Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

EVALUASI PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. IBH

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai. PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. PT. TBU melakukan penyerahan BKP berupa copper slag, yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. SINAR BHODI CIPTA TANJUNGPINANG

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Pertemuan 2 FAKTUR PAJAK. Faktur Pajak

Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB I PENDAHULUAN. Beragam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PAPER. Dibuat Oleh: Annisa Pradita FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENERAPAN PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS TRANSAKSI EKSPOR IMPOR JASA FREIGHT FORWARDING (Studi Kasus PT.Welgrow Indopersada)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Djoko Mulyono, Akuntansi Pajak, Andi, Yogjakarta.

Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

BAB I PENDAHULUAN. terbukti bahwa pada pendapatan negara sebesar Rp Triliun bersumber

B A B I P E N D A H U L U A N. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum kita mengetahui pengertian with holding system kita harus

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan


14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,

BAB I PENDAHULUAN. sumber utama penerimaan negara, sedangkan negara-negara miskin dan negara

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak ialah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

AKUNTANSI PPN & PPnBM

Pokok-Pokok Ketentuan UU PPN. Sesuai dengan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers)

Transkripsi:

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi sumber daya negara yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertambahan Nilai. Dalam hal ini, penulis akan meneliti tentang pelaksanaan kewajiban perpajakan dari PT IO, khususnya terhadap Pajak Pertambahan Nilainya. PT IO telah mendaftarkan dirinya sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhinya sebagai Pengusaha Kena Pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT IO selaku Pengusaha Kena Pajak (PKP) telah menjalankan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu PT IO telah memungut, menghitung, menyetorkan dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilainya secara benar, namun demikian ada pula ditemukan beberapa kelalaian yang terjadi atas penghitungan, penyetoran dan pelaporan yang dilakukan PT IO yaitu dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kepustakaan (Library Research) dan (Studi Lapangan). Studi Kepustakaan dilakukan dengan mempelajari literatur dan halaman web yang berhubungan erat dengan topik dalam skripsi ini. Studi Lapangan dilakukan dengan cara melakukan survei (observasi) serta melakukan wawancara dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan data lengkap dan informasi terkait dengan skripsi. Keyword: PPN, PKP

1. Latar Belakang Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja sektor perusahaan. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya pemerintah akan meningkatkan pembangunan dalam negara tersebut, di mana salah satu sumber pembiayaan atas pembangunan negara yaitu berasal dari penerimaan pajak. Penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan pajak pajak lainnya. Sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan kewajiban yang pada akhirnya akan mengurangi laba bersih. Dalam perusahaan, keputusan bisnis sebagian besar sangat dipengaruhi oleh pajak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan bisnis yang baik jika berhubungan dengan pajak bisa menjadi keputusan bisnis yang kurang baik. Oleh sebab itu, perusahaan akan berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis perusahaan. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertambahan Nilai. Perkembangan ekonomi yang sangat dinamis baik di tingkat nasional, regional maupun internasional terus menciptakan jenis serta pola transaksi bisnis yang baru.

Dalam rangka menjawab perubahan yang sangat cepat tersebut, perlu dilakukan pembaruan dan penyempurnaan Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai. Pembaruan sistem pajak konsumsi ini telah dilakukan pada tahun 1983 dengan diterbitkannya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Langkah pembaruan dan penyempurnaan terus dilakukan secara konsisten pada tahun 1994 dan terakhir tahun 2009 dengan diterbitkannya Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009. Dengan adanya perubahan yang terjadi, maka perusahaan juga harus segera menerapkan peraturan yang terbaru tersebut. Dalam proses penerapan peraturan terbaru tersebut, akan ada beberapa masalah yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam masa adaptasi tersebut, khususnya PT IO yang merupakan objek penelitian penulis. Oleh sebabnya, untuk membantu perusahaan dalam melakukan evaluasi atas Pajak Pertambahan Nilai yang telah dilaksanakan oleh PT IO, maka peneliti memilih judul Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO. 2. Ruang Lingkup Mengingat luasnya pembahasan yang terkait dengan pembahasan yang akan dilakukan, maka penelitian ini akan dilakukan dengan batasan batasan objek penelitian tertentu. Peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukannya dengan melakukan pembahasan atas pajak yang hanya sebatas pada Pajak Pertambahan Nilai. Untuk mendukung itu, maka peneliti akan melakukan penelitian atas Laporan Penjualan perusahaan untuk periode 2008, 2009 dan 2010, penelitian juga akan dilakukan atas Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2008, 2009 dan 2010.

2.1 Analisis Hak dan Kewajiban Pengusaha Kena Pajak PT IO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kemasan. PT IO telah mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sehingga PT IO telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), PT IO mempunyai kewajiban yang harus dijalankan di bidang perpajakannya. Berikut akan diuraikan beberapa kewajiban yang harus dijalankan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), yaitu: 1. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; 2. Memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terutang; 3. Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terutang; serta 4. Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terutang. Sesuai dengan kewajiban yang telah diuraikan di atas dan dihubungkan dengan hasil analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan, yaitu PT IO telah memenuhi kewajibannya sebagai seorang Pengusaha Kena Pajak (PKP). Di samping itu, karena semua transaksi penjualan PT IO bukan tergolong sebagai barang mewah, maka PT IO tidak memiliki kewajiban dalam hal memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Penjaualan atas Barang Mewah (PPnBM).

2.2 Analisis Penjualan dan Penyerahan Barang Kena Pajak (Pajak Keluaran) Menjadi seorang Pengusaha Kena Pajak (PKP) menandakan bahwa PT IO telah melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP). Sesuai analisa yang dilakukan oleh peneliti, PT IO hanya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dalam setiap transaksi penjualannya. Atas dilakukannya penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut, maka PT IO wajib melakukan pemungutan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% yang dikenakan atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP) transaksi penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) pada PT IO adalah harga jual yang adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut menurut Undang Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Sesuai dengan Undang Undang No. 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2000, definisi dari Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau ekspor Barang Kena Pajak (BKP). Berikut akan dilampirkan rincian Pajak Keluaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO pada tahun 2008 dan 2009.

