BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dewasa ini, menjanjikan suatu peluang dan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

Fahri Abdul Rosyid, Pipin Sukandi. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, Bandung

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

SKRIPSI PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Ritel adalah kegiatan pemasaran yang mendistribusikan barang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

PENGARUH DESAIN ATMOSFER TOKO TERHADAP TANGGAPAN EMOSIONAL KONSUMEN ABSTRAK

PENGARUH SUASANA TOKO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN JADI BARU DI KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

BAB V PENUTUP. terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pembelian. Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang berada pada sistem perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan berbagai barang konsumsi sehari-hari, mengalami. peningkatan dalam waktu-waktu belakangan ini.

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk dan jasa yang tersedia. Didukung dengan daya beli masyarakat yang terus

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

I. PENDAHULUAN. Bicara mengenai bisnis, akhir-akhir ini marak bermunculan yang namanya bisnis

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Pengertian retail menurut Ma ruf

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suci Rahayu, 2013

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI. Kesimpulan dan Saran

BAB 1 PENDAHULUAN. Asean (MEA), kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi (IPTEK) dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir hingga tahun 2001 jumlah ritel di Indonesia sudah mencapai 2072 gerai (Foster, 2008:7). Ini termasuk supermarket, hypermarket, mini market, dan ritel lainnya yang terus bermunculan. Peningkatan jumlah ritel tersebut akhir-akhir ini disebabkan oleh tingginya potensi bisnis ritel di Indonesia yang mencapai angka Rp.600 trilyun (Info Bisnis, Maret 2007:30), dan masuknya perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga persaingan bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ritel sendiri bisa diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang mendistribusikan barang dan jasa ke konsumen akhir. Ritel merupakan salah satu rantai saluran distribusi yang memegang peranan penting dalam penyampaian barang dan jasa kepada konsumen akhir. Oleh karena itu perlu adanya strategi ritel. Strategi ritel ini dikenal dengan istilah retailing mix atau bauran pejualan eceran, salah satunya adalah store atmosphere. Store atmosphere adalah merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan. Setiap toko mempunyai penampilan yang berbedabeda baik itu kotor, menarik, megah dan suram. Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang menyenangkan saja. tetapi juga dapat memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijual. Selain itu, atmosphere toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Citra toko yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup 1

2 perusahaan untuk bertahan terhadap persaingan dalam membentuk pelanggan yang loyal, atmosphere toko sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses pembelian. Suatu proses pemasaran yang dilakukanya adalah retail dan bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi konsumen. Minimal konsumen akan merasa betah saat berada di toko tersebut dan hal itu akan membuat konsumen untuk memutuskan pembelian di toko tersebut. Menarik konsumen melakukan pembelian tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan diskon, door prize. atau kegiatan promosi lainnya. Menarik konsumen untuk melakukan pembelian juga dapat dilakukan dengan cara memberikan atmosphere yang menyenangkan bagi kosumen pada saat di dalam toko. karena konsumen yang merasa senang diharapkan akan melakukan pembelian. Untuk dapat menciptakan atmosphere yang menyenangkan, maka perlu diciptakan atmosphere toko yang baik. The Original Fanshop Mobile Store yang merupakan bagian dari The Original viking persib Fanshop merupakan salah satu penjual merchandise yang berkaitan tentang klub Persib Bandung dari mulai pakaian, topi, pernak-pernik, bendera dan lain-lain. The Original Fanshop Mobile Store memiliki store atmosphere yang cukup unik dimana menggunakan kendaraan bus sebagai tempat berjualan. Bus tersebut di desain sedemikian rupa sehingga dapat memberikan daya tarik tersendiri dan rasa nyaman kepada konsumen, yang pada akhirnya akan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.

3 The Original Fanshop Mobile Store melakukan hal tersebut sebagai salah satu strategi untuk memiliki keunggulan bersaing dengan pesaing sejenis, sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa di Bandung terdapat banyak sekali penjual yang menyediakan berbagai macam merchandise yang berkaitan dengan klub Persib Bandung. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya sidolig sebagai sebuah kawasan belanja khusus persib yang berada di jalan ahmad yani bandung. Di sidolig terdapat kurang lebih 20 toko yang menyediakan merchandise khusus persib. Selain toko-toko yang berada di sidolig terdapat juga 2 buah toko yang menyediakan merchandise persib yaitu Blue Hooligan dijalan sunda dan juga The Original viking persib Fanshop. Suatu strategi pemasaran yang dilakukan oleh The Original viking persib Fanshop adalah melakukan store atmosphere (suasana toko) yang baik. Dimana The Original viking persib Fanshop memiliki jenis toko yang berbeda dari pada para penjual lainnya. Selain memiliki toko The Original viking persib Fanshop memiliki satu buah bus yang dijadikan tempat untuk berjualan yang disebut The Original Fanshop Mobile Store. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat konsumen untuk berkunjung ke tokodan melakukan proses keputusan pembelian. Store atmosphere yang nyaman, akan menimbulkan kesan menarik kepada konsumen, dapat merangsang keinginan membeli yang tidak direncanakan, dan mempengaruhi proses keputusan pembelian. Untuk dapat menciptakan atmosphere yang menarik, maka perlu diciptakan atmosphere yang baik, menurut Levy dan Weitz (2007:510) mengungkapkan store atmosphere merupakan suatu karakteristik fisik yang sangat penting dimiliki oleh suatu bisnis ritel untuk dapat mempertahankan konsumen agar merasa nyaman dan ingin berlama-lama berada di toko yang dikunjingi sehingga dapat dengan tenang

4 memilih produk yang dibutuhkan dan juga dapat merangsang keinginan membeli yang tidak direncanakan. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses pembelian. Suatu proses pemasaran yang dilakukan adalah retail dan bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi konsumen. Minimal konsumen akan memutuskan pembelian di toko tersebut. Mengingat store atmosphere merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi konsumen melakukan proses keputusan pembelian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA THE ORIGINAL FANSHOP MOBILE STORE. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan maka masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh The Original Fanshop Mobile Store? 2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang store atmosphere yang terdapat di The Original Fanshop Mobile Store? 3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen di The Original Fanshop Mobile Store?

5 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian. Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai store atmosphere dan kualitas pelayanan mempunyai hubungan dengan keputusan pembelian oleh konsumen di The Original Fanshop Mobile Store. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh The Original Fanshop Mobile Store. 2. Untuk mempelajari bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan store atmosphere pada The Original Fanshop Mobile Store. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada konsumen The Original Fanshop Mobile Store. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan,terutama bagi: a. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pendalaman penulis terhadap ilmu yang telah didapatkan selama di bangku perkuliahan.selain itu hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan terapan dari teori dan praktek yang dipelajari di bangku kuliah. b. Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam mengevaluasi store atmosphere dan kualitas pelayanan dengan keputusan pembelian oleh konsumen di The

6 Original Fanshop Mobile Store, dan diharapkan hal tersebut mampu membantu Viking Persib Club dalam penetapan kebijakan store atmosphere dan kualitas pelayanan dimasa yang akan datang. c. Pihak Lain Diharapkan hasil penelitian ini mempunyai kegunaan pula sebagai referensi dan bahan pembanding akademis bagi rekan-rekan khususnya mahasiswa Universitas Widyatama serta masyaraka luas umumnya. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Dalam menghadapi menghadapi persaingan bisnis ritel, industry ritel dalam menjalankan kegiatanyya memiliki bauran-bauran pemasaran yang penting untuk diperhatikan. Bauran pemasaran tersebut adalah : place, product, price, promotion, suasana dalam gerai, personalia, dan costumer service. Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa store atmosphere merupakan salah satu bauran ritel yang penting untuk dikelola. Dalam upaya memuaskan kebutuhan pada suatu toko, konsumen tidak hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responya terhadap lingkungan tempat pembelian, seperti yang dikemukakan dalam Pemasaran Ritel, Hendra Ma ruf (2005;201) bahwa : Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembelian, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga.

7 Store atmosphere yang nyaman akan membuat pembeli santai dan dapat berpikir barang apaa yang dibutuhkannya, bahkan dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang yang tidak dibutuhkan atau tidak direncanakan. Dalam upaya memuaskan kebutuhannya dalam suatu toko, konsumen tidak hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responya terhadap lingkungan tempat pembelian, menurut Utami dalam bukunya Manajemen Ritel (2006:238) mengatakan bahwa : Store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang Store atmosphere merupakan salah satu elemen penting dalam retailing mix yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, karena dalam proses keputusan pembeliannya konsumen tidak hanya member respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Pengertian atmosphere sangat luas seperti tersedianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, bahanbahan rak, bahan-bahan dinding, aksesoris dan lain-lain. Toko dilengkapi dengan ruangan yang nyaman dan artistic, penggunaan cat dinding, ruangan yang sejuk, demua itu menunjukan adanya atmosphere kemewahan, dan berkelas. Jika di dalam toko terasa panas dan pengap, produk yang dipajang tidak tertata rapih, penggunaan cat yang berselera rendah, lantai

8 yang tidak bersih maka hal itu akan menimbulkan atmosphere yang akan mencitrakan bahwa toko tersebut untuk kalangan rendah. Menurut Berman dan Evan dalam bukunya Retail management (strategic approach) (2007:545) membagi elemen-elemen store atmosphere kedalam empat elemen, yaitu: 1. Bagian depan toko (Exterior) Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko, didalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan kontruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai sebuah toko dari bagian exteriornya. 2. Bagian dalam toko (General interior) Perasaan dan emosi konsumen didalam sebuah toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut, maka hendajnya dapat diciptakan kesan yang nyaman dan menyenangkan kesan ini dapat diciptakan, misalnya dengan gang-gang yang cukup lebar untuk menampung lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, loteng yang cukup tinggi, dan pajangan yang berwarna-warni. Berpengaruh disini adalah cat lantai, peralatan dan perabotan toko, termasuk penerangan tangga berjalan dan lain lain. 3. Tata letak (Store layout) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan dedalam toko serta fasilitas toko. 4. Papan pengumuman (Interior display) Sangat menentukan bagi suasana toko karena meberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuuk meningkatkan

9 penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display adalah: poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari khusus seperti hari raya dan tahun baru. Gambar 1.1 Elemen-elemen Store atmosphere Store layout Store atmosphere Interior display exterior General interior Sumber : Berman dan Evans Retail Management (2007:545) Store atmosphere juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja pada suatu toko. Seperti mood, komitmen dan tingkat keterampilan dan juga seperti yang telah disinggung sebelumnya yaitu dapat mempengaruhi perilaku konsumen, seperti kenyamanan, lamanya waktu berkunjung pada suatu toko, dan keputusan pembelian konsumen. Perilaku konsumen (consumer behavior) dan perilaku pembelian (buyers behavior) berbeda menurut Solomon dalam bukunya Consumer Behavior (2007:2) Its study of the processes involved when individuals of group select, purchase, use or dispose of product, services, ideas or experiences to satisfy needs and desires. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen suatu proses dimana seseorang atau kelompok orang menentukan sikapnya terhadap

need recognition alternative search alternative evaluation purchase decision purchase evaluation

11 suasana yang tidak hanya akan memberikan nilai tambah bagi produk yang dijual tetapi juga menciptakan suasana pembelian yang menyenangkan, sehingga akan mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian. Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Menurut Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2006:202), menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini : 1. Faktor Budaya Meliputi budaya, sub-budaya dan kelas social merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor social sepertikelompok acuan, keluarga, peran, dan status. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Dengan pernyataan diatas jelas bahwa store atmosphere merupakan salah satucara promosi yang efektif yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menarik perhatian konsumen agar melakukan proses pembelian. Sejalan dengan kerangka pemikiran di atas maka dalam melakukan penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

12 Terdapat Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada The Original Fanshop Mobile Store 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir,1999:63) Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder. 1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dimana penulis melakukan penelitian. 2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung ke perusahaan.untuk memperoleh data yang diperlukan, dengan melakuakan beberapa cara, antaranya: a. Observasi yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung oleh peneliti ke objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna

13 kelengkapan data dan mendapat gambaran mengenai perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. b. Wawancara yaitu penelitian yang diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat memberikan keterangan dan data-data yang diperlukan. c. Kuesioner Data yang diperoleh dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap tentang objek yang diteliti pada responden. 1.7 Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data maka penulis mengadakan penelitian di The Original Fanshop Mobile Store yang berlokasi di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Bandung dan berlokasi di Stadion tempat persib bertanding (Stadion Siliwangi atau Stadion Si Jalak harupat).