Journal of Creativity Students

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Unnes Physics Journal

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK MENGGUNAKAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITY PADA ANOMALI MAGNETIK DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik

PENENTUAN POSISI SUMBER PROSPEK PANAS BUMI BERDASARKAN DATA ANOMALI MAGNETDI DAERAH AKESAHU, PULAU TIDORE, MALUKU UTARA

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

GEOFISIKA GEOFISIKA

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA. Oleh: Pusat Sumber Daya Geologi. Puslitbang Geotek LIPI

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

Manifestasi Panas Bumi Gradien Geothermal Eksplorasi Panas Bumi Analisis Geologi

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Sponsored by : Presentasi Tengah Sesi FC 2014,Gedongsongo 14 Juni 2014

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

SURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Interpretasi Kualitatif Anomali Magnetik di Daerah Semburan Gas

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Albert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Geofisika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

Untuk mengetahui ketelitian dari hasil groundtruth dan diperoleh 83.67% maka klasifikasi dianggap benar. (Purwadhi, 2001) Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

Unnes Physics Journal

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Wahana Fisika, 2(1), e-issn :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

Transkripsi:

Journal of Creativity Students 1 (1) (2016) Journal of Creativity Students http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jcs Identifikasi Panasbumi Krakal dengan Menggunakan Metode Geomagnetik sebagai Informasi Pengembangan dan Pembangunan Lanjutan Daerah Berpotensi Lela Fahmi Chaerunnisah, Ivan Hadi Santoso, Fajar Sukmaya, Eko Saputro, Diah Ika Winahyu, Khumaedi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Agustus 2016 Disetujui September 2016 Dipublikasikan Oktober 2016 Keywords: Metode geomagnetik, Panas Bumi, Krakal. Abstrak Potensi panas bumi Krakal terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Fenomena panas bumi di daerah ini ditunjukkan dengan adanya mata air hangat yang terletak di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Untuk memanfaatkan potensi panas bumi suatu area dibutuhkan suatu proses penelitian yang bertujuan mengidentifikasi sistem panas buminya. Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi panas bumi. Pengukuran geomagnetik dilakukan dengan menggunakan alat Proton Precession Magnetometer (PPM), Global Positioning Sistem (GPS), kompas geologi, log book dan meteran. Dari pengukuran di lapangan diperoleh data intensitas medan magnet total. Pengukuran intensitas medan magnet total di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal dilakukan di titik-titik pengukuran sebagai titik-titik sampel pengambilan data geomagnetik. Titik-titik sampel pengambilan data geomagnetik dianggap mewakili seluruh populasi yaitu batuan bawah permukaan di daerah penelitian. Analisis utama terhadap data penelitian adalah anomali magnetik di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal. Selanjutnya data anomali diinterpretasikan dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan bumi. Hasil pengolahan dan interpretasi data menunjukkan daerah penelitian termasuk dalam kelompok anomali magnetik sedang berkisar antara -120 nt sampai 80 nt. Nilai negatif dari anomali magnetik mencerminkan efek dimineralisasi batuan sebagai akibat adanya zona temperatur tinggi, daerah ini ditafsirkan sebagai daerah prospek panas bumi. 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Geduang D7 Lantai 2, Sekaran, Semarang, 50229, Indonesia E-mail: lelafahmich@yahoo.co.id p-issn 2502-1958 1

PENDAHULUAN Seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas (migas) di seluruh dunia akibat eksploitasi terus menerus, maka dibutuhkan pencarian sumber-sumber energi alternatif baru untuk mencegah peningkatan pasokan energi dari migas di masa mendatang. Energi alternatif yang menyimpan potensi paling besar bagi kelangsungan energi nasional adalah energi panas bumi atau geothermal. Geothermal merupakan energi yang bersifat berkelanjutan (sustainable) dan pemanfaatannya relatif aman. Sumber panas bumi dengan cadangan energi yang besar dapat dikembangkan menjadi pembangkit tenaga listrik, sedangkan sumber daya dengan cadangan energi yang tidak terlalu besar dapat diarahkan untuk keperluan lain, seperti pemanfaatan langsung untuk pertanian dan geowisata. Indonesia memiliki 40% potensi panas bumi di dunia dengan total potensi energi mencapai 28.100 MWe. Ironisnya, baru 4% saja (1.189 KWe) dari potensi panas bumi tersebut yang telah dimanfaatkan. Minimnya pemanfaatan energi panas bumi ini tergambar dari komposisi sumber listrik di Tanah Air. Listrik yang digunakan di Indonesia sebagian besar memanfaatkan energi konvensional. Baru 3% saja dari tenaga listrik yang ada di Indonesia yang memanfaatkan energi panas bumi. Sementara, BBM 20,6%, batubara 32,7% dan gas alam 32,7%. Menanggapi permasalahan tersebut, sudah semestinya pengembangan lapangan panas bumi Indonesia lebih difokuskan pada daerah-daerah potensi panas bumi. Menurut Badan Geologi, salah satu wilayah yang memiliki potensi panas bumi yaitu wilayah Jawa Tengah bagian selatan, Provinsi Jawa Tengah. thermoelektrik yang praktis, Keberadaan potensi panas bumi pada daerah tersebut ditandai dengan kehadiran manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas di Kabupaten Cilacap, Kebumen dan Wonosobo yang belum diteliti lebih lanjut. Kegiatan penelitian ini dikonsentrasikan di sekitar pemunculan manifestasi air panas di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Berdasarkan peta potensi panas bumi di Pulau Jawa (Lihat Gambar 1), Krakal termasuk ke dalam sistem panas bumi non-volcanic. Secara geologis, daerah tersebut didominasi oleh batuan sedimen seperti formasi Penosongan, formasi Halang dan formasi Waturanda, yang terdiri dari batu pasir, batu kapur, batu lumpur dan tuff. Potensi panas bumi Krakal dimungkinkan menjadi sistem zona patahan (heat sweep system) dan tidak terkait dengan aktivitas gunung berapi. 2

Gambar 1. Peta potensi panas bumi di Pulau Jawa. Simbol warna menunjukkan potensi dan sistem panas bumi. Untuk memanfaatkan potensi panas bumi suatu area dibutuhkan suatu proses penelitian yang bertujuan mengidentifikasi sistem panas bumi. Metode geomagnetik merupakan metode geofisika yang sering digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi panas bumi. Pengukuran geomagnetik bertujuan untuk memperkirakan struktur bawah permukaan berdasarkan data anomali medan magnetik total dan regional serta mendeteksi batas litologi antara batuan intrusi dengan batuan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperkirakan lokasi sumber panas bumi serta membuat korelasi informasi geofisika dan informasi geologi. Metode geomagnetik ini baik digunakan pada studi geothermal karena memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perbedaan temperatur, dimana mineral-mineral feromagnetik akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie. Ketelitian pengukuran geomagnetik ini relatif tinggi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat (Nurdiyanto et al., 2004). METODE PELAKSANAAN Secara garis besar, survei geomagnetik dapat diberikan dalam diagram alir sebagai berikut: Gambar 2. Diagram Alir Survei Geomagnetik [5] Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Proton Precession Magnetometer (PPM) 2. Global Positioning Sistem (GPS) 3. Kompas geologi 4. Meteran 5. Laptop 6. Perangkat lunak (Ms. Excel, Surfer12, Mag2dc, Magpick) 7. Peta Geologi 8. Logbook Pengukuran intensitas medan magnet total di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal dilakukan di titik-titik pengukuran sebagai titik- titik sampel pengambilan data geomagnetik. Titik- titik sampel pengambilan data geomagnetik dianggap mewakili seluruh populasi yaitu batuan bawah permukaan di daerah penelitian. Data geomagnetik hasil pengukuran digunakan untuk membahas prospek panas bumi daerah penelitian yang merupakan daerah manifestasi panas bumi yang dibuktikan dengan munculnya mata air panas. Pengolahan data geomagnetik di daerah penelitian dilakukan dengan bantuan software yang, serta melakukan koreksikoreksi terhadap data penelitian. Koreksi dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh noise pada data penelitian. Analisis utama terhadap data penelitian adalah anomali di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal. Untuk mengetahui distribusi panas bumi di daerah penelitian dapat dilakukan dengan melokalisasi anomali magnetik rendah yang berdasarkan studi literatur berkaitan erat dengan zona prospek pada daerah panas bumi. Interpretasi hasil analisis dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian-penelitian terdahulu dan informasi geologi serta geokronologi di daerah penelitian dimana terdapat manifestasi panas bumi. Pola umum dari anomali medan magnet diinterpretasi berdasarkan informasi geologi lokal dalam bentuk distribusi struktur geologi 3

atau objek magnetik yang menjadi dasar prediksi kondisi geologi. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang telah melalui proses pengolahan, kemudian dimodelkan untuk divisualisasikan agar dapat dianalisa dan dibahas. Peta kontur anomali magnet total disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Peta kontur anomali magnet total. Pada peta kontur tersebut menunjukkan nilai anomali medan magnet total berada pada nilai -120 nt sampai 180 nt. Dari data tersebut sudah dapat terlihat kelompok nilai tinggi dan nilai rendah. Nilai tinggi ditunjukkan oleh indeks warna merah dengan nilai 80 nt sedangkan nilai rendah ditunjukkan oleh indeks warna biru pada nilai -1 nt. Interpretasi dari data dan gambar yang ada di atas, dengan nilai rendah (biru) diindikasikan adanya batuan ataupun suatu benda yang memiliki nilai kemagnetan yang lebih kecil sehingga dapat dijadikan informasi yang bersumber dari data geomagnetik yang mengidentifikasikan adanya keberadaan potensi panas bumi. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi data geomagnetik di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian termasuk dalam kelompok anomali magnetik sedang berkisar antara -120 nt sampai 80 nt. Nilai negatif dari anomali magnetik mencerminkan efek dimineralisasi batuan sebagai akibat adanya zona temperatur tinggi. Daerah ini ditafsirkan sebagai daerah prospek panas bumi. 4 UCAPAN TERIMAKASIH Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Khumaedi selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan, saran, serta diskusi sehingga artikel penelitian ini dapat terselesaikan. Untuk bapak dan ibu, serta seluruh keluarga, terimakasih atas do a, dukungan, nasehat, dan kasih sayang yang telah diberikan. Semua teman-teman, terima kasih karena telah membantu dan menyemangati selama pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Asikin, S., Handoyo, A., Busana, H., and Gafoer, S., 1992. Geologic Map of Kebumen Quadrangle. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Broto, S. dan T. T. Putranto. 2011. Aplikasi Metode Geomagnetik dalam Eksplorasi Panas Bumi. Teknik, 32(1): 79-87. Gaffar, E. Z, D. D. Wardhana dan D. S. Widarto. 2007. Studi Geofisika Terpadu di Lereng Selatan G. Ungaran, Jawa Tengah, dan Implikasinya Terhadap Struktur Panas Bumi. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 8(2): 101-119. Hadiwijoyo, Rohmad. Geothermal: A green solution. Jakarta Post Wednesday, 01/26/2011.

Himpunan Mahasiswa Geofisika 2014. Buku Panduan Geophysical 2014. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Nurdiyanto, B., Wahyudi dan I. Suwanto. Analisis Data Magnetik Untuk Struktur Bawah Permukaan Manifestasi Air Panas di Lereng Gunungapi Ungaran. Prosiding PIT ke 29 HAGI 2004 Yogayakarta. Singarimbun, A., C. A. N. Bujung dan R. C. Fatihin. 2014. Penentuan Struktur Bawah Permukaan Area Panas Bumi Patuha dengan Menggunakan Metoda Magnetik. Jurnal Matematika dan Sains, 18(2): 39-47. Suhartono, Nur. 2014. Pola Sistim Panas dan Jenis Geothermal dalam Estimasi Cadangan Daerah Kamojang. Jurnal Ilmiah MTG, 5(2) 1-14. Utama, A. P., A. Dwinanto, J. Situmorang, M. Hikmi dan R. Irsamukti. 2012. Green Field Geothermal System in Java. Proceeding 1st ITB Geothermal Workshop 2012. Bandung: ITB. Zarkasyi, A., Y. Rezky dan M. Nurhadi. 2011. Keprospekan Panas bumi Gunung Ungaran Berdasarkan Analisis Geosain Terpadu. Buletin Sumber Daya Geologi 6 (3):23-29. 5