Lampiran 1. Ilustrasi ligasi antara GP25 dan pt-easy

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Vili Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

b. Hasil tangkapan berdasarkan komposisi Lokasi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit

METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Usus Halus Ayam Broiler. Menggunakan Metode Paraffin

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam

1. Melakukan isolasi jaringan (usus halus bagian ileum) kemudian dibilas dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

Lampiran 1. Spesifikasi alat dan bahan No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. Kandang - CHQ. Mengeringkan daun pare. Klin Pak.

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm).

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan the post test only control group design karena pengukuran. dilakukan sesudah perlakuan pada hewan coba.

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

TUJUAN : Latihan membuat preparat histologi jaringan masing-masing yang dapat dianalisa lanjut dengan mikroskop

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

II. METODE PENELITIAN

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Lampiran 1. Bagan Alur Pembuatan Gelatin Kulit Ikan (Modifikasi Pelu et al, 1998 ) Pencucian dengan air. Pembersihan dari daging dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

III. METODE PENELITIAN. Penelitian inidilaksanakan di laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Lampiran 1. Ilustrasi ligasi antara GP25 dan pt-easy 64

Lampiran 2. Skema pembuatan konstruksi vaksin DNA Vaksin DNA untuk penyakit akibat infeksi KHV 65

Lampiran 3. Metode kultur cair perbanyakan bakteri dan isolasi plasmid 66

Lampiran 4. Peta plasmid pbluescript 67

Lampiran 5. Prosedur pembuatan preparat jaringan Prosedur pembuatan preparat jaringan (Angka et al. 1990): 1. Jaringan otot, insang, limpa dan ginjal dipotong dengan ukuran sebesar 10 mm 3 2. Jaringan difiksasi dalam fiksatif Bouin s selama 24 jam, setelah itu dipindahkan ke alkohol 70% (selama 24 jam sampai beberapa hari) 3. Jaringan didehidrasi dalam alkohol 80, 90, 95, 95 % masing-masing selama 2 jam dan selanjutnya dimasukkan dalam alkohol absolut (overnight) 4. Proses clearing dilakukan di dalam campuran alcohol-xylol (1:1) selama ½ jam, xylol I, xylol II dan xylol III masing-masing ½ jam 5. Jaringan selanjutnya diisi dengan paraffin dengan cara memindahkan jaringan ke dalam campuran xylol-parafin selama ¾ jam di dalam oven bersuhu 65-70 o C, dilanjutkan dengan perendaman di paraffin I, paraffin II dan paraffin III masing-masing selama ¾ jam 6. Jaringan di-blocking dengan parafin 7. Pemotongan jaringan dilakukan dengan ketebalan 5 µm Prosedur pewarnaan jaringan: 1. Jaringan diwarnai dengan pewarnaan haematoxylin-eosin. Pewarnaan dilakukan dengan prosedur perendaman berturut-turut dalam xylol I, xylol II, alkohol absolut I, alkohol absolut II, alkohol 95%, alkohol 90%, alkohol 80%, alkohol 70%, perendaman dilakukan masing-masing selama 3 menit, kemudian dicuci 2 kali 2. Jaringan diwarnai dengan haematoxylin selama 7 menit, dicuci dengan akuades 3 detik, diwarnai dengan eosin 3 detik dan dicuci kembali 3. Jaringan didehidrasi dalam alkohol 50%, 70%, 85%, 90%, absolute I, absolute II, xylol I dan xylol II masing-masing selama 2 menit 4. Preparat di-mounting dengan entellan. 68

Lampiran 6. Analisis data RPS (Relative Percent Survival) dengan ANOVA dan uji lanjut dengan BNT (beda nyata terkecil) Data RPS adalah sebagai berikut: Ulangan A: 2.5 µg/ 100µl B: 7.5 µg/ 100µl C : 12.5 µg/100 µl 1-66.67 66.67 2 12.50 37.50 62.50 3 33.33 55.56 55.56 Setelah diolah dengan menggunakan ANOVA diperoleh hasil: ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 3653.978052 2 1826.989 10.307134** 0.011458 5.143253 Within Groups 1063.528807 6 177.2548 Total 4717.506859 8 Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa minimal ada sepasang perlakuan yang berbeda pengaruhnya (F hit > F tabel). Untuk mengetahui perlakuan mana saja yang berbeda pengaruhnya maka dilakukan uji lanjut BNT (beda nyata terkecil). Hasilnya diperoleh sebagai berikut: bnt = 26.63296133 Perlakuan Rata-rata A: 2.5 µg/ 100µl 17.40 A B: 7.5 µg/ 100µl 52.20 B C : 12.5 µg/100 µl 60.87 B Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan A berbeda pengaruhnya dengan perlakuan B dan C. Sedangkan, perlakuan B memberikan pengaruh yang sama dengan perlakuan C. 69

Lampiran 7. Suhu air setelah uji tantang dengan virus KHV Uji Tantang I Hari ke- Pagi Sore 1 24 25 2 24 25 3 24 25 4 24 25 5 23.5 25 6 24 25 7 24 25 8 24 25 9 24 25 10 24 25 11 23.5 25 12 23.5 25 13 23.9 25 14 24 24.5 15 23.5 24.5 16 23.5 25 17 23.8 24.8 18 24 25 19 23.8 24.8 20 23.5 24.5 21 23.5 24.8 22 23.5 24.5 23 23.5 24.5 24 24 25 25 24 25 26 24 25 37 24 25 28 23.5 24.5 29 23.5 24.5 Suhu uji tantang tahap I Suhu Terendah: 23,5 o C (pagi) Suhu tertinggi: 25 o C (sore) 70

Lampiran 7 (Lanjutan). Suhu air setelah uji tantang dengan virus KHV Uji Tantang II Hari ke- Pagi Sore 1 25 26 2 23 25 3 24 26 4 24 25 5 24 24 6 24 26 7 24 24 8 24.5 24 9 24 23 10 24 24 11 23 24 12 23 24 13 23 24 14 23 24 Suhu uji tantang tahap II Suhu Terendah: 23 o C (pagi) Suhu Tertinggi: 26 o C(sore) 71

Lampiran 8. Jaringan otot dan insang yang tidak divaksinasi dan yang divaksinasi (Pewarnaan Hematoxylin dan Eosin). Keterangan Gambar: A1= jaringan otot yang tidak divaksinasi A2= jaringan otot yang divaksinasi A1= myosit B1= insang yang tidak divaksinasi B2= insang yang divaksinasi b1= filamen b2= lamella Insert= filamen dan lamella insang yang diperbesar (20x) 72

Lampiran 9. Jaringan limpa dan ginjal yang tidak divaksinasi dan yang divaksinasi (Pewarnaan Hematoxylin dan Eosin). Keterangan Gambar: C1= jaringan limpa yang tidak divaksinasi C2= jaringan yang divaksinasi c1= pulpa putih c2= pulpa merah D1= ginjal yang tidak divaksinasi D1= ginjal yang divaksinasi d1= jaringan hematopoietik d2= tubulus proksimal Insert= pulpa putih pada limpa dan tubulus ginjal yang diperbesar (20x) 73