BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sifat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. landasan untuk menjawab masalah penelitian. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. memakai bentuk studi kasus (case study). Maksudnya adalah dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan jalan untuk mencapai pengertian baru pada bidang ilmu

BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif menurut Drs. Mardalis bertujuan untuk Mendeskripsikan, mencatat,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.1 Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian tentang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mencapai hasil yang optimal, sistematis dan metodis serta secara moral

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. asumsi/ aksioma dasar filosofis dan paradigma yang berbeda. 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memaparkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau permasalahan yang ada di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bernama komunitas kandank jurank doank.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif merupakan paradigma yang memandang bahwa kebenaran, realitas atau kehidupan nyata tidak memiliki satu sisi, tetapi dapat memiliki banyak sisi, sehingga dapat dikaji dari berbagai sudut pandang 34. Paradigma ini menolak adanya anggapan bahwa kebenaran atau pengetahuan yang telah ada harus selalu diverifikasi, sehingga kelak suatu kebenaran yang tunggal dapat tercapai dan terbangun. Paradigma ini memandang bahwa realita dunia ini terdiri dari banyak kebenaran yang saling terkait. Untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran tersebut dan keterkaitannya, manusia harus memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan atau menafsirkan setiap fenomena yang dapat ditangkap oleh inderawinya. Paradigma tersebut dipilih karena peneliti bermaksud mengggali sebanyak-banyaknya fakta dan realitas mengenai pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah plastik dan usaha-usaha yang telah dan akan terus dilakukan oleh berbagai pihak terutama oleh GIDKP untuk menggerakan masyarakat ke arah yang lebih baik. 34 VanWynsberghe, R., Carmichael J., & Khan, S. Conceptualizing sustainability: Simulating concrete possibilities in an imperfect world. Local Environment: The International Journal of Justice and Sustainability, 12(3). 2007. hal.279-294 48

49 3.2 Metode Penelitian Pendekatan ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri menurut pendapat Bogdan dan Taylor 35 diartikan sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara utuh.sejalan dengan pendapat tersebut Kirk dan Miller 36, mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Sementara itu metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Prof. Sugiyono 37, studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas terhadap satu atau lebih orang. Studi kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan. Senada dengan itu Yin 38 mendefinisikan studi kasus sebagai strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila penelitian hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa 35 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Hal.4 36 Ibid. Hal.4 37 Sugiyono. Metode Penelitian Kombinas (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 2012. Hal.14 38 Robert K Yin. Studi Kasus Desain Dan Metode. Jakarta : Remaja Grafindo Persada. 2002. Hal.11

50 yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Lebih jauh Yin membagi metode penelitian studi kasus menjadi beberapa jenis sesuai dengan objek penelitiannya, yang dapat dijelaskan melalui ilustrasi sebagai berikut : Gambar 3.2 : Jenis-jenis Dasar Penelitian Studi Kasus (Sumber: Yin, 2009, hal 46) Berdasarkan pembagian jenis-jenis penelitian studi kasus tersebut diatas maka penelitian mengenai strategi kampanye humas oleh GIDKP ini akan menggunakan varian metode studi kasus tunggal holistic. Penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic single-case study) adalah penelitian yang menempatkan sebuah kasus sebagai fokus dari penelitian. Terdapat lima alasan mengapa sebuah penelitian studi kasus hanya menggunakan satu kasus, yaitu : a. Kasus yang dipilih mampu menjadi bukti dari teori yang telah dibangun dengan baik. Teori yang dibangun memiliki proposisi yang jelas, yang

51 sesuai dengan kasus tunggal yang dipilih sehingga dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenarannya. b. Kasus yang dipilih merupakan kasus yang ekstrim atau unik. Kasus tersebut dapat berupa keadaan, kejadian, program atau kegiatan yang jarang terjadi, dan bahkan mungkin satu-satunya di dunia, sehingga layak untuk diteliti sebagai suatu kasus. c. Kasus yang dipilih merupakan kasus tipikal atau perwakilan dari kasus lain yang sama. Pada dasarnya, terdapat banyak kasus yang sama dengan kasus yang dipilih, tetapi dengan maksud untuk lebih menghemat waktu dan biaya, penelitian dapat dilakukan hanya pada satu kasus saja, yang dipandang mampu menjadi representatif dari kasus lainnya. d. Kasus dipilih karena merupakan kesempatan khusus bagi penelitinya. Kesempatan tersebut merupakan jalan yang memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti kasus tersebut. Tanpa adanya kesempatan tersebut, peneliti mungkin tidak memiliki akses untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut. e. Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dalam dua atau lebih pada waktu yang berlainan. Kasus yang demikian sangat tepat untuk penelitian yang dimaksudkan untuk membuktikan terjadinya perubahan pada suatu kasus akibat berjalannya waktu.

52 Penggunaan studi kasus tunggal holistic yang dipilih dikarenakan peneliti merasa bahwa kasus yang diangkat memenuhi kriteria poin b, c, dan d. Urgensi dari adanya kegiatan pengurangan limbah plastik membuat kampanye public relation yang dilakukan oleh GIDKP menjadi sebuah hal yang harus dilakukan, hal ini sejalan dengan kriteria pada poin b. Penelitipun dalam kesempatan ini memiliki akses untuk dapat melakukan penelitian pada organisasi non profit tersebut yang mana hal ini sesuai dengan criteria poin d. 3.3 Subyek Penelitian Subjek penelitian didefinisikan sebagai sumber yang memahami dan memiliki kompetensi atas informasi dari objek penelitian. Subjek penelitian juga kerap kali disebut sebagai informan. Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti 39. Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik purposive sampling. Hal ini bertujuan agar informan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan (kredibel) berkaitan dengan masalah yang diteliti, walaupun tidak mewakili keseluruhan populasi (representatif) dan mengingat bahwa penelitian 39 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007. Hal. 108-109.

53 kualitatif tidak ada tujuan untuk melakukan generalisasi 40. Purposive sampling sering juga disebut sebagai judgemental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgement) peneliti mengenai siapa-siapa yang pantas dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus memiliki latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel yang dimaksud agar benar-benar bisa mendapatkan yang sesuai dengan persyaratan dan tujuan untuk penelitian dan data yang diperoleh menjadi akurat. Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang dijadikan informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang yang dapat dijadikan informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja mudah untuk diakses. Melalui metode kualitatif, kita dapat mengenal subjek secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan defenisi mereka sendiri tentang dunia dan komunikasi. Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagai berikut : 1. Tiza Mafira, selaku salah satu penggagas lahirnya perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang juga aktif sebagai koordinator umum. 2. Rahyang Nusantara, selaku koordinator nasional dari perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. 40 Michael Quinn Patton. Qualitative Research and Evaluation Methods. Sage Publication: 2001. Hal. 234-235

54 3. Nadine Zamira, Selaku spoke person dari perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Alasan memilih mereka menjadi informan (narsumber) karena mereka adalah orang-orang yang menguasai, mengerti benar terhadap kegiatan serta memiliki data-data informasi yang akurat dan faktual dari fenomena yang sedang dijadikan penelitian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini sumber data terbagi menjadi dua yaitu data premier dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan klasifikasi sumber data, yang dapat diuraikan sebagai berikut : 3.4.1 Pengumpulan Data Primer Menurut Bungin 41 data primer adalah data yang diambil dari sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Dengan demikian data primer juga dapat diartikan sebagai data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti baik dari individu atau kelompok. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui dua metode sebagai berikut: 41 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Format-format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Pranada Media Group. 2013. Hal. 129

55 a) Wawancara Terfokus Wawancara dalam sebuah penelitian studi kasus merupakan sumber infomasi yang sangat penting. Menurut Robert K Yin 42, terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat dilakukan pada penelitian studi kasus diantaranya adalah wawancara terfokus. Wawancara tipe ini dilakukan dalam waktu yang relatih singkat namun tetap dapat bersifat open-ended dan mengasumsikan cara percakapan namun pewawancara tidak perlu mengikuti serangkaian pertanyaan tertentu yang diturunkan dari protokol studi kasusnya. b) Observasi Langsung Metode observasi penelitian yang digunakan adalah obervasi langsung tidak berstruktur. Yang dimaksud dengan observasi sendiri menurut Bungin 43 adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasi. Dengan demikian observasi ini dapat pula diartikan sebagai sebuah metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap kenyataan yang terjadi atau fenomena yang diteliti. Observasi tidak berstruktur mengharuskan peneliti mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek oleh karenanya peneliti 42 Robert K Yin. Studi Kasus Desain Dan Metode. Jakarta : Remaja Grafindo Persada. 2002. Hal.103 43 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Format-format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Pranada Media Group. 2013. Hal. 128

56 diharapkan menguasai ilmu tentang objek secara umum yang hendak diamati. 3.4.2 Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diartikan oleh Bungin 44 sebagai data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder digunakan sebagai data pendukung dari data primer, diharapkan data ini dapat memberikan keterangan lebih jauh dari data primer dan atau sebagai pelengkap serta bahan pembanding. Data sekunder yang dalam penelitian ini diperoleh melalui dua metode sebagai berikut: a) Studi kepustakaan Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang bersifat ilmiah dan sumber tertulis lainnya seperti jurnal dan buletin yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu mengenai strategi kampanye public relations dan mengenai limbah plastik. b) Studi dokumentasi. Untuk pengumpulan data melalui studi dokumentasi peneliti berusaha melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek penelitian.. 44 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Format-format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Pranada Media Group. 2013. Hal. 128

57 3.5 Teknik Analisa Data Moleong mendefenisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja 45. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Menurut Bungin pada penelitian studi kasus analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mengorganisir informasi. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f. Menyajikan secara naratif 45 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000. Hal.103

58 3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabasahan data dalam penelitian ini menggunakan tekhnik triangulasi. Triangulasi data dapat dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda ataupun memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi sebagai salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori dan sumber data. Peneliti memilih menggunakan triangulasi metode dan sumber data. Triangulasi dengan model ini dipilih karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis yang menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data. Moleong 46 menyebutkan triangulasi sumber dapat dilakukan melalui lima tahapan yaitu : 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, 46 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Hal.331

59 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Sementara pada triangulasi dengan metode, menurut Patton dalam Moleong 47 terdapat dua strategi yang digunakan, yaitu : 1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tekhnik pengumpulan data dan, 2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 47 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Hal.331