I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT. (Jurnal) Oleh. Ahmad Fatih Khakikudin

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. memikirkannya. Melalui pendidikan, fondasi kecerdasan suatu bangsa akan tercermin, baik

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan tersebut. Salah satu bentuk kreativitas seorang pendidik dapat. peserta didik dengan peserta didik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menggunakan metode-metode yang monoton, misalnya. yang tradisional, maka apa yang diharapkan oleh pemerintah akan sukar

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal utama peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran jurusan di sekolah menengah atas sehingga pelajaran geografi perlu mendapat perhatian dalam hal pencapaian prestasi. Pelajaran geografi berperan dalam menentukan kelulusan siswa pada ujian Nasional maka harus dipastikan bahwa siswa harus mencapai prestasi geografi yang baik untuk dapat mencapai kelulusan. Kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa prestasi geografi secara umum masih belum bisa dikatakan membanggakan. Sementara itu pelajaran Geografi sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pendidikan siswa. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan bagi orang tua, guru dan siswa itu sendiri. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh para guru untuk meningkatkan hasil belajar geografi, baik dalam bentuk pemenuhan fasilitas belajar, penambahan waktu belajar dan penerapan berbagai metode di dalam kelas. Semua ini belum bisa mendongkrak hasil belajar geografi. Diperlukan upaya lain dalam hal penerapan metode belajar tepat untuk memberi dukungan dan tambahan alternatif lain juga untuk memperkaya penerapan metode yang sudah ada, guna mencapai hasil belajar yang lebih baik pada geografi di jenjang Sekolah Menengah Atas.

2 Permasalahan tidak tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal adalah masih banyaknya jumlah siswa yang belum tuntas terjadi pada setiap sekolah dan di setiap mata pelajaran, termasuk di SMAN 1 Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 Kota Agung Kabupaten Tanggamus di peroleh data banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai syarat ketuntasan minimal pada mata pelajaran Geografi yaitu 76. Tabel 1. Hasil tes Mata Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS III SMA Negeri 1 Kota Agung Tahun Pelajaran 2014/2015. No. Interval Frekuensi Persentase 1 76 (Tuntas) 5 17,0 % 2 < 76 (Tidak Tuntas) 25 83,0 % Jumlah 30 100% (Sumber: Dokumentasi Guru peneliti Kelas XI IPS I Tahun 2014) Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Syarat minimal ketuntasan belajar Geografi yaitu 76. Menurut Djamarah (2005: 120) yang menjadi petunjuk suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut: 1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,baik secara individu, maupun kelompok 2. Perilaku yang terdapat dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Kondisi di lapangan banyak guru yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru dituntut dapat mengelola kelas yang efektif, dapat dinyatakan bahwa segala macam kegiatan proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan, dengan kata lain dapat memberikan pengaruh

3 dan dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Kemampuan mengelola kelas sering juga disebut sebagai kemampuan menguasai kelas dalam arti guru harus mampu menguasai, mengontrol, mengendalikan perilaku siswa sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas dalam artian dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa. Selain itu, kemampuan pengelolaan kelas yang baik yang dilakukan oleh guru dapat pula menjadi faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tidak hanya itu, motivasi untuk siswa yang tumbuh dalam diri siswa akan membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga dapat mencapai hasil yang terbaik. Dalam ini kerberhasilan pengelolaan kelas akan memberikan dukungan terhadap efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, memberi kesan, fasilitas memadai, materi dan metode yang digunakan. Praktek pembelajaran geografi di sekolah selama ini terkesan tidak menarik bagi siswa. Siswa menganggap pelajaran geografi hanya sebagai pelajaran yang lebih bersifat hafalan, yakni hanya membeberkan teori-teori saja tanpa ada prakteknya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa geografi merupakan mata pelajaran yang kurang menarik sehingga siswa kurang antusias, membosankan, sulit dan lain-lain yang menunjukan sebenarnya siswa tidak menyukai pelajaran tersebut. Keadaan ini dapat diperparah lagi jika guru mengajarkannya monoton, terlalu teoritis, dan kurang buku ajar dan fasilitas penunjang lain.

4 Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru geografi fakta menunjukan bahwa: a. Model pembelajaran yang diaplikasikan selama ini adalah model ceramah dengan dominasi guru yang sangat tinggi di kelas dan belum divariasi dengan model pembelajaran lain seperti praktikum sebagai penunjang teori yang telah ada. b. Pelaksanaan pembelajaran hanya berpusat pada guru c. Komunikasi guru dan siswa kurang intensif d. Perhatian siswa terhadap materi pembelajaran belum terfokus, sebab kondisi pembelajaran monoton dan searah. e. Siswa sulit memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru f. Siswa hanya mencatat materi yang diberikan guru g. Guru kurang memberi dorongan dan motivasi kepada siswa untuk belajar h. Sumber belajar yang digunakan masih kurang yaitu hanya menggunakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa (LKS) Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran geografi sering dilaksanakan dengan menularkan pengetahuan atau menberikan informasi secara lisan. Di sini yang aktif adalah guru sedangkan siswa hanya pasif mencatat dan mendengarkan sehingga aktivitas dan kreatifitas siswa kurang nampak. Rendahnya nilai siswa diakibatkan karena siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan guru dalam mengelola kelas belum memusatkan siswa sebagai pusat kegiatan. Siswa yang hanya mencatat saja dan kurang aktif di dalam kelas disaat guru

5 menyampaikan materi, memiliki penguasaan materi yang tidak maksimal. Siswa masih mendapatkan nilai yang rendah karena keadaan siswa masih pasif di kelas. Kurangnya aktivitas belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. Oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat memotivasi dan mengaktifkan siswa sesuai dengan teori belajar tentang pentingnya keterlibatan seluruh siswa dalam proses pembelajaran sehingga terbentuk pemahaman geografi. Pembelajaran yang berlangsung dengan memotivasi siswa yang tinggi maka akan mendapatkan perolehan prestasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dalam pembelajaran, apalagi motivasi instrinsik akan sangat menentukan perolehan prestasi belajar. Proses kerjasama dalam diskusi kelompok dalam penerapan NHT memungkinkan siswa lebih kritis dan memperdalam konsep sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi tanpa membedakan kemampuan akademik siswa. Pada intinya model pembelajaran NHT dapat membuat siswa menjalin interaksi antar siswa melalui diskusi secara bersamasama dalam menyelesaian masalah yang dihadapi. Berikut ini kelebihan pembelajaran NHT yang dapat memperbaiki pembelajaran yaitu : a. Terjadi interaksi antar siswa melalui diskusi siswa secara bersama dalam menyelesaian masalah yang dihadapi. b. Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan kontruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.

6 c. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan. ( https://deniarisandi.wordpress.com/2011/03/15/model-pembelajarankooperatif-learning/diakses tanggal 3 November 2015 ) Dengan bekerja secara kooperatif ini, siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan sehingga kemungkinan kontruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar. Berdasarkan aspek-aspek yang saling berhubungan erat yang diuraiakan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi mengunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Pada Kelas XI IPS I SMAN 1 Kota Agung Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ekstern). Faktor dari dalam (intern) meliputi: (1) kebiasaan belajar, (2) konsentrasi belajar (3) motivasi belajar, (4) menyimpan perolehan hasil belajar, (5) mengolah bahan belajar, (6) rasa percaya diri siswa, (7) intelegensia, (8) menggali hasil belajar yang disimpan, (9) cita-cita siswa, (10) sikap terhadap belajar, (11) kemampuan berprestasi dan unjuk hasil belajar. Faktor dari luar (ekstern) yang mempengaruhi belajar adalah (1) guru sebagai pembina siswa belajar, (2) lingkungan sosial siswa disekolah, (3) kebijakan penilaian, (4) prasarana dan sarana pembelajaran, (5) kurikulum disekolah.

7 Dari latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar geografi siswa kelas XI IPS I di SMA Negeri 1 Kota Agung belum tinggi. 2. Hasil belajar siswa kelas XI IPS I di SMA Negeri 1 Kota Agung belum memuaskan. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi mengunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Pada Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kota Agung Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS I di SMA Negeri 1 Kota Agung Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Apakah model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS I SMA Negeri 1 Kota Agung Tahun Pelajaran 2014/2015?

8 E. Tujuan Penelitian 1. Untuk Meningkatkan aktivitas belajar Geografi siswa kelas XI IPS I SMA Negeri Kota Agung dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 2. Untuk meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 1 Kota Agung Menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Manfaat bagi siswa a. Hasil belajar dan aktivitas belajar siswa akan meningkat. b. Membantu mengembangkan kerjasama antar siswa dalam kelompok serta membangun pembelajaran yang aktif. 3. Manfaat bagi guru a. Memberi masukan kepada guru mitra dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran geografi dengan menggunakan Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Sebagai alternatif pembelajaran geografi. b. Memberikan kesempatan guru lebih menarik perhatian siswa dalam pembelajaran geografi. Dapat mengetahui strategi pembelajaran geografi, untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran.

9 4. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian bersama agar meningkatkan kualitas sekolah, dapat meningkatkan citra sekolah, memberikan informasi dan pemikiran tentang alternatif pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 1 Kota Agung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Ruang lingkup objek penelitian adalah adalah aktivitas dan hasil belajar geografi siswa dengan menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMA Negeri 1 Kota Agung Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.