PEMINTAKATAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMI DI PESISIR KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

dokumen-dokumen yang mirip
Alhuda Rohmatulloh

Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

PERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

ANALISIS TINGKAT BAHAYA TSUNAMI DI DESA ULEE LHEUE KECAMATAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mitigasi Bencana Banjir Rob di Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 PERUMUSAN INDIKATOR - INDIKATOR BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Akibat Luapan Kali Kemuning di Kabupaten Sampang

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH KOTA BENGKULU

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

C I N I A. Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dosen, FTSP, Teknik Geofisika, ITS 5

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Skenario Tutupan Lahan Kawasan Banjir Berdasarkan Tingkat Bahaya Di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan

Arahan Adaptasi Kawasan Rawan Tanah Longsor Dalam Mengurangi Tingkat Kerentanan Masyarakat Di KSN. Gunung Merapi Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena

STUDI RISIKO TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya adalah proses dan fenomena alam yang menimpa manusia. Rentetan

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

KERENTANAN (VULNERABILITY)

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

PEMETAAN KERENTANAN BENCANA TSUNAMI DI PESISIR KECAMATAN KRETEK MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI, KABUPATEN BANTUL DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen Pemulihan Infrastruktur Fisik Pasca Bencana

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

Faktor-Faktor Kerentanan yang Berpengaruh Terhadap Bencana Banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar

BULETIN KARST GUNUNGSEWU

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PESISIR KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG UNTUK MITIGASI BENCANA TSUNAMI.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

BAB VI BAB KESIMPULAN VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-134

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (Brundtland, 1987).

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

Fasilitasi Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

BAB IV. Kajian Analisis

ARAHAN ADAPTASI KAWASAN RAWAN ABRASI BERDASARKAN KERENTANAN MASYARAKAT DI PESISIR KABUPATEN TUBAN

PEMODELAN GENANGAN BANJIR PASANG AIR LAUT DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN CITRA ALOS DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

`BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan, baik oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 PEMINTAKATAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMI DI PESISIR KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN Alhuda Rohmatulloh dan Haryo Sulistyarso Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: haryo.its@gmail.com Abstrak Kabupaten Pacitan memiliki tiga titik di pesisir yang rawan bencana tsunami. Pesisir Kecamatan Ngadirojo, salah satu titik rawan, memerlukan adanya peta pemintakatan tingkat risiko bencana tsunami sebagai bagian dari upaya mitigasi. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mencapai sasaran antara lain: mengidentifikasi karakteristik ancaman bahaya bencana tsunami; mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bencana tsunami; menentukan zona bahaya bencana tsunami ; dan menentukan rekomendasi arahan kebijakan terkait masing-masing zona risiko di pesisir Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Semua tahapan analisis yang ditempuh dalam penelitian ini termasuk ke dalam upaya mitigasi bencana yang bertujuan untuk mengurangi ataupun mengantisipasi kemungkinan dampak bencana tsunami. Adapun hasil dari penelitian ini adalah peta zonasi tingkat risiko bencana tsunami di pesisir Kecamatan Ngadirojo. Dari peta tersebut dapat diketahui bahwa desa yang paling berisiko terhadap bencana tsunami adalah Desa Hadiwarno yang berada paling dekat dari pantai. Kata Kunci bencana tsunami, Kabupaten Pacitan, mitigasi bencana, pemintakatan. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kejadian bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 dan Yogyakarta tahun 2006 merupakan pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk lebih bersikap arif menghadapi ancaman bencana tsunami. Dengan modal pengalaman dalam menghadapi bencana tsunami tersebut bangsa ini seharusnya sadar bahwa seluruh stakeholder harus siap setiap saat dalam mengantisipasi terjadinya bencana dari potensi bencananya, terutama sebelum terjadinya bencana. Terlebih lagi bagi daerah-daerah yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa, yang mana potensi akan bencana gempa sangat tinggi. Hal itu disebabkan oleh pertemuan silang antara 2 lempeng Samudera (Pasifik dan Hindia/Indonesia) dan 2 lempeng benua (Asia dan Australia). Dari sepuluh negara yang mengalami jumlah kejadian terbesar tsunami di dunia, dari kurun waktu 2000 tahun sebelum masehi sampai tahun 2005, Indonesia menempati posisi rangking ketiga dari sisi banyaknya kejadian setelah Jepang dan USA, namun dari jumlah korban yang meninggal menempati rangking satu (Kodoatie, 2006). Karenanya, kesadaran semua pihak atas potensi bencana harus ditingkatkan dengan berbagai cara dan upaya. Mengingat hal yang paling penting dalam menajemen bencana adalah kewaspadaan, maka diperlukan suatu upaya meningkatkan persiapan dan kesiagaan (preparedness) sehingga dalam proses tersebut pemerintah, organisasi, masyarakat, perorangan (stakeholder) dapat merespon bencana yang bakal terjadi dengan cepat, tepat, efektif, efisien, dan benar (Carter, 1991; UNESCO, 1995) Dibandingkan dengan pulau-pulau besar seperti Sumatera dan Kalimantan, luas Pulau Jawa hanya berturut-turut dua per tujuh dan seperempat dari luas kedua pulau tersebut. Dengan kata lain Pulau Sumatera lebih dari tiga setengah kali luas Pulau Jawa dan luas Pulau Kalimantan lebih dari empat kali dari Pulau Jawa. Namun penduduk perkotaan di Jawa hampir empat kali dari yang di Sumatera dan hampir sepuluh kali dari yang di Kalimantan (http://www.ri.go.id/; Sidabutar, 1992; Kodoatie dan Sjarief, 2006). Fakta tersebut memberikan gambaran bahwa Pulau Jawa memiliki yang lebih besar daripada pulau lain ditinjau dari kepadatan penduduk. Oleh karenanya Pulau Jawa memiliki prioritas tertinggi dalam hal mitigasi bencana. Pesisir Jawa Timur, yang merupakan salah satu kawasan yang menyimpan banyak potensi sumber daya kelautan, pun tak luput dari ancaman bencana. Pesisir Jawa Timur memiliki beberapa karakteristik yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Pacitan, sebagai salah satu kabupaten yang berada di pesisir selatan Jawa Timur, memiliki ciri fisik pesisir yang khas, di mana terdapat pantai yang membentuk ceruk (teluk) tepatnya di Kecamatan Ngadirojo. Sukandarrumidi, 2010, dalam salah bukunya tentang mitigasi bencana, menyatakan bahwa daerah teluk yang menyempit merