1. PENDAHULUAN. Indonesia (Sujatnika, Jepson, Soeharto, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). terluas di Asia (Howe, Claridge, Hughes, dan Zuwendra, 1991).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

I. PENDAHULUAN. Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan Indonesia pada peringkat keempat negara-negara yang kaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Oleh. Firmansyah Gusasi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega-biodiversity dengan tingkat

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

I. PENDAHULUAN. udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

2. TINJAUAN PUSTAKA. kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. sehingga laut dan pesisir pantai (coastal zone) merupakan lingkungan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PENDAHULUAN. beradaptasi dengan salinitas dan pasang-surut air laut. Ekosistem ini memiliki. Ekosistem mangrove menjadi penting karena fungsinya untuk

DAFTAR PUSTAKA. Alikodra, H. S Dasar-Dasar Pembinaan Margasatwa. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. pantai yang mempunyai arti strategis karena merupakan wilayah terjadinya

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati hidupan liar lainnya (Ayat, 2011). Indonesia merupakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

SMP NEGERI 3 MENGGALA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara dua atau lebih komunitas (Odum, 1993).

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perburuan satwa liar merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Habitat merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan jenis burung yang tinggi, menduduki peringkat keempat negara-negara kaya akan jenis burung setelah Kolombia, Zaire dan Brazil. Terdapat 1.539 spesies burung yang dijumpai di Indonesia (17% dari jumlah seluruh spesies burung di dunia), 381 spesies diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia (Sujatnika, Jepson, Soeharto, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Burung memiliki beberapa tipe habitat yang berfungsi sebagai tempat untuk mencari makan, minum, istirahat, dan berkembang biak. Salah satu tipe habitat adalah areal lahan basah. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki areal lahan basah yang cukup luas. Indonesia memiliki lebih dari 38 juta hektar lahan basah atau 21% dari luas daratannya adalah lahaan basah dan merupakan negara dengan lahan basah terluas di Asia (Howe, Claridge, Hughes, dan Zuwendra, 1991). Kelompok burung, khususnya burung air pasti ditemukan di areal lahan basah (Howes, Bakewell dan Noor, 2003). Burung pada lahan basah mempunyai peranan penting dalam ekosistem lahan basah. Salah satu fungsi ekologis penting dari burung air adalah sebagai bioindikator untuk kualitas lahan basah, hal tersebut berkaitan erat dengan posisi mereka dalam jaring-jaring makanan. Terdapat hubungan yang jelas

2 dalam keberadaan lahan basah, hewan-hewan invertebrata dan kelimpahan populasi burung lahan basah (Noor, Sibuea, Silvius, dan Susmianto, 1995). Populasi burung pada lahan basah menurun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia tiap tahunnya. Menurunnya populasi burung pada lahan basah tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia seperti perusakan habitat, perburuan liar, konversi lahan, kompetitor, dan adanya pencemaran logam berat pada perairan pantai (Bismark dan Zuraida, 1997). Kondisi ekosistem alami yang terus mengalami tekanan menyebabkan perlu segera dilakukannya upaya-upaya konservasi (Holmes dan Rombang, 2001). Namun kurang tersedianya data dan informasi mengenai jumlah jenis, populasi serta kebiasaan hidup mempersulit dirumuskannya suatu kegiatan konservasi untuk menyelamatkan burung terutama burung air (Sibuea. 1997) Salah satu lahan basah yang ada di Provinsi Lampung yang menjadi habitat burung terdapat di Desa Rajawali, Kecamatan Bandarsurabaya, Kabupaten Lampung Tengah. Lahan basah tersebut berada dekat kawasan Hutan Lindung Register 8 Rumbia. Lahan basah berupa rawa sepanjang Sungai Way Pegadungan sudah banyak yang berubah menjadi lahan pertanian. Di sejumlah tempat banyak terdapat tanaman padi, dan sebagian lain terdapat sisa-sisa tanaman padi yang sudah habis dipanen. Menurut Yayasan Konservasi Way Seputih (2013), habitat burung-burung di daerah tersebut rusak dan burung-burung itu berpindah ke tempat lain atau bahkan punah apabila berlangsung terus-menerus.

3 Keberadaan burung di Desa Rajawali Kecamatan Bandarsurabaya Kabupaten Lampung Tengah belum diketahui secara pasti tingkat keanekaragamannya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman jenis burung di desa rajawali, sehingga diperoleh data keanekaragaman jenis burung yang diperlukan dalam upaya perlindungan dan pelestarian burung beserta habitatnya. 1.2 Perumusan masalah 1.2.1 Bagaimana tingkat keanekaragaman jenis burung berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wienner dan indeks kesamarataan di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 1.2.2 Adakah perbedaan keanekaragaman jenis burung antara lahan basah yang masih alami dan lahan basah yang terkonversi berdasarkan Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner dan indeks kemerataan di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1.3.1 Mengetahui keanekaragaman jenis burung berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wienner dan indeks kesamarataan di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 1.3.2 Membandingkan keanekaragaman jenis burung antara lahan basah yang alami dengan lahan basah yang terkonversi berdasarkan indeks keanekaragaman

4 Shannon-Wienner dan indeks kesamarataan di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1.3.1 Sumber informasi ilmiah untuk peneliti-peneliti lainnya tentang keanekaragaman burung di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 1.3.2 Hasil penelitian menjadi dasar ilmiah bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam rangka pelestarian dan perlindungan burung di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 1.4 Kerangka Pemikiran Kehidupan burung di dunia ini semakin terancam oleh manusia yang jumlahnya semakin bertambah dari tahun ke tahun. Burung banyak yang diburu untuk dimanfaatkan daging dan telurnya, selain itu burung banyak dipelihara karena keindahan bulu dan kicauannya. Habitatnya juga semakin menyempit karena banyak diubah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pencemaran lingkungan akibat limbah industri dan rumah tangga, penggunaan pupuk dan pestisida turut berperan dalam kemerosotan populasi burung di lahan basah. Selain itu konversi habitat burung lahan basah menjadi persawahan ataupun tambak menjadi tekanan yang lambat laun

5 mengancam keberadaan burung pada habitatnya sehingga semakin terdesak bahkan punah. Upaya-upaya konservasi harus dilakukan sedini mungkin sebelum burung air dan habitatnya benar-benar punah. Permasalahan yang dihadapi saat ini informasi mengenai tingkat keanekaragaman jenis burung maupun populasinya belum banyak diketahui, khususnya di Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Lahan basah berada sepanjang aliran Way Pegadungan sudah banyak yang berubah menjadi lahan pertanian yang berada dekat kawasan Hutan Lindung Register 8 Rumbia. Di sejumlah tempat banyak terdapat tanaman padi, dan sebagian lain terdapat sisa-sisa tanaman padi yang sudah habis dipanen. Habitat burung di daerah tersebut rusak dan burung itu berpindah ke tempat lain atau bahkan punah apabila berlangsung terus-menerus. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian mengenai tingkat keanekaragaman jenis burung di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode kombinasi antara metode titik hitung (point count) atau IPA (Index Point Abundance Indeks Kelimpahan pada Titik) dan metode transek jalur (Bibby, Jones dan Marsden, 2000). Pengamatan langsung melalui titik-titik yang telah ditentukan kemudian mencatat perjumpaan terhadap burung. Seluruh titik terkonsentrasi berada dalam transek jalur. Pengamatan dilakukan pagi hari pada pukul 06.00-09.00 WIB dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 WIB selama 7 hari pengamatan. Data yang dianalisis berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner dan Indeks kesamarataan serta secara analisis deskriptif.

6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis burung dan perbedaan tingkat keanekaragaman jenis burung di dua komunitas yang berbeda. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai informasi dan dasar ilmiah bagi peneliti lain dan pengambil kebijakan pada daerah setempat dalam pelestarian burung air maupun habitatnya. Secara umum kerangka penelitian disajikan dalam bentuk bagan alir yang dapat dilihat pada Gambar 1.

7 Lahan basah Way Pegadungan Alami Buatan Kondisi Habitat - Cover/naungan - Tempat berkembang biak Kondisi Habitat Keanekaragaman jenis burung Keanekaragaman jenis burung - Jumlah spesies - Jumlah individu tiap spesies - Jumlah spesies - Jumlah individu tiap spesies Perbandingan antara kedua komunitas - Perbedaan Indeks keanekaragaman - Perbedaan Jumlah Spesies - Perbedaan Indeks kemerataan - Perbedaan Indeks Similarity Upaya pengelolaan dan perlindungan Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran