KOMPARASI STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI BANTAYAN KOTA DUMAGUETE FILIPINA DAN DI TANJUNG MERAH KOTA BITUNG INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PESISIR PULAU YAMDENA, KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT ABSTRACT

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini letak batas dari Desa Ponelo: : Pulau Saronde, Mohinggito, dan Pulau Lampu

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 200 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN DAN PEDOMAN PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN

Biomassa Padang Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(2), MEY 2015 ISSN:

PENYUSUN Marindah Yulia Iswari, Udhi Eko Hernawan, Nurul D. M. Sjafrie, Indarto H. Supriyadi, Suyarso, Kasih Anggraini, Rahmat

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

REPORT MONITORING SEAGRASS PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati membuat laut Indonesia dijuluki Marine Mega-

VARIASI MORFOMETRIK BEBERAPA JENIS LAMUN DI PERAIRAN KELURAHAN TONGKEINA KECAMATAN BUNAKEN

VARIASI MORFOMETRIK PADA BEBERAPA LAMUN DI PERAIRAN SEMENANJUNG MINAHASA

Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, * korespondensi:

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN PERAIRAN PULAU LOS KOTA TANJUNGPINANG

Percent cover standards

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

ADI FEBRIADI. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Fluktuasi Biomassa Lamun di Pulau Barranglompo Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif. Rimpangnya merupakan batang yang beruas-ruas yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1), Januari 2018 ISSN:

KAJIAN EKOLOGIS EKOSISTEM SUMBERDAYA LAMUN DAN BIOTA LAUT ASOSIASINYA DI PULAU PRAMUKA, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

Keanekaragaman Lamun di Perairan Sekitar Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Lampiran 1. Lokasi pengambilan data

Biomass Of Sea grass At Selat Mie Village Coastal Water, Moro District, Karimun Regency, Riau Archipelago ABSTRACT

Keragaman Lamun (Seagrass) di Pesisir Desa Lihunu Pulau Bangka Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara

Struktur Vegetasi Lamun di Perairan Pulau Saronde, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

BIOMASSA LAMUN DI PERAIRAN DESA BERAKIT KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahasa Gorontalo yaitu Atiolo yang diartikan dalam bahasa Indonesia yakni

KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI DAERAH INTERTIDAL PANTAI LITIANAK DAN PANTAI OESELI KABUPATEN ROTE NDAO NUSA TENGGARA TENGGARA TIMUR

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang. seluruh siklus hidupnya terendam di dalam air dan mampu beradaptasi dengan

Korelasi Kelimpahan Ikan Baronang (Siganus Spp) Dengan Ekosistem Padang Lamun Di Perairan Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu

STRUKTUR KOMUNITAS, KEPADATAN DAN POLA DISTRIBUSI POPULASI LAMUN (SEAGRASS) DI PANTAI PLENGKUNG TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KABUPATEN BANYUWANGI.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil pengamatan parameter fisik dan kimia di keempat lokasi

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN KEPULAUAN WAISAI KABUPATEN RAJA AMPAT PAPUA BARAT

KONDISI PADANG LAMUN PULAU SERANGAN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/286337/PN/11826

STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG HOLTEKAMP DISTRIK MUARA TAMI KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA. Alfred Eryon Metekohy 1

PERBEDAAN KEANEKARAGAMAN LAMUN (SEAGRASS) PADA ZONA INTERTIDAL DAN SUBTIDAL DI PERAIAN PANTAI DESA SULI. Prelly. M. J.

SEBARAN DAN BIOMASSA LAMUN DI PERAIRAN DESA MALANG RAPAT DAN TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU RUTH DIAN LASTRY ULI SIMAMORA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae), yang

TELAAH EKOLOGI KOMUNITAS LAMUN (SEAGRASS) PERAIRAN PULAU OSI TELUK KOTANIA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Andi zulfikar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

Struktur Komunitas Lamun Di Perairan Pantai Kampung Enggros Distrik Abepura Kota Jayapura Provinsi Papua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS DAN ASOSIASI LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI RUA PULAU TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

Jenis dan Biomassa Lamun (Seagrass) Di Perairan Pulau Belakang Padang Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Kepulauan Riau.

Community structure of seagrass beds in Arakan, South Minahasa Regency

Identifikasi Jenis dan Kerapatan Padang Lamun di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:

KOMPOSISI JENIS, KERAPATAN, KEANEKARAGAMAN, DAN POLA SEBARAN LAMUN (SEAGRASS) DI PERAIRAN TELUK TOMINI KELURAHAN LEATO SELATAN KOTA GORONTALO SKRIPSI

KERAPATAN DAN DISTRIBUSI LAMUN (SEAGRASS) BERDASARKAN ZONA KEGIATAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan air berbunga (anthophyta) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU DUYUNG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN DESA BERAKIT KABUPATEN BINTAN

Keanekaragaman Lamun di Pantai Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado

Kondisi Komunitas Padang Lamun Di Perairan Kampung Bugis, Bintan Utara.

PRODUKTIVITAS BIOMASSA VEGETASI LAMUN DIPERAIRAN DESA PENGUDANG KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPELAUAN RIAU

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Padang Lamun 2.2. Faktor Lingkungan

Diterima 16 Januari 2012, diterima untuk dipublikasikan 2 Februari 2012

JENIS DAN KANDUNGAN KIMIAWI LAMUN DAN POTENSI PEMANFAATANNYA DI INDONESIA. Rinta Kusumawati ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini berlangsung selama 2 bulan dihitung

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI GUGUSAN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA BIDANG KEGIATAN PKM-AI

SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SANUR, KOTA DENPASAR

ANALISIS TUTUPAN LAMUN BERDASARKAN JENIS DAN SUBSTRAT DI WILAYAH TRISMADES DESA MALANG RAPAT KECAMATAN KABUPATEN BINTAN ABSTRAK

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI KELURAHAN TONGKAINA MANADO

Seagrass Percentage Cover

SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SANUR, KOTA DENPASAR

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang seluruh

ASOSIASI GASTROPODA DI EKOSISTEM PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU LEPAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Oleh : Indra Ambalika Syari C

STRUKTUR VEGETASI DAN KERAPATAN JENIS LAMUN DI PERAIRAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kelompok dan Tutupan Lamun di Wilayah TRISMADES Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

3. mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembangbaik

Keragaman jenis lamun di Perairan Pantai Waha Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 11. Pembagian Zona UTM Wilayah Indonesia (Sumber: kampungminers.blogspot.com)

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PULAU NIKOI

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan ISSN: , e-issn:

Komposisi Jenis, Kerapatan Dan Tingkat Kemerataan Lamun Di Desa Otiola Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 34-40

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN PANTAI SAKERA KECAMATAN BINTAN UTARA KABUPATEN BINTAN

ANALISIS HUBUNGAN KEBERADAAN DAN KELIMPAHAN LAMUN DENGAN KUALITAS AIR DI PULAU KARIMUNJAWA, JEPARA

SURVAI EKOLOGI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH KABUPATEN ALOR EKOSISTEM PADANG LAMUN. Pendahuluan

Transkripsi:

KOMPARASI STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI BANTAYAN KOTA DUMAGUETE FILIPINA DAN DI TANJUNG MERAH KOTA BITUNG INDONESIA (Comparison Of Community Structure Seagrasses In Bantayan, Dumaguete City Philippines And In Tanjung Merah, Bitung City, Indonesia) Anas Niko Robetson Sauyai 1*, Billy Theodorus Wagey 1, Grevo Soleman Gerung 1 1. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado * e-mail : anasnicko@gmail.com Seagrass is a single seed plants (monocots) of the class Angiospermae. These plants have adapted to live immersed in the sea. Seagrass consists of a rhizome or rhizome (root rhizome or stem sunset), leaves and roots. The area of Bantayan waters, Dumaguete City and Tanjung Merah waters are different geographic location, but both have seagrass, therefore, it is necessary to study in order to provide scientific information on the seagrass beds. This study aims to assess the community structure of seagrass in the waters. Data I was collected in the area of seagrass both sites with an area of each area of 50 x 100 or 5000 m2 (0.5 ha) by using the quadrant 50 x 50 cm on the third transect line. Eight species of seagrasses were found in the waters of Bantayan while in the waters of the Tanjung Merah seven Species. Seagrass density values in the waters of Bantayan is 0.4448 whereas in the waters of the Tanjung Merah is 0.3464 (the highest density in the waters of Bantayan). Extensive seagrass cover in the waters of Bantayan 0.00378% while in the waters of Tanjung Merah 0.00372%. Diversity index (H') of seagrass in the waters of Bantayan is 0.8574 whereas in Tanjung Merah is 0.7074. These results showed that the diversity of seagrass in Bantayan waters is higher than those from Tanjung Merah waters. Keywords : Comparison, Seagrass community structure, Dumaguete, Tanjung Merah Lamun adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae. Tumbuhan ini telah menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Lamun terdiri dari rhizome atau rhizoma (batang terbenam atau akar rimpang), daun dan akar. Perairan Bantayan, Kota Dumaguete dan perairan Tanjung Merah berbeda letak geografis, tetapi sama-sama memiliki padang lamun, sehingga perlu dilakukan penelitian dalam rangka menyediakan informasi ilmiah mengenai padang lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas lamun di kedua perairan tersebut. Pengambilan data dilakukan di daerah padang lamun kedua lokasi penelitian dengan luas masing-masing area 50 x 100 atau 5000 m 2 (0,5 Ha) dengan menggunakan kuadran 50 x 50 cm pada 3 line transek.hasil penelitian diperoleh sebanyak 8 spesies lamun di perairan Bantayan diperoleh 7 spesies. Nilai kepadatan lamun di perairan Bantayan yaitu 0,4448 sedangkan di perairan Tanjung Merah adalah 0,3464 (kepadatan tertinggi di perairan Bantayan). Luas tutupan lamun di perairan Bantayan 0,00378 % 0,00372 %. Indeks keanekaragaman (H ) lamun di perairan Bantayan yaitu 0,8574 sedangkan di Tanjung Merah 0,7074, dari hasil ini menujukkan bahwa keanekaragaman lamun di perairan Bantayan lebih tinggi dari perairan Tanjung Merah. Kata kunci : Komparasi, Struktur komunitas Lamun, Dumaguete, Tanjung Merah 15

PENDAHULUAN Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut, adalah salah satu kelompok tumbuhan hidup di perairan dangkal hingga pada kedalaman 50 60 m (Nybakken, 1988), bahkan mencapai 90 m (Dahuri, 2003), namun melimpah di daerah pasang surut. Lamun tumbuh subur pada daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai atau goba yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil dan patahan karang mati dengan kedalaman sampai 4 m (den Hartog, 1970; Dahuri, 2003). Lamun mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di lingkungan laut, yaitu: mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam kondisi terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang baik, mampu melakukan penyerbukan dan daun generatif dalam keadaan terbenam (den Hartog, 1970; Asriyana dan Yuliana, 2012). Lamun tumbuh dengan baik di daerah yang terlindung dan bersubstrat pasir, stabil dekat sedimen yang bergerak secara horizontal (Hutomo et al, 1988 dalam Kordi, 2011). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Bantayan, Kota Dumaguete, Filipina (Gambar 1) (9 0 19 52,51 LU dan 123 0 18 36,15 BT) dan Tanjung Merah, Kota Bitung, Indonesia (Gambar 2) (1 0 23 43,00 LU dan 125 0 6 43,53 BT). Gambar. 1. Bantayan ( Filipina) Gambar.2. Tanjung Merah (Indonesia) Penelitian ini dilaksanakan selama empat setengah bulan (Maret Juni 2014), untuk di perairan Bantayan dilaksanakan Agustus 2013. Pengambilan sampel lamun dilakukan dengan menggunakan metode garis transek (line transect) dengan teknik sampling kuadrat (Krebs, 1999 dalam Wagey, 2013). Transektransek dengan jarak tertentu diletakkan tegak lurus terhadap garis pantai. Di setiap transek ditempatkan kuadran-kuadran dengan jarak 5 meter antar kuadran. Semua lamun yang terdapat dalam setiap kuadran, diangkat dari substratnya, dibersihkan, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong plastik. Pertama garis transek sepanjang 50 meter ditarik tegak lurus dengan garis pantai di masing-masing stasiun dengan jarak antar tiap stasiun 50 meter pada kedua lokasi penelitian. Kemudian kuadran yang berukuran 50 x 50 cm diletakkan dengan jarak 5 meter sepanjang garis transek, lalu dilihat luas tutupan lamun, jumlah jenis yang ada dan dicatat menggunakan white sheet dan pensil 2B yang telah disediakan. Sampel lamun yang berada pada kuadran diambil dan difoto kemudian diidentifikasi. Data parameter lingkungan yang diambil meliputi suhu dan salinitas. Suhu perairan diukur menggunakan termometer sedangkan salinitas menggunakan salinometer. Data arus 16

dan intensitas cahaya tidak diambil karena kedua lokasi penelitian merupakan daerah pasang surut dengan kedalaman sekitar 1-2 meter. Pergerakan arus mengikuti pasang surut air laut, dan cahaya matahari menembus seluruh bagian perairan dimana lamun tumbuh dan melakukan proses fotosintesis dengan baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada kedua lokasi penelitian yaitu lokasi perairan Bantayan, Kota Dumaguete, Filipina ditemukan sebanyak 6 genus, 8 spesies yaitu genus Cymodocea: Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, genus Halophila: Halophila ovalis, genus Thalassia: Thalassia hempricii, genus Halodule: Halodule uninervis, Halodule pinifolia, genus Syringodium: Syringodium isoetifolium dan genus Enhalus: Enhalus acroides. sedangkan di perairan Tanjung Merah, Kota Bitung, Indonesia ditemukan 6 genus, 7 spesis yaitu genus Cymodocea: Cymodocea rotundata, genus Halophila: Halophila ovalis, genus Thalassia: Thalassia hempricii, genus Halodule: Halodule uninervis, Halodule pinifolia, genus Syringodium: Syringodium isoetifolium dan genus Enhalus: Enhalus acroides. Perbedaannya hanya pada 1 spesis yaitu C. serrulata yang hanya ditemukan di perairan Bantayan. Hal ini juga mempengaruhi jumlah total individu yang didapat sehingga terlihat lebih tinggi nilainya di Bantayan dari pada di Tanjung Merah. 1. Kepadatan Spesies lamun di perairan Bantayan yang memiliki nilai kepadatan dan kepadatan relatif tertinggi yaitu C. rotundata 0,1184 dan terendah adalah H. ovalis 0,0400, sedangkan di perairan Tanjung Merah yang tertinggi yaitu spesis T. hempricii 0,2448 dan terendah adalah H. pinifolia 0,0176. Nilai kepadatan dan kepadatan relatif lamun kedua lokasi jika dibandingkan maka untuk perairan Bantayan memiliki total nilai kepadatan 0,8896 sedangkan di perairan Tanjung Merah 0,6928. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih dengan sirkulasi air yang baik. Lamun tumbuh subur terutama di daerah pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil dan patahan karang mati dengan kedalaman 4 meter dalam perairan yang sangat jernih (Asriyana dan Yuliana, 2012).. 2. Tutupan Lamun di kedua lokasi penelitian ini memiliki nilai tutupan yang berbeda dan bervariasi pada tiap kuadrannya di 3 line transek dengan luasan area yang sama yaitu 5000 m 2 atau 0,5 Ha, dimana nilai tutupan tertinggi yaitu di perairan Bantayan adalah 0,00378 % 0,00372 %. Tutupan lamun di kedua lokasi penelitian ini berada pada substrat berpasir, untuk di perairan Tanjung Merah di line transek pertama ada juga terdapat substrat pasir yang agak berlumpur (pasir berlumpur). Penelitian di perairan Bantayan dilakukan ketika air pasang sehingga untuk melihat tutupan lamun lebih mudah karena daun lamun berdiri tegak. Sebaliknya di Tanjung Merah penelitian dilakukan ketika air surut sehingga untuk melihat tutupan lamun harus lebih teliti karena daun lamun tidak berdiri tegak dan daun menutupi substrat sehingga terlihat tutupannya tinggi padahal tidak demikian. 3. Keanekaragaman Keanekaragaman lamun di kedua lokasi penelitian yaitu di perairan Bantayan 8 spesies dan di Tanjung Merah 7 spesies, Ini menunjukkan bahwa padang lamun di kedua lokasi penelitian tergolong vegetasi campuran. Menurut Kordi (2011), bahwa padang lamun dapat 17

Tabel 1. Keanekaragaman lamun di perairan Bantayan. No Jenis Pi log Pi H (ni/n) log (ni/n) 1 Cr 0,1916-0,7174-0,1375 2 Ho 0,2217-0,6542-0,1450 3 Th 0,3533-0,4517-0,1596 4 Hu 0,0461-1,3354-0,0616 5 Hp 0,0254-1,5950-0,0405 6 Si 0,0323-1,4903-0,0481 7 Ea 0,1293-0,8882-0,1148-0,7074 Keanekaragaman (H ) 0,7074 membentuk vegetasi tunggal, jika tersusun atas satu jenis yang tumbuh membentuk padang lebat, sedangkan vegetasi campuran terdiri dari 2 12 jenis lamun yang tumbuh bersamasama pada satu substrat. Keanekaragaman lamun tertinggi terdapat di daerah Indo-Pasifik dengan 7 genera dan 25 spesis, 12 di antaranya dijumpai di perairan Indonesia (den Hartog, 1970; Supriharyono, 2000). Nilai tertinggi keanekaragaman lamun di perairan Bantayan yaitu spesis C. rotundata dan terendah adalah H. ovalis, nilai keragaman tertinggi yaitu spesis T. hempricii dan terendah adalah H. pinifolia, sedangkan untuk indeks keanekaragaman perairan Bantayan lebih tinggi dibandingkan di perairan Tanjung Merah (Tabel 1 dan 2). Tabel 2. Keanekaragaman lamun di perairan Tanjung Merah. N o Jenis Pi (ni/n) Keterangan : Cs = C. serrulata Cr = C. rotundata Ho = H. ovalis Th = T. hempricii Hu = H. Uninervis Hp = H. pinifolia Si = S. isoetifolium Ea = E. acroides log Pi log (ni/n) KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini didapat beberapa kesimpulan bahwa Komunitas lamun di perairan Bantayan diperoleh dari 8 spesies sedangkan di Tanjung Merah bejumlah 7 spesies dari jenis yang sama, hanya jenis C, serrulata yang terdapat di perairan Bantayan. Nilai kepadatan lamun di perairan Bantayan adalah 0,8896 0,6928 (kepadatan tertinggi di perairan Bantayan). Luas tutupan lamun lebih tinggi di perairan Bantayan yaitu 0,00378 % H 1 Cs 0,1331-0,8758-0,1166 2 Cr 0,2356-0,6278-0,1479 3 Ho 0,0450-1,3471-0,0606 4 Th 0,1151-0,9389-0,1081 5 Hu 0,1223-0,9126-0,1116 6 Hp -0,8474-0,1204 0,1421 7 Si 0,1601-0,7957-0,1274 8 Ea 0,0468-1,3301-0,0622-0,8547 Keanekaragaman (H ) 0,8547 18

0,00372 %. Indeks keanekaragaman (H ) lamun di perairan Bantayan 0,8574 sedangkan di Tanjung Merah 0,7074, dengan jenis yang sama tetapi spesies C. serrulata yang hanya ada di perairan Bantayan. DAFTAR PUSTAKA Asriyana, dan Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Bumi Aksara. Jakarta.. den Hartog. 1970. The Seagrasses of the World. North Holland Publishing, Amsterdam. 275 pp. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut:Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Kordi, M. 2011. Ekosistem Padang Lamun Seagrass. Rineka Cipta. Jakarta. 8-26 hal. Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta. Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama. Wagey, B.Th. 2013. Hilamun (Seagrass). Sam Ratulangi University Press. Manado. 19