BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Semakin terglobalisasi perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, tidak hanya dalam suatu negara tetapi juga pada perusahaan dinegara lain. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan untuk selalu memperkuat fundamental manajemen sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental manajemen akan mengakibatkan pengecilan dalam volume usaha yang pada akhirnya akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus diwaspadai oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan telah bangkrut berarti perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha, oleh karena itu perusahaan sedini mungkin untuk melakukan berbagai analisis terutama analisis tentang financial distress. Analisis financial distress dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan, semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan adalah kinerja suatu perusahaan akan dapat diketahui dari hasil analisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik, manajer dan investor. Analisis rasio merupakan hal yang sangat umum digunakan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap rasio dapat menjelaskan saling keterkaitan yang ada antara variabel - variabel yang bersangkutan yang menghubungkan dua data keuangan
(neraca atau laporan laba rugi), dengan cara membagi satu data dengan data lainnya (Halim, 2007:156). Analisis rasio keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi kesulitan keuangan (financial distress) yang digunakan untuk mengukur kesehatan perusahaan. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan. Ketidaksiapan perusahaan dalam memprediksi financial distress merupakan salah satu penyebab kebangkrutan perusahaan. Kondisi financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi (Widarjo dan Setiawan, 2009). Model prediksi kesulitan keuangan ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi sebelum sampai pada tahap krisis. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai acuan memprediksi financial distress adalah menggunakan current ratio, profit margin, debt ratio, sales growth,, total asset turnover.(atika, Darminto, dan Handayani, 2011). Pemilihan perusahaan tekstil dan garmen karena kekhawatiran pelaku bisnis makin bertambah karena dibebani berbagai kenaikan tarif dan pungutan. Kenaikan harga BBM, tarif listrik, tarif telepon, tarif angkutan, dan harga bahan baku, terbukti banyak terjadi gejolak hampir diseluruh sektor industri, Keadaan ini diperparah dengan semua produksi khususnya industri tekstil dan garmen yang ada didalam negeri menjadi hancur terbukti banyaknya berbagai pabrik berbahan plastik dan tekstil mengalami kerugian. Ini semua adalah dampak dari berlakunya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) sejak 2010. (http://ekonomi.kompasiana.com diakses 17/03/2015 jam 20:54 wib). Sebagian besar perusahaan pada industri tekstil dan garmen mengalami kecenderungan penurunan pendapatan bersih dan bahkan mengalami kerugian. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menghasilkan laba. Salah satu penyebab turunnya laba adalah karena penjualan yang semakin berkurang atau menurun. Hal tersebut pada akhirnya akan memperburuk kondisi perusahaan tekstil dan garmen yang kemungkinan akan mengalami kesulitan keuangan bahkan kegagalan dalam usahanya. (Atika, Darminto, dan Handayani : 2011).
Untuk itu perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memprediksi kondisi Financial distress diantaranya melalui current ratio, profit margin, debt asset ratio, sales growth, total asset turnover. GRAFIK 1.1 Net Income Perusahaan tekstil & garmen yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 Net Income Net Income 2 per. Mov. Avg. (Net Income) 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 0-10.000.000.000-20.000.000.000-30.000.000.000 60.502.999.372 39.072.863.996 2010 2011 2012 2013 2014-12.779.861.630-9.069.788.670-20.926.976.355 Sumber: Laporan Keuangan & ICMD (data diolah) Berdasarkan Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa tren Net Income perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 mengalami penurunan yang signifikan diakibatkan oleh banyaknya perusahaan yang mengalami kerugian karena diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), dan apabila tidak dapat ditanggulangi maka perusahaanperusahaan tersebut diperkirakan akan mengalami kesulitan keuangan (Financial distress) hingga kebangkrutan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat sebuah judul yaitu PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Current ratio, Profit margin, Debt Asset Ratio, Sales growth,, Total asset turnover terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 secara simultan? 2. Bagaimana pengaruh Current ratio, Profit margin, Debt Asset Ratio, Sales growth,, Total asset turnover terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 secara parsial? I.3 Tujuan Penelitian Bedasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka tujuan penelitian dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan tekstil dan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 1. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Current ratio, Profit margin, Debt Asset Ratio, Sales growth,, total asset turnover terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 secara simultan?
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Current ratio, Profit margin, Debt Asset Ratio, Sales growth,, total asset turnover terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 secara parsial? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi investor dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan investasi pada perusahaan dalam rangka menghindari kebangkrutan. 2. Bagi manajemen penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar perusahaan dapat menghindari kebangkrutan. 3. Bagi akademisi adalah memberi bukti empiris tentang rasio keuangan apa saja yang berpengaruh terhadap kondisi financial distress, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pembanding bagi penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun lebih luas. I.5 Metodologi Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalaha semua perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 dengan menggunakan teknik purposive sampling. I.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis perusahaan-perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2010-2014, pengambilan sumber data diperoleh
dari internet melalui situs www.idx.co.id, laporan keuangan, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di jalan Veteran no 10, Bandung. Waktu Penelitian: Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2015 sampai dengan selesai.