Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Kode etik penelitian

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp.

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

Konsentrasi (mg/ml) = 0,004 ml/ekor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

Transkripsi:

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik

Gambar tumbuhan jengkol Gambar buah jengkol Keterangan : A = kulit jengkol B = biji jengkol

Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar biji jengkol tua Gambar simplisia biji jengkol

Lampiran. Gambar Hasil Mikroskopik Penampang Melintang Biji Jengkol Segar dan Serbuk Simplisia Biji Jengkol 1 2 Keterangan : 1. Epikarpium 2. Perikarpium. Endosperm Gambar penampang melintang biji jengkol segar (perbesaran 10x10) 7 6 2 4 5 8 7 1 2 4 5 6 Keterangan : 1. Rambut penutup 2. Sklereid. Serat sklerenkim 4. Pembuluh kayu (xilem) bentuk tangga 5. Pembuluh tapis (floem) 6. Sel parenkim berisi butir pati 7. Sel parenkim berisi tetes minyak 8. Butir pati (dalam media air) Gambar serbuk simplisia biji jengkol (perbesaran 10x40)

Lampiran 4. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Biji Jengkol Persen kadar air = volume air (ml) berat sampel (g) x 100% - Berat sampel I = 5,006 g Volume penjenuhan toluen = 1,8 ml Volume air I = 2,2 ml 2,2-1,8 Persen kadar air I = x 100% = 7,99% 5,006 - Berat sampel II = 5,015 g Volume air I = 2,2 ml Volume air II = 2,5 ml Persen kadar air II = 2,5-2,2 5,015 x 100% = 5,98% - Berat sampel III = 5,02 g Volume air II = 2,5 ml Volume air III = 2,8 ml Persen kadar air III = 2,8-2,5 5,02 x 100% = 5,96% Persen rata-rata kadar air serbuk simplisia = 7,99% + 5,98% + 5,96% = 6,64%

Lampiran 5. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air Serbuk Simplisia Biji Jengkol Persen kadar sari larut dalam air = berat sari (g) berat sampel (g) x 100 20 x 100% - Berat sari I = 0,2265 g Berat sampel = 5,0780 g Persen kadar sari larut dalam air I = 0,2265 5,0780 x 100 20 x 100% = 22,0% - Berat sari II = 0,298 g Berat sampel = 5,020 g Persen kadar sari larut dalam air II = 0,289 5,020 x 100 20 x 100% = 2,8% - Berat sari III = 0,2492 g Berat sampel = 5,040 g Persen kadar sari larut dalam air III = 0,2492 5,040 x 100 20 x 100% = 24,75% Persen rata-rata kadar sari larut air = 22,0% + 2,8% + 24,75% = 2,6%

Lampiran 6. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol Serbuk Simplisia Biji Jengkol Persen kadar sari larut dalam etanol = berat sari (g) berat sampel (g) x 100 20 x 100% - Berat sari I = 0,1670 g Berat sampel = 5,004 g Persen kadar sari larut dalam etanol I = 0,1670 5,004 x 100 20 x 100% 16,69% = - Berat sari II = 0,18 g Berat sampel = 5,007 g Persen kadar sari larut dalam etanol II = 0,18 5,007 x 100 20 x 100% = 18,0% - Berat sari III = 0,1652 g Berat sampel = 5,0140 g Persen kadar sari larut dalam etanol III = 0,1652 5,0140 x 100 20 x 100% = 16,47% Persen rata-rata kadar sari larut etanol = 16,69% + 18,0% + 16,47% = 17,15%

Lampiran 7. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Total dan Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam Serbuk Simplisia Biji Jengkol

Lampiran 7. (Lanjutan) Perhitungan Kadar Abu Total Persen kadar abu total = berat abu (g) berat sampel (g) x 100% Persen rata-rata kadar abu total = 1,44% + 1,52% + 1,46% = 1,47% Perhitungan Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam Persen kadar abu tidak larut dalam asam = berat abu (g) berat sampel (g) x 100% Persen rata-rata kadar abu tidak larut dalam asam = = 0,20% + 0,6% + 0,12% 0,2%

Lampiran 8. Hasil Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia Biji Jengkol Tabel 1. Hasil Karakterisasi Simplisia Biji Jengkol No. Parameter Hasil 1. 2.. 4. 5. Penetapan kadar air Penetapan kadar sari larut air Penetapan kadar sari larut etanol Penetapan kadar abu total Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 6,64 % 2,6 % 17,15 % 1,47 % 0,2 % Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia Biji Jengkol No. Skrining Hasil 1. 2.. 4. 5. 6. Alkaloid Flavonoid Glikosida Saponin Tanin Triterpenoid/steroid + + + + + + Keterangan: + = mengandung golongan senyawa - = tidak mengandung golongan senyawa

Lampiran 9. Tabel maksimum larutan sediaan uji untuk hewan. Tabel. Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada beberapa hewan uji (Ritschel, 1974). Jenis Hewan Uji Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberian i.v. i.m. i.p. s.c. p.o. Mencit (20-0 g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0 Tikus (200 g) 1,0 0,1 2-5 2-5 5,0 Hamster (50 g) - 0,1 1-2 2,5 2,5 Marmut ( 250 g) - 0,25 2-5 5,0 10,0 Kelinci (2,5 kg) 5-10 0,5 10-20 5-10 20,0 Kucing ( kg) 5-10 1,0 10-20 5-10 50,0 Anjing (5 kg) 10-20 5,0 20-50 10,0 100,0

Lampiran 10. Tabel konversi dosis hewan dengan manusia Tabel 4. Konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia (Laurence and Bacharach, 1964). Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 87,9 0,14 1,0 1,74,9 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 1,5 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0,1 0,0026 0,018 0,01 0,07 0,16 0,2 1,0

Lampiran 11. Contoh Perhitungan Dosis Contoh perhitungan volume larutan induksi aloksan yang diambil untuk diinjeksi secara intraperitoneal (i.p.) pada hewan uji tikus - Dosis induksi aloksan untuk tikus = 125 mg/kg BB (i.p.) - Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji tikus (200 g) secara i.p. adalah 5,0 ml (ada di Lampiran 9) - Konsetrasi larutan induksi aloksan yang dibuat 5 %. Maka : Konsentrasi larutan induksi aloksan = 5 g / 100 ml = 5000 mg / 100 ml = 50 mg / ml Berapa volume larutan induksi aloksan yang akan diinduksikan? Mis : BB Tikus = 200 g a. Jumlah obat yang diberikan = (125 mg / 1 kg) x BB = (125 mg / 1000 g) x 200 g = 25 mg b. Volume larutan yang diberi = 25 mg / 50 mg/ml = 0,5 ml maka volume larutan induksi aloksan yang diambil sebanyak 0,5 ml

Lampiran 11. (Lanjutan) Contoh perhitungan dosis Metformin yang akan diberikan pada tikus secara per oral (p.o.) - Tiap tablet Metformin mengandung 500 mg Metformin-HCl - Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 500 mg g - Konversi dosis manusia (70 kg) ke dosis untuk hewan uji Tikus dikali 0,018 (ada di Lampiran 10) - Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji tikus (200 g) secara per oral (p.o.) adalah 5,0 ml (ada di Lampiran 9) a. Berapa dosis Metformin (dalam mg/kg bb) untuk tikus? - Dosis Metformin untuk tikus (200 g) = (500 mg 000 mg) x 0,018 = 9 mg 54 mg - Menurut FI edisi III, penetapan kadar tablet = 20 tablet, maka diambil 20 tablet Metformin, digerus dan ditimbang berat totalnya = 1194 mg - Berat bahan aktif Metformin-HCl dalam 20 tablet Metformin adalah = 500 mg/tab x 20 tab = 10.000 mg - Dosis Metformin-HCl untuk tikus (200 g) = 9 mg 54 mg, maka dosis dosis Metformin-HCl yang digunakan = 10 mg untuk tikus 200 g. 10 mg Jadi, dosis (mg/kg bb) = X 200 g 1 kg 10 mg X = 200 g Maka, dosis Metformin-HCl = 50 mg/kg bb x 1 kg = 50 mg - Jumlah serbuk Metformin yang diambil untuk dosis 50 mg/kg bb 50 mg/kg bb X = 10.000 mg 11.94 mg

X = 59,67 mg/kg bb ~ 60 mg/kg bb Lampiran 11. (Lanjutan) Jadi dalam 60 mg serbuk Metformin mengandung 50 mg Metformin- HCl b. Berapa jumlah dan volume suspensi Metformin yang diberikan untuk tikus? - Pembuatan Suspensi Metformin : Ambil 60 mg serbuk metformin dilarutkan dalam 5 ml suspensi CMC - Mis : BB Tikus = 180 g Jumlah serbuk metformin yang diberikan = 60 mg/kg bb x 180 g Volume larutan yang diberi = 10,8 mg 60 mg / 5 ml = 10,8 mg = 0,9 ml

Lampiran 11. (Lanjutan) Contoh perhitungan dosis ekstrak etanol biji jengkol yang akan diberikan pada tikus diabetes. - Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji tikus (200 g) secara per oral (p.o.) adalah 5,0 ml (ada di lampiran 9) - Dosis suspensi ekstrak etanol biji jengkol yang akan dibuat adalah 200 mg/kg bb, 400 mg/kg bb, 600 mg/kg bb a. Cara pembuatan suspensi ekstrak biji jengkol : Timbang 200 mg, 400 mg, 600 mg ekstrak etanol biji jengkol, masingmasing dilarutkan dalam 5 ml suspensi CMC b. Berapa volume suspensi ekstrak biji jengkol yang akan diberikan pada tikus diabetes? - Mis : BB Tikus = 180 g Jumlah EEBJ dosis 200 mg/kg bb = 200 mg 1000 g x 180 g = 6 mg Volume larutan yang diberi = 6 mg 200 mg / 5 ml = 0,9 ml - Mis : BB Tikus = 180 g Jumlah EEBJ dosis 400 mg/kg bb = 400 mg 1000 g x 180 g = 72 mg Volume larutan yang diberi = 72 mg 400 mg / 5 ml = 0,9 ml - Mis : BB Tikus = 180 g Jumlah EEBJ dosis 600 mg/kg bb = 600 mg 1000 g x 180 g = 108 mg Volume larutan yang diberi = 108 mg 600 mg / 5 ml = 0,9 ml

Lampiran 12. Daftar F tabel

Lampiran 1. Data Pengukuran Kadar Glukosa Darah (KGD) Tikus 1. KGD tikus setelah pemberian Suspensi CMC 0,5% sebanyak 1% bb No.Hewan 1 2 4 5 6 BB Tikus (g) KGD Puasa sebelum diinduksi Aloksan KGD puasa setelah diinduksi Aloksan KGD setelah perlakuan ke- 4 ke-7 186,1 79 8 28 497 188,1 81 79 492 504 191,6 84 96 487 542 186,5 78 14 42 518 181,6 87 404 517 564 191,4 82 96 525 552 Rata-rata 81,8 78,67 462,00 529,50 SD,1 2,99 74,8 27,17 2. KGD tikus setelah pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol dosis 200 mg/kg bb No.Hewan 1 2 4 5 6 BB Tikus (g) KGD Puasa sebelum diinduksi Aloksan KGD puasa setelah diinduksi Aloksan KGD setelah perlakuan ke- 4 ke- 7 18,2 89 80 06 185 187,1 84 51 288 109 189,4 8 9 28 162 197,2 75 408 6 147 182,5 79 22 267 16 188,5 82 402 44 17 Rata-rata 82,00 67,00 08,50 152,00 SD 4,7 5,04 7,49 27,42

