BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan Data 3.2 Alat dan Objek Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pemilihan Pohon Contoh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON Agathis loranthifolia DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI JAWA BARAT ELVIA SARI UTAMI E

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat penelitian 3.2 Alat dan bahan 3.3 Metode pengambilan data

Karakteristik Biometrik Pohon Belian (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada Tegakan Hutan Sumber Benih Plomas Sanggau Kalimantan Barat MAULIDIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON Agathis loranthifolia R.A. Salisbury di BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pengumpulan Data

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON MAHONI DAUN LEBAR (Swietenia macrophylla King.) KASUS DI KPH TASIKMALAYA YANDI WIJAKSANA

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI. Peta lokasi pengambilan sampel biomassa jenis nyirih di hutan mangrove Batu Ampar, Kalimantan Barat.

Karakteristik Biometrik Pohon Belian (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada Tegakan Hutan Sumber Benih Plomas Sanggau Kalimantan Barat MAULIDIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON Pinus merkusii Jungh et. De Vriese DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ANGGI RIANTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENDUGAAN ISI POHON JENIS TOREM (Manilkara kanosiensis, H.J. Lam & B.J.D. Meeuse) DI PULAU YAMDENA KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON MAHONI DAUN LEBAR (Swietenia macrophylla King.) KASUS DI KPH TASIKMALAYA YANDI WIJAKSANA

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 331; Telp ; Fax Bogor Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Matrik korelasi antara peubah pada lokasi BKPH Dungus

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ILYASA YANU NOVENDRA E SKRIPSI

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON Pinus merkusii Jungh et. De Vriese DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ANGGI RIANTO

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

V HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENDUGA TABEL VOLUME POHON MERANTI DI PT INHUTANI II SUB UNIT MALINAU KALIMANTAN UTARA I WAYAN ARTHA WIJAYA

POHON REBAH PADA TEGAKAN HUTAN RAKYAT

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI

TABEL VOLUME LOKAL MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq) DAN MERANTI KUNING (Shorea multiflora Miq) DI AREAL IUPHHK-HA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DI HUTAN RAKYAT DESA PUNGGELAN, KECAMATAN PUNGGELAN, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TABEL VOLUME POHON Agathis loranthifolia DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT KRISTI SIAGIAN

Pendugaan Produktivitas Kopal berdasarkan Beberapa Peubah Fenotipe Pohon Agatis (Agathis loranthifolia, Salisb) di Hutan Pendidikan Gunung Walat

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

Model Penduga Produksi Kopal

KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON Rhizophora apiculata Blume di IUPHHK-HA PT. Bintuni Utama Murni AMRI LUTHFIE E

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENDUGA BIOMASSA POHON AGATHIS (Agathis loranthifolia) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT MUSTOFA

Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME PUSPA (Schima wallichii (DC.) KORTH) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT FIRDHA JULIANTARI

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

PENYUSUNAN TABEL VOLUME LOKAL KAYU PERTUKANGAN JENIS JATI PLUS PERHUTANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IX ANALISIS REGRESI

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE. Waktu dan Tempat. Rancangan Sampling. Jumlah anakan Intensitas sampling (ind)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

Agroteksos Vol. 21 No.1, April 2011

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian

TABEL VOLUME LOKAL POHON SENGON (Paraserianthes falcataria) DI KEBUN GLANTANGAN JEMBER, PTPN XII JAWA TIMUR NOVA KRESNA JULIANA

PEMBAHASAN ... (3) RMSE =

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.. Sebaran Pohon Contoh Pohon contoh sebanyak 0 pohon dipilih secara purposive, yaitu pohon yang tumbuh normal dan sehat, sehingga dapat memenuhi keterwakilan keadaan pohon secara umum dalam populasi serta memenuhi keterwakilan kelas ukuran dimensi pohon. Pengukuran pohon contoh dilakukan pada 0 pohon yang dikelompokkan menjadi kelas diameter setinggi dada. Pembagian kelas diameter setinggi dada dapat dilihat pada Tabel. Tabel Kelas diameter setinggi dada pohon contoh agathis. No Kelas Dbh (cm) Jumlah 0-.9 5-9.9 0-.9 5-9.9 5 6 7 8 9 0 0-.9 5-9.9 50-5.9 55-59.9 60-6.9 65-69.9 70-7.9 75-79.9 80-8.9 85-89.9 0 5 5 5 5 0 Data yang diukur meliputi diameter pangkal (Dp), diameter setinggi dada (Dbh), diameter bebas cabang (Dbc), diameter per seksi, diameter tajuk (Dt), panjang

seksi batang, tinggi total (T total), tinggi bebas cabang (Tbc), tinggi tajuk (T tajuk) dari setiap pohon contoh. Data yang diambil tersebut merupakan informasi awal dalam mengenali karakteristik biometrik agathis yang selanjutnya dilakukan perhitungan matematis sehingga didapat karakteristik yang lebih detail. Tabel Deskripsi statistik dimensi pohon contoh. Dimensi Nilai minimum Nilai maksimum Rata-rata Diameter setinggi dada (cm) Diameter pangkal (cm) Diameter bebas cabang (cm) Diameter tajuk (m) Tinggi total (m) Tinggi bebas cabang (m) Tinggi tajuk (m) 0.5 0..96 6. 0.8. 89. 07.7 6.6 9.70 5.8 7..9 56.6 6.979.8 5.05.85 0.88.58 Deskripsi statistik dimensi pada Tabel merupakan rekapitulasi data hasil pengukuran dimensi pohon pada berbagai kelas diameter yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan. Dari Tabel diketahui bahwa tinggi total maksimum pohon Agathis loranthifolia di HPGW adalah 5.8m, di mana hal ini tidak melewati batasan karakteristik biometrik Agathis loranthifolia yaitu bahwa tinggi total Agathis loranthifolia maksimum mencapai 55m (Martawijaya et al. 98). 5.. Rasio Antar Dimensi Pohon Rasio antar dimensi pohon yang diukur meliputi diameter pangkal (Dp)/diameter setinggi dada (Dbh), diameter bebas cabang (Dbc)/ diameter setinggi dada (Dbh), diameter bebas cabang (Dbc)/ diameter pangkal (Dp), diameter pangkal (Dp)/ diameter tajuk (Dt), diameter setinggi dada (Dbh)/diameter tajuk (Dt), tinggi tajuk (T tajuk)/ tinggi total (T total) dan tinggi bebas cabang (Tbc)/ tinggi total (T total). Rasio antar dimensi pohon dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya nilai salah satu dimensi jika dimensi yang lainnya diketahui.

Tabel Deskripsi statistik rasio antar dimensi pohon agathis. Rasio antar dimensi Minimal Maksimal Rata-rata Dp/dbh Dbc/dbh Dbc/dp Dp/dtajuk Dbh/dtajuk Ttajuk/ttot Tbc/ttot 0.97 0.7 0.6 0.055 0.0 0.9 0..69 0.806 0.75 0.7 0.0 0.668 0.88. 0.566 0.97 0.5 0.8 0. 0.589 5.. Korelasi antar dimensi pohon Kekuatan hubungan linear antar dimensi pohon dapat diukur dari besarnya nilai koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi ini menyatakan apakah antara dua peubah saling berubah bersamaan dan tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah tersebut. Sel pada baris pertama dalam Tabel menunjukkan besarnya persen korelasi antar dimensi. Sedangkan baris kedua menunjukkan besarnya nilai-p, dimana antar kedua dimensi akan memiliki korelasi yang sangat nyata bila nilai-p < 0.0, nyata pada nilai-p antara 0.0 0.05 dan korelasi tidak nyata pada saat nilai-p 0.05. Diameter pangkal memiliki hubungan paling erat dengan diameter setinggi dada yang berkorelasi sangat nyata. Begitu pula sebaliknya, diameter setinggi dada memiliki hubungan paling erat dengan diameter pangkal. Keseluruhan dari koefisien korelasinya bernilai positif, berarti bahwa setiap peningkatan diameter pangkal akan diikuti oleh peningkatan dimensi yang lainnya. Diameter bebas cabang berkorelasi tidak nyata dengan tinggi bebas cabang. Hal ini dapat dilihat dari nilai-p nya yang melebihi tingkat nyata 0.05. Nilai koefisien korelasinya bernilai negatif, yang berarti setiap peningkatan diameter bebas cabang diikuti dengan penurunan tinggi bebas cabang. Begitu pula dengan diameter tajuk dan tinggi tajuk.

Tinggi total memiliki korelasi sangat nyata terbesar dengan tinggi tajuk, sementara tinggi bebas cabang memiliki korelasi sangat nyata terbesar dengan tinggi total. Matrik hasil korelasi antar dimensi pohon agathis dapat dilihat pada Tabel. Tabel Korelasi antar dimensi pohon Agathis. Dimensi Dp Dbh Dbc Dtajuk Ttot Tbc Ttajuk Dp 0.96 (a) 0.79 (a) 0.55 (a) 0.590 (a) 0.5 (a) 0.9 (a) (b) (b) (b) (b) 0.00 (b) (b) Dbh Dbc Dtajuk Ttot Tbc 0.96 (a) 0.8 (a) 0. (a) 0.6 (a) 0.6 (a) 0.5 (a) (b) (b) (b) (b) 0.0 (b) (b) 0.79 (a) 0.8 (a) 0.8 (a) 0.566 (a) -0.09 (a) 0.685 (a) (b) (b) 0.00 (b) (b) 0.59 (b) (b) 0.55 (a) 0. (a) 0.8 (a) 0.067 (a) 0.9 (a) -0.0 (a) (b) (b) 0.00 (b) 0.67 (b) 0.6 (b) 0.8 (b) 0.590 (a) 0.6 (a) 0.566 (a) 0.067 (a) 0.5 (a) 0.76 (a) (b) (b) (b) 0.67 (b) (b) (b) 0.5 (a) 0.6 (a) -0.09 (a) 0.9 (a) 0.5 (a) -0.9 (a) 0.00 (b) 0.0 (b) 0.59 (b) 0.6 (b) (b) 0.07 (b) Ttajuk 0.9 (a) 0.5 (a) 0.685 (a) -0.0 (a) 0.76 (a) -0.9 (a) (b) (b) (b) 0.8 (b) (b) 0.07 (b) Ket: (a) Nilai Korelasi Pearson (b) Nilai-p Secara keseluruhan hubungan tererat adalah hubungan antara diameter pangkal dengan diameter setinggi dada, dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,96. Sebagian besar dari koefisien korelasi bernilai positif, menyatakan setiap peningkatan satu dimensi akan diikuti dengan peningkatan dimensi lainnya yang berhubungan.

5.. Persamaan Regresi Antar Dimensi Penyusunan persamaan regresi bertujuan untuk mengetahui apakah dimensi yang satu dapat menjelaskan dimensi lainnya. Dari hasil pengukuran dimensi pohon dianalisis secara statistik untuk mendapatkan persamaan regresi hubungan antar variabel tersebut. Persamaan regresi yang terbentuk dengan menggunakan peubah bebas diameter pangkal dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Persamaan regresi untuk hubungan diameter pangkal dengan dimensi pohon agathis lainnya. No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p 5 6 Dbh = 0.69 + 0.867 D pangkal D tajuk = 56 +.0 D pangkal Tbc = 6.7 + 0.056 D pangkal Dbc = -.66 + 0.575 D pangkal Ttot =.5 + 0.09 D pangkal T tajuk =.80 + 0.5 D pangkal 9.6. 5.5 6.6.8. 9.5.6.7 6...6 0.00 Dari hasil analisis regresi pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa model terbaik yang dapat dijelaskan oleh diameter pangkal adalah model ke-. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi terkoreksi (R-sq(adj)) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi model lainnya yaitu 9.5%. Nilai koefisien determinasi sebesar 9,6% berarti sebesar 9,6% keragaman dari diameter setinggi dada dapat dijelaskan oleh model regresi sederhana atau keragaman diameter pangkal dapat menjelaskan 9,6% keragaman diameter setinggi dada, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel atau faktor lainnya. Berdasarkan model persamaan dengan peubah respon diameter setinggi dada menunjukkan bahwa perubahan satu satuan diameter pangkal akan meningkatkan perubahan diameter setinggi dada sebesar 0,867 satuan. Berdasarkan nilai p yang diperoleh dapat dilihat bahwa dalam persamaan tersebut besarnya nilai-p 0,000 jauh lebih kecil dibanding tingkat nyata 0,0. Ini berarti bahwa model yang dibuat

memiliki ketepatan yang tinggi dan menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 99%, diameter pangkal berpengaruh sangat nyata dalam pendugaan nilai diameter setinggi dada, tinggi total, diameter tajuk, diameter bebas cabang, tinggi tajuk pada persamaan yang diuji, sedangkan untuk pendugaan nilai tinggi bebas cabang, diameter pangkal berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dikarenakan nilai-p nya 0.00. Ini membuktikan bahwa hipotesis adanya hubungan linier antara diameter pangkal dengan dimensi-dimensi diatas dapat diterima. Persamaan regresi yang menyajikan pendugaan dimensi agathis dengan peubah peramal diameter setinggi dada dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Persamaan regresi untuk hubungan diameter setinggi dada dengan dimensi pohon agathis lainnya. No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p 5 6 D pangkal =.0 +.07 Dbh D tajuk = 76 +. Dbh tbc = 6.9 + 0.060 Dbh Dbc = - 5.0 + 0.66 Dbh Ttot =. + 0.0 Dbh T tajuk =.5 + 0.80 Dbh 9.6.0 5. 67. 7. 7. 9.5.. 67. 6.8 6.8 0.0 Hasil analisis persamaan regresi dengan menggunakan peubah peramal diameter setinggi dada didapatkan bahwa peubah respon terbaik yang dapat dijelaskan oleh diameter setinggi dada adalah diameter pangkal. Ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien determinasi terkoreksi sebesar 9,5%. Besarnya koefisien determinasi sebesar 9,6% menyatakan bahwa sebanyak 9,6% dari keragaman nilai diameter pangkal dapat dijelaskan oleh diameter setinggi dada, selebihnya dijelaskan oleh faktor lainnya. Nilai-p pada tabel diatas menunjukkan nilai yang sangat kecil yaitu 0,000 menunjukkan bahwa model tersebut memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Nilai-p lebih kecil dari α = 0,0, menunjukkan bahwa diameter setinggi dada berpengaruh

sangat nyata terhadap perubahan diameter pangkal, tinggi total, diameter bebas cabang, diameter tajuk, panjang tajuk serta tinggi bebas cabang pada tingkat kepercayaan 99%. Tetapi diameter setinggi dada berpengaruh nyata terhadap tinggi bebas cabang pada tingkat kepercayaan 95%, dikarenakan nilai-p nya 0.0. Persamaan regresi yang terbentuk dengan menggunakan peubah peramal diameter bebas cabang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Persamaan regresi untuk hubungan antara diameter bebas cabang dengan dimensi pohon agathis lainnya. No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p 5 D pangkal = 9.0 +.09 Dbc Dbh =.5 +.0 Dbc D tajuk = 69 +.9 Dbc Ttot = 6.0 + 0.76 Dbc T tajuk = 5.7 + 0.9 Dbc 6.6 67. 8.8. 7 6. 67. 8.5 6.5 0.00 Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa model persamaan regresi terbaik adalah model persamaan kedua. Dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi terkoreksi sebesar 67.%, sedangkan besarnya koefisien determinasi sebesar 67.% menunjukkan bahwa diameter bebas cabang dapat menjelaskan keragaman diameter setinggi dada sebesar 67.%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Dari keseluruhan persamaan diatas memiliki nilai-p sebesar 0,000 dan 0.00 lebih kecil dari taraf nyata 0,0. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak pada tingkat nyata 99%, berarti dugaan adanya pengaruh peningkatan diameter bebas cabang terhadap diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter tajuk, tinggi total dan tinggi tajuk bisa diterima, dengan pengaruh yang sangat nyata. Persamaan regresi yang terbentuk dari peubah peramal diameter tajuk dengan peubah respon dimensi pohon damar lainnya disajikan dalam Tabel 8. Keragaman diameter tajuk mampu menjelaskan keragaman diameter pangkal lebih besar dibanding dengan dimensi lainnya. Keragaman diameter tajuk mampu menerangkan

keragaman diameter pangkal sebesar.% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. Setiap penambahan satu satuan diameter tajuk akan meningkatkan diameter pangkal sebesar 0.0 satuan.. Tabel 8 Persamaan regresi untuk hubungan diameter tajuk dengan dimensi pohon agathis lainnya. No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p D pangkal = 6.9 + 0.0 D tajuk Dbh =.6 + 0.08 D tajuk Dbc =. + 0.095 D tajuk. 8.8.6. 8 0.00 Seluruh model regresi pada Tabel 8 sudah mewakili data yang ada, dilihat dari nilai-p pada model regresi yang tidak melebihi taraf nyata 0,0. Nilai-p lebih kecil dari tingkat nyata 0,0, menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 99%, keragaman diameter tajuk berpengaruh sangat nyata terhadap keragaman diameter pangkal, diameter setinggi dada, dan diameter bebas cabang. Persamaan regresi yang dibuat dengan menggunakan peubah peramal tinggi total dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Persamaan regresi hubungan tinggi total dengan dimensi pohon agathis lainnya. no persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p 5 D pangkal = 5.87 +.67 Ttot Dbh =.9 +.56 Ttot Tbc = 8.9 + 0.7 Ttot Dbc = - 8.9 +.6 Ttot T tajuk = - 8.9 + 0.65 Ttot.8 7. 6.. 55.6. 6.8 5.6.5 55. Dari kelima persamaan regresi pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa koefisien determinasi terbesar dimiliki oleh persamaan ke 5. Sebesar 55.6% keragaman dari

tinggi tajuk dapat diterangkan oleh keragaman tinggi total, sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Nilai-p kurang dari tingkat nyata 0,0, secara statistik berarti bahwa tidak ada parameter model bernilai nol yang menunjukkan bahwa model regresi linear yang dibuat telah mewakili data yang ada. Tinggi total mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter bebas cabang, tinggi tajuk, dan tinggi bebas cabang. Persamaan regresi yang menerangkan tentang pengaruh tinggi bebas cabang terhadap dimensi pohon damar lainnya dapat dilihat pada Tabel 0. Tabel 0 Persamaan regresi hubungan tinggi bebas cabang dengan dimensi pohon. No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p D pangkal =. + 0.978 tbc Dbh = 9.0 + 0.88 tbc Ttot = 9.5 + 0.75 tbc T tajuk = 9.5-0.6 tbc 5.5 5. 6..6.7. 5.6.8 0.00 0.0 0.07 Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa tinggi bebas cabang mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi total pada tingkat kepercayaan 99%, sedangkan dengan ketiga dimensi lainnya mempunyai pengaruh yang nyata. Besarnya nilai-p pada persamaan ketiga tidak melebihi tingkat nyata 0.0. Sebesar 6.% keragaman dari tinggi bebas cabang dapat diterangkan oleh keragaman tinggi total, sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Setiap penambahan satu satuan tinggi bebas cabang akan diikuti dengan penambahan tinggi total sebesar 0,75 satuan. Sedangkan untuk ketiga persamaan lainnya tinggi bebas cabang hanya berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Persamaan regresi yang dibuat dengan menggunakan peubah peramal tinggi tajuk dapat dilihat pada Tabel. Tinggi tajuk memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter pangkal, diameter setinggi dada, diameter bebas cabang, tinggi total, dan ditunjukkan dengan besarnya nilai-p yang lebih kecil dari tingkat nyata 0,0

Tabel Persamaan regresi hubungan antara tinggi tajuk dengan dimensi pohon agathis yang lain. No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p D pangkal = 0.9 +.59 T tajuk Dbh =.0 +.5 T tajuk Dbc = 8.7 +.6 T tajuk Ttot =. + 0.85 T tajuk. 7. 7.0 55.6.6 6.8 6.5 55. Uji keterandalan persamaan menunjukkan bahwa persamaan keempat merupakan persamaan terbaik. Nilai koefisien determinasi terkoreksi sebesar 55,%. Sedangkan besarnya koefisien determinasi sebesar 55.6% berarti bahwa keragaman tinggi total dapat diterangkan sebesar 55.6% oleh keragaman tinggi tajuk. Dari persamaan keempat dapat dilihat bahwa setiap penambahan tinggi tajuk akan mengakibatkan peningkatan tinggi total sebesar 0.85 satuan. Dari keseluruhan persamaan regresi yang terbentuk dari beberapa peubah peramal yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa peubah peramal yang mampu menjadi peubah kunci guna menerangkan karakteristik biometrik pohon agathis adalah diameter pangkal, diameter setinggi dada, dan tinggi pohon. 5.5. Angka Bentuk Batang Rata-Rata Angka bentuk batang agathis diperoleh dari rata-rata rasio volume aktual dengan volume silinder pada ketinggian sampai diameter 0 cm. Perhitungan angka bentuk menggunakan 68 pohon contoh dan 0 pohon untuk uji validasi, karena pohon yang memiliki diameter sampai 0 cm hanya 98 pohon. Angka bentuk yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :. Angka bentuk absolut pada ketinggian sampai diameter 0 cm sebesar 0,65. Angka bentuk setinggi dada pada ketinggian sampai diameter 0 cm sebesar 0,65. Angka bentuk absolut pada ketinggian sampai tinggi bebas cabang sebesar 0.5. Angka bentuk setinggi dada pada ketinggian sampai tinggi bebas cabang sebesar 0,665

Tabel Deskripsi statistik angka bentuk pohon agathis. Angka bentuk n Maksimal Minimal Rata-rata Absolut di D0 Setinggi dada di D0 Absolut di Tbc Setinggi dada di Tbc 68 68 68 68 0.576 0.68 0.76 0.887 0.68 0.8 0.89 0.57 0,65 0,65 0.5 0.665 Angka bentuk merupakan suatu nilai hasil perbandingan antara volume pohon dengan volume silinder yang besarnya kurang dari satu (Husch 96). Hal ini juga dapat dilihat dari nilai angka bentuk yang ada pada Tabel yang menunjukkan nilai angka bentuk absolut dan nilai angka bentuk setinggi dadanya kurang dari satu. Untuk mengetahui angka bentuk mana yang tingkat akurasinya lebih baik dalam pendugaan volume, dilakukan uji validasi. Hasil dari uji validasi dapat dilihat pada Tabel. Berdasarkan hasil uji Khi-kuadrat, diperoleh bahwa keempat angka bentuk memiliki nilai X hitung < X tabel, hal ini berarti bahwa nilai volume dugaan tidak berbeda dengan volume sebenarnya. Dari nilai Bias, SA, SR, dan RMSE yang diperoleh, didapat bahwa angka bentuk setinggi dada pada ketinggian sampai diameter 0 cm memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan angka bentuk lainnya. Tabel Hasil uji validasi angka bentuk. no Angka bentuk X hit X tab Bias SA SR RMSE Absolut di D0.0 7.06.8 7.79.79.767 Setinggi dada di D0.80 0.50-0.508.80 0.698.0 Absolut di Tbc 5.65 7.06 7.8 9.8 7.8 8.79 Setinggi dada di Tbc. 0.50 9.70.8..68 5.6. Kusen Bentuk Batang Rata-Rata Kusen bentuk batang agathis diperoleh dari perbandingan antara diameter atas dan diameter bawah batang pohon. Dimana kusen bentuk normal merupakan perbandingan antara diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon dengan

diameter setinggi dada dan kusen bentuk absolut merupakan perbandingan antara diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon dengan diameter pada ketinggian 0 % dari tinggi pohon, dihitung dari pangkal pohon (Belyea 950). Kusen bentuk yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :. Kusen bentuk normal sebesar 0,60. Kusen bentuk absolut sebesar 0,697 Tabel Deskripsi statistik kusen bentuk pohon agathis. Kusen bentuk n Maksimal Minimal Rata-rata Normal Absolut 0 0 0.85 0.87 0.07 0.8 0.60 0.697 5.7 Penyusunan Persamaan Taper Persamaan taper disusun berdasarkan hubungan antar diameter relatif dengan tinggi relatif. Pada penelitian ini ada enam persamaan taper yang dianalisis statistik dengan menggunakan data diameter relatif sebagai peubah respon dan tinggi relatif sebagai peubah peramal. Dari keenam persamaan tersebut kemudian dicari satu persamaan terbaik yang akan digunakan sebagai salah satu persamaan yang menggambarkan karakteristik pohon agathis. Tabel 5 Persamaan Taper No Persamaan R-sq R-sq(adj) Nilai-p d/d = 0.996-0.707 h/h d/d = 0.88 + 0.8 h/h -.9 (h/h) d/d = 0.87-0.09 h/h - 0.0 (h/h) -. (h/h) (d/d) = 0.9 -.07 h/h.7.6.6.8.0..7. 5 (d/d) = 0.79 + 0.8 h/h -.9.. (h/h) 6 (d/d) = 0.6 +.6 h/h - 5.5 (h/h) +.5 (h/h)..

Model taper terpilih harus memenuhi persyaratan keabsahan persamaan regresi, yaitu bahwa semua peubah bebas harus berperan nyata di dalam model, serta sebaiknya mempunyai nilai koefisien determinasi (R adj) yang tinggi (Herbagung & Krisnawati H 009). Persamaan taper terbaik dapat dilihat pada Tabel 5 yaitu persamaan nomor, ditunjukkan dengan nilai R-sq dan R-sq (adj) yang lebih besar dari keenam persamaan. Uji keterwakilan data dapat dilihat dari besarnya nilai-p. Nilai-p dari keenam persamaan pada Tabel 5 sebesar 0,000 jauh lebih kecil dibanding tingkat nyata 0,0. Ini menunjukkan bahwa persamaan tersebut telah mampu mewakili data yang ada. Besarnya nilai-p ini dipergunakan pula untuk menguji pengaruh peubah peramal terhadap peubah respon. Nilai-p lebih kecil dari tingkat nyata 0,0, berarti semua tinggi relatif pada masing-masing persamaan taper yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap diameter relatif agathis. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa persamaan taper disusun berdasarkan hubungan antara diameter relatif dengan tinggi relatif dapat diterima. 5.8 Rekapitulasi Hasil-hasil Penelitian Karakteristik Biometrik Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa setiap jenis pohon memiliki karakteristik biometrik yang berbeda. Baroroh (006) menyatakan bahwa angka bentuk setinggi dada pohon Shorea leprosula yaitu 0.77, sementara Maulidian (007) menyatakan angka bentuk setinggi dada pohon belian 0.69. Wijayanti (008) meneliti tentang pohon agathis yang merupakan pohon berdaun jarum. Wijayanti (008) menghitung nilai angka bentuk berdasarkan nilai Tbc pohonnya dan didapat nilai angka bentuk setinggi dadanya 0.78. Sementara dalam penelitian ini dihitung nilai angka bentuk berdasarkan tinggi pohon di ketinggian pada diameter 0 cm dan tinggi bebas cabang pohon. Nilai masing-masing angka bentuk setinggi dada yaitu 0.65 dan 0.665, sementara nilai angka bentuk absolutnya 0.60 dan 0.5.

Tabel 6 Rekapitulasi hasil-hasil penelitian karakteristik biometrik. Karakteristik Shorea leprosula a) Belian b) Agathis BT c) Agathis d) Dp maks. 6.0 58.00 97.00 07.7 Dbh maks. 5.50 5.50 8.00 89. Tbc maks. 0.80.80.50 7. Tt maks. 9.00 8.00 7.50 5.8 Angka bentuk setinggi dada Angka bentuk absolut Persamaan taper (d/d) =.06 0.6 h/h 0.76 (h/h) + 0.77 0.69 0.78 0.7 0.80 0.579 (d/d) =.0 0.77 h/h 0.67 (h/h) + 0.8 (h/h) d/d =.0. h/h + 0.58 (h/h) 0,65* 0.665** 0.60* 0.5** d/d = 0.88 + 0.8 h/h -.9 (h/h) 0.67 (h/h) Keterangan : a) Shorea leprosula di Haurbentes Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor (Baroroh 006) b) Belian (Eusideroxylon swageri T.et.B.) di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat (Maulidian 007) c) Agathis loranthifolia R.A. Salisbury di KPH Banyumas Timur Jawa Tengah (Wijayanti 008) d) Agathis loranthifolia R.A. Salisbury di Hutan Pendidikan Gunung Walat * Angka bentuk pada ketinggian di diameter 0 cm **Angka bentuk di Tbc