BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PASIEN BPJS DI RSUD KABUPATEN BREBES TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Alur Dokumen Rekam Medis pasien BPJS. BPJS dan protap Rumah Sakit tentang unit Assembling.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara pariurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan Permenkes. yang penting dalam proses pelayanan kesehatan, melihat dokumen

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid

LAELA MIFTAHUL JANNAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

Nugrahaning Pundi Astanti

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*),

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

D-III Study Program Medical Record and Health Information. Faculty of Health Dian Nuswantoro Univercity Semarang 2015 ABSTRACT AISAH PAHLEVI

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS OF THE IN-PATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENTS FOR PATIENTS WITH HYPERTENSION AT THE PANTI WILASA DR

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut Permenkes No.269 Tahun lain yang telah diberikan kepada pasien. (2)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

TINJAUAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN STANDAR JCI DI BANGSAL RAJAWALI 4B RSUP DR.KARIADI SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TRIWULAN IV

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. melayani berbagai masalah kesehatan yang dilaksanakan secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN TYPOID DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan spesialistik,

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Angka Random. No. Rekam Medis. No. Data

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization, rumah sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, sosial ekonomi dan budaya. Tujuan rumah sakit adalah untuk menghasilkan produk, jasa atau pelayanan kesehatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan harapan pasien dari berbagai aspek, yang menyangkut medis dan non medis, jenis pelayanan, prosedur pelayanan, harga dan informasi yang dibutuhkan. (1) Dalam ruang lingkup rumah sakit juga terdapat unit-unit kerja yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama dalam pelayanan terhadap pasien salah satunya adalah unit rekam medis. Berdasarkan Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (2) Rekam medis merupakan bukti tertulis maupun rekaman tentang identitas, anamnese, hasil laboratorium, diagnosa, serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan / tindakan perawatan. Bukti tertulis pelayanan dilakukan 1

2 setelah pemeriksaan tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. (3) Rekam medis harus berisikan informasi yang lengkap sesuai standar yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan. Rekam medis yang lengkap dan benar akan memudahkan informasi bagi pihak rumah sakit. Kelengkapan medis juga sangat berpengaruh terhadap keselamatan pasien dan kepentingan pasien diantaranya dapat digunakan sebagai bahan pembuktian perkara hukum, bahan penelitian dan pendidikan, menunjang informasi untuk quality assurance serta dapat digunakan sebagai alat analisa terhadap mutu pelayanan di rumah sakit. Sedangkan pengisian rekam medis yang tidak lengkap akan menghambat penyediaan informasi, oleh sebab itu pengisian rekam medis harus sesuai dengan protap rumah sakit. Dalam proses pencatatan medisdilakukan oleh unit rawat inap yang mencatat semua semua hasil pelayanan yang diberikan kepada pasien, untuk kemudian diserahkan ke unit rekam medis khususnya assembling dengan alur pengembalian dilakukan dari bangsal ke assembling dalam waktu selambat-lambatnya 2x24 jam setelah pasien pulang. Penyerahan medis ke unit rekam medis dengan maksud agar medis disimpan setelah medis tersebut dikatakan lengkap oleh unit peneliti kelengkapan yaitu assembling. (18) Berdasarkan survei awal dan wawancara langsung dengan petugas rekam medisdi RSUD kabupaten Brebes pelaksanaan pengendalian medis rawat inap pasien

3 BPJSbelumsesuai, karena dokumen yang dari bangsal langsung menuju ke bagian koding untuk dilakukan klaim tidak dilakukan assembling terlebih dahulu, hal ini dikarenakan bagian klaim BPJS tidak masuk dalam unit rekam medisyang merupakan kebijkan dari rumah sakit. Setelah dilakukan koding dan klaim di bagian BPJS petugas rekam medis mengambil medis untuk dibawa ke unit rekam medis dibagian assembling. Ketika dokumen sudah masuk ke unit rekam medis dokumen hanya dicocokkan nama dan nomor rekam medisnya pada buku ekspedisi, dan hanya diteliti kelengkapannya pada RM 1 dan RM 11 ketika sudah ada diagnosa dan tanda tangan atau nama dokter pada RM 1 atau RM 11 maka dokumen dianggap lengkap. Dokumen rekam medis tidak dirakit kembali karena dokumen sudah urut. Di RSUD Kabupaten Brebes juga tidak menggunakan kartu kendali untuk mengendalikan ketidaklengkapan karena yang diteliti kelengkapannya hanya lembar formulir RM 1 dan lembar formulir RM 11, jika dalam lembar formulir RM 1 atau lembar formulir RM 11 ada yang belum lengkap petugas hanya menulis apa yang belum lengkap dilembar kertas kecil kosong dan dikembalikan ke bangsal. RM 1 adalah lembar masuk dan keluar pasien rawat inap yang berisi identitas pasien, sedangkan RM 11 adalah lembar resume keluar atau resume medis yang berisi ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait.mengingat resume medis merupakan lembaran yang sangat penting dan mendasar dalam formulir rawat inap, maka kelengkapan isinya menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pengisian resume medis tersebut

4 karena resume medis yang lengkap adalah cermin mutu rekam medis serta layanan yang diberikan oleh rumah sakit.resume keluar ini digunakan untuk kepentingan pasien bila akan berobat kembali atau kontrol karena tidak mungkin dokter memberikan dokumennya kepada pasien. Jika dalam pengisiannya tidak lengkap maka berdampak pada keselamatan pasien yaitu bisa terjadi salah dalam penanganan dan tindakan, dokter tidak tahu riwayat penyakit pasien serta dapat berdampak saat pasien dirujuk ke rumah sakit lain. Tabel 1.1 Analisa Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Identifikasi Pencatatan Pelaporan Otentifikasi No No RM L TL B TB L TL L TL 1 032xxx V V V V 2 059xxx V V V V 3 199xxx V V V V 4 027xxx V V V V Jumlah 100% 0% 75% 25% 100% 0% 75% 25% Keterangan DRM sudah lengkap dan jelas Tulisan diagnosis tidak bisa terbaca DRM sudah lengkap dan jelas Tidak ada nama dan ttd dokter 50% Tidak lengkap

5 Tabel 1.2 Analisa Kualitatif Dokumen Rekam Medis No RM Lembar RM Keterangan 571xxx 063xxx 031xxx 532xxx 310xxx 085xxx RM 7 (Surat pernyataan pembayaran) Semua formulir (lembar masuk keluar lembar resum keluar) RM 8 (Lembar asuhan keperawatan) RM 2, RM 4, RM 5 (Lembar anamnesa, lembar grafik, lembar catatan pemberian obat) RM 7 (Lembar pernyataan pembayaran) RM 1, RM 3, RM 8 (Lembar masuk keluar, lembar perjalanan penyakit, lembar asuhan keperawatan) Sudah Konsisten pengisiannya. Sudah Konsisten pengisiannya. Identitas pasien tidak diisi, tulisan tidak bisa dibaca. Sudah konsisten pengisiannya. Sudah konsisten pengisiannya. Tidak ada nama dan tanda tangan dokter dan pencatatn tidak bisa terbaca. Di RSUD Kabupaten Brebes pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan medis belum sesuai berdasarkan standar operasional prosedur dan belum melakukan sepenuhnya sesuai teori rekam medis dan informasi kesehatan. Dari 10 sampel dokumen rekam medis yang diteliti kelengkapannya dari lembar formulir RM 1 sampai lembar formulir RM 11, hasil kuantitatif dari 4 medis 50% medis yang belum lengkap terdapat pada aspekautentifikasi dan pencatatan padahal dokter berperan penting dalam pengisian medis pasien sebagai bukti pertanggungjawaban pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. Sedangkan untuk analisa kualitatif medis 30% dokumen medis yang belum lengkap terdapat pada aspek pencatatan identitas

6 pasien dan pencatatan yang tidak bisa dibaca. Dari ketidaklengakapan medis dapat berdampak pada kualitas data yang kurang akurat, untuk pasien BPJS jika kualitas data kurang akurat akan menghasilkan diagnosa yang tidak akurat sehingga jika dilakukan pengeklaiman dapat merugikan beberapa pihak baik itu rumah sakit maupun pasien. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Tinjauan Pelaksanaan Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Pasien BPJS di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2016. B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan DRM RI pasien BPJS di RSUD Kabupaten Brebes? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan Dokumen rekam medis pasien BPJS dari unit rawat inap ke assembling di RSUD Kabupaten Brebes. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikanpengetahuan petugas assembling terhadap tugas pokok dan fungsi petugas assembling. b. Mendeskripsikan standar operasional prosedur tentang kelengkapan isi medis rawat inap. c. Mendeskripsikan alur pengendalian ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat inap pasien BPJS.

7 d. Mendeskripsikan pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan medis rawat inap pasien BPJS. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Menambah pengalaman peneliti tentang penerapan ilmu rekam medis khususnya mengenai pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan medis rawat inap. 2. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pengendalian dokumen rawat inap terutama pasien BPJS sehingga mutu pelayanan dapat di tingkatkan. 3. Bagi Akademik Sebagai bahan masukan pembaca dalam mengembangakan ilmu rekam medis dan sebagai dasar pembanding antara teori yang diberikan dan kenyataan yang dilakukan di lapangan. E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan Lingkup keilmuan dalam penelitian yang digunakan adalah rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Lingkup Materi Lingkup materi dalam penelitian adalah alur prosedur pelaksanaan rekam medis khususnya mengenai alur pelaksanaan pengendalian

8 ketidaklengkapan medis pasien BPJS dari unit rawat inap ke unit rekam medis di RSUD Kabupaten Brebes. 3. Lingkup Lokasi Lingkup lokasi dalam penelitian adalah unit rekam medis RSUD Kabupaten Brebes. 4. Lingkup metode Lingkup metode dalam penelitian adalah wawancara, observasi dan chechlist. 5. Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini adalah medis. 6. Lingkup waktu Lingkup waktu penelitian adalah bulan Juni2016. F. Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil 1. Devi Ayu Evaluasi Kinerja Penelitian yang 1. Terdapat protap Kumalasari Assembling dalam dilakukan adalah tentang Pengendalian Deskriptif, metode ketidaklengkapa Ketidaklengkapan yang digunakan n dokumen Dokumen Rekam Observasi dan rekam medis. Medis di Assembling Wawancara. 2. Secara teori RSUD Ungaran protap dan tahun 2015. kebijakan rumah sakit sudah sesuai namun para petugas amasih belum menjalankan protap dan kebijakan rumah sakit yang diberikan oleh direkur utama. 3. Dari hasil analisa kuantitatif didapat ketidaklengkapa n 100% pada

9 2. Retno Mukti Analisa Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap Pada Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di RSUD Sunan Kalijaga Demak Periode Triwulan I Tahun 2013. Penelitian yang dilakukan adalah Deskriptif. review pencatatan, review pelaporan, dan review autentifikasi. 1. Hasil analisa kuantitatif medisrawat inap pasien ISPA periode I tahun 2013 yang diteliti terdapat 1 dokumen lengkap (1%) dan kebandelan 79 dokumen (99%) kebandelan tertinggi terdapat review pelaporan. di 3. Andi Kristianto Tinjauan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Berdasarkan Elemen Penilaian Standar JCI (Joint Commission International) di bangsal Rajawali 4B RSUP Dr.Kariadi Semarang triwulan I tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan Adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan kejadian nyata sesuai hasil yang diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dengan mengamati secara langsung terhadap sumber penelitian dengan rancangan penelitian cross sectional.. 1.Kelengkapan data rekam medis resume pasien rawat inap di bangsal Rajawali 4B RSUP Dr.Kariadi secara keseluruhan dari 80 medis lengkap yaitu 73,75 dan 26,25% tidak lengkap. Itu menunjukkan bahwa tingkat kelengkapan medis masih di bawah nilai standar mengingat untuk mendapatkan baik dan mendapatkan akreditasi nilai minimal mencapai 90% 2.Di RSUP Dr.Kariadi Semarang sudah ada kebijakan yang mengatur tentang pengisian

10 kelengkapan medis rawat inap, Kebijakan tersebut sudah sesuai dengan elemen penilaian dari standar JCI (Joint Commision International). Tetapi dalam pengisian dokumen rekam medis rawat inap masih ada pengisiandokumen rekam medisyang belum lengkap. 4. Yuliani Tamo Ina Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Penyerahan Dokumen Rekam Medis Dari Rawat Inap ke Bagian FilingDi Rumah Sakit Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang Periode 2013. Pengambilan jumlah data dengan metode total populasi yaitu dengan melakukan wawancara dan observasi kepada beberapa petugas di rumah sakit Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang. 1. Dilihat dari kebijakan rumah sakit, bahwa harus kembali dalam waktu yang di tentukan dalam waktu 2x24 jam dan apabila dokumen rekam medis belum dikembalikan maka akan diberi waktu selama 14 hari untuk dilengkapi dan segera dikembalikan di instalasi rekam medis. 2. Dilihat dari alat bahwa dirumah sakit Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang tidak adanya alat untuk mengantar medis dari rawat inap ke bagian filing 3.Dilihat dari prosedur penyerahan bahwa medis pasien sudah dikembalikan di instalasi rekam medis.

11 5. Aisah Pahlevi Analisis Kuantitatif dan kualitatifdokumen rekam medis rawat inap kasustbc Paru di RSUD Ungaran periodetriwulan 1 tahun 2015. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, pendekatan yang dilakukan adalah cross sectional yaitu memperoleh data-data pada saat penelitian dilakukan. 1.Total akhir dari analisa kuantitatif dan kualitatif menunjukan bahwa tingkat kebandelan dokumen mencapai 84% yaitu 47 dokumen yang tidak lengkap dari 56 dokumen yang di teliti baca dan dapat dimengerti. Selain itu lebih memperhatikan cara pembetulan kesalahan yang benar menurut teori karena kertidaklengkapan review pencatatan dan pelaporan sangat tinggi. Dari penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk mengambil judul Tinjauan Pelaksanaan Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap pasien BPJS di RSUD Kabupaten Brebes. Yang membedakan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Pada penelitian Devi Ayu Kumalasari yang berjudul Evaluasi Kinerja Assembling dalam Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis di Assembling RSUD Ungaran tahun 2015 yang membedakan adalah tempat dan waktu penelitan serta variabel yang digunakan, pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel tentang evalusi kinerja assembling tentang pengendalian ketidaklengkapan medis.

12 2. Untuk penelitian ke-dua oleh Retno Mukti yang berjudul Analisa Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap Pada Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di RSUD Sunan Kalijaga Demak Periode Triwulan I Tahun 2013 yang membedakan adalah waktu dan tempat penelitian serta variabel yang digunakan yaitu tentang kelengkapan medis yang berpengaruh terhadap alur pengendalian medis. 3. Penelitian ke-tiga oleh Andi Kristianto yang berjudul Tinjauan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Berdasarkan Elemen Penilaian Standar JCI (Joint Commission International) di bangsal Rajawali 4B RSUP Dr.Kariadi Semarang triwulan I tahun 2015 yang membedakan dalam penelitian ini juaga waktu dan tempat penelitian serta variabel yang digubakan yaitu hampir sama dengan penelitian Retno Mukti tentang kelengkapan medis, namun dalam penelitian ini berdasarkan penilaian elemen standar JCI (Joint Commission International). 4. Penelitian ke-empat oleh Yuliani Tamo Ina dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Penyerahan Dokumen Rekam Medis Dari Rawat Inap ke Bagian Filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang Periode 2013yang membedakan dengan penelitian ini adalah waktu dan tempat pelaksanaan penelirian serta variabel yang digunakan yaitu pelaksanaan prosedur penyerahan medis ke filling yang berhubungan dengan alur pengendalian medis.

13 5. Penelitian terakhir oleh Aisah Pahlevi yang berjudul Analisis Kuantitatif dan kualitatif medis rawat inap kasus TBC Paru di RSUD Ungaran periode triwulan 1 tahun 2015 dan yang membedakan dengan penelitian ini adalah waktu dan tempat penelitian serta variabel yang digunakan yaitu tentang analisa kuantitatif dan kualitatif medis rawat inap yang berhubungan dengan kelengkapan dokumen rekam medis.