HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

ANALISIS PERILAKU MAHASISWI TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PERILAKU SADARI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Charisma AN, Sibuea S, Angraini DI, Larasati TA Faculty of Medicine Lampung University. Key words: Knowledge, behavior, breast self-examination (BSE).

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. wilayah ke wilayah yang lain. Sampai saat ini penyakit 7menular seperti

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati

Oleh : Suharno ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN.

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA BANDA ACEH. Ermila Eviana

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

Hijriani Jamar. Abstract

HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Oleh: Dwi Sri Handayani (G2B004209) PSIK FK UNDIP 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan secara massal. Hasil studi pendahuluan 40% mahasiswa tidak pernah melakukan SADARI dengan rutin setelah haid. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitiannya yaitu seluruh Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka sebanyak 51 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (56,9%) perilaku mahasiswa dalam berkategori baik, lebih dari setengah (60,8%) pengetahuan mahasiswa baik dan lebih dari setengah (54,9%) sikap mahasiswa positif. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. Disarankan perlu adanya upaya dari pihak kampus selain pemberian mata kuliah juga perlu adanya kegiatan seminar atau diskusi ilmiah mengenai kesehatan reproduksi pada remaja khususnya mengenai SADARI sebagai upaya mendeteksi dini kanker payudara. Kata kunci Literatur : Pengetahuan, Sikap, SADARI : 19 Sumber A. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) guna mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras. Untuk mencapai tujuan tersebut, bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya salah satunya adalah upaya dalam pembangunan kesehatan. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai SDM yang produktif dan berkualitas. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan kesehatan remaja (Ikatan Dokter Indonesia, 2012). Kesehatan remaja merupakan salah satu parameter penentu keberhasilan pembangunan bangsa. Remaja termasuk salah satu kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat. Padahal banyak remaja yang meninggal sebelum waktunya, salah satunya akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisik maupun psikis yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisik, kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang kemudian memengaruhi kesehatannya. Salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi kualitas hidup remaja khususnya perempuan adalah kanker payudara (Wong, 2008). Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering pada perempuan dan merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim. Menurut WHO, diperkirakan sekitar 519.000 wanita meninggal di tahun 2010 karena kanker payudara. Sedangkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini (American Cancer Society, 2013). Insidens kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti, karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2011, didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 36 per 100.000 perempuan. Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) atau lebih tinggi dibandingkan dengan kanker leher rahim (17%) (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Kasus kanker payudara di beberapa rumah sakit di Jawa Barat juga terus meningkat, pada tahun 2005 tercatat ada 221 kasus, lalu pada tahun 2011 naik tiga kali lipat menjadi 812 kasus. Penatalaksanaan keganasan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, walaupun demikian angka kematian dan angka keganasan kanker payudara masih tetap tinggi, hal ini disebabkan penderita ditemukan pada stadium lanjut, maka dalam hal ini deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang peranan sangat penting untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis lainnya (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2012). Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2008 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Sebanyak 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga angka kesintasannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran, pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, sementara penanganan kanker payudara secara lintas sektoral belum mendapat prioritas dari pemerintah (Soejipto, 2008). Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhan. Pada tumor ukuran kecil tindakan bedah kuratif dapat diharapkan, sekalipun kemungkinan sifat unpredictable tidak dapat diabaikan. Oleh sebab itu, penanggulangan kanker payudara dititikberatkan pada deteksi tumor stadium dini yang biasanya berukuran kecil (Manuaba, 2010). SADARI merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan secara massal (Suririnah, 2009). SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7 sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada payudara (Dwi, 2009). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka dari 10 orang diketahui bahwa yang menyatakan tidak pernah melakukan (SADARI) dengan rutin sebanyak 4 (40%) dan yang kadang-kadang sebanyak 4 orang (40%) dan 3 orang (30%) sering melakukan (SADARI). Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik, terutama bagi usia remaja bisa melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja (toatmodjo, 2010:86). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka tahun ajaran 2013/2014 berjumlah sebanyak 55 orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Namun, pada saat pengumpulan data jumlah mahasiswa yang hadir hanya ada 51 orang. Analisis bivariat menggunakan uji hipotesis yaitu uji chi square pada nilai α = 0,05.

C. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) f % 1 Baik 29 56.9 2 Kurang 22 43.1 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa perilaku mahasiswa dalam (SADARI) dengan kategori baik sebanyak 29 orang (56,9%) dan mahasiswa yang berperilaku kurang sebanyak 22 orang (43,1%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (56,9%) perilaku mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka dalam berkategori baik. b. Gambaran Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara f % Sendiri (SADARI) 1 Baik 31 60.8 2 Kurang 20 39.2 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa pengetahuan mahasiswa tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan kategori baik sebanyak 31 orang (60,8%) dan mahasiswa yang berpengetahuan kurang sebanyak 20 orang (39,2%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (60,8%) pengetahuan mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka tentang berkategori baik. c. Gambaran Sikap tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka Sikap tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) f % 1 Positif 28 54.9 2 Negatif 23 45.1 Jumlah 51 100,0

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa sikap mahasiswa tentang (SADARI) dengan kategori positif sebanyak 28 orang (54,9%) dan mahasiswa yang bersikap negatif sebanyak 23 orang (45,1%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (54,9%) sikap mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka tentang pemeriksaan payudara sendiri berkategori positif. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka Pengetahuan mahasiswa Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Jumlah Baik Kurang n % n % n % 1 Baik 22 71,0 9 29,0 31 100 2 Kurang 7 35,0 13 65,0 20 100 Jumlah 29 56,9 22 43,1 51 100 value 0.025 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa proporsi mahasiswa yang berpengetahuan baik dengan perilaku baik dalam (SADARI) sebesar 71,0%, sementara proporsi mahasiswa yang berpengetahuan baik dengan perilaku kurang dalam (SADARI) sebesar 35,0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi mahasiswa yang berpengetahuan baik dengan perilaku baik dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) lebih tinggi dibanding proporsi mahasiswa yang berpengetahuan baik dengan perilaku kurang dalam (SADARI). Perbedaan proporsi tersebut menunjukkan hubungan yang bermakna yang terbukti dari value = 0,025 ( value < α) sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. b. Hubungan Sikap dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Jumlah Sikap mahasiswa Baik Kurang n % n % n % 1 Positif 20 71.4 8 28.6 28 100 2 Negatif 9 39.1 14 60.9 23 100 Jumlah 29 56.9 22 43.1 51 100 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa proporsi value 0.042 mahasiswa yang bersikap positif dengan perilaku baik dalam

(SADARI) sebesar 71,4%, sementara proporsi mahasiswa yang bersikap positif dengan perilaku kurang dalam (SADARI) sebesar 39,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi mahasiswa yang bersikap positif dengan perilaku baik dalam (SADARI) lebih tinggi dibanding proporsi mahasiswa yang bersikap positif dengan perilaku kurang dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Perbedaan proporsi tersebut menunjukkan hubungan yang bermakna yang terbukti dari value = 0,042 ( value < α) sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti ada hubungan antara sikap dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka.

D. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. Adanya hubungan hal ini dapat dikarenakan bahwa semakin baik pengetahuan mahasiswa maka dia akan melakukan cara SADARI sesuai dengan teori. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori toatmodjo (2003:127) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Demikian pula menurut teori Sudarma (2008:29) yang menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku telah banyak diperlihatkan. Menurut Bambang (2008) bahwa pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan hasil observasinya. Hasil pengetahuannya tersebut akan menjadi dasar bagi tindakannya.hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Handayani (2008) mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Putri (2011) mengenai hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sadari terhadap perilaku SADARI di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang Bulan FebruarI 2011 menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Nugrahini (2011) mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku SADARI pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku SADARI pada mahasiswa. Adanya kaitan pengetahuan dengan perilaku SADARI, maka penting setiap mahasiswamempunyai pengetahuan yang baik tentang SADARI. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan informasi secara informal melalui diskusi atau seminar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. Hal ini dapat dikarenakan semakin positif sikap mahasiswa tentang SADARI maka semakin besar kecenderungan mahasiswa untuk melakukan SADARI. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Azwar (2010) bahwa sikap seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi tindakannya. Sikap baik positif maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negatif, justru akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Septiani (2012) mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada siswa SMAN 62 Jakarta 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan sikap dengan perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Handayani (2008) mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan.

Sikap yang positif terhadap SADARI sangat penting karena akan mempengaruhi tindakan SADARI oleh mahasiswa, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan informasi yang baik pada mahasiswa dengan cara-cara yang efektif seperti diskusi kelompok remaja dan sebagainya. E. KESIMPULAN 1. Lebih dari setengah (56,9%) perilaku mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka dalam berkategori baik. 2. Lebih dari setengah (60,8%) pengetahuan mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka tentang berkategori baik. 3. Lebih dari setengah (54,9%) sikap mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka tentang berkategori positif. 4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. 5. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku (SADARI) pada Mahasiswa Akbid Tingkat I STIKes YPIB Majalengka. B. SARAN Profesi kebidanan diharapkan dapat memberikan perhatian kepada pendidikan kesehatan wanita khususnya mengenai deteksi dini kanker payudara. Pemberian informasi atau pendidikan kesehatan tentang metode deteksi dini kanker payudara dan manfaatnya kepada bidan dalam membantu memajukan keterampilan mereka dalam melakukan pemeriksaan payduara sendiri serta memperluas peran mereka sebagai pendidikan klien, dan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai SADARI maka perlu adanya upaya dari pihak kampus selain pemberian mata kuliah juga perlu adanya kegiatan seminar atau diskusi ilmiah mengenai kesehatan reproduksi pada remaja khususnya mengenai SADARI sebagai upaya mendeteksi dini kanker payudara.

DAFTAR PUSTAKA American Cancer Sociaty. (2013). Breast cancer : Statistic of breast cancer 2013. at: http://www.cancer.org/cancer/detailuide/breast-cancer-statistic-2013. Available Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. (2010). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Setia. Bambang. (2008). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Dwi, dkk. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2012). Pembangunan Remaja sebagai Sumber Daya Manusia. http://www.idai.or.id/saripediatri/abstrak.asp?q=678, Kementerian Kesehatan RI. (2012). Menuju Indonesia Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Maulana. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. toatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. toatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. toatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. toatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Intan, dkk (2012). Kesehatan Reproduksi untuk Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Suririnah. (2009). Faktor Yang Mempengaruhi remaja dalam SADARI. Sutjipto. (2008). Permasalah Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker Payudara. Varney (2007). Asuhan Kebidanan Buku 2 Volume 4. Jakarta:EGC Wawan, A. dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta. Nuha Medika. Yani, dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya