BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB V PEMBAHASAN. A. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Jahe. sebagian responden mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

SATUAN ACARA PENGAJARAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

Menurut Manuaba (2010), terdapat beberapa teori pada dismenorea primer, yaitu: a) Obstruksi Servikal

Hubungan kelebihan berat badan dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. pengetahuan tidak selalu ilmu. Pengetahuan memberikan kewenangan (authority

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

Gangguan Hormon Pada wanita

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

Pend h a uluan Etiologi PUD B l e dik um t e h a i u t pas iti Beberapa pilihan terapi

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS DISMENORE MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

HUBUNGAN KONSUMSI OMEGA-3, AKTIVITAS FISIK DAN PERSEN LEMAK TUBUH DENGAN TINGKAT DISMENORE PADA REMAJA. Proposal Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dismenore 2.1.1.Definisi. 1,2,3,4 Dismenore didefinisikan sebagai nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi. Istilah dismenore berasal dari bahasa Yunani dys, yang berarti sulit / nyeri / tidak normal, meno yang berarti bulan, dan rrhea, yang berarti aliran. Dismenore adalah salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada wanita muda. Pengelolaan yang optimal dari gejala ini tergantung pada pemahaman tentang penyebab yang mendasari. Dismenore dibagi dalam dismenore primer (spasmodic) dan dismenore sekunder ( kongestif). 2.1.2 Pembagian / klasifikasi. 1,4,6,7 2.1.2.1 Berdasarkan jenis nyeri 1. Dismenore Spasmodik Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berasal sebelum masa haid atau segera setelah masa haid. Nyeri ini terlokalisir di bawah pusat, disebabkan adanya spasme otot- otot rahim. 2. Dismenore Kongestif Penderita Dismenore ini akan tahu sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung, penyangga payudara terasa ketat, sakit kepala, sakit punggung,

pegal pada paha, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan. Proses menstruasi tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. 2.1.2.2 Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati 1. Dismenore primer Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri haid yang tidak berhubungan dengan patologi pelvis makroskopis. Kondisi yang berhubungan dengan siklus ovulasi, disebabkan kontraksi miometrium yang diinduksi oleh pelepasan prostaglandin dari sekretorik endometrium. Ini biasanya terjadi dalam beberapa tahun pertama setelah menarche dan mempengaruhi hingga 50% wanita setelah puberitas. 9,10 Timbul sejak haid pertama akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. 2. Dismenore sekunder Dismenore sekunder didefinisikan sebagai nyeri haid akibat adanya kelainan anatomi panggul dan / atau makroskopik, seperti pada wanita dengan endometriosis atau penyakit inflamasi kronis panggul. Kondisi ini paling sering ditemukan pada wanita berusia 30-45 tahun.

2.1.3 Tingkatan Dismenore. 1,5 Dismenore dapat dibagi berdasarkan intensitas dan tingkat keparahannya dalam 3 kategori : - Ringan : Berlangsung beberapa saat dan dapat melakukan kerja seharihari, aktifitas biasa tidak terganggu. - Sedang :Diperlukan obat penghilang rasa nyeri ( analgesik) untuk mengatasi nyeri, tanpa perlu meninggalkan pekerjaan. - Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, nyeri menjalar hingga ke pinggang, diare, dan rasa tertekan. Sehingga penderita tidak bisa beraktifitas normal saat haid. 2.1.4 Etiologi dan Patofisiologi Dismenore. Etiologi dan patofisiologi dismenore belum sepenuhnya dimengerti. Meskipun demikian, berikut ini mungkin terlibat. Dismenore Primer. Dismenore primer disebabkan oleh peningkatan produksi prostaglandin endometrium. Senyawa ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada endometrium sekretorik dibandingkan endometrium fase proliferatif. Hiperaktifitas dari uterus pada wanita dengan dismenorea primer pertama kali dikemukakan pada tahun 1932. Peningkatan kadar PGF2α dalam darah menyebabkan kontraksi rahim dan vasokonstriksi yang mengakibatkan timbulnya

nyeri berupa dismenore. Peningkatan kontraktilitas uterus bukan disebabkan perubahan kepekaan uterus meningkat terhadap PGF2α penderita dismenore. Kadar prostaglandin paling tinggi terjadi pada 2 hari pertama siklus haid. Skematik terjadinya dismenore primer diperlihatkan pada gambar 1. Gambar 1: Skema etiologi dismenore primer Penurunan kadar progesteron pada fase luteal akhir memicu aksi enzimatik litik, menghasilkan pelepasan fosfolipid dengan generasi asam arakidonat dan aktivasi dari jalur (COX) siklooksigenase. Biosintesis dan metabolisme prostaglandin dan tromboksan berasal dari asam arakidonat digambarkan pada Gambar.2

Gambar 2 : Biosintesis Prostaglandin dan Leukotrien. PLseA2, phospholipase A2; LO, lipoxygenase; COX, cyclooxygenase; PG, prostaglandin; TxA2, thromboxane; LT, leukotriene. Bukti saat ini menunjukkan bahwa patogenesis dismenore primer diperankan prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), rangsangan miometrium yang kuat dan vasokonstriktor, di endometrium sekretori. 1,9,10 Respon terhadap inhibitor prostaglandin pada pasien dengan dismenore mendukung pernyataan bahwa dismenore dimediasi oleh prostaglandin. Bukti substansial menunjukkan bahwa dismenore juga disebabkan kontraksi rahim yang berkepanjangan dan penurunan aliran darah ke miometrium. Peningkatan kadar

prostaglandin ditemukan di cairan endometrium wanita dengan dismenore dan berhubungan dengan derajat nyeri. 11,12 Kadar prostaglandin dapat meningkat 3 kali lipat pada endometrium dari fase folikuler ke fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama menstruation.peningkatan prostaglandin di endometrium yang diikuti penurunan progesterone pada akhir fase luteal menyebabkan meningkatnya tonus otot dan kontraksi miometrium. 1 Leukotrien telah didalilkan meningkatkan sensitivitas nyeri serabut syaraf di dalam rahim. Sejumlah besar leukotrien telah ditemukan di endometrium wanita dengan dismenore primer yang tidak merespon pengobatan dengan antagonis prostaglandin. 9,13,14 Hormon vasopressin mungkin terlibat dalam hipersensitivitas miometrium, menurunkan aliran darah rahim berkurang, dan mempengaruhi nyeri pada dismenore. Vasopressin primer dalam endometrium mungkin berhubungan dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin. 10,15,16 Hipotesis neuronal juga diduga sebagai patogenesis dismenore primer. Tipe C neuron nyeri distimulasi oleh metabolit anaerob yang dihasilkan oleh endometrium iskemik. 13 Dismenore primer juga dikaitkan dengan faktor perilaku dan psikologis.meskipun faktor-faktor ini belum terbukti sebagai penyebab, namun tetap harus dipertimbangkan jika terapi medikamentosa gagal. 12,13

Dismenore Sekunder. 1,9,10,17 Sejumlah faktor mungkin terlibat dalam patogenesis dismenore sekunder. Patologi pelvis berikut ini dapat menyebabkan dismenore : Endometriosis Penyakit radang panggul Kista dan tumor ovarium Fibroid Uterine polip Adhesi intrauterine, dll Hampir setiap proses yang dapat mempengaruhi visera pelvis dapat menghasilkan nyeri panggul siklik dengan intensitas nyeri yang berbeda- beda.berat ringannya nyeri tergantung dari kelainan ginekologis yang mendasari dan faktor psikis penderita. Ada banyak hal yang mempengaruhi intensitas nyeri haid seperti awal usia saat menarche,haid yang panjang, jumlah darah haid yang banyak, merokok, ada riwayat keluarga dismenore, akan dapat memperberat dismenore. 16 2.1.5. Epidemiologi. Prevalensi dismenore di seluruh dunia mirip dengan prevalensi di AS, dengan berkisar antara 15,8-89,5%, dengan prevalensi yang lebih tinggi dilaporkan pada populasi remaja. 5,18 2.1.6. Gejala Klinis Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari sebelum haid berlangsung selama hari pertama dan ke dua haid, dan jarang terjadi setelah itu. Rasa nyeri biasanya

merupakan nyeri di garis tengah perut di atas tulang kemaluan, nyeri terasa hilang timbul, tajam dan bergelombang. Biasanya mengikuti gerakan rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang belakang. Selain rasa nyeri dapat pula disertai mual, muntah, sakit kepala, dan mudah tersinggung atau depresi. 1,2,3 2.1.7. Bahaya Dismenore Masih banyak perempuan yang menganggap nyeri haid sebagai hal biasa, mereka beranggapan 1 2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid hebat bisa menjadi tanda gejala endometriosis yang bisa mengakibatkan sulitnya punya keturunan. 2,3,4 2.1.8. Penanganan. 1,2,19,20 Pengobatan/ Medikamentosa. 19,20 Pengobatan dismenore primer ditujukan untuk mengurangi nyeri panggul/ kram perut bawah dan gejala terkait (misalnya, sakit kepala, mual, muntah, flushing, diare) yang biasanya menyertai atau segera mendahului munculnya aliran menstruasi. Rasa sakit bisa muncul pada panggul dan kadang-kadang menjalar ke punggung dan paha. Sampai saat ini, farmakoterapi telah menjadi pengobatan yang paling handal dan efektif untuk mengatasi dismenore. Karena hasil rasa sakit dari vasokonstriksi rahim, anoksia, dan kontraksi dimediasi oleh prostaglandin, mengurangi gejala-gejala sering dapat diperoleh dari penggunaan agen yang menghambat sintesis prostaglandin dan memiliki sifat antiinflamasi dan analgesik. NSAID dan kombinasi kontrasepsi oral adalah modalitas terapi paling umum digunakan untuk pengelolaan dismenore primer. Agen ini 19,20

memiliki mekanisme aksi yang berbeda dan dapat digunakan sebagai terapi ajuvan dalam kasus-kasus refrakter. Kurangnya respon terhadap NSAIDs dan kontrasepsi oral (atau kombinasi) dapat meningkatkan kemungkinan tipe dismenore sekunder. 19,20 Terapi lain untuk dismenore telah diusulkan, tetapi sebagian besar tidak diperhatikan. Ini termasuk tiamin, vitamin E, omega-3 asam lemak, magnesium, akupunktur, akupresur, berbagai obat-obatan herbal, nitrogliserin transdermal, kalsium channel blocker, beta-adrenergik agonis, antileukotrienes, dan stimulasi saraf transkutan listrik (TENS) unit. 19 Penggunaan topikal panas terus menerus pada tingkat rendah mungkin bermanfaat untuk beberapa pasien. Pengobatan dismenore sekunder melibatkan koreksi penyebab organik yang mendasari. Langkah-langkah spesifik (medis atau bedah) mungkin diperlukan untuk mengobati patologi pelvis (misalnya, endometriosis) dan untuk memperbaiki dismenore terkait. Penggunaan berkala agen analgesik sebagai terapi tambahan mungkin bermanfaat. 19,20 Pembedahan 19,20 Pembedahan umumnya tidak diindikasikan untuk pasien dengan dismenore primer. Pada pasien dengan dismenore sekunder, pengobatan patologi yang mendasari mungkin memerlukan intervensi bedah. Dalam kasus dismenore, laparoskopi presacral neurectomy (PSN) atau ablasi saraf uterosakral (LUNA) terbukti efektif pada beberapa pasien selama 12 bulan setelah pengobatan.

Konsultasi. Pada pasien dengan gejala refrakter, pendekatan multidisiplin dapat diindikasikan. Penderita dapat menjalani konsultasi di prakter dokter sehubungan dengan keluhannya dan bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jelas sehingga strategi penanganan terhadap keluhan penderita akan lebih baik. 1,19 Diet. Diet vegetarian rendah lemak dan minyak ikan suplemen telah dilaporkan dapat mengurangi nyeri haid pada beberapa perempuan. Menghindari minum kopi dan merokok juga disarankan untuk memperkecil resiko terjadinya dismenore. Penderita disarankan mengatur pola diet seimbang, jika memungkinkan berkonsultasi dengan ahli gizi. 1,19,20 2.2 Pengetahuan. 2.2.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (Overt Behavior). 21,22

Menurut Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi, tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif dibagi atas 6 tingkatan, antara lain : 21,22 1. Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari dapat digunakan kata kerja antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) Kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dalam hal ini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat

dilihat dari pemakaian kata kerja : dapat menggambarkan, membedakan, memilah, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Artinya kemampuan perancangan atau memformulasi sesuatu yang baru dengan formula yang sebelumnya. 6. Evaluasi (Evaluation) Tingkat pengetahuan ini menjabarkan kemampuan seseorang dalam melakukan penilaian terhadap suatu objek dengan khasanah pengetahuan dan kriteria- kriteria sendiri atau kaidah/ kriteria yang telah ada. Seseorang dikategorikan memiliki tingkatan pengetahuan menurut Bloom sebagai berikut : - Tingkat rendah : bila hanya mampu menguasai materi/ penguasaan maupun pemahaman di bawah dari 40%. - Tingkat sedang : 40-60 % dari total skoring - Tingkatan baik : bila mampu menguasai materi lebih dari 60%.

2.3. Remaja. 2.3.1 Definisi Remaja Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. 23,24 2.4. Motivasi 2.4.1 Definisi Motivasi Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi. Menurut Nancy Stevenson (2001), Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Menurut Sarwono, S. W. (2000), Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut merupakan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. 24 2.4.2 Proses Terjadinya Motivasi Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi untuk segera beraktifitas mencapai tujuan. Motivasi merupakan tenaga

penggerak dan kadang-kadang dilakukan dengan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan. 24 2.4.3 Motivasi penderita periksa ke pelayanan kesehatan Motif dapat timbul dari dalam diri kita karena ada kebutuhan dasar manusia. Misalnya saja seorang penderita memiliki keinginan untuk memeriksakan diri karena adanya dorongan atau motif yang timbul karena kebutuhan rasa aman terhindar dari rasa sakit dan penyakit. Motivasi yang terbaik memang motivasi yang berasal dari diri sendiri, namun motif dapat dirangsang dari luar, misalnya saja melalui pengetahuan yang telah didapat. 24 2.5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan merupakan unit yang ditujukan untuk penunjang layanan kesehatan. 6