Lampiran 1. (Lanjutan). KGD tikus setelah pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol dosis 400 mg/kg bb No.Hewan 1 2 4 5 6 BB Tikus (g) KGD Puasa sebelum diinduksi Aloksan KGD puasa setelah diinduksi Aloksan KGD setelah perlakuan ke- 4 ke- 7 190,6 82 82 284 14 185,6 81 46 216 19 181,4 81 415 277 108 188, 78 04 266 114 189,7 86 402 297 148 190,8 8 18 256 106 Rata-rata 81,8 61,17 266,00 124,8 SD 2,64 45,52 28,0 17,76 4. KGD tikus setelah pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol dosis 600 mg/kg bb No.Hewan 1 2 4 5 6 BB Tikus (g) KGD Puasa sebelum diinduksi Aloksan KGD puasa setelah diinduksi Aloksan KGD setelah perlakuan ke- 4 ke- 7 188,5 8 421 21 95 182,6 76 44 204 117 190,1 91 496 159 8 181, 79 409 209 101 18,1 88 500 254 88 181,6 85 422 16 92 Rata-rata 8,67 42,00 195,8 96,00 SD 5,57 58,67 42,08 11,97

Lampiran 1. (Lanjutan) 5. KGD tikus setelah pemberian Suspensi Metformin dosis 50 mg/kg bb No.Hewan 1 2 4 5 6 BB Tikus (g) KGD Puasa sebelum diinduksi Aloksan KGD puasa setelah diinduksi Aloksan KGD setelah perlakuan ke- 4 ke- 7 189.6 96 447 241 89 188.7 78 405 277 9 188.0 82 55 198 8 194.9 75 99 22 104 191.7 80 26 216 79 18.1 86 69 227 88 Rata-rata 82,8 8,50 21,8 89, SD 7,44 42,57 26,62 8,69

Lampiran 14. Data Pengukuran Rata-Rata KGD Tikus Setelah Perlakuan No. 1 2 4 5 Perlakuan Kontrol diabetes EEBJ 200 mg/kg bb EEBJ 400 mg/kg bb EEBJ 600 mg/kg bb Metformin 50 mg/kg bb KGD Puasa sebelum diinduksi Aloksan 81,8,1 82,00 4,7 81,8 2,64 8,67 5,57 82,8 7,44 KGD puasa setelah diinduksi Aloksan 78,67 2,99 67,00 5,04 61,17 45,52 42,00 58,67 8,50 42,58 KGD setelah perlakuan ke- 4 462,00 74,8 08,50 7,49 266,00 28,0 195,8 42,08 21,8 26,62 ke- 7 529,50 27,17 152,00 27,4 124,8 17,76 96,00 11,97 89, 8,69

Lampiran 15. Data Pengukuran Kadar Glukosa Darah Tikus 1. Pengukuran KGD Tikus ke-4 setelah pemberian sediaan uji No. 1 2 4 5 Perlakuan Kontrol diabetes EEBJ 200 mg/kg bb EEBJ 400 mg/kg bb EEBJ 600 mg/kg bb Metformin 50 mg/kg bb KGD tikus SD ke-1 ke-4 78,67 462,00 2,99 74,8 67,00 5,04 61,17 45,52 42,00 58,67 8,50 42,58 08,50 7,49 266,00 28,0 195,8 42,08 21,8 26,62 KGD SD -8, 29,58 58,50 1,7 95,17 12,17 26,17 11,7 151,67 11,28 2. Penurunan KGD Tikus ke-7 setelah pemberian sediaan uji No. 1 2 4 5 Perlakuan Kontrol diabetes EEBJ 200 mg/kg bb EEBJ 400 mg/kg bb EEBJ 600 mg/kg bb Metformin 50 mg/kg bb KGD tikus SD ke-1 ke-7 78,67 529,50 2,99 27,17 67,00 5,04 61,17 45,52 42,00 58,67 8,50 42,58 152,00 27,4 124,8 17,76 96,00 11,97 89, 8,69 KGD SD -150,8 4,12 215,00 5,8 26, 19,6 6,00,0 294,17 2,96

Lampiran 16. Perbandingan KGD Tikus Untuk Setiap Pengukuran 1. Penurunan KGD Tikus pada ke-1 sampai ke-4 setelah pemberian sediaan uji No. 1 2 4 5 Perlakuan Kontrol diabetes EEBJ 200 mg/kg bb EEBJ 400 mg/kg bb EEBJ 600 mg/kg bb Metformin 50 mg/kg bb KGD tikus SD ke-1 ke-4 78,67 462,00 2,99 74,8 67,00 5,04 61,17 45,52 42,00 58,67 8,50 42,58 08,50 7,49 266,00 28,0 195,8 42,08 21,8 26,62 KGD SD -8, 29,58 58,50 1,7 95,17 12,17 26,17 11,7 151,67 11,28 2. Penurunan KGD Tikus pada ke-4 sampai ke-7 setelah pemberian sediaan uji No. 1 2 4 5 Perlakuan Kontrol diabetes EEBJ 200 mg/kg bb EEBJ 400 mg/kg bb EEBJ 600 mg/kg bb Metformin 50 mg/kg bb KGD tikus SD ke-4 ke-7 462,00 529,50 74,8 27,17 08,50 7,49 266,00 28,0 195,8 42,08 21,8 26,62 152,00 27,4 124,8 17,76 96,00 11,97 89, 8,69 KGD SD -67,50,69 156,50 7,11 141,17 7,46 99,8 21,29 142,50 12,68

Lampiran 17. Analisis SPSS Oneway ANAVA Sebelum diinduksi aloksan 125 mg/kg bb Sumber Variasi JK DB KT F hitung F tabel Perlakuan 15,5 4,88 0,15 2,76 Galat 6,8 25 25,5 Total 649,7 29 Setelah diinduksi aloksan 125 mg/kg bb Sumber Variasi JK DB KT F hitung F tabel Perlakuan 18851,80 4 4712,95 2,44 2,76 Galat 48221,67 25 1928,87 Total 6707,47 29 ke-4 setelah pemberian sediaan uji Sumber Variasi JK DB KT F hitung F table Perlakuan 256277,00 4 64069,25 1,14 2,76 Galat 51429,17 25 2057,17 Total 07706,17 29 ke-7 setelah pemberian sediaan uji Sumber Variasi JK DB KT F hitung F tabel. Perlakuan 87441,00 4 20960,25 517,11 2,76 Galat 10121,67 25 404,87 Total 847562,67 29

Lampiran 17. (Lanjutan) Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Sebelum diinduksi aloksan 125 mg/kg bb Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 Duncan a kontrol CMC 6 81,8 EEBJ 400 mg/kg bb 6 81,8 EEBJ 200 mg/kg bb 6 82,00 Metformin 50 mg/kg bb 6 82,8 EEBJ 600 mg/kg bb 6 8,67 Sig. 0,58 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. 1 Setelah diinduksi aloksan 125 mg/kg bb Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 Duncan a EEBJ 400 mg/kg bb 6 61,17 EEBJ 200 mg/kg bb 6 67,00 kontrol CMC 6 78,67 78.67 Metformin 50 mg/kg bb 6 8,50 8.50 EEBJ 600 mg/kg bb 6 42.00 Sig. 0,4 0,06 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Lampiran 17. (Lanjutan) 4 setelah pemberian sediaan uji Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 4 Duncan a EEBJ 600 mg/kg bb 6 195,8 Metformin 50 mg/kg bb 6 21,8 21,8 EEBJ 400 mg/kg bb 6 266,00 266,00 EEBJ 200 mg/kg bb 6 08,50 kontrol CMC 6 462,00 Sig. 0,18 0,20 0,12 1,00 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. 7 setelah pemberian sediaan uji Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 4 Duncan a Metformin 50 mg/kg bb 6 89, EEBJ 600 mg/kg bb 6 96,00 EEBJ 400 mg/kg bb 6 124,8 EEBJ 200 mg/kg bb 6 152,00 kontrol CMC 6 529,50 Sig. 0,57 1,00 1,00 1,00 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.

Lampiran 18. Alat pengukur kadar glukosa darah i ii iii iv Keterangan gambar : i = Alat ukur GlucoDr TM ii = Vial tes strip GlucoDr TM iii = Tes strip kalibrasi GlucoDr TM iv = Tes strip GlucoDr TM

Lampiran 19. Alat-Alat yang digunakan Gambar alat destilasi Gambar perkolator

Lampiran 19. (Lanjutan) Gambar Rotary Evaporator (Heidolph WB 2000) Gambar Freeze Dryer (Virtis)

Lampiran 20. Bagan kerja penelitian

Lampiran 21. Data Hasil Orientasi Uji Toleransi Glukosa 1. Setelah pemberian larutan glukosa 50% b/v dosis 5 g/kg bb No. Hewan 1. 2.. BB Tikus (g) 178 181 180 KGD Puasa 97 91 89 KGD setelah pemberian larutan glukosa 50% b/v Waktu (menit) 0 60 90 120 150 180 212 202 207 19 197 191 178 188 184 169 174 168 154 159 15 129 14 11 Rata-rata 92, 207,00 19,67 18, 170, 155, 11, 2. Setelah pemberian suspensi Ekstrak Etanol Biji Jengkol dosis 100 mg/kg bb No. Hewan 1. 2.. BB Tikus (g) 178 181 180 KGD Puasa 99 87 92 KGD setelah pemberian larutan glukosa 50% b/v dan EEBJ dosis 100 mg/kg bb Waktu (menit) 0 60 90 120 150 180 202 211 206 191 184 187 176 169 17 16 162 159 144 151 147 128 126 129 Rata-rata 92,67 206, 187, 172,67 161,67 147, 127,67. Setelah pemberian suspensi Ekstrak Etanol Biji Jengkol dosis 200 mg/kg bb No. Hewan 1. 2.. BB Tikus (g) 18 181 177 KGD Puasa 101 87 95 KGD setelah pemberian larutan glukosa 50% b/v dan EEBJ dosis 200 mg/kg bb Waktu (menit) 0 60 90 120 150 180 197 207 216 17 176 18 159 148 16 14 19 142 12 124 129 12 11 119 Rata-rata 94, 206,67 177, 156,67 141, 128, 118,

Lampiran 21. (Lanjutan) 4. Setelah pemberian suspensi Metformin dosis 50 mg/kg bb No. Hewan 1. 2.. BB Tikus (g) 18 179 186 KGD Puasa 91 89 85 KGD setelah pemberian larutan glukosa 50% b/v dan metformin dosis 50 mg/kg bb Waktu (menit) 0 60 90 120 150 180 21 187 175 155 124 96 221 191 169 149 110 87 218 196 174 142 116 92 Rata-rata 88, 217, 191, 172,67 148,67 116,67 91,67

Lampiran 22. Data Hasil Orientasi Metode Induksi Aloksan Kelompok BB Tikus (g) KGD Puasa sebelum diinduksi aloksan KGD puasa setelah diinduksi aloksan ke-1 KGD setelah pemberian sediaan uji ke-2 ke- ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 I 186,1 79 8 8 75 89 28 7 45 497 II 18,2 89 80 80 57 24 06 254 219 185 III 190,6 82 82 82 25 02 284 227 178 14 IV 188,5 8 421 421 28 287 21 186 126 95 V 189,6 96 447 447 16 294 241 184 121 89 Keterangan : I = kelompok pemberian Kontrol Na-CMC 0,5% II = kelompok pemberian EEBJ dosis 200 mg/kg bb III = kelompok pemberian EEBJ dosis 400 mg/kg bb IV = kelompok pemberian EEBJ dosis 600 mg/kg bb V = kelompok pemberian Metformin dosis 50 mg/kg bb