?

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP PERILAKU BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA DI SMA N 2 SEMARAPURA

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Komparasi Efektivitas Nicotine Replacement Therapy dan Analisa Dukungan Pemerintah Indonesia

SURVEI NASIONAL Penilaian Implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia tahun 2015 Kerjasama :

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Data Statistik Negara Pengguna Rokok Terbesar di Dunia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

INDONESIAN YOUTH AND CIGARETTE SMOKING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

DUKUNGAN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP KEBIJAKAN PENGENDALIAN TEMBAKAU DI KOTA DENPASAR DAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI OLEH REMAJA DI SMPN 19 WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii. DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

1. Pendahuluan FAKTOR KONTROL PERILAKU MEROKOK PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

Transkripsi:

Gambaran Pemahaman, Persepsi, dan Penggunaan Rokok Elektrik pada Siswa SMA di Kota Denpasar I Gusti Ngurah Edi Putra, I Made Rumadi Putra, Dewa Gede Aditya Rama Prayoga, Putu Ayu Swandewi Astuti Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

PENDAHULUAN Rokok Elektrik Pada awalnya disebut sebagai terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy) (Cobb et al., 2010) FDA melarang penggunaannya karena mengandung tobacco specific nitrosamines (TSNA) dan diethylene glycol (DEG) (Westenberger, 2009). Rokok elektrik bukan metode yang efektif dan aman dalam upaya berhenti merokok (American Lung Association,2015). Peningkatan proporsi pelajar yang pernah menggunakan rokok elektrik di Amerika dari 27,3% tahun 2014 menjadi 37,7% tahun 2015 (U.S. Department of Health and Human Services, 2016). Alasan menggunakan rokok elektrik adalah untuk berhenti menggunakan rokok konvensional dan 35% setuju berdampak baik pada kesehatan (ASH, 2014).

PENDAHULUAN Rokok Elektrik BPOM melarang penggunaan rokok elektrik (AMTI, 2010). Rosanne (2014): 13,3 % remaja (13-18 tahun) yang mengonsumsi rokok konvensional juga cenderung berminat menggunakan rokok elektrik. Laporan Kemenkes (2013): 40% remaja SMA di Kota Denpasar pernah mengonsumsi rokok. Gambaran Pemahaman, Persepsi, dan Penggunaan Rokok Elektrik pada Siswa SMA di Kota Denpasar

METODE PENELITIAN Rokok Elektrik Desain Penelitian Observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional study Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di 10 SMA di Kota Denpasar selama bulan September s.d. November 2015. Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 200 siswa SMA dengan cluster random sampling Metode Pengumpulan dan Analisis Data Data dikumpulkan melalui metode angket dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden Umur (Mean ± SD) 16 tahun 17 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Sumber Informasi Rokok Elektrik Media Cetak Media Elektronik Keluarga Teman Guru Petugas Kesehatan Riwayat Pemakaian Rokok Konvensional Tidak Pernah Pernah Penggunaan Rokok Elektrik Tidak Ya Memiliki Teman Pengguna Rokok Elektrik Tidak Ya Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) 16,3 ± 0,5 144 72,0% 52 18,0% 120 80 11 137 0 101 43 12 162 38 159 41 113 87 60,0% 40,0% 5,5% 68,5% 0,0% 50,5% 21,5% 6,0% 81,0% 19,0% 79,5% 20,5% 56,5% 43,5%

HASIL DAN PEMBAHASAN Rokok Elektrik Proporsi remaja yang menggunakan rokok elektrik yaitu sebesar 20,5% Proporsi pelajar yang pernah menggunakan rokok elektrik di Amerika sebesar 37,7% tahun 2015 (U.S. Department of Health and Human Services, 2016).

HASIL DAN PEMBAHASAN Rokok Elektrik Regan et al (2013): Remaja lebih banyak terpapar iklan rokok elektrik di internet dibandingkan orang dewasa sehingga menyebabkan kemungkinan proporsi pengguna yang tinggi di kalangan remaja. Media elektronik dan teman berkontribusi besar dalam pemberian informasi mengenai rokok elektrik Sumber Informasi Rokok Elektrik 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Persentase

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Deskripsi Pemahaman Responden Mengenai Rokok Elektrik No. Indikator Pemahaman Jawaban Benar Persentase (%) (n) 1. Rokok elektrik menggunakan bahan baku tembakau 103 51,5% 2. Rokok elektrik menggunakan larutan nikotin 121 60,5% 3. Rokok elektrik menggunakan baterai dalam pengoperasian 133 66,5% 4. Rokok elektrik dapat dirakit 80 40,0% 5. Rokok elektrik berisiko meledak 80 40,0% 6. Terdapat kandungan yang berbahaya dalam rokok elektrik 168 84,0% 7. Rokok elektrik dapat menyebabkan kecanduan 166 83,0% 8. Rokok elektrik dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker 146 73,0% 9. Rokok elektrik berbahaya bagi penggunanya 163 81,5% 10. Rokok elektrik berbahaya bagi perokok pasif 110 55,0% 11. Rokok elektrik lebih berbahaya dibanding rokok konvensional 24 12,0% 12. Rokok elektrik dapat digunakan untuk mengganti dan mengurangi kecanduan pemakaian rokok konvensional 7 3,5% Pemahaman Cukup 138 69,0% Kurang 62 31,0%

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Deskripsi Persepsi Responden Mengenai Rokok Elektrik No. Indikator Persepsi Jawaban Benar (n) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tidak akan mencoba menggunakan rokok elektrik jika ditawari untuk menggunakannya Tampilan/bentuk rokok elektrik tidak lebih bagus dibandingkan dengan rokok konvensional Menggunakan rokok elektrik tidak terlihat lebih keren dibandingkan menggunakan rokok konvensional Menggunakan rokok elektrik relatif tidak lebih hemat dan praktis dibandingkan rokok konvensional Kandungan dalam rokok elektrik akan menyebabkan kecanduan dibandingkan rokok konvensional Pengguna rokok konvensional sebaiknya tidak beralih menggunakan rokok elektrik Menggunakan rokok elektrik kurang bermanfaat untuk mengurangi dan menghentikan kecanduan pada orang yang menggunakan rokok konvensional Menggunakan rokok elektrik tidak berisiko lebih rendah untuk terkena penyakit dibandingkan rokok konvensional Kandungan dalam rokok elektrik tidak lebih aman dibandingkan kandungan rokok konvensional Persepsi 58 29,0% 117 58,5% 74 37,0% 41 20,5% 101 50,5% 7 3,5% 15 7,5% 27 13,5% 24 12,0% Positif 7 3,5% Negatif 193 96,5%

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Gambaran Penggunaan Rokok Elektrik Berdasarkan Karakteristik, Pemahaman, dan Persepsi Mengenai Rokok Elektrik Variabel Umur 16 tahun 17 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pemahaman Cukup Kurang Persepsi Positif Negatif Riwayat Merokok Tidak Pernah Pernah Teman Pengguna Rokok Elektrik Tidak Ya Penggunaan Rokok Elektrik Tidak Ya n % n % 137 22 114 45 22 137 6 153 157 2 111 48 95,1% 39,3% 95,0% 56,3% 35,48% 99,3% 85,7% 79,3% 96,9% 5,3% 98,2% 55,2% 7 34 6 35 40 1 1 40 5 36 2 39 4,9% 60,7% 5,0% 43,7% 64,5% 0,7% 14,3% 20,7% 3,1% 94,7% 1,8% 44,8%

HASIL DAN PEMBAHASAN Proporsi pengguna rokok elektrik lebih banyak pada responden yang memiliki persepsi negatif (20,7%) dibandingkan positif (14,3%) Rokok Elektrik Sikap merupakan faktor yang paling berpengaruh pada praktik atau tindakan merokok seseorang (Shaluhiyah, 2006). Proporsi pengguna rokok elektrik lebih banyak pada responden yang memiliki pemahaman yang cukup (64,5%) dibandingkan yang kurang (0,7%) Pemahaman belum cukup kuat memengaruhi perilaku; faktor lain seperti teman dapat berpengaruh dominan terhadap perilaku merokok (Maharani, 2011). Banyak perokok meremehkan resiko yang dapat mengenai dirinya dan orang disekitarnya (WHO, 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN Proporsi pengguna rokok elektrik lebih banyak pada responden yang memiliki riwayat merokok Adanya informasi rokok elektrik dapat digunakan untuk terapi berhenti merokok konvensional, lebih aman, dan lebih sehat Rokok Elektrik Proporsi pengguna rokok elektrik lebih banyak pada responden yang memiliki teman pengguna rokok elektrik Proses adopsi informasi dan perilaku dari teman sebaya Ambrose et al. (2014): Sebagian besar perokok percaya bahwa rokok elektrik lebih aman dan bermanfaat untuk membantu berhenti merokok. Pemberian informasi yang komprehensif Lotrean (2015): Memiliki teman yang pernah menggunakan rokok elektrik lebih cenderung untuk mencoba menggunakan rokok elektrik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penggunaan rokok elektrik pada siswa SMA di Kota Denpasar cukup tinggi dengan masih kurangnya pemahaman dan persepsi yang baik tentang rokok elektrik. Saran Diperlukan sosialisasi dari pihak sekolah terkait bahaya rokok elektrik untuk meningkatkan pemahaman dan mencegah meningkatnya pengguna rokok elektrik. Sosialisasi tersebut perlu dibarengi dengan sosialisasi bahaya rokok konvensional mengingat rokok konvensional merupakan gerbang masuk penggunaan rokok elektrik. Mengingat media elektronik sebagai sumber informasi terbanyak rokok elektrik, maka penggunaan media elektronik sebagai media sosialisasi merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan.

DAFTAR PUSTAKA Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI). (2010). BPOM Haramkan Rokok Elektrik. Available at: http://amti.id/bpom-haramkan-rokok-elektrik/ (Diakses: 16 Mei 2015) Ambrose, B.K.; Rostron, B.L.; Johnson, S.E.; Portnoy, D.B.; Apelberg, B.J.; Kaufman, A.R.; Choiniere, C.J. (2014). Perceptions of the relative harm of cigarettes and e-cigarettes among U.S. youth. Am. J. Prev. Med., 47, S53 S60. American Lung Association. (2015). American Lung Association Statement on E- Cigarette. Available at: http://www.lung.org/stop-smoking/tobacco-controladvocacy/federal/e-cigarettes.html (Diakses: 16 Mei 2015). ASH Britain. (2014). Use of Electronic Cigarette in Great Britain. ASH fact sheet. Cobb NK, Byron MJ, Abrams DB, Shields PG. (2010). Novel Nicotine Delivery Systems and Public Health: The Rise of E-cigarette. Am J Public Health. 12:2340-2342.

DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. (2013). Hasil Jajak Pendapat 40% Pelajar Mengaku Pernah Merokok. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Available at: http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=news-subdit-more&id=364-hasiljajak-pendapat-40-pelajar-mengaku-pernah-merokok (Diakses: 16 Mei 2015) Lotrean, L.M (2015). Use of electronic cigarettes among Romanian university students: A cross-sectional study. BMC Public Health, 15. Maharani, T.D. (2011). Perilaku Merokok pada Dosen Pria Fakultas Kedokteran. Jurnal Media Medika Muda, 1(1). Regan, A.K.; Promoff, G.; Dube, S.R.; Arrazola, R. (2013). Electronic nicotine delivery systems: Adult use and awareness of the e-cigarette in the USA. Tob. Control. 22, 19 23. Rosanne, P., Britt, H. (2014). Young people and the use of e-cigarette in Wales. AshWales AshCymru

DAFTAR PUSTAKA Shaluhiyah, Z.,Karyono.,& Noor, F. (2006). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktik Merokok Pada Remaja Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Kudus Tahun 2005. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 1 (1). U.S. Department of Health and Human Services. (2016). E-Cigarette Use Among Youth and Young Adults: A Report of the Surgeon General Executive Summary. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health. Westenberger BJ. (2009). Evaluation of E-Cigarettes. US Food and Drug Administration, Center for Drug Evaluation and Research, Division of Pharmaceutical Analysis. US Food and Drug Administration 2009. WHO. (2011). WHO Report on the Global Tobacco Epidemic. Available at: http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789240687813_eng.pdf. (Diakses: 22 Mei 2015).