BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 12 bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

GAMBARAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA IBU DENGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA KADILANGU KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi, ibu maupun lingkungan. Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan

Disusun Oleh: Wiwiningsih

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. pemberian ASI eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan hadiah pertama untuk bayi baru lahir dikehidupannya. Untuk bayi baru lahir, ASI adalah makanan utama dan terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO), ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, atau makanan tambahan lain sebelum mencapai usia enam bulan.dalam Al-Qur an pun telah menyebutkan tentang menyusui seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 233 : Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Untukmemasyarakatkan pemberian ASI sejak dini diperlukan faktor-faktor pendukung yang terus-menerus mengupayakan keberhasilan menyusui, yang antara lain bergantung pada peran yang dilakukan oleh berikut, yaitu peranan petugas kesehatan, peran rumah sakit dan pemerintah, peran fisik ibu, faktor keluarga, faktor masyarakat, dan faktor bayi (Saleha, 2009). Kelahiran bayi harus dibantu oleh bidan, perawat, atau dokter selama masa persalinan dan masa IMD (Inisiasi Menyusui Dini), setelah lahir bayi dirawat oleh sang ibu. Tetapi jika pada saat kelahiran, sang ibu meninggal, melarikan diri, menderita HIV/AIDS, TBC, menderita kanker payudara, atau abnormalitas bayi (premature, kelainan ruang mulut, dsb), 1

2 putuslah interdependensi antara bayi dengan sang ibu kandung dan ia harus hidup serta tumbuh dan berkembang dengan orang lain. Pada kasus ini, ketergantungan dan keterikatan bayi pada penggantian ASI (Air Susu Ibu) dengan ASS (Air Susu Sapi) untuk mempertahankan kehidupan tidak dapat dielakkan (Sitepoe, 2013).Seperti yang ditegaskan oleh United Nations Emergency Children s Fund (UNICEF) bahwa bayi yang diberi susu formula pada bulan pertama kelahirannyakemungkinan meninggal dunia adalah 25 kali lebih tinggi dari pada bayi yang disusui ibunya secara eksklusif yakni tanpa diberi minuman maupun makanan tambahan (Selasi, 2009). Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu komponen yang ingin dicapai dalam Millenium Development Goals (MDG s) 2015 adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiga dari tahun 1990 s/d 2015. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan AKB tahun 2007 sebesar 34/1000 KH, tahun 2012 sebesar 32 per 1000 KH, sedangkan target MDGs untuk penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Salah satu faktor yang berperan dalam tingginya AKB ini adalah rendahnya cakupan ASI eksklusif, karena tanpa ASI eksklusif bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit yang meningkatkan mordibitas dan mortalitasnya, sedangkan AKB di Indonesia pada tahun 2010 akibat dari

3 kurangnya pemberian ASI pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan mencapai 54% pada bayi usia 2-3 bulan, 19% pada bayi usia 7-9 bulan, 13% bayi dibawah 2 bulan telah diberi susu formula dan 1 dari 3 bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan (Sentra Laktasi Indonesia, 2012). Pemberian ASI secara eksklusif sangat membantu dalam menurunkan AKB yaitu sebesar 13% (Roesli, 2010). Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan MDGs yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2012 kematian ibu sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup dari sebelumnya tahun 2010 AKI Indonesia sebesar 220 per 100.000 KH,angka tersebut masih tertinggi diasia. Sementara target MDGs 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah menurunkan mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut Bobak (2004), menyusui sangatlah penting bagi bayi karena nutrisi yang baik, memungkinkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama kehidupan dan membiasakan bayi memiliki kebiasaan makan yang baik pada masa selanjutnya. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa meningkatknya angka kematian ibu, meningkat pula angka kematian bayi salah satu faktornya adalah kurangnya asupan ASI eksklusif.

4 Manfaat pemberian ASI eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari MDGs yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Depkes RI menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%, namun angka ini masih sangat sulit untuk dicapai (Syafiq dan Fikawati, 2010). Hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2010, angka cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih dibawah target yaitu pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 61,5%, tahun 2012 sebesar 33,6%, dan tahun2013 sebesar54,3%. (Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2013). Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 45,86%, tahun 2012 sebesar 25,06% dan tahun 2013 sebesar 57,67%, angka tersebut masih jauh dari target yang ditentukan yaitu cakupan ASI eksklusif mencapai 80% (Dinkes Prov. Jawa Tengah, 2013). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Sukoharjo sebesar 54,73 % dan kecamatan Baki memiliki angka cakupan ASI eksklusif terendah yaitu 39,05 %, dimana Dinkes menargetkan bayi mendapat ASI eksklusif 65 % berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Dinas Kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo bulan Agustus, 2014). Berdasarkan laporan cakupan ASI eksklusif Puskesmas Baki tahun 2014, Desa Kadilangu merupakan cakupan ASI eksklusif terendah 10,71% dimana masih jauh dari target yang ditentukan Dinkes Kabupaten Sukoharjo. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitasari (2011) Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian

5 susu formula pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Bidan praktek swasta Hj. Renik Suprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas tahun 2011 diperoleh hasil faktor-faktor ibu yang memberikan susu formula yaitu ibu berpendidikan SMA, bekerja diluar rumah, berpenghasilan Rp 500.000-Rp 1.000.000, dan ibu yang berpengetahuan baik tentang ASI. Penelitian sanda( 2011) tentang Gambaran pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 6-11 bulan diperoleh hasil bahwa pengetahuan dan pekerjaan orang tua terutama ibu memiliki kontribusi yang besar dalam proses pemberian ASI eksklusif. Begitu pula dengan dukungan keluarga bagi ibu dapat mempengaruhi proses pemberian ASI eksklusif. Hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di Desa Kadilangu diperoleh bahwa bayi usia diatas 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif hanya 3 dari 10 bayi, sedangkan 7 bayi yang tidak ASI eksklusif diantaranya 4 ibu mengatakan karena harus ditinggal kerja, 2 ibu mengatakan karenaasi kurang lancar, dan 1 ibu mengatakan tahu tentang ASI eksklusif tapi tetap memberikan makanan tambahan saat usia bayi 4 bulan dengan alasan agar pertumbuhan tubuh cepat. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan mengetahui lebih dalam mengenaigambaran pemberian ASI pada ibu dengan bayiusia6-12 bulan yang belum pernah dilakukan di Desa Kadilangu, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

6 B. Rumusan Masalah. Dari uraian diatas bahwa permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana gambaranpemberian ASI pada ibu dengan bayi usia 6-12 bulan di Desa Kadilangu, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian. 1. Tujuan Umum. Mengetahui gambaran pemberian ASI pada ibu dengan bayi usia 6-12 bulan di Desa Kadilangu, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus. a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur ibu, pekerjaan, pendidikan ibu, umur bayi, jenis kelamin bayi, dan urutan anak keberapa) di Desa Kadilangu, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. b. Mengidentifikasi pemberian ASI pada ibu dengan bayi usia 6-12 bulan di Desa Kadilangu, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Masyarakat. Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dan motivasi bagi masyarakat, sehingga dapat memotivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

7 2. Peneliti. Merupakan bentuk dari pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dan memperoleh pengetahuan serta wawasan mengenai pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi di bidang keperawatan mengenai pemberian ASI eksklusif. 3. Instansi. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan, referensi, dan memperoleh informasi tentang hal-hal yang terkait tentang pemberian ASI bagi semua instansi. E. Keaslian Penelitian. Beberapa Penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan penelitian ini yaitu : 1. Puspitasari (2011) melakukan penelitian dengan judul Gambaran faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Bidan praktek swasta Hj. Renik Suprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas tahun 2011. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, metode pendekatan cross sectional, dengan populasi ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang memberikan susu formula, teknik sampel dengan menggunakan accidental sampling dan didapatkan 37 responden. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil

8 penelitian adalah mayoritas yang memberi susu formula pada bayi usia 0-6 bulan adalah ibu berpendidikan SMA 20 responden (54,05%), bekerja diluar rumah 20 responden (54,05%), berpenghasilan Rp 500.000-Rp 1.000.000 sejumlah 16 responden (43,24%), berpengetahuan baik tentang ASI 20 responden (54,05%), dan yang paling sedikit ibu berpendidikan SD 5 responden (13,51%), ibu rumah tangga sejumlah 17 responden (45,49%), berpenghasilan < Rp 500.000 sejumlah 7 responden (18,91%), tingkat pengetahuan kurang tentang ASI 5 responden (13,15%). Kesimpulannya adalah faktor-faktor ibu yang memberikan susu formula yaitu ibu berpendidikan SMA, bekerja diluar rumah, berpenghasilan Rp 500.000- Rp 1.000.000, dan ibu yang berpengetahuan baik tentang ASI. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek, teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, wktu dan tempat penelitian. 2. Sanda (2011) melakukan penelitian dengan judul Gambaran pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 6-11 bulan di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makasar. Jenis penelitian adalah survey analitik yang bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling.hasil penelitian menunjukkan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 54,2% dan ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,8%. Ibu dengan pengetahuan baik yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 38,9%, ibu dengan pengetahuan sedang yang

9 memberikan ASI eksklusif sebanyak 54,9%, dan ibu dengan pengetahuan kurang yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 21,4%. Ibu tidak bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,9% dan ibu bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 44,4%. Ibu yang mendapat dukungan dari keluarga yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 49,3% dan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif karena tidak didukung keluarga sebanyak 80,0%. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan pekerjaan orang tua terutama ibu memiliki kontribusi yang besar dalam proses pemberian ASI eksklusif. Begitu pula dengan dukungan keluarga bagi ibu dapat mempengaruhi proses pemberian ASI eksklusif. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian, variabel penelitian, wktu dan tempat penelitian. 3. Penelitian Hargi (2013), tentang Hubungan dukungan suami dengan sikap ibu dalam pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 45 responden, teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling, menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat, dari data yang diperoleh maka dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil pengolahan data dengan SPSS didapatkan pvalue (0,000) < α (0,005) yang berarti H 0 ditolak. Hasil

10 penelitian adalah lebih dari 50% responden yang mempunyai dukungan suami baik, maka memiliki sikap positif dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini ditunjukkan sebanyak 28 responden (62,2%) dengan dukungan baik dan mempunyai sikap positif dalam pemberian ASI eksklusif. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel penelitian, subjek, tempat penelitian, jenis penelitian, teknik pengambilan sampling dan uji pengolahan data. 4. Penelitian Firmansyah (2012), dengan judul Pengaruh karakteristik (pendidikan, pekerjaan), pengetahuan dan sikap ibu menuyusui terhadap pemberian ASI eskklusif di Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling. Setelah data diperoleh akan dianalisis statistik menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tuban adalah 51,3%. Responden yang memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tuban sebanyak 72, 2% (13 orang). Sedangkan responden yang memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Wire sebanyak 33,3% (7 orang). Responden dengan pendidikan SD/sederajat tidak memberikan ASI eksklusif (80%). Responden dengan pendidikan SMP/Sederajat tidak memberikan ASI sebanyak 58,33%. Responden dengan pendidikan SMA/Sederajat tidak memberikan ASI eksklusif (61,54%), dan responden

11 dengan pendidikan Akademi/PT seluruhnya (100%) memberikan ASI eksklusif. Sebanyak 64,3% responden yang bekerja memberikan ASI eksklusif, dan hanya 44% responden yang tidak bekerja yang memberikan ASI eksklusif. Responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik sebagian besar (80%) memberikan ASI eksklusif. Separuh (50%) dari responden dengan pengetahuan cukup memberikan ASI eksklusif dan seperuhnya lagi (50%) tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan responden dengan pengetahuan kurang 100% tidak memberikan ASI eksklusif. Responden yang memiliki sikap dalam kategori baik sebagian besar (66,7%) memberikan ASI eksklusif. Sedangkan responden yang memiliki sikap dalam kategori cukup sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 83,3%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,009 dan Exp (B) = 10,0 yang artinya bahwa responden dengan sikap baik kemungkinan memberikan ASI eksklusif 10 kali lebih besar jika dibandingkan responden dengan sikap cukup. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian, variabel penelitian, teknik sampling, subjek, waktu, tempat penelitian dan pengolahan analisa data.