HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA PABELAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA II

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PASURUAN BABAT-LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

IRMA MUSTIKA SARI J

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia selama kurun 40 tahun sejak tahun 1970 mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang. berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup

SRI REJEKI J

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA PENDERITA EPILEPSI DI KECAMATAN MANYARAN DAN KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran (Kemenkes RI, 2014). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia mencapai usia 66,2 tahun, tahun 2008 UHH penduduk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BABI PENDAHULUAN. Manusia pada setiap tahap perkembangannya memiliki tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan OLEH: NOVIANA DEWI PURWITASARI J 210040062 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat secara bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun pada tahun 1970 menjadi 58,7 tahun pada tahun 1990 dan diproyeksikan menjadi 71,7 tahun pada tahun 2010. Disamping peningkatan harapan hidup, jumlah dan proporsi kelompok lanjut usia (lansia) di negara kita pun menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu 5,3 juta jiwa atau 4,48% pada tahun 1971, 12,7 juta jiwa atau 6,56% pada tahun 1990 dan akan meningkat tajam menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% pada tahun 2010 (Hamid dalam Kuntjoro, 2002). Sejalan dengan bertambahnya umur, setiap manusia akan menjadi tua. Menua berarti mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan organobiologik (fisik) maupun psikososial. Menua merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat diingkari. Namun demikian, kualitas hidup harus diupayakan tetap terjaga sehingga dapat tetap sehat, aktif, dan mandiri. Pada tahun 2025, jumlah lansia (lanjut usia) di Indonesia diperkirakan akan meningkat empat kali lipat. Masalah kesehatan lansia akan semakin menonjol, diantaranya muncul sebagai masalah mental. Masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia adalah depresi (Medicastore,2008). Fenomena diatas di satu sisi dapat menunjukan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum tetapi di sisi lain akan meningkatkan

beban masyarakat maupun pemerintah karena komposisi penduduk dengan tingkat ketergantungan tinggi atau produktivitas rendah dalam hal ini adalah lansia yang begitu besar. Peningkatan usia seseorang akan disertai dengan berbagai kemunduran baik fisik, psikis dan sosial. Kemunduran secara fisik antara lain ditandai dengan penurunan fungsi panca indera, kulit keriput dan menurunnya imunitas sehingga memunculkan berbagai penyakit. Kemunduran psikologis antara lain perasaan tidak berguna, mudah sedih dan depresi. Sedangkan kemunduran sosial diantaranya adalah ketiadaan sanak saudara yang dapat memberikan bantuan, kurang mampu dalam hal ekonomi, tidak produktif dan tidak mampu lagi berperan di masyarakat (Winarni & Kusworo, 1998). Pada lansia yang sehat, kepribadiannya tetap berfungsi dengan baik, kecuali kalau mereka mengalami gangguan kesehatan jiwanya atau tergolong patologik. Sifat kepribadian seseorang sewaktu muda akan lebih nampak jelas setelah memasuki lansia sehingga masa muda diartikan sebagai karikatur kepribadian lansia, dengan memahami kepribadian lansia tentu akan lebih memudahkan masyarakat secara umum dan anggota keluarga lansia tersebut secara khusus, dalam memperlakukan lansia dan sangat berguna bagi kita dalam mempersiapkan diri jika suatu hari nanti memasuki masa lansia (Kuntjoro, 2002). Kepribadian adalah semua corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan

kepribadian itu bersifat dinamis artinya selama individu masih tetap belajar dan bertambah pengetahuan, pengalaman serta keterampilannya, ia akan semakin matang dan mantap (Kuntjoro, 2002). Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia sering mengalami depresi. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut usia mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengecap kondisi hidup idaman ini. Berbagai persoalan hidup yang mendera lanjut usia sepanjang hayatnya, seperti: kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dan lain sebagainya. Kondisikondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya depresi. Tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan depresinya, karena dia akan terus menekan segala bentuk perasaan negatifnya ke alam bawah sadar (Syamsuddin, 2006). Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang. Akumulasi stressor yang terus menumpuk dan yang tidak terselesaikan disinyalir sebagai pemicu munculnya depresi. Permasalahan diatas tentu sangat menarik untuk dikaji dan dicari pemecahannya. Sebagai makhluk sosial berbagai permasalahan yang dihadapi

para lansia ini pun memerlukan bantuan dari orang lain untuk memecahkannya. Tipe kepribadian mempunyai hubungan yang signifikan dengan depresi, pada masa tua umumnya lansia mulai timbul gejolak, timbul perasaan khawatir kehilangan anak buah, teman, kelompok, jabatan, status dan kedudukan sehingga mereka cenderung takut menghadapi kenyataan dan cenderung mengalami depresi (Kuntjoro, 2002). Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8-15 persen. Hasil meta analisis dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 persen dengan perbandingan wanita dan pria adalah 14,1 : 8,6. Sementara prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan panti perawatan sebesar 30-45 persen (Medicastore, 2008). Pengamatan peneliti pada posyandu lansia yang mempunyai jumlah anggota sebanyak 60 orang diwilayah posyandu lansia kenanga binaan puskesmas 1 Nguntoronadi desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri ditemukan banyak terdapat lansia yang mengalami depresi. Pada hasil wawancara terhadap sejumlah 15 orang lansia mereka mengatakan bahwa depresi yang mereka alami umumnya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kehilangan jabatan sehingga mereka merasa sudah tidak berguna, ditinggal anak-anak yang telah menikah dan tinggal memisah dengan orang tua sehingga mereka merasa kesepian dan tidak ada yang memperhatikan, ditinggal pasangan hidup yang telah lebih dahulu meninggal dunia, kesiapan dalam menghadapi kematian, mengidap penyakit yang lama dan tidak kunjung sembuh. Dari paparan diatas peneliti ingin

mengetahui hubungan antar tipe kepribadian dengan tingkat depresi yang merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diasumsikan bahwa beban yang ditanggung keluarga maupun pemerintah cukup tinggi dengan tingginya jumlah penduduk yang kurang atau bahkan tidak produktif ini. Hal ini tentu tidak akan terjadi bila para penduduk yang dalam hal ini adalah para lansia cukup mendapatkan bantuan untuk mempersiapkan diri menghadapi usia tua agar tidak terjadi berbagai gangguan kesehatan fisik maupun mental. Kepribadian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan lansia dalam menghadapi masa tua, sehingga perlu diteliti seberapa besar hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui karakteristik demografi responden.

2. Untuk mengetahui tipe kepribadian pada lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. 3. Untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. 4. Untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian introvert dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. 5. Untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah desa Bumiharjo kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Lansia Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan informasi yang valid bagaimana gambaran nyata tentang pengaruh kepribadian untuk mengatasi depresi pada lansia. Kepribadian yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis seseorang. 2. Bagi Instansi Pemerintah maupun Swasta Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran para pengambil kebijakan di institusi pemerintah atau swasta pentingnya persiapan mental dan fisik para karyawannya sehingga mereka dapat menikmati masa tua dengan bahagia.

3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang masalah psikologis yang sering dihadapi para lansia dan bagaimana mengantisipasinya. E. Keaslian Penelitian 1. Didit (2007) yang meneliti tentang hubungan "Hubungan Tipe kepribadian Dan Koping Lansia Dengan Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Oro Oro Ombo Kecamatan Kartoharjo Madiun". Penelitian dilakukan di fakultas hukum universitas merdeka madiun. Berdasarkan analisa data diperoleh p value sebesar 0,0024 lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara Tipe kepribadian Dan Koping Lansia Dengan Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Oro Oro Ombo Kecamatan Kartoharjo Madiun.