BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI KEGIATAN AMALIAH DAN DINIAH KELAS (IV, V, VI) DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No. Aspek Indikator Ada Tidak Ada 1. Jenis kegiatan a. Pembiasaan membaca

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBACAAN ASMAUL HUSNA DI SMP NEGERI 31 SEMARANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Kesehatan Reproduksi di MA Walisongo Pecangaan Pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi di MA

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

PEMERINTAH KOTA SALATIGA SEKRETARIAT DAERAH

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

PEMERINTAH KOTA SALATIGA SEKRETARIAT DAERAH

JADUAL WAWANCARA. Tanggal Koding Waktu Informan Topik wawancara Tempat Penyusuna n 7 Desember 2017

PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEKRETARIAT DAERAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk

BAB IV IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN. 1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Purwokerto

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PGRI 1 Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus bahwa guru

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut :

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB V PEMBAHASAN. A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam menerapkan nilai-nilai

BAB IV HASIL PENELITIAN

S K R I P S I. Oleh: MAKHRUS SYAEANI NIM

BAB V PENUTUP. salat siswa kelas IV melalui sistem pembelajaran fullday school, maka. melalui penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pelaksanaan Pembinaan Akhlakul Karimah Melalui Kegiatan

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

Laporan Tahunan Dewan Takmir LAPORAN TAHUNAN DEWAN TAKMIR MASJID RAYA VILA INTI PERSADA. Periode Agustus 2008 Desember / 43

MANAGEMENT MASJID AL-FURQAAN 2014 / 1435 H. PT UNITED TRACTORS Tbk

KEMENTERIAN AGAMA. Anggota : M. Samsul Ilmun N. Sekretaris : Qurrotu Ainin S. Wakil : M. Nabila Rosikh. Ketua : Dewi Mutmainah

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB IV PAPARAN DATA LAPANGAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN. strategi pembinaan kedisiplinan siswa mendirikan shalat berjamaah di

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Gambaran Umum Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV,

BAB IV HASIL PENELITIAN

KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH ISTIQLAL JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

INSTRUMEN WAWANCARA. dalam membina akhlak siswa? pendidikan akhlak kepada siswa? 6. Apa Landasan berdirinya Organisasi Harisma?

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM MEWUJUDKAN AKHLAQUL KARIMAH ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) TUNAS BANGSA PATI

Transkripsi:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data hasil penelitian yang meliputi gambaran umum MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang, pelaksanaan kegiatan amaliah dan diniah, kegiatan pendukung dan arah dari implementasi kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang. Berikut ini Peneliti sajikan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang. 1. Data Hasil Penelitian a. Implementasi Kegiatan Amaliah dan diniah 1) Kegiatan Amaliah dan diniah Unggulan di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang Secara keseluruhan kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang antara lain: a) Pembiasaan membaca asma ul husna b) Pembiasaan membaca juz amma c) Pembiasaan membaca Hadits d) Shalat dluha e) Shalat dzuhur berjamaah f) Tahlilan jum at pagi 50

g) Infak mingguan h) PHBI i) Do a sebelum dan sesudah pembelajaran j) Santunan anak yatim dan fakir miskin Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Drs. H. Mohammad Rodli tentang sejarah kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang menyatakan bahwa: Beberapa kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan sudah berlangsung sangat lama, sudah beberapa puluh tahun yang lalu. Pada awalnya hanya beberapa kegiatan yang menjadi rutinitas dan sekarang sudah berubah menjadi budaya sekolah. Shalat dzuhur berjamaah sudah sejak dahulu dilaksanakan karena posisi masjid yang dekat dengan sekolah. Pembiasaan membaca asma ul husna awalnya hanya dilaksanakan peserta didik MI Mifahus Sibyan, kemudian diikuti oleh peserta didik SMP Hasanudin sebagai rutinitas kegiatan amaliah dan diniah dengan berbaris di depan kelas masingmasing sebelum masuk. Sedangkan shalat dluha merupakan kegiatan amaliah dan diniah yang belum lama berlangsung, tetapi sudah lebih dari 10 tahun. 1 Beberapa kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang sudah berjalan dengan baik selama kurun waktu yang tidak singkat dan sampai saat ini dijadikan sebagai program Maret 2016. 1 Wawancara dengan Drs. H. Mohammad Rodli pada tanggal 23 51

unggulan kegiatan amaliah dan diniah sekolah antara lain: a) Pembiasaan membaca asma ul husna b) Pembiasaan membaca juz amma c) Shalat dzuhur berjama ah d) Tahlilan jum at pagi 2) Kegiatan Amaliah dan diniah Harian Kelas IV, V dan VI di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang Kegiatan amaliah dan diniah harian merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap hari di MI Miftahus Sibyan Tugurego Semarang. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Januari sampai dengan tanggal 18 Maret 2016 di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang, dilaksanakan kegiatan amaliah dan diniah antara lain: a) Pembiasaan Membaca Asma ul Husna Pembiasaan membaca asma ul husna dilaksanakan setiap pagi sebelum pembelajaran berlangsung. Peserta didik masuk ke dalam kelas masing-masing yang diawasi secara langsung oleh guru kelas. Pembacaan asma ul husna dipimpin secara langsung oleh peserta didik dari MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang maupun SMP Hasanudin 6 yang dilakukan secara bergilir, 52

kegiatan ini di mulai pukul 06:45 WIB sampai dengan 07:15 WIB. Peserta didik yang bertugas menjadi pemimpin membacakan asma ul husna di ruang TU SMP Hasanudin 6 dengan pengeras suara dan diikuti seluruh kelas dengan serentak. Peserta didik yang bertugas memimpin pembacaan asma ul husna adalah peserta didik yang sudah benar-benar hafal asma ul husna tanpa teks. Selain ada yang bertugas memimpin pembacaan asma ul husna, di kelas masingmasing juga terdapat peserta didik yang bergiliran memimpin di ruang TU. 2 Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah peserta didik terkadang bermain sendiri, ada yang melamun, bahkan tidak mau membaca asma ul husna. Meskipun demikian, guru tetap berusaha mengondisikan dan mendisiplinkan peserta didik yang sulit diatur. Guru selalu memperhatikan tingkah peserta didik dan langsung menegur peserta didik yang tidak serius ketika membaca asma ul husna. b) Pembiasaan Membaca Juz Amma Pembiasaan membaca juz amma dilaksanakan setiap hari setelah pembacaan 2 Observasi pada tanggal 26 Januari 2016. 53

asma ul husna di kelas. Peserta didik membacakan surat yang ditetapkan oleh kurikulum sekolah. Surat yang dibaca berjenjang dari kelas IV sampai dengan kelas VI. Namanama surat dapat dilihat pada lampiran 5 (materi slafiyah tahfidz tahun pelajaran 2015/2016). Kegiatan ini dilakukan di kelas masing-masing, dimana guru dan peserta didik membaca juz amma secara bersama-sama. 3 Pembiasaan melantunkan ayat suci Al- Qur an sejak memasuki MI dapat mengajarkan peserta didik meluangkan waktunya untuk membaca Al-Qur an meskipun ditengah kesibukan sehari-hari. Pada awalnya peserta didik yang baru masuk kelas I belum bisa membaca dan menulis Al-Qur an. Namun, dengan metode pembiasaan secara berangsur-angsur sudah dapat menulis dan membaca. Pengajaran menulis Al- Qur an tidak dilaksanakan pada jam pembiasaan, melainkan disertakan pada materi salafi yang mengajarkan menulis Al-Qur an dan hafalan Hadits. Mata pelajaran salafi diampu oleh guru pembimbing yang disesuaikan dengan jadwal masing-masing. Mata pelajaran salafi sebagai 3 Observasi pada tanggal 26 Januari 2016. 54

faktor pendukung adanya kegiatan amaliah dan diniah yang berwujud pembiasaan. Disamping kegiatan pembiasaan membaca juz amma, MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang juga mengadakan kegiatan tahfidz juz amma. Tahfidz juz amma selama bertahun-tahun belum memberikan hasil yang maksimal, walaupun sudah dilakukan berbagai cara. Menurut kepala sekolah MI Miftahus Sibyan hal ini dikarenakan kurangnya pembiasaan tahfidz juz amma setiap hari. Setelah peserta didik dilatih menulis, membaca, memahami kandungan makna surat juz amma dalam pelajaran salafi dan dibiasakan membaca setiap hari sebelum pembelajaran, maka hasil yang diperoleh pun sudah cukup memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang menyatakan bahwa: Peserta didik sudah dapat menulis dengan benar dan hafal surat-surat yang ditentukan oleh sekolah. 4 Jadi, pembelajaran salafi sangat mendukung pembiasaan membaca juz amma. c) Pembiasaan Membaca Hadits 4 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 18 Maret 2016. 55

Pembiasaan membaca Hadits dilaksanakan setiap hari setelah membaca juz amma. Hadits untuk masing-masing kelas juga berjenjang, sama seperti halnya surat dalam juz amma. Daftar Hadits yang dibaca setiap pagi dapat dilihat pada lampiran 5 (dokumen sekolah) dalam materi salafiyah yang menjelaskan pembagian surat juz amma, Hadits dan praktik ibadah yang harus dilaksanakan berdasarkan tingkat kelas masing-masing. 5 Tata cara pelaksanaan pembiasaan membaca Hadits sama dengan membaca juz amma, karena setiap peserta didik membawa teks yang bertuliskan Hadits dan artinya, kemudian dibaca bersama-sama dengan guru. Sedangkan untuk latihan menulis Hadits sama halnya dengan latihan menulis Juz amma yaitu diajarkan pada materi salafi. Peserta didik diajari untuk menulis oleh guru pembimbing dan dijelaskan kandungan Haditsnya. Setiap pagi hari peserta didik dibiasakan membaca Hadits yang sudah ditentukan. 6 d) Shalat Dluha 5 Dokumen MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang. 6 Observasi pada tanggal 26 Januari 2016. 56

Shalat dluha dilaksanakan sebelum istirahat pertama di masjid Al-Amin Tugurejo Semarang. Lokasi masjid masih di lingkungan sekolah, sehingga memberikan keuntungan tersendiri bagi pihak MI Miftahus Sibyan. Yaitu menunjang keberlangsungannya kegiatan amaliah dan diniah yang diprogramkan oleh pihak madrasah. Shalat dluha dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Kamis. Hari Senin untuk kelas I danvi, hari Selasa untuk kelas II dan V, hari Rabu untuk kelas III dan IV, sedangkan hari Kamis dari kelas I sampai dengan VI. Hari Jum at dan Sabtu tidak ada shalat dluha karena waktu di sekolah lebih singkat. Pelaksanaan shalat dluha secara bersamaan diikuti oleh peserta didik kelas rendah dan kelas tinggi. Pembagian kelas ini bertujuan agar mempermudah guru dalam membimbing dan mengawasi peserta didik. Hal ini dikarenakan apabila pelaksanaan shalat dluha oleh sesama kelas rendah pada waktu bersamaan, maka akan lebih sulit dalam mengondisikan kegiatan shalat dluha. Pada awalnya pelaksanakan shalat dluha diikuti oleh kelas rendah dengan kelas rendah, 57

begitu juga kelas tinggi dengan kelas tinggi. Namun, sistem yang seperti ini ternyata kurang berhasil karena lebih sulit dalam mengondisikan peserta didik. Adapun setelah formasinya dirubah, maka kegiatan ini mengalami kemajuan dan dapat dikondisikan dengan baik. 7 Surat yang dibaca pada rakaat pertama adalah ad-dluha dan pada rakaat ke-2 disesuaikan dengan hafalan juz amma setiap kelas. Tujuan sekolah menyesuaikan rakaat ke-2 dengan surat yang dibaca masing-masing kelas adalah agar peserta didik lebih cepat menghafal surat yang ditentukan untuk masing-masing kelas. 8 Dalam pelaksanaan shalat dluha, guru kelas berada di samping kanan dan kiri shaf peserta didik agar mudah dalam mengondisikan peserta didik. Setelah pelaksanaan shalat dluha, peserta didik membaca do a shalat dluha yang tertulis dalam lembaran kertas dari sekolah. Setiap peserta didik membawa teks yang berisi doa setelah shalat dluha. 9 e) Shalat Dzuhur Berjamaah 7 Wawancara dengan Moh. Multazam, S.Pd.I (Guru Kelas IV) pada tanggal 18 Januari 2016. 8 Wawancara dengan Siti Nurul Inayah, S.Pd.I (Guru Kelas V B) pada tanggal 18 Januari 2016. 9 Observasi pada tanggal 18 januari 2016. 58

Shalat dzuhur dilaksanakan di masjid pukul 12:45 WIB sampai dengan 13:15 WIB setelah selesai pembelajaran dan sudah diistirahatkan. Shalat dzuhur berjama ah diikuti oleh peserta didik kelas IV, V dan VI beserta guru dan karyawan. Guru dan karyawan laki-laki berada di shaf paling depan, sedangkan guru perempuan membaur dengan peserta didik. Beberapa guru memposisikan diri di tengah, samping dan belakang agar peserta didik yang berada di barisan paling belakang tidak berbicara sendiri. Pengawasan ini dilakukan karena peserta didik di MI yang masih senang bermain dan termasuk kedalam usia anak-anak. Walaupun peserta didik sudah dapat dikondisikan ketika pelaksanaan shalat, terkadang beberapa peserta didik masih sibuk berbicara sendiri, melakukan gerakan tambahan yang tidak termasuk dalam shalat dan sebagainya. Maka, dengan formasi guru yang mengambil shaf shalat secara acak dapat mewujudkan suasana shalat yang khusyuk. 10 Dalam pelaksanaan shalat dzuhur peneliti menjumpai salah satu anak yang kurang serius di 10 Observasi pada tanggal 18 Maret 2016. 59

dalam melaksanakan, tetapi guru langsung menegurnya dan seketika itu peserta didik kembali serius. Jadi, walaupun peserta didik yang pada dasarnya sulit diatur dan masih cenderung ingin bermain karena usia anak-anak, jika guru pembimbingnya tegas, maka kedisiplinan dapat terwujud. Selain itu masalah yang terkait dengan waktu, berikut penjelasan dari kepala sekolah: Problem dalam pelaksanaan shalat di sekolah terkait dengan waktu, ketika peserta didik antri berwudlu itu lama sehingga sedikit menghambat pelaksanaan. 11 Selain dari hasil wawancara, data juga didukung berdasarkan hasil pengamatan peneliti ketika mengambil air wudlu antrian peserta didik lama sehingga efisiensi waktu berkurang. 12 Pada minggu berikutnya ketika peneliti datang ke sekolah untuk melakukan observasi shalat dzuhur terdapat peserta didik yang lupa tidak membawa mukena. Oleh karena itu, sebagai sanksi yang diberikan bagi peserta didik yang tidak membawa alat shalat harus tetap melaksanakan shalat dzuhur setelah jama ah selesai agar tidak mengulanginya 11 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 23 Maret 2016. 12 Observasi pada tanggal 26 Januari 2016. 60

lagi. Sanksi tersebut bertujuan agar peserta didik disiplin dan selalu membawa alat shalat ke sekolah. f) Do a sebelum dan sesudah pembelajaran Sebelum pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu berdo a pukul 07:15 WIB. Do a yang dibacakan sebelum pembelajaran adalah shalawat nariyah dan do a sebelum belajar, sedangkan do a yang dibaca setelah pembelajaran adalah surat al-asr dan do a penutup majlis. 13 3) Kegiatan Amaliah dan diniah Mingguan Kelas IV, V dan VI di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang a) Tahlilan jum at pagi Tahlilan dilaksanakan pada hari jum at pukul 06:45 WIB sampai 07:15 WIB. Tahlil diikuti oleh seluruh peserta didik MI dan SMP. Guru mengawasi dan membimbing pelaksanaan tahlil bersama. Peserta didik MI Miftahus Sibyan berada di depan kelas I, II dan V, karena kelas tersebut berada di lantai pertama. Adapun peserta didik SMP Hasanudin 6 berada di lapangan. 14 13 Observasi pada tanggal 1 Februari2016. 14 Observasi pada tanggal 29 Januari 2016. 61

Salah satu guru memimpin pembacaan tahlil dengan pengeras suara karena jumlah peserta didik yang banyak, sedangkan guru yang lain berada di antara peserta didik sebagai bentuk pengawasan. Guru memberikan contoh yang baik kepada peserta didik dalam hal duduk dan khusyuk ketika mengamini do a tahlil. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, dapat diketahui bahwa tahlilan merupakan tradisi warga NU, karena sekolah juga bernaung di bawah Lembaga Pendidikan Ma arif NU. Kegiatan amaliah dan diniah yang dilaksanakan berdasarkan amalan-amalan Ahlussunah wal Jama ah. Pada awalnya tahlilan hanya dilaksanakan oleh peserta didik MI Miftahussibyan Tugurejo Semarang di depan kelas, namun selang beberapa waktu diikuti oleh peserta didik SMP Hasanudin 6 dan sampai sekarang menjadi tradisi rutinan sekolah dalam rangka menjalankan ajaran Ahlussunah wal Jama ah 15 b) Infak mingguan Infak mingguan merupakan kegiatan beramal yang dilaksanakan oleh peserta didik di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang satu kali dalam seminggu. Infak mingguan wajib bagi peserta didik untuk semua kelas dan dicatat oleh 15 Wawancara dengan Moh. Multazam, S.Pd.I (Guru Kelas IV) pada tanggal 18 Januari 2016. 62

wali kelas masing-masing. Hari pengumpulan infak adalah hari Jum at. Setiap peserta didik diminta menyisihkan uangnya lima ratus rupiah dan bagi guru tidak ditentukan nominalnya. Uang yang terkumpul digunakan untuk menjenguk peserta didik apabila ada yang sakit, santunan fakir miskin dan anak yatim. Tujuan dari pengumpulan infak tiap satu minggu sekali adalah agar tidak membebani peserta didik maupun orang tua apabila sewaktu-waktu membutuhkan uang untuk kepentingan sosial di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VB, diketahui bahwa santunan fakir miskin dan anak yatim tidak terjadwal, bisa satu tahun sekali atau sesuai kebutuhan. Pemberian santunan sebagai bentuk pembelajaran infak dan sedekah yang di aplikasikan secara nyata di lingkungan sekitar sekolah. Sasaran fakir miskin adalah warga Tugurejo, karena sebagian besar peserta didik juga berasal dari Tugurejo. Adapun anak yatim yang diberi santunan berasal dari peserta didik di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang maupun anak yatim yang berada di panti asuhan. Sebelum hari pelaksanaan santunan fakir miskin dan anak yatim, biasanya peserta didik tidak diberitahu hal tesebut. Hal ini dikarenakan antusias peserta didik sangat tinggi, apabila diberitahukan sebelumnya maka pembelajaran 63

pagi hari tidak berjalan kondusif. Biasanya peserta didik diberi tahu secara tiba-tiba sebelum pelaksanaan santunan. Dalam kegiatan ini, sekolah juga memberikan tambahan uang agar uang yang terkumpul dari peserta didik cukup untuk dibagikan. Adapun dalam pelaksanaannya, Guru membimbing peserta didik yang akan memberikan santunan. Uang yang dikumpulkan oleh peserta didik dari kegiatan santunan dikembalikan untuk peserta didik yang membutuhkan. Peserta didik yang ditunjuk untuk memberikan santunan adalah berasal dari kelas tinggi (IV, V, VI) dan penunjukannya secara acak. 16 4) Kegiatan Amaliah dan diniah PHBI (Perayaan Hari Besar Islam) Hari besar Islam yang biasa diperingati oleh umat Islam, antara lain adalah Idul Fitri, Idul Adha, Maulud Nabi dan Isra Mi raj. MI Miftahus Sibyan merupakan salah satu lembaga formal yang biasa mengadakan peringatan hari besar Islam. Bentuk perayaan yang dilaksanakan ketika Maulud Nabi Muhammad SAW., dan Isra Mi raj adalah dengan 16 Wawancara dengan Siti Nurul Inayah Guru Kelas V B pada tanggal 20 Januari 2016. 64

melaksanakan pengajian di masjid atau halaman sekolah yang diikuti oleh seluruh peserta didik RA Masyitah, MI Miftahus Sibyan, SMP Hasanudin 6 dan guru sebagai pengisi materi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VA Moh. Hamdan, S.Pd.I tentang kegiatan PHBI di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang menjelaskan bahwa: PHBI dilaksanakan kondisional, seperti pada peringatan Maulid Nabi, Isra Mi raj, Idul Fitri, Idul Adha, dan pada bulan Ramadhan dilaksanakan kegiatan pesantren kilat untuk seluruh kelas dan guru yang memberikan materi. Perayaan Isra Mi raj dan Maulid Nabi dilaksanakan dengan mengadakan pengajian di sekolah atau masjid secara bersamaan dengan RA Masyitah dan SMP Hasanudin 6. Adapun pada awal masuk sekolah setelah hari raya Idul Fitri ada halal bi halal di sekolah dan silaturahim ke keluarga yayasan. Pada hari raya Idul Adha, SMP Hasanudin 6 melakukan pemotongan hewan qurban dan peserta didik MI turut serta menyaksikan kegiatan tersebut. 17 b. Kegiatan Pendukung Dari dokumen sekolah yang terlampir pada lampiran 5 dapat diketahui adanya kegiatan pendukung yang menunjang berlangsungnya kegiatan amaliah dan diniah di sekolah yaitu materi salafi. Materi salafi dikemas Februari 2016. 17 Wawancara dengan Moh. Hamdan, S.Pd.I pada tanggal 15 65

Maret 2016. menarik berisi mata pelajaran fikih ibadah, tahfidz Al- Qur an dan tahfidz Hadits yang dilaksanakan pada jam pembelajaran siang sebelum shalat dzuhur. Dalam pembiasaan pagi hanya membaca asma ul husna, juz amma dan Hadits. Adapun ketika penyampaian materi salafi peserta didik diajarkan menulis Al-Qur an, Hadits dan memahami kandungan nilai yang terdapat di dalamnya. Selain penyampaian nilai-nilai yang terkandung dalam asma ul husna, Al-Qur an dan Hadits peserta didik juga dianjurkan menghafal sesuai dengan tingkatan materi masing-masing. 18 c. Tujuan dari Implementasi Kegiatan Amaliah dan diniah Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti ada arah atau tujuannya, begitu pula dengan kegiatan amaliah dan diniah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang, Drs. H. Mohammad Rodli, bahwa tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut: Tujuan kegiatan amaliah dan diniah yang dilaksanakan di sekolah adalah sebagai perwujudan atas visi dan misi sekolah yaitu dalam rangka menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran Islam ahlussunah waljama ah dan berakhlak mulia. 19 18 Dokumen MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang. 19 Wawancara dengan Drs. H. Mohammad Rodli pada tanggal 18 66

B. Analisis Data Hal serupa juga disampaikan oleh guru kelas V A Moh. Hamdan, S.Pd.I bahwa: Tujuan pelaksanaan kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang adalah membentuk akhlak peserta didik sejak usia dini. Selain itu tujuan pelaksanaan shalat di sekolah adalah untuk pembetulan gerakan dan bacaan-bacaan dalam shalat. Jadi, tidak hanya sekedar teori yang diajarkan melainkan praktik shalat yang dibimbing oleh guru secara langsung. 20 Analisis data adalah menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik data dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. 21 Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh peneliti, maka peneliti akan menganalisis data yang telah didapatkan antara lain sebagai berikut: 1. Implementasi kegiatan amaliah dan diniah Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh peneliti, pelaksanaan kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang adalah berupa pembiasaan yang dilaksanakan setiap hari dari sebelum pembelajaran dimulai sampai setelah pelajaran selesai dan kegiatan amaliah dan 20 Wawancara dengan Moh. Hamdan, S.Pd.I pada tanggal 15 Februari 2016. 21 M. Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 245. 67

diniah mingguan. Selain kegiatan amaliah dan diniah mingguan di MI Miftahus Sibyan Tugurejo semarang juga ada kegiatan amaliah dan diniah tahunan dan kegiatan amaliah dan diniah yang tidak terencana. Sebelum pembelajaran dimulai pukul 06:45 WIB sampai dengan 07:15 WIB dilaksanakan pembiasaan membaca asma ul husna, kemudian membaca surat-surat dari jus amma dan membaca Hadits sesuai dengan jenjang masing-masing yang terlampir pada dokumen sekolah (materi salafi). Selanjutnya peserta didik membaca shalawat nariyah dan do a sebelum belajar. Pukul 09:30 WIB sampai dengan 09:45 WIB peserta didik diajak ke masjid al-amin Tugurejo Semarang yang letaknya berdekatan dengan sekolah untuk melaksanakan shalat dluha. Kelas I dan VI melaksanakan shalat dluha pada hari Senin, kelas II dan V pada hari Selasa, kelas III dan IV pada hari Rabu, sedangkan hari Kamis untuk seluruh peserta didik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Kendala dalam pelaksanaan shalat dluha adalah mengondisikan peserta didik yang masih sulit diatur.akan tetapi, setelah formasi kelas dirubah peserta didik lebih mudah diatur. Peserta didik yang melaksanakan shalat dluha setiap harinya terdiri dari kelas rendah dan kelas tinggi. Pada akhir pembelajaran peserta didik membaca surat al-asr dan doa penutup majlis, kemudian diistirahatkan dan 68

dikondisikan kembali untuk mengikuti jama ah shalat dzuhur beserta guru dan karyawan. Jama ah shalat dzuhur hanya diikuti oleh peserta didik kelas tinggi (IV, V, VI) karena pada waktu shalat dzuhur masih berada di sekolah. Guru dan karyawan berbaur dengan peserta didik ketika melaksanakan shalat dzuhur, hal tersebut bertujuan agar peserta didik mudah untuk dikondisikan. Kendala yang cukup berarti dalam pelaksanaan shalat dzuhur adalah sulitnya memanajeman waktu ketika pengambilan air wudhu. Antrian yang panjang ketika berwudhu membutuhkan persiapan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, para guru tidak mendiamkan begitu saja dan memberikan teguran kepada peserta didik agar tidak terlalu lama, karena banyak yang menunggu giliran berwudlu. Adapun kegiatan amaliah dan diniah mingguan yaitu kegiatan amaliah dan diniah yang dilaksanakan satu kali dalam satu minggu. Kegiatan amaliah dan diniah mingguan di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang yaitu: tahlilan dan infak yang dilaksanakan pada hari Jum at, sebagai kegiatan pengganti pembiasaan membaca asma ul husna, Hadits dan juz amma. Tahlilan dimulai pukul 06:45 sampai dengan 07:15 WIB.. Pembiasaan tahlil pada hari Jum at secara langsung mengajarkan pada peserta didik amalan-amalan Ahlus Sunah wal Jama ah sebagai ciri khas warga nahdliyin. Nilai lain 69

yang diajarkan yaitu dalam kegiatan sedekah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang. Kegiatan sedekah mengajarkan kepada peserta didik akan sikap sosial yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, saling berbagi dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya. Adapun kegiatan infak dikoordinasi oleh guru kelas masing-masing. Setiap anak diminta nominal 500 rupiah. Apabila uang infak terkumpul bisa digunakan untuk keperluan sosial seperti menjenguk peserta didik yang sakit, dan apabila sudah terkumpul cukup, maka sekolah menambahkan nominalnya untuk diberikan kepada anak yatim dan fakir miskin di lingkungan sekolah. Jadi, uang dari peserta didik diberikan untuk peserta didik yang membutuhkan dan yang menyerahkan uang tersebut adalah beberapa peserta didik yang ditunjuk oleh sekolah. Selain kegiatan amaliah dan diniah yang bersifat harian dan mingguan, ada kegiatan lain yang tidak terjadwal seperti PHBI, santunan anak yatim dan fakir miskin. PHBI (perayaan hari besar Islam) seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Isra Mi raj. Pada bulan Ramadhan, sekolah juga melaksanakan kegiatan pesantren kilat yang diikuti seluruh kelas. Adapun sebagian guru yang bertugas menyampaikan materi sesuai dengan jadwal yang ditentukan sekolah. 70

Perayaan Idul Fitri biasanya diisi dengan acara halal bi halal di sekolah dan dilanjutkan berkunjung ke rumah keluarga yayasan. Halal bi halal mengajarkan peserta didik akan pentingnya menjaga tali silaturrahim antar sesama. Adapun perayaan Idul Adha SMP Hasanudin 6 yang melaksanakan pemotongan hewan qurban dan peserta didik MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang turut menyaksikannya. Sedangakan penyembelihan hewan qurban pada hari raya Idul Adha mengajarkan makna saling berbagi dan menjalankan perintah Allah SWT untuk berqurban. Perayaan Isra Mi raj dan Maulid Nabi dilaksanakan dengan mengadakan pengajian bersama yang diikuti oleh RA Masyitah, MI Miftahus Sibyan dan SMP Hasanudin 6. Tempat pelaksanaan kegiatan di masjid Al-Amin atau di halaman sekolah. Jadi, pelaksanaan kegiatan amaliah dan diniah Isra Mi raj merupakan kerjasama antara tiga sekolah yang bernaung dalam satu lembaga. 2. Kegiatan Pendukung Pelaksanaan kegiatan amaliah dan diniah tanpa penyampaian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan pendukung yang tidak hanya berwujud pembiasaan. Kegiatan pendukung yang menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam asma ul husna, ayat-ayat Al-Qur an 71

dan Hadits dilaksanakan dalam pembelajaran materi salafi yang berhubungan dengan fiqh ibadah, tahfidz juz amma dan Hadits. Seluruh guru MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang menjadi pembimbing materi salafi, tidak hanya guru kelas sebagai pengampu melainkan semua guru berperan sesuai jadwal masing-masing. Hal ini sesuai dengan penjelasan guru kelas VI Faizatun Nisak, S.Pd.I sebagai berikut: Kegiatan amaliah dan diniah yang sifatnya pembiasaan masuk dalam penilaian karakter, sedangkan penilaian akademiknya pada pembelajaran salafi untuk kelas tinggi setelah istirahat yang ke-2, ada kurikulum sendiri yang dibuat sekolah untuk materi yang wajib dihafalkan (Al-Qur an dan Hadits). 22 Jadi, pembiasaan hanya untuk melihat karakter peserta didik di sekolah, sedangkan penilaian kognitif diberikan dalam pembelajaran materi salafi. Penilaian kognitif berupa lembar evaluasi peserta didik. 3. Tujuan dari Implementasi Kegiatan Amaliah dan diniah Berdasarkan hasil penelitian bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan amaliah dan diniah di MI Miftahus Sibyan Tugurejo Semarang antara lain: a. Memantapkan akidah b. Muamalah sesuai dengan teori Al-Qur an dan Hadits c. Pembentukan akhlakul karimah 22 Wawancara dengan Faizatun Nisak, S.Pd.I Guru Kelas VI pada tanggal 15 Februari 2016. 72