TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Mawar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAKARAN SETEK BATANG MAWAR MINI (Rosa hybrida L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI KONSENTRASI AUKSIN (IBA DAN NAA) YANG BERBEDA. Oleh ESTER YENTINA A

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

Tipe perkecambahan epigeal

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Gerbera. Gerbera merupakan tanaman bunga hias yang berupa herba. Masyarakat

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. Famili : Rutaceae, Genus : Citrus, Spesies : Citrus aurantifolia Swingle

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nenas

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan. Tanaman ini mempunyai kualitas kayu yang sangat bagus, sangat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1995), klasifikasi dari tanaman bugenvil adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

I. PENDAHULUAN. sebagai penghias meja kerja dalam bentuk vas bunga, dan dapat dikombinasikan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Panili Tanaman panili termasuk famili orchidaceae sama seperti anggrek dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

Repositori FMIPA UNISMA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KULTUR JARINGAN TANAMAN

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Setiawan dan Andoko (2005), sistematika tanaman

Transkripsi:

4 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Mawar Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis) (Diamond, 1990). Terdapat ribuan varietas dari mawar, masingmasing memiliki aroma yang berbeda-beda, jumlah petal yang berbeda, begitu juga warna dan nama yang berbeda. Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosanales Famili : Rosaceae Genus : Rosa Mawar termasuk tanaman tahunan (perennial) yang mempunyai struktur batang berkayu keras, berduri, bercabang banyak, menghasilkan bunga dan biji terus-menerus (Rukmana, 1995). Selama siklus hidupnya, tanaman mawar terus tumbuh seolah-olah tidak terbatas dan masa produksinya berulang-ulang. Mawar berdasarkan cara tumbuhnya dibedakan menjadi dua, yaitu merambat dan semak. Tipe pertumbuhan semak dibagi dalam tiga kelompok yaitu polyantha, floribunda dan hybrid tea (Dole dan Wilkins, 2005). Mawar mini termasuk dalam kelompok polyantha. Widyawan dan Prahastuti (1994) menyatakan bahwa Polyantha merupakan jenis mawar taman yang sangat beraneka ragam, bunganya kecil dengan garis tengah sekitar 5 cm dan di dekat pucuk cabangnya terdapat banyak ranting yang masing-masing memiliki sekuntum bunga. Mattjik (2009) menambahkan bahwa Polyantha merupakan tanaman semak pendek (50-60 cm), memiliki ciri menghasilkan bunga terus-menerus, bunganya bergerombol dengan

5 ukuran kecil, diameter bunga ± 5 cm, daun bunga kelipatan 5 dan warna bunga biasanya merah, kuning, putih, merah jambu, salmon dan orange. Meskipun mawar memiliki sangat banyak jenis yang berbeda-beda, namun hanya sedikit yang dapat dijadikan tanaman pot. Polyantha sejauh ini merupakan kelompok yang paling baik untuk dijadikan tanaman pot berdasarkan ukuran tanaman, bentuk dan tampilan bunganya (Hammer, 1992). Kegunaan dan Syarat Tumbuh Mawar Mawar merupakan salah satu tanaman hias bunga yang paling terkenal di dunia (Dole dan Wilkins, 2005). Permintaan tanaman hias mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meningkatnya permintaan tanaman hias di dalam negeri disebabkan oleh semakin meningkatnya kesejahteraan dan tanggapan masyarakat terhadap kenyamanan dan keindahan lingkungan (Ashari, 1995). Tabel 1. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2006-2010 Tanaman Tahun (Tangkai) 2006 2007 2008 2009 2010 Krisan 63 716 256 66 979 260 99 158 942 107 847 072 120 485 784 Mawar 40 394 027 59 492 699 39 131 603 60 191 362 82 643 413 Sedap malam 30 373 679 21 687 493 25 180 043 51 047 807 59 340 715 Anggrek 10 703 444 9 484 393 15 430 040 16 205 949 16 897 181 Sumber: www.bps.go.id Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah produksi mawar terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Pada tahun 2010 jumlah produksi mawar menduduki peringkat kedua setelah krisan, yaitu 120 485 784 tangkai. Peningkatan produksi tersebut merupakan dampak dari peningkatan permintaan konsumen terhadap tanaman mawar. Widyawan dan Prahastuti (1994) menyatakan bahwa mawar termasuk bunga yang paling disenangi di seluruh dunia dan sering dipakai sebagai lambang keindahan, ketenangan, kedamaian, dan pemujaan juga dapat dimanfaatkan sebagai bunga potong dan tanaman hias, serta sebagai bunga tabur dan bahan industri kosmetika atau pewangi makanan. Dole dan Wilkins (2005) menambahkan bahwa mawar biasanya dimanfaatkan sebagai bunga potong,

6 tanaman hias dalam pot atau tanaman bedengan. Bunga merupakan hasil utama tanaman mawar. Gardner et al. (1985) menyatakan bahwa proses pembungaan sangat dikendalikan oleh lingkungan terutama fotoperiode, suhu dan faktor genetik terutama pengatur tumbuhan, hasil fotosintesa dan pasokan hara. Tanaman mawar dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi di daerah tropis (Mattjik, N. A., 2009). Tanaman mawar yang dibudidayakan di daerah yang beriklim sejuk (dataran tinggi) warna bunganya lebih cerah dengan ukuran bunga yang lebih besar (Ashari, 1995). Mawar dapat ditanam di lapang maupun di rumah kaca. Cahaya, suhu dan karbon dioksida merupakan faktor yang perlu diperhatikan untuk mawar yang ditanam di rumah kaca. Karena cahaya, suhu dan karbon dioksida merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mawar yang tumbuh di dalam rumah kaca (Dole dan Wilkins, 2005). Mattjik (2009) menyatakan bahwa tanaman mawar merupakan tanaman terbuka (full sun), membutuhkan intensitas cahaya sampai 3000 fc, dengan lama penyinaran 12 jam untuk daerah tropis. Cahyono (1990) menyatakan bahwa tanaman mawar membutuhkan cahaya/penyinaran matahari penuh sepanjang hari, karena bila tempatnya terlindung akan mudah terserang cendawan dan pertumbuhannya kurang baik. Bila ditanam di rumah kaca intesitas cahaya yang dibutuhkan antara 300-1000 fc (60-200 µmol m -2 s -1 ) (Dole dan Wilkins, 2005). Mawar mini dapat tumbuh dengan baik pada suhu 18-24 C, suhu yang baik untuk pengakaran mawar yaitu 23-24 0 C dan umumnya memerlukan karbon dioksida 700-1000 ppm (Dole dan Wilkins, 2005). Kelembaban udara yang baik untuk tanaman mawar sekitar 60-75%. Beberapa penyakit yang menjadi masalah bagi tanaman mawar adalah bercak daun cendawan (Fungus leaf spot), Embun tepung (powdery mildew), karat (Rust), dan tumor atau puru (Crown gall) (Mattjik, N. A., 2009). Sanitasi dan pengendalian lingkungan merupakan hal yang mutlak diperlukan pada produksi mawar pot (Dole dan Wilkins, 2005).

7 Setek Tanaman dapat diperbanyak secara seksual dengan biji, atau secara aseksual dengan setek, sambung, okulasi atau dengan cara vegetatif lain (Alam dan Chong, 2006). Pada tanaman mawar perbanyakan dengan biji membutuhkan waktu yang relatif lama dan biasanya dilakukan hanya untuk kegiatan pemuliaan. Konemann (2004) menyatakan bahwa untuk dapat berkecambah dengan baik, benih mawar membutuhkan perlakuan stratifikasi selama 8-12 minggu sebelum ditanam. Dole dan Wilkins (2005) menambahkan bahwa biji hanya digunakan untuk kegiatan pemuliaan atau proyek genetik. Perbanyakan dengan okulasi membutuhkan keahlian khusus yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah terampil. Keterbatasan sistem okulasi yaitu membutuhkan batang bawah yang tepat untuk menunjang pertumbuhan selanjutnya, serta bibit yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu terbatas jumlahnya (Hasek, 1980). Perbanyakan dengan setek dilakukan jika ingin memperoleh tanaman yang sama dengan induk, dengan waktu yang lebih singkat dan tidak memerlukan suatu keahlian khusus. Setek merupakan proses perbanyakan tanaman menggunakan bagian vegetatif dan ketika ditempatkan pada kondisi yang sesuai akan berkembang menjadi tanaman sempurna (Adriance dan Brisco, 1979). Setek terbagi atas setek akar, batang dan daun. Setek batang terdiri dari hardwood, semi hardwood, softwood, dan herbaceous setek. Perbanyakan dengan setek digunakan secara luas untuk tujuan komersial pada banyak industri bunga, industri tanaman hias daun, dan untuk perbanyakan spesies buah tertentu. Perbanyakan dengan setek merupakan merupakan salah satu cara perbanyakan yang penting untuk regenerasi klon dari banyak tanaman hortikultura termasuk di dalamnya buah, bunga dan tanaman hias (Hartmann, 1990). Faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan setek adalah kondisi fisiologis tanaman induk (stock plant), umur tanaman induk, jenis bahan setek, waktu pengambilan setek, zat pengatur tumbuh (ZPT), adanya tunas dan daun, umur bahan setek, dan kondisi lingkungan (Dawson dan King, 1994). Adriance dan Brisco (1979) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kedewasaan jaringan yang disetek dengan dan kecepatan membentuk akar, Jika

8 setek terlalu lunak dan muda, lebih mudah mengalami transpirasi dan tidak tahan kebusukan dan jika jaringan terlalu tua diperlukan waktu yang lama untuk pengakaran. Dole dan Wilkins (2005) menambahkan bahwa pengakaran akan lambat dan perbanyakan akan tertunda jika setek terlalu tua. Pembentukan akar adventif terdiri dari beberapa tahap, yaitu inisiasi sel-sel meristematik, diferensiasi sel-sel meristematik tersebut menjadi akar primordia, serta pertumbuhan dan perkembangan akar baru (Hartmann, 1990). Pada masa pengakaran lingkungan tumbuh diusahakan untuk tetap terjaga kelembabannya. Seringkali munculnya akar didahului oleh pembentukan kalus, akan tetapi adanya kalus tak merupakan tanda bahwa setek dapat menghasilkan akar (Hartman, 1990). Kalus adalah kumpulan sel parenkim yang bentuknya tidak beraturan dalam tahap lignifikasi yang bervariasi. Pembentukan kalus dan pembentukan akar tersendiri satu dengan lain, meskipun keduanya berhubungan dengan pembelahan sel (Hartman, 1990). Lakitan (1996) menambahkan bahwa pembentukan akar adventif dapat timbul dari dua sumber: 1) jaringan kalus (wounded root). Akar yang keluar dari jaringan kalus akan lebih kuat dan lebih baik daripada akar yang keluar dari setek yang tidak berkalus. 2) bakal akar (morfologi atau akar primordial). Akar primer dari kalus muncul di daerah kambium vaskular (Febrijanti, 1999). Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya tertanam di dalam tanah sebagai penegak dan penyerap air dan hara. Fungsi dari akar adalah menyerap unsur hara dan air yang diperlukan dalam metabolisme tanaman (Sitompul & Guritno, 1995). Menurut Schuurman dan Goedewaagen (1971) bahwa jumlah akar menunjukkan kemampuan dalam melakukan penyerapan unsur hara. Tanaman dengan jumlah akar yang banyak akan meningkatkan penyerapan unsur hara dan air yang dapat mendukung pertumbuhan dari tanaman pula. Hartmann et al., (1997) menambahkan bahwa akar sebagai organ tumbuh geotrofik, selain berfungsi sebagai penegak batang, juga berperan sebagai organ penghisap hara dalam mendukung laju pertumbuhan. Perakaran yang baik akan mampu menopang pertumbuhan dari tanaman. Panjang akar menunjukkan batas kemampuan tanaman untuk menjangkau wilayah tertentu dalam penyerapan unsur hara, sehingga semakin panjang akar

9 memungkinkan setek untuk menyerap unsur hara, mineral dan air lebih banyak daripada akar yang pendek (Schuurman dan Goedewagen, 1971). Semakin bertambah panjang akar maka tanaman akan lebih kokoh dan air serta garamgaram mineral di dalam media tumbuh akan mudah diserap untuk disalurkan ke batang dan daun (Darliah, et al., 1994). Suhu dan kelembaban merupakan hal yang penting dalam pengakaran. Salah satu hal yang dapat menjaga kelembaban tanaman adalah dengan memberikan irigasi yang teratur. Irigasi semprot dan pengkabutan menyemprotkan air langsung ke setek untuk mengurangi transpirasi dan menjaga turgiditas setek sehingga memungkinkan perkembangan akar (Dole dan Wilkins, 2005). Penyemprotan pada siang hari dapat menyebakan kelembaban yang berlebihan, sehingga dapat menghambat pengakaran dan memacu perkembangan pathogen (Dole dan Wilkins, 2005). Sanitasi dan pengendalian lingkungan merupakan pencegahan terhadap perkembangan pathogen yang menyebabkan penyakit. Penyakit harus dikendalikan pada semua tahap pertumbuhan. Selanjutnya, karena setek diambil dari tanaman produksi, penyakit seringkali ikut terbawa ke keturunan berikutnya (Dole dan Wilkins, 2005). Zat Pengatur Tumbuh Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (< 1 µm) dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan (Wattimena, 1988). Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama zat pengatur tumbuh yaitu auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan etilen. Menurut Weaver (1972) terdapat 3 cara aplikasi zat pengatur tumbuh yang sering digunakan yaitu: (1) commercial powder preparation (pasta), (2) dilute solution soaking method (perendaman), dan (3) concentrated solution dip method (pencelupan cepat). Pemakaian zat pengatur tumbuh pada setek dapat menstimulasi akar, meningkatkan presentase pengakaran dan memberikan keseragaman waktu perakaran. Auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang menstimulasi pengakaran.

10 Zat pengatur tumbuh yang paling baik untuk merangsang akar adalah IBA dan NAA (Weaver, 1972). IBA memiliki aktivitas auksin yang lemah, zat kimia bersifat stabil dan tetap berada pada daerah pemberian perlakuan, translokasinya lemah berlangsung lebih lambat sehingga bahan aktifnya akan tertahan di dekat tempat aplikasinya dan NAA memiliki sifat lebih beracun dari IBA dengan penggunaan konsentrasi yang tinggi harus dihindari karena dapat menyebabkan pelukaan pada tanaman (Weaver, 1972). Auksin Auksin merupakan kelas hormon tumbuhan yang pertama kali ditemukan, awalnya diketemukan pada urine manusia. Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang berarti tumbuh (Arteca, 2006). Sintesis auksin terjadi di daun, diangkut melalui sel, pergerakannya sampai ke batang. Pengangkutan dari batang ke akar mungkin juga melalui jaringan floem (Zong, et al., 2008). Auksin adalah satu-satunya kelas hormon tumbuhan yang mempengaruhi pengakaran dan digunakan secara komersial untuk menstimulasi pengakaran adventif (Arteca, 2006). Zong et al. (2008) menambahkan bahwa peran utama auksin pada perbanyakan tanaman adalah menstimulasi akar pada setek batang dan daun dan meningkatkan cabang akar. Kegunaan dari hormon pengakaran yaitu secara keseluruhan meningkatkan persentase pengakaran, mempercepat inisiasi pengakaran, meningkatkan jumlah dan kualitas dari akar, dan mendorong pengakaran yang seragam (Macdonald, 2002). Auksin yang secara alami ada dalam tubuh tumbuhan adalah Indole-3- Acetic Acid (IAA), namun IAA tidak digunakan secara komersil (Arteca, 2006). Zong et al. (2008) menyatakan bahwa semenjak diketahui bahwa IAA cepat rusak dengan cahaya dan mikroorganisme, IAA tidak digunakan lagi secara luas dalam perbanyakan tanaman. Arteca (2006) menyatakan bahwa IBA (indole-3-butyric acid) dan NAA (naphthalene acetic acid) merupakan dua macam auksin yang paling sering digunakan untuk pembentukan akar adventif. NAA memiliki sifat yang lebih tahan, tidak terdegradasi dan lebih murah. Menurut Zaer dan Mapes (1985), NAA memiliki sifat lebih stabil dibanding IAA dan tidak mudah teroksidasi oleh enzim.

11 Zong et al. (2008) menambahkan bahwa IBA dan NAA lebih tahan terhadap degradasi mikroba dan tanaman, IBA dan NAA terlihat lebih baik dan efektif lebih lama daripada IAA dan oleh karena itu digunakan secara lebih luas pada industri hortikultura untuk perbanyakan tanaman. Auksin pada konsentrasi rendah akan memacu pertumbuhan akar adventif sedangkan pada konsentrasi tinggi mendorong terbentuknya kalus (Pierik, 1987). Zong et al. (2008) menambahkan bahwa meskipun dibutuhkan dan berguna untuk menginduksi akar primordial, auksin pada konsentrasi yang tinggi seringkali menghambat pertumbuhan akar primordial dan pemanjangan akar pada setek batang dan mikrosetek. Arteca (2006) menyatakan bahwa auksin terlibat dalam banyak proses fisiologi tanaman seperti menginduksi pemanjangan sel, fototropisme, gravitropisme, dominansi apikal, inisiasi akar, produksi etilen, perkembangan buah, ekspresi seks dan pengendalian gulma.