Tabel IV.1 PT IO Pajak Keluaran Periode Januari Desember 2008 Masa Pajak DPP Pajak Keluaran Total Penjualan Januari 1,186,104,793 118,610,479 1,304,715,272 Februari 910,354,524 91,035,452 1,001,389,977 Maret 1,587,971,844 158,797,184 1,746,769,028 April 1,301,495,569 130,149,557 1,431,645,126 Mei 1,553,878,030 155,387,803 1,709,265,833 Juni 1,191,484,862 119,148,486 1,310,633,349 Juli 1,406,410,216 140,641,022 1,547,051,238 Agustus 1,402,562,277 140,256,228 1,542,818,505 September 1,214,200,461 121,420,046 1,335,620,507 Oktober 890,539,071 89,053,907 979,592,978 November 1,187,348,388 118,734,839 1,306,083,227 Desember 1,237,390,972 123,739,097 1,361,130,069 Total 15,069,741,008 1,506,974,101 16,576,715,109 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2008 PT IO (dalam Rupiah) Berdasarkan hasil analisa peneliti, pada tabel IV.1 di atas dapat dilihat bahwa penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang dilakukan oleh PT IO sebesar Rp. 15,069,741,008 yang mana Pajak Keluaran atas penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut adalah sebesar Rp. 1,506,974,101, yaitu 10% dari penjualan yang dilakukan. Total pembayaran yang harus diterima oleh PT IO dari para pelanggannya adalah sebesar Rp. 16,576,715,109. PT IO melakukan perbaikan sebanyak 1 (satu) kali atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah pernah dilaporkan pada bulan Januari hingga bulan November 2008 dan juga pembetulan atas Pajak Pertambahan Nilai pada bulan Desember 2008 sebanyak 2 (dua) kali. Namun perbaikan tersebut tidak merubah penjualan yang pernah dilaporkan, oleh sebabnya penulis tidak menampilkan data pembetulan tersebut pada tabel terlampir di atas.

Berikut juga akan dilampirkan laporan penjualan PT IO yang diambil dari laporan laba rugi PT IO yang terlampir pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan PT IO tahun 2008. Penjualan Kotor Rp. 15,170,025,495 (-) Retur Penjualan Rp. (100,283,824) Penjualan Bersih Rp. 15,069,741,671 Berdasarkan laporan di atas, maka jika dilakukan perbandingan akan terdapat selisih antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO tahun 2008 dengan penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) PT IO tahun 2008. Berikut akan ditampilkan perbedaan tersebut. Penjualan SPT Masa PPN Rp. 15,169,741,008 Penjualan SPT Tahunan PPh Badan Rp. 15,169,741,671 Selisih Rp. 663 Dari perbandingan di atas, guna menguji kebenaran ekualisasi atas penjualan yang dilaporkan PT IO, terdapat perbedaan antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 663. Selisih tersebut tidak diteliti lebih dalam oleh penulis, karena dianggap adalah sebagai selisih yang timbul karena adanya pembulatan.

Tabel IV.2 PT IO Pajak Keluaran Periode Januari Desember 2009 Masa Pajak DPP Pajak Keluaran Total Penjualan Januari 1,497,159,749 149,715,975 1,646,875,723 Februari 2,709,079,151 270,907,915 2,979,987,066 Maret 2,084,115,574 208,411,557 2,292,527,132 April 1,937,214,886 193,721,489 2,130,936,374 Mei 1,671,016,701 167,101,670 1,838,118,371 Juni 2,173,339,532 217,333,953 2,390,673,485 Juli 1,793,869,381 179,386,938 1,973,256,320 Agustus 2,067,260,439 206,726,044 2,273,986,482 September 1,780,616,445 178,061,645 1,958,678,090 Oktober 2,098,678,630 209,867,863 2,308,546,493 November 2,371,432,481 237,143,248 2,608,575,729 Desember 1,815,156,227 181,515,623 1,996,671,850 Total 23,998,939,197 2,399,893,920 26,398,833,117 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2009 PT IO (dalam Rupiah) Berdasarkan hasil analisa peneliti, pada tabel IV.2 di atas dapat dilihat bahwa penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang dilakukan oleh PT IO sebesar Rp. 23,998,939,197 yang mana Pajak Keluaran atas penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut adalah sebesar Rp. 2,399,893,920, yaitu 10% dari penjualan yang dilakukan. Total pembayaran yang harus diterima oleh PT IO dari para pelanggannya adalah sebesar Rp. 26,398,833,117. PT IO melakukan perbaikan sebanyak 1 (satu) kali atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah pernah dilaporkan pada bulan Januari, Maret, Juli, Agustus, September dan bulan Oktober 2009 dan juga pembetulan atas Pajak Pertambahan Nilai pada bulan Februari, April, Mei dan Juni 2009 dilakukan sebanyak 2 (dua) kali. Namun perbaikan tersebut tidak merubah penjualan yang pernah dilaporkan, oleh sebabnya penulis tidak menampilkan data pembetulan tersebut pada tabel terlampir di atas. Sedangkan atas bulan November dan Desember 2009 tidak dilakukan pembetulan.

Berikut juga akan dilampirkan laporan penjualan PT IO yang diambil dari laporan laba rugi PT IO yang terlampir pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan PT IO tahun 2009. Penjualan Kotor Rp. 24,157,384,993 (-) Retur Penjualan Rp. (158,445,536) Penjualan Bersih Rp. 23,998,939,457 Berdasarkan laporan di atas, maka jika dilakukan perbandingan akan terdapat selisih antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO tahun 2009 dengan penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) PT IO tahun 2009. Berikut akan ditampilkan perbedaan tersebut. Penjualan SPT Masa PPN Rp. 23,998,939,197 Penjualan SPT Tahunan PPh Badan Rp. 23,998,939,457 Selisih Rp. 260 Dari perbandingan di atas, guna menguji kebenaran ekualisasi atas penjualan yang dilaporkan PT IO, terdapat perbedaan antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 260. Selisih tersebut tidak diteliti lebih dalam oleh penulis, karena dianggap adalah sebagai selisih yang timbul karena adanya pembulatan. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009, definisi dari Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP),

penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak (JKP). Berikut akan dilampirkan rincian Pajak Keluaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO pada tahun 2010. Tabel IV.3 PT IO Pajak Keluaran Periode Januari Desember 2010 (dalam Rupiah) Masa Pajak DPP Pajak Keluaran Total Penjualan Januari 2,869,386,012 286,938,601 3,156,324,613 Februari 2,455,600,682 245,560,068 2,701,160,750 Maret 3,307,082,776 330,708,278 3,637,791,053 April 2,717,627,867 271,762,787 2,989,390,653 Mei 2,641,055,764 264,105,576 2,905,161,340 Juni 4,428,589,661 442,858,966 4,871,448,628 Juli 3,672,058,777 367,205,878 4,039,264,655 Agustus 4,050,887,212 405,088,721 4,455,975,933 Agustus P1 4,699,990,479 469,999,048 5,169,989,527 Agustus P2 4,921,438,544 492,143,854 5,413,582,398 September 1,842,719,447 184,271,945 2,026,991,392 Oktober 3,443,450,812 344,345,081 3,787,795,893 November 2,994,665,418 299,466,542 3,294,131,960 Desember 3,131,325,311 313,132,531 3,444,457,842 Total Sebelum Pembetulan 37,554,449,739 3,755,444,974 41,309,894,712 Total Setelah Pembetulan 38,425,001,071 3,842,500,107 42,267,501,178 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2010 PT IO Berdasarkan hasil analisa peneliti, pada tabel IV.3 di atas dapat dilihat bahwa penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang dilakukan oleh PT IO sebesar Rp. 37,554,449,739 yang mana Pajak Keluaran atas penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut adalah sebesar Rp. 3,755,444,974, yaitu 10% dari penjualan yang

dilakukan. Total pembayaran yang harus diterima oleh PT IO dari para pelanggannya adalah sebesar Rp. 41,309,894,712. PT IO melakukan perbaikan sebanyak 2 (dua) kali atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah dilaporkan pada bulan Agustus yang mana mengubah jumlah penjualan pada bulan tersebut. Pada pembetulan pertama, jumlah Pajak Keluaran PT IO menjadi Rp. 469,999,048 dan pada pembetulan kedua, jumlah Pajak Keluarannya menjadi Rp. 492,143,854. Sedangkan pada bulan September 2010 juga dilakukan pembetulan sebanyak 1 (satu) kali, namun perbaikan tersebut tidak merubah penjualan yang pernah dilaporkan, oleh sebabnya penulis tidak menampilkan data pembetulan tersebut pada tabel terlampir di atas. Setelah dilakukannya pembetulan pada bulan Agustus, maka penjualan yang terjadi sepanjang tahun 2010 adalah sebesar Rp. 38,425,001,071 yang mana atasnya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%, yaitu Rp. 3,842,500,107 dan total penjualan yang harus dibayarkan oleh para pelanggan kepada PT IO adalah sebesar Rp. 42,267,501,178. Berikut juga akan dilampirkan laporan penjualan PT IO yang diambil dari laporan laba rugi PT IO yang terlampir pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan PT IO tahun 2010. Penjualan Kotor Rp. 39,137,196,619 (-) Retur Penjualan Rp. (712,194,820) Penjualan Bersih Rp. 38,425,001,799 Berdasarkan laporan di atas, maka jika dilakukan perbandingan akan terdapat selisih antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO tahun 2010 dengan penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) PT IO tahun 2010. Berikut akan ditampilkan perbedaan tersebut. Penjualan SPT Masa PPN Rp. 38,425,001,071

Penjualan SPT Tahunan PPh Badan Rp. 38,425,001,799 Selisih Rp. 728 Dari perbandingan di atas, guna menguji kebenaran ekualisasi atas penjualan yang dilaporkan PT IO, terdapat perbedaan antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IO pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 728. Selisih tersebut tidak diteliti lebih dalam oleh penulis, karena dianggap adalah sebagai selisih yang timbul karena adanya pembulatan. berikut: Berdasarkan ketiga tabel yang ada di atas, yang menunjukkan data perbandingan Penjualan tahun 2008 Rp. 15,069,741,008 Penjualan tahun 2009 Rp. 23,998,939,197 Penjualan tahun 2010 Rp. 38,425,001,071 maka dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2008 sampai 2009, transaksi penjualan pada PT IO mengalami peningkatan sebesar 159,25% dan penjualan dari tahun 2009 hingga tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 160,11%. 2.3 Analisis Pembelian dan Penerimaan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Dalam transaksi kesehariannya, PT IO tidak pernah lepas dari transaksi pembelian atau perolehan Barang Kena Pajak (BKP) maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP). PT IO juga melakukan impor atas beberapa bahan baku yang akan dipakainya untuk produksi. Berhubung adanya perubahan yang terjadi atas Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) yang berdampak pada beberapa kriteria Pajak Masukan yang dapat atau tidak dapat dikreditkan, maka peneliti akan melakukan penelitian atas Pajak Masukan yang dapat atau yang tidak dapat dikreditkan oleh PT IO. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009, pengertian Pajak Masukan yaitu Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak. 2009 dan 2010. Berikut akan dilampirkan tabel rincian Pajak Masukan PT IO pada tahun 2008, Tabel IV.4 PT IO Pajak Masukan Periode Januari Desember 2008 (dalam Rupiah) Masa Pajak PPN Impor PPN Pembelian Total PM Januari P1-53,024,549 53,024,549 Februari P1-101,485,908 101,485,908 Maret P1 39,351,301 61,327,405 100,678,706 April P1 14,788,886 125,559,516 140,348,402 Mei P1-115,631,481 115,631,481 Juni P1 46,686,227 139,643,108 186,329,335 Juli P1 33,480,393 48,439,120 81,919,513 Agustus P1-94,788,855 94,788,855 September P1 33,416,890 68,080,918 101,497,808 Oktober P1 312,294 31,307,129 31,619,423 November P1-52,979,046 52,979,046 Desember P2 22,337,900 75,131,150 97,469,050 Total 190,373,890 967,398,186 1,157,772,076 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2008 PT IO

Sesuai dengan data rincian pada tabel IV.4, maka dilihat bahwa pada tahun 2008, PT IO melakukan kegiatan impor yang mana atas transaksi impor tersebut dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, yaitu Rp. 190,373,890. PT IO juga melakukan transaksi pembelian dalam negeri yang juga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi tersebut sebesar 10%, yaitu Rp. 967,398,186. Total Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT IO, yaitu dari total Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan pembelian dalam negeri adalah sebesar Rp. 1,157,772,076. Tabel IV.5 PT IO Pajak Masukan Periode Januari Desember 2009 (dalam Rupiah) Masa Pajak PPN Impor PPN Pembelian Total PM Januari P1 4,205,895 65,264,996 69,470,891 Februari P2 91,726,303 129,107,349 220,833,652 Maret P1 105,112,727 138,550,536 243,663,263 April P2 71,587,844 124,568,587 196,156,431 Mei P2 8,049,366 73,576,313 81,625,679 Juni P2-197,204,023 197,204,023 Juli P1 50,585,471 101,289,721 151,875,192 Agustus P1 445,766 113,888,006 114,333,772 September P1 165,835,270 167,903,185 333,738,455 Oktober P1 9,597,727 131,325,917 140,923,644 November 1,221,299 80,153,780 81,375,079 Desember - 248,772,891 248,772,891 Total 508,367,669 1,571,605,305 2,079,972,972 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2009 PT IO Sesuai dengan data rincian pada tabel IV.5, maka dilihat bahwa pada tahun 2009, PT IO melakukan kegiatan impor yang mana atas transaksi impor tersebut dikenakan pula Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, yaitu Rp. 508,367,669. PT IO juga melakukan transaksi pembelian dalam negeri yang juga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi tersebut sebesar 10%, yaitu Rp. 1,571,605,305. Total Pajak Masukan yang dapat

diperhitungkan oleh PT IO, yaitu dari total Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan pembelian dalam negeri adalah sebesar Rp. 2,079,972,972. Tabel IV.6 PT IO Pajak Masukan Periode Januari Desember 2010 (dalam Rupiah) Masa Pajak PPN Impor PPN Pembelian Total PM Januari 45,381,332 162,338,000 207,867,894 Februari 74,148,675 142,719,219 216,867,894 Maret 84,955,581 217,763,912 302,719,493 April 101,552 171,899,835 172,001,387 Mei 65,681,852 212,126,697 277,808,549 Juni 218,744,127 286,802,452 505,546,579 Juli - 478,339,312 478,339,312 Agustus P2 56,141,646 143,528,254 199,669,900 September P1 68,213,199 196,758,359 264,971,558 Oktober 52,704,199 166,929,191 219,633,390 November 99,754,924 106,512,752 206,267,676 Desember - 245,659,295 245,659,295 Total 765,827,086 2,531,377,279 3,297,204,365 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2010 PT IO Sesuai dengan data rincian pada tabel IV.6, maka dilihat bahwa pada tahun 2010, PT IO melakukan kegiatan impor yang mana atas transaksi impor tersebut dikenakan pula Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, yaitu Rp. 765,827,086. PT IO juga melakukan transaksi pembelian dalam negeri yang juga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi tersebut sebesar 10%, yaitu Rp. 2,531,377,279. Total Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT IO, yaitu dari total Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan pembelian dalam negeri adalah sebesar Rp. 3,297,204,365. Dari ketiga tabel yang ada di atas, yang menunjukkan data perbandingan pembelian impor dan pembelian dalam negeri berikut: Impor tahun 2008 Rp. 1,903,738,902

Impor tahun 2009 Rp. 5,083,676,688 Impor tahun 2010 Rp. 7,658,270,860 Pembelian tahun 2008 Rp. 9,673,981,860 Pembelian tahun 2009 Rp. 15,917,352,348 Pembelian tahun 2010 Rp. 25,313,772,795 maka dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2008 hingga tahun 2009 pembelian impor yang dilakukan PT IO mengalami peningkatan sebesar 267,04% dan dari tahun 2009 hingga tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 150,64%. Begitu pula dengan transaksi pembelian dalam negeri yang dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 164,54% dan dari tahun 2009 hingga tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 159,03%. 2.4 Analisis Kompensasi Pajak Lebih Bayar Masa Sebelumnya dan Pajak Pertambahan Nilai Kurang (Lebih) Bayar Selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan akan menimbulkan kurang atau lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Apabila jumlah Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan maka akan terjadi kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sebaliknya, apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka akan terjadi lebih bayar atas Pajak Pertambahan Nilai tersebut. Jika kurang bayar, maka Wajib Pajak harus membayarkan jumlah kurang bayar tersebut pada bank bank tertentu yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Namun jika terjadi lebih bayar, maka perusahaan dapat melakukan kompensasi atau restitusi. Dalam hal ini, PT IO yang sebagai objek penelitian penulis, selalu melakukan kompensasi ke Masa Pajak berikutnya apabila terjadi lebih bayar.

Berikut akan ditampilkan tabel yang berisi rincian perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang atau lebih bayar pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Dikarenakan menurut penulis bahwa perusahaan tidak melakukan kompensasi atas pajak lebih bayarnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, maka penulis juga akan menampilkan data tabel perhitungan atas kurang (lebih) bayar yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku atas tahun 2008, 2009 dan 2010. Tabel IV.7 PT IO Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kurang (Lebih) Bayar Periode Januari Desember 2008 (dalam Rupiah) Masa Pajak Pajak Keluaran Pajak Masukan Kompensasi Kurang (Lebih) Bayar Januari 118,610,479 53,024,549-65,585,930 Januari P1 118,610,479 53,024,549 222.821.883 (157,235,953) Februari 91,035,452 101,485,908 - (10,450,456) Februari P1 91,035,452 101,485,908 233,272,325 (243,722,780) Maret 158,797,184 100,678,706 10,450,448 47,668,030 Maret P1 158,797,184 100,678,706 233,272,323 (175,153,845) April 130,149,557 140,348,402 - (10,198,845) April P1 130,149,557 140,348,402 236,020,704 (243,219,549) Mei 155,387,803 115,631,481 10,198,831 29,557,491 Mei P1 155,387,803 115,631,481 233,020,710 (193,264,388) Juni 119,148,486 186,329,335 - (67,180,849) Juni P1 119,148,486 186,329,335 290,002,713 (357,183,562) Juli 140,641,022 81,919,513 67,180,837 (8,459,328) Juli P1 140,641,022 81,919,513 298,462,039 (239,740,531) Agustus 140,256,228 94,788,855 8,459,321 37,008,052 Agustus P1 140,256,228 94,788,855 231,281,197 (185,813,825) September 121,420,046 101,497,808-19,922,238 September P1 121,420,046 101,497,808 222,821,877 (202,899,638) Oktober 89,053,907 31,619,423-57,434,484 Oktober P1 89,053,907 31,619,423 223,134,176 (165,387,398) November 118,734,839 52,979,046-65,755,793 November P1 118,734,839 52,979,046 222,821,880 (157,066,087) Desember 123,739,097 97,469,050-26,270,047 Desember P1 123,739,097 97,469,050 378,367,304 (352,097,257) Desember P2 123,739,097 97,469,050 574,919,139 (548,649,092) Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2008 PT IO

Dari data tabel di atas, menurut penulis PT IO tidak melakukan kompensasi atas masa pajak sebelumnya sesuai dengan peraturan perpajakan. Berikut penulis akan menampilkan tabel yang menunjukkan kompensasi pajak lebih bayar yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Tabel IV.8 Perhitungan kurang (lebih) bayar seharusnya Tahun 2008 (dalam Rupiah) Masa Pajak Pajak Keluaran PPN Impor PPN Pembelian Total PM Kompensasi Kurang (Lebih) Bayar Januari P1 118,610,479-53,024,549 53,024,549 222,821,883 (157,235,953) Februari P1 91,035,452-101,485,908 101,485,908 157,235,953 (167,686,409) Maret P1 158,797,184 39,351,301 61,327,405 100,678,706 167,686,409 (109,567,931) April P1 130,149,557 14,788,886 125,559,516 140,348,402 109,567,931 (119,766,776) Mei P1 155,387,803-115,631,481 115,631,481 119,766,776 (80,010,454) Juni P1 119,148,486 46,686,227 139,643,108 186,329,335 80,010,454 (147,191,303) Juli P1 140,641,022 33,480,393 48,439,120 81,919,513 147,191,303 (88,469,794) Agustus P1 140,256,228-94,788,855 94,788,855 88,469,794 (43,002,421) September P1 121,420,046 33,416,890 68,080,918 101,497,808 43,002,421 (23,080,183) Oktober P1 89,053,907 312,294 31,307,129 31,619,423 23,080,183 34,354,301 November P1 118,734,839-52,979,046 52,979,046-65,755,793 Desember P2 123,739,097 22,337,900 75,131,150 97,469,050-26,270,047 Sesuai dengan data dari tabel yang dibuat penulis, maka pada bulan Oktober, November dan Desember perusahaan seharusnya mengalami kurang bayar, namun pada SPT Masa PPN dilaporkan bahwa pada Masa Pajak tersebut perusahaan adalah dalam keadaan lebih bayar. Dan dari bulan Februari hingga bulan Desember kompensasi pajak lebih bayar dari masa sebelumnya yang dilaporkan PT IO pada SPT Masa PPN nya sangat berbeda dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Tabel IV.9 PT IO Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kurang (Lebih) Bayar Periode Januari Desember 2009 (dalam Rupiah) Masa Pajak Pajak Keluaran Pajak Masukan Kompensasi Kurang (Lebih) Bayar Januari 149,715,975 69,470,891 378,367,314 (298,122,230) Januari P1 149,715,975 69,470,891 494,674,044 (414,428,960) Februari 270,907,915 129,107,349 298,122,220 (248,047,956) Februari P1 270,907,915 129,107,349 298,122,220 (248,047,956) Februari P2 270,907,915 129,107,349 364,354,672 (314,280,409) Maret 208,411,557 243,663,263 248,047,946 (283,299,651) Maret P1 208,411,557 243,663,263 349,532,090 (384,783,796) April 193,721,489 196,156,431 283,299,640 (285,734,582) April P1 193,721,489 196,156,431 387,218,725 (389,653,667) April P2 193,721,489 196,156,431 516,973,766 (519,408,708) Mei 167,101,670 81,625,679 285,734,575 (200,258,585) Mei P1 167,101,670 81,625,679 304,318,420 (218,842,429) Mei P2 167,101,670 81,625,679 348,667,843 (263,191,852) Juni 217,333,953 197,204,023 200,328,957 (180,199,027) Juni P1 217,333,953 197,204,023 198,712,509 (178,582,579) Juni P2 217,333,953 197,204,023 224,548,454 (204,418,524) Juli 179,386,938 151,875,192-27,511,746 Juli P1 179,386,938 151,875,192 25,835,935 1,675,812 Agustus 206,726,044 114,333,772-92,392,272 Agustus P1 206,726,044 114,333,772 25,835,933 66,556,339 September 178,061,645 333,738,455 - (155,676,811) September P1 178,061,645 333,738,455 25,835,937 (181,512,747) Oktober 209,867,863 140,923,644 155,676,805 (86,732,585) Oktober P1 209,867,863 140,923,644 181,512,741 (112,568,522) November 237,143,248 81,375,079 112,568,526 43,199,643 Desember 181,515,623 248,772,891 - (67,257,268) Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2009 PT IO Dari data tabel di atas, menurut penulis PT IO tidak melakukan kompensasi atas masa pajak sebelumnya sesuai dengan peraturan perpajakan. Berikut penulis akan menampilkan tabel yang menunjukkan kompensasi pajak lebih bayar yang sesuai dengan peraturan perpajakan.

Tabel IV.10 Perhitungan kurang (lebih) bayar seharusnya Tahun 2009 (dalam Rupiah) Masa Pajak Pajak Keluaran PPN Impor PPN Pembelian Total PM Kompensasi Kurang (Lebih) Bayar Januari P1 149,715,975 4,205,895 65,264,996 69,470,891-80,245,084 Februari P2 270,907,915 91,726,303 129,107,349 220,833,652-50,074,264 Maret P1 208,411,557 105,112,727 138,550,536 243,663,263 - (35,251,706) April P2 193,721,489 71,587,844 124,568,587 196,156,431 35,251,706 (37,686,649) Mei P2 167,101,670 8,049,366 73,576,313 81,625,679 37,686,649 47,789,341 Juni P2 217,333,953-197,204,023 197,204,023-20,129,930 Juli P1 179,386,938 50,585,471 101,289,721 151,875,192-27,511,746 Agustus P1 206,726,044 445,766 113,888,006 114,333,772-92,392,272 September P1 178,061,645 165,835,270 167,903,185 333,738,455 - (155,676,811) Oktober P1 209,867,863 9,597,727 131,325,917 140,923,644 155,676,805 (86,732,585) November 237,143,248 1,221,299 80,153,780 81,375,079 86,732,585 69,035,584 Desember 181,515,623-248,772,891 248,772,891 - (67,257,268) Sesuai dengan data dari tabel yang dibuat penulis, maka pada bulan Januari, Februari, Mei, Juni, Juli, Agustus dan November perusahaan seharusnya mengalami kurang bayar, namun pada SPT Masa PPN dilaporkan bahwa pada Masa Pajak tersebut perusahaan adalah dalam keadaan lebih bayar. Dan dari bulan Januari hingga bulan November kompensasi pajak lebih bayar dari masa sebelumnya yang dilaporkan PT IO pada SPT Masa PPN nya sangat berbeda dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Tabel IV.11 PT IO Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kurang (Lebih) Bayar Periode Januari Desember 2010 (dalam Rupiah) Masa Pajak Pajak Keluaran Pajak Masukan Kompensasi Kurang (Lebih) Bayar Januari 286,938,601 207,867,894 67,257,271 11,961,998 Februari 245,560,068 216,867,894-28,692,173 Maret 330,708,278 302,719,493-27,988,785

Masa Pajak Pajak Keluaran Pajak Masukan Kompensasi Kurang (Lebih) Bayar April 271,762,787 172,001,387-99,761,400 Mei 264,105,576 277,808,549 - (13,702,973) Juni 442,858,966 505,546,579 21,157,859 (83,845,471) Juli 367,205,878 478,339,312 83,845,471 (194,978,904) Agustus 405,088,721 199,669,900 194,978,909 10,439,912 Agustus P1 389,394,211 199,669,900 - (40,310,923) Agustus P2 407,741,183 199,669,900 - (21,963,951) September 184,271,945 264,971,558 - (80,699,613) September P1 184,271,945 264,971,558 21,963,951 (102,663,551) Oktober 344,345,081 219,633,390 102,663,555 22,048,136 November 299,466,542 206,267,676-93,198,865 Desember 313,132,531 245,659,295-67,473,236 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2010 PT IO Dari data tabel di atas, menurut penulis PT IO tidak melakukan kompensasi atas masa pajak sebelumnya sesuai dengan peraturan perpajakan. Berikut penulis akan menampilkan tabel yang menunjukkan kompensasi pajak lebih bayar yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Masa Pajak Pajak Keluaran Tabel IV.12 Perhitungan kurang (lebih) bayar seharusnya PPN Impor Tahun 2010 PPN Pembelian Total PM Kompensasi (dalam Rupiah) Kurang (Lebih) Bayar Januari 286,938,601 45,381,332 162,338,000 207,867,894 67,257,268 11,962,001 Februari 245,560,068 74,148,675 142,719,219 216,867,894-28,692,173 Maret 330,708,278 84,955,581 217,763,912 302,719,493-27,988,785 April 271,762,787 101,552 171,899,835 172,001,387-99,761,400 Mei 264,105,576 65,681,852 212,126,697 277,808,549 - (13,702,973) Juni 442,858,966 218,744,127 286,802,452 505,546,579 13,702,973 (76,390,586) Juli 367,205,878-478,339,312 478,339,312 76,390,586 (187,524,020) Agustus P2 407,741,183 56,141,646 143,528,254 199,669,900 187,524,020 20,547,263 September P1 184,271,945 68,213,199 196,758,359 264,971,558 14,509,062 (95,208,675) Oktober 344,345,081 52,704,199 166,929,191 219,633,390 95,208,675 29,503,016 November 299,466,542 99,754,924 106,512,752 206,267,676-93,198,865 Desember 313,132,531-245,659,295 245,659,295-67,473,236 Sesuai dengan data dari tabel yang dibuat penulis, maka pada bulan Januari hingga April, Agustus, Oktober hingga Desember perusahaan seharusnya mengalami kurang bayar,

namun pada SPT Masa PPN dilaporkan bahwa pada Masa Pajak tersebut perusahaan adalah dalam keadaan lebih bayar. Dan pada bulan Juni hingga Oktober, kompensasi pajak lebih bayar dari masa sebelumnya yang dilaporkan PT IO pada SPT Masa PPN nya sangat berbeda dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 2.5 Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Sesuai dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2000, penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kurang bayar dilakukan paling lama pada tanggal 15 (lima belas) setelah berakhirnya Masa Pajak. Sedangkan untuk pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilakukan paling lama pada tanggal 20 (dua puluh) setelah berakhirnya Masa Pajak. Untuk denda atas keterlambatan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang bayar dikenakan sanksi sebesar 2% X jumlah pajak terutang X jumlah bulan maksimal 24 bulan. Sedangkan untuk denda atas keterlambatan atas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), akan dikenakan sanksi sebesar Rp. 500.000. Berikut akan ditampilkan tabel yang berisi rincian tanggal penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang pada PT IO pada tahun 2008 dan 2009. Tabel IV.13 PT IO Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode Januari Desember 2008 Masa Pajak Kurang/Lebih bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Januari Rp. 65,585,930 15-Feb-08 19-Feb-08 Januari P1 Rp. (157,235,953) 31-Jul-09 Februari Rp. (10,450,456) 19-Mar-08

Masa Pajak Kurang/Lebih bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Februari P1 Rp. (243,722,780) 31-Jul-09 Maret Rp. 47,668,030 15-Apr-08 18-Apr-08 Maret P1 Rp. (175,153,845) 31-Jul-09 April Rp. (10,198,845) 19-May-08 April P1 Rp. (243,219,549) 31-Jul-09 Mei Rp. 29,557,491 13-Jun-08 19-Jun-08 Mei P1 Rp. (193,264,388) 31-Jul-09 Juni Rp. (67,180,849) 18-Jul-08 Juni P1 Rp. (357,183,562) 31-Jul-09 Juli Rp. (8,459,328) 20-Aug-08 Juli P1 Rp. (239,740,531) 31-Jul-09 Agustus Rp. 37,008,052 15-Sep-08 19-Sep-08 Agustus P1 Rp. (185,813,825) 31-Jul-09 September Rp. 19,922,238 15-Oct-08 20-Oct-08 September P1 Rp. (202,899,638) 31-Jul-09 Oktober Rp. 57,434,484 14-Nov-08 20-Nov-08 Oktober P1 Rp. (165,387,398) 31-Jul-09 November Rp. 65,755,793 15-Dec-08 19-Dec-08 November P1 Rp. (157,066,087) 31-Jul-09 Desember Rp. 26,270,047 15-Jan-09 27-Jan-09 Desember P1 Rp. (352,097,257) 31-Jul-09 Desember P2 Rp. (548,649,092) 31-Jul-09 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2008 PT IO Dari data tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada bulan Desember 2008, PT IO terlambat dalam menyampaikan/melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nya. Seharusnya PT IO melakukan pelaporan paling lama tanggal 20 Januari 2009, namun PT IO melakukan pelaporan pada tanggal 27 Januari 2009. Oleh karena itu, PT IO dikenakan sanksi atas keterlambatannya, yaitu sebesar Rp. 500,000. Tabel IV.14 PT IO Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode Januari Desember 2009 Masa Pajak Kurang/Lebih Bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Januari Rp. (298,122,230) 19-Feb-09 Januari P1 Rp. (414,428,960) 31-Jul-09 Februari Rp. (248,047,956) 20-Mar-09

Masa Pajak Kurang/Lebih Bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Februari P1 Rp. (248,047,956) 16-Apr-09 Februari P2 Rp. (314,280,409) 31-Jul-09 Maret Rp. (283,299,651) 20-Apr-09 Maret P1 Rp. (384,783,796) 31-Jul-09 April Rp. (285,734,582) 20-May-09 April P1 Rp. (389,653,667) 31-Jul-09 April P2 Rp. (519,408,708) 15-Dec-09 Mei Rp. (200,258,585) 19-Jun-09 Mei P1 Rp. (218,842,429) 31-Jul-09 Mei P2 Rp. (263,191,852) 15-Dec-09 Juni Rp. (180,199,027) 17-Jul-09 Juni P1 Rp. (178,582,579) 31-Jul-09 Juni P2 Rp. (204,418,524) 15-Dec-09 Juli Rp. 27,511,746 14-Aug-09 19-Aug-09 Juli P1 Rp. 1,675,812 15-Dec-09 Agustus Rp. 92,392,272 15-Sep-09 17-Sep-09 Agustus P1 Rp. 66,556,339 15-Dec-09 September Rp. (155,676,811) 19-Oct-09 September P1 Rp. (181,512,747) 15-Dec-09 Oktober Rp. (86,732,585) 20-Nov-09 Oktober P1 Rp. (112,568,522) 15-Dec-09 November Rp. 43,199,643 15-Dec-09 16-Dec-09 Desember Rp. (67,257,268) 20-Jan-10 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2009 PT IO Dari data tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada bulanjuli dan Agustus, PT IO melakukan pembetulan atas Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nya dan melaporkannya pada tanggal 15 Desember 2009. Karena pembetulan tersebut menunjukkan kurang bayar, maka PT IO dikenakan sanksi atas keterlambatan penyetoran, yaitu sebesar 2% dikalikan dengan jumlah pajak terutang dikalikan 4(empat) bulan untuk keterlambatan di bulan Juli, sedangkan untuk bulan Agustus dikalikan 3(tiga) bulan. Sedangkan setelah diterapkannya Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009, maka penyetoran dilakukan paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) disampaikan. Dan untuk pelaporan dapat dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.

Untuk denda atas keterlambatan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang bayar dikenakan sanksi sebesar 2% X jumlah pajak terutang X jumlah bulan maksimal 24 bulan. Sedangkan untuk denda atas keterlambatan atas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), akan dikenakan sanksi sebesar Rp. 500.000. Berikut akan ditampilkan tabel yang berisi rincian tanggal penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang pada PT IO pada tahun 2010. Tabel IV.15 PT IO Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode Januari Desember 2010 Masa Pajak Kurang/Lebih Bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Januari Rp. 11,961,998 17-Feb-10 19-Feb-10 Februari Rp. 28,692,173 15-Mar-10 19-Mar-10 Maret Rp. 27,988,785 15-Apr-10 20-Apr-10 April Rp. 99,761,400 14-May-10 19-May-10 Mei Rp. (13,702,973) 18-Jun-10 Juni Rp. (83,845,471) 20-Jul-10 Juli Rp. (194,978,904) 20-Aug-10 Agustus Rp. 10,439,912 20-Sep-10 Agustus P1 Rp. (40,310,923) 21-Oct-10 Agustus P2 Rp. (21,963,951) 24-Nov-10 September Rp. (80,699,613) 21-Oct-10 September P1 Rp. (102,663,551) 30-Nov-10 Oktober Rp. 22,048,136 25-Nov-10 30-Nov-10 November Rp. 93,198,865 7-Jan-11 10-Jan-11 Desember Rp. 67,473,236 25-Jan-11 26-Jan-11 Sumber: Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode 2010 PT IO Dari data tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada bulan Desember 2010, PT IO terlambat dalam menyampaikan/melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nya. Seharusnya PT IO melakukan pelaporan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, namun PT IO melakukan pelaporan pada

tanggal 10 Januari 2011. Oleh karena itu, PT IO dikenakan sanksi atas keterlambatannya, yaitu sebesar Rp. 500,000. PT IO juga terlambat dalam melakukan penyetoran pajak kurang bayarnya, yang seharusnya disetorkan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, namun PT IO melakukan penyetoran pada tanggal 7 Januari 2011. Untuk itu, PT IO dikenakan sanksi atas keterlambatannya, yaitu sebesar 2% dikalikan dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang. 3. Simpulan PT IO merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang wajib menjalankan kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berdasarkan analisa dan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis atas PT IO, maka penulis menarik beberapa kesimpulan berikut. 1. PT IO telah menjalankan kewajibannya sebagai Pengusaha Kena Pajak yaitu atas Pajak Pertambahan Nilai. Kewajiban yang dimaksudkan yaitu menghitung, memungut, menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2. PT IO melakukan penjualan/penyerahan Barang Kena Pajak kepada para pelanggannya yang mana seluruh transaksi penjualan pada PT IO adalah transaksi penjualan yang wajib dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. pengenaan PPN atas penjualan tersebut dicatat sebagai Pajak Keluaran oleh PT IO. 3. Perusahaan sering terlambat mengirimkan Faktur Pajak Penjualan kepada para pelanggannya sehingga ada beberapa pelanggan yang tidak mau membayarkan PPN terutang tersebut karena dianggap Faktur Pajak terlambat diterima dan tidak dapat dikreditkan lagi.

4. Perbandingan ekualisasi antara penjualan yang dilaporkan oleh PT IO pada SPT Masa PPN dengan penjualan yang dilaporkan oleh PT IO pada SPT Tahunan PPh Badan adalah sama. Adapun selisih yang terjadi antaranya adalah merupakan selisih dari hasil pembulatan. 5. PT IO melakukan transaksi impor, namun ada beberapa dokumentasi transaksi impor yang hilang, sehingga perusahaan tidak dapat mengkreditkan Pajak Masukan dari transaksi impor yang hilang dokumennya. 6. PT IO juga melakukan transaksi pembelian dalam negeri. Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi ini diakui sebagai Pajak Masukan oleh PT IO. Namun tidak semua pembelian yang dilakukan oleh PT IO dipungut PPN. Dan ada beberapa Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan lagi akibat dari perusahaan terlambat menerima Faktur Pajak tersebut dari pemasok. 7. PT IO telah melakukan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh Undang Undang yang berlaku. Menurut penulis, atas pajak lebih bayar yang dikompensasikan, PT IO menjalankannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penulis telah melakukan penelitian lebih dalam atas masalah tersebut, yang hasilnya adalah penulis menemukan bahwa kompensasi pajak lebih bayar yang dikreditkan oleh PT IO tidak sesuai dengan jumlah pajak lebih bayar masa sebelumnya. 8. PT IO selalu melakukan kompensasi atas pajak lebih bayar pada Masa Pajak sebelumnya. Namun ada beberapa pajak lebih bayar yang tidak dikompensasikan oleh perusahaan, sehingga perusahaan harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN. 9. Untuk penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, PT IO telah melakukannya sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Namun terjadi beberapa keterlambatan baik atas penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang maupun atas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sehingga perusahaan harus menanggung denda atas keterlambatan tersebut. 10. Perusahaan juga melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) untuk hampir setiap Masa Pajaknya. Untuk tahun 2008, pembetulan dilakukan dari bulan Januari hingga bulan Desember, yang mana atas bulan Desember dilakukan pembetulan sebanyak 2 (dua) kali. Untuk tahun 2009, pembetulan dilakukan dari bulan Januari hingga bulan Oktober, yang mana atas bulan Februari, April, Mei dan Juni dilakukan pembetulan sebanyak 2 (dua) kali. Dan untuk tahun 2010, pembetulan dilakukan atas bulan Agustus sebanyak 2 (dua) kali dan atas bulan September sebanyak 1 (satu) kali.

DAFTAR ACUAN http://www.klinik-pajak.com. Pokok pokok perubahan Undang Undang PPN dan PPnBM. http://www.ortax.org. Batas waktu penyetoran dan penyampaian SPT. http://www.pajak.go.id. Peraturan Perpajakan. Ilyas, W. & Burton, R. (2009). Hukum Pajak (Edisi 5). Jakarta: Penerbit: Salemba Empat. Manihuruk, W. (2009). Pajak Pertambahan Nilai Pokok Pokok Sesuai Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009. Jakarta: Penerbit Kharisma. Mardiasmo (2011). Perpajakan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi. Muljono D., Wicaksono B. (2009). Akuntansi Pajak Lanjutan (Edisi 1). Yogyakarta: Andi. Republik Indonesia. Undang undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2000. Republik Indonesia. Undang undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009. Resmi, S. (2012). Perpajakan Teori dan Kasus (Edisi 6, Buku 2). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Waluyo (2011). Perpajakan Indonesia (Edisi Revisi 2012, buku 2). Jakarta: Salemba Empat.