BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KAMPOENG BAWEN MENJADI PUSAT AGRO WISATA JAWA TENGAH.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Deskripsi Judul Judul Bee Center sebagai Area Wisata Lebah Madu di Subah Batang.

PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KAMPOENG BAWEN MENJADI PUSAT AGROWISATA JAWA TENGAH

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

TAMAN REKREASI RAWA PERMAI DI TUNTANG SALATIGA

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Revitalisasi PG. Colomadu sebagai Kawasan Agrowisata di Kecamatan Colomadu

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

REDESAIN HOTEL Kledung Temanggung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB lll METODE PERANCANGAN. pengembangan dari sebuah ide. Metode yang dipakai dalam perancangan ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

Waterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

REDESAIN KAWASAN AGRO TARUBUDAYA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

HOTEL TRANSIT DI KAWASAN BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB I PENDAHULUAN -1- pepeoeoeoekonhcfkjsnfo. SEMINAR TUGAS AKHIR FASILITAS PENUNJANG pepeoeoeoekonhcfkjsnfo

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA (WANAWISATA) CINDELARAS DI KABUPATEN GROBOGAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN [AUTHOR NAME] I-1

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

Pengkaj ian Teori 8

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.1.1 Judul PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KAMPOENG BAWEN MENJADI PUSAT AGRO WISATA JAWA TENGAH. 1.1.2 Pengertian Judul Pengembangan: adalah proses, cara,perbuatan mengembangkan (1989: 414).Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya).(kbbi) Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dsb (KBBI) Perkebunan : Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalamekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuandan teknologi.( http://id.wikipedia.org/wiki/perkebunan) Kampoeng : Kelompok rumah yang merupakan bagian kota (biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah); desa; dusun; kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu, terletak di bawah kecamatan. (KBBI) Bawen : Salah satukecamatan di dalamkabupaten Semarang, yang berada di Jawa Tengah.( http://id.wikipedia.org/wiki/bawen) Menjadi : Kata penghubung yang menujukan penujukan atau yang di harapkan untuk kedepannya.(kbbi) 1

2 Pusat Agro Wisata Jawa Tengah : Tempat yang letaknya di bagian tengah. (KBBI) : Wisata yang sasarannya adalah pertanian (perkebunan, kehutanan, dsb). (KBBI) : Salah satu provinsi yang ada di Indonesia. (www.wikipediacom) Dari pengertian masing-masing kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Kawasan Perkebunan Kampoeng Bawen menjadi Pusat Agro Wisata di Jawa Tengah adalah sebuah wadah/tempat wisata yang berada pada area pegunungan yang tinggi, fungsi sebagai area bertamasya atau bersenang-senang serta sebagai salah satu pusat pengetahuan tentang perkebunan baik dari tanamannya, produksinya, produk serta mengajarkan tentang ilmu alam baik dari bumi dan langit. Dengan penekann ecotourism kawasan tersebut mengembangkan sebuah wilayah yang ramah lingkungan serta dapat membiayai dirinya sendiri dengan konsep kawasan mandiri. 1.2 Latar Belakang 1.2.1 Geografis Kota Daerah bawen merupakan daerah yang sangat strategis serta memiliki luas wilayah yang cuku luas ± 421 Ha dengan komoditi perkebunan terbanyak adalah teh, kopi dan coklat. Bermula lahan perkebunan milik Badan Usaha Milik Pemerintah oleh PT Perkebunan Nusantara IX ini merupakan lahan tanam yang hanya menjadi tempat untuk produksi teh,kopi dan coklat hingga pada tahun 1996 didirikan Resto Banaran9 hingga sekarang. Dilihat dari perkembangan zaman sekarang, polaorientasi yang ada pada PT Perkebunan Nusantara IX mulai berubah dari orientasi pada gula mulai bergeser ke arah komoditi yang sangat besar potensinya ditinjau dari permintaan pasar. Pergerakan perkebunan yang mulai terbatasnya lahan perkebunan mendesak dari pihak PT Perkebunan Nusantara IX mulai menduplikasi fungsi lahan serta pola

3 pekerjaan yang menghasilkan Coming use lebih guna profit orientet untuk perusahaan. Awal mula dasar kesepahaman perpindahan ini bermula dari arahan menteri Badan Usaha Milik Negara untuk memanfaatkan lahan kembali serta memaksimalkan potensi yang dimiliki dari kepemilikan lahan. Potensi Kawasan Kampoeng Kopi Banaran, Bawen yaitu : 1. Letak geografis yang strategis karena merupakan daerah simpangan masuk dan keluar kota serta merupakan wilayah hinterland dari Jawa tengah yang berada di jalur pusat Jawa tengah. 2. Masih banyak potensi baik lahan serta bangunan yang dapat di optimalkan 3. Sebagai salah satu penghasil teh, kopi dan coklat diharapkan mampu menjadi pusat agro karena letak yang strategis serta di tunjang fasilitas yang memadahi seperti Jalan Tol Bawen, terminal Bawen, Jalan Lingkar Selatan Sala Tiga, Danau Rawa Pening serta deretan bukit Bawen. 1.2.2 Kondisi Kepariwisataan di Bawen Kepariwisataan di Kecamatan Bawen untuk saat ini belum dimaksimalkan semaksimal mungkin, karena berada dijalan penghubung kota kota besar yang ada di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dengan adanya potensi tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan serta potensi yang terpendam menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat menarik daya Tarik wisata di Jawa tengah khususnya dapat menujukan keunggulan Perkebunan Indonesia di mata dunia Internasional dengan menujukan kualitas serta kuatintas baik pengolahan dan pengelolaan. Serta di tunjangnya Planettarium serta hotel dapat meningkatkan potensi ilmu alam lebih baik dari sebelumnya dengan

4 belajar dari alam penggunanya. serta dimanfaatkan untuk alam guna menunjang 1.2.3 Potensi dan Masalah Lokasi Potensi perkebunan Bawen yang sangat potensional sangat mudah dimanfaatkan khususnya yang telah di awali adanya tahap awal Banaran9 menjadi tolak ukur. Hanya saja kurangnya optimalisasi pemanfaatan lahan dan penataanya menjadi salah satu penilaian tersendiri dari kawasan tersebut. Kondisi alam dan lahan yang sangat mendukung kawasan ini menjadi potensi terbaik yang sangat diutamakan dalam perencanaan dan perancangan sendiri. Kondisi fasilitas transportasi yang sangat mendukung dengan adanya jalan TOL bawen, terminal Bawen, Jalur lingkar selatan Salatiga. Serta potensi alam dari batasan yang sangat mendukung dengan adanya Rawa Pening menjadi view tersendiri. Serta letak lokasi pada perbukitan juga menjadi daya Tarik dalam perencanaan dan perancangan. Gambar 1.1Site Tempat Penrencanaan Pusat Agro Wisata Sumber : www.googlemaps.com/bawen (2015)

5 Gambar 1.2Site Tempat Penrencanaan Pusat Agro Wisata Sumber : www.googlemaps.com/bawen (2015) Gambar 1.3Kondisi Kawasan Kampoeng Kopi Bawen Sumber : Dokumen Pribadi, (2015)

6 Gambar 1.4Kondisi Jalan Kawasankampoeng Kopi Banarann Sumber : Dokumen Pribadi, 2014 1.3 Rumusan Permasalahan Bagaimana konsep membuat suatupusat kawasan wisata agro dan planetarium dengan memaksimalkan penataan lahan serta lanskape menjadi wisataa rekreatif, edukatif, dan produksi/ pengolahan perkebunan, yang dapat menjadi wisata unggulan di Jawa tengah tanpa merubah karakter alamnya serta mengoptimalkan potensi lahan untuk meningkatkan kemampuan kemandirian kawasan itu sendiri? 1.4 Persoalan 1. Bagaimana batasan lahan dan zona kawasan yang akan dikembangkan? 2. Bagaimanakah pola tataa massa dan penataan kawasan yang mendukung? 3. Bagaimana kebutuhan ruang dan spesifikasinya yang harus ada? 4. Karakter dan teknologi seperti apa yang akan di gunakan dalam bangunan dan lingkungan yang ada? 5. Bentuk fasad terhadap penekanan ecotourism dan kesesuaian lansekap seperti apa?

7 1.5 Tujuan dan Sasaran 1.5.1 Tujuan Adapun tujuan yang akan dicapai adalah merancang dan merencanakan Pusat Agro WisatadanPlanettarium adalah: 1. Menciptakan sebuah area wisata dengan brand perkebunan dengan wisata rekreatif, edukatif, dan produksi/pengolahan perkebunan, yang dapat menjadi wisata unggulan di Jawatengah. 2. Menjadikan wisata agro yang ramah lingkungan dengan penekanan Arsitektur Ecotourism pada aplikasi bangunan dan dalam penataan lansekap. 1.5.2 Sasaran Mendapatkan Konsep perencanaan dan perancangan yang berupa kawasan yang nantinya dijadikan objek wisata dan dapat menampung dari segala aktivitas pendidikan dan rekreasi yang dapat dilakukan di dalam kawasan tersebut. 1.6 Lingkup Pembahasan Pembahasan dititik beratkan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan untuk disiplin ilmu yang lain sebagai pendukung akan dibahas sesuai dengan porsi keterlibatannya. Pembahasan berdasarkan analisa data yang relevan pada perencanaan wisata ternak yang bersumber dari survey, peraturan, serta literatur. Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah: 1.6.1 Metode Deskriptif Merupakan metode yang mengemukakan tinjauan data pelaksanaan perancangan, yang diperoleh dari:

8 a. Metode Studi Literatur yaitu metode yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dari berbagai buku, catatan kuliah, dokumen perencanaan dan pelaksanaan perancangan dan dokumen lain sebagai acuan penyusunan laporan. b. Metode Observasi yaitu pengamatan langsung pada pelaksanaan untuk mendapatkan data-data fisik seperti gambar dan foto. c. Metode Interview yaitu melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan perancangan (staff dan pengunjung). 1.6.2 Metode Analisa Merupakan pengolahan data untuk mengetahui permasalahan yang timbul dan mengidentifikasi apa yang menjadi penyebabnya untuk kemudian mencari pemecahan masalah yang sesuai dengan kawasanituendiri. 1.6.3 Metode Sintesa Merupakan hasil analisa pemecahan masalah, yang diklasifikasi dan selanjutnya diambil kesimpulan sebagai hasil perancangan, terutama yang berkaitan dengan Pusat Agro Wisata Jawatengah, sehingga dapat menjadi pertimbangan dan rekomendasi pada perencanaan yang akan datang. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi penjelasan mengenai pengertian pariwisata serta pembahasan lain yang berkaitan dengan penelitian

9 BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN Bab ini berisi gambaran umum dan khusus Kampoeng Kopi Banaran, kondisi fisik bangunan dan daya dukung sarana dan prasarana obyek wisata di Kabupaten Semarang BAB IV : ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pada bab ini membahas bagaimana proses penelitian dari mulai persiapan, mencari data, dan analisis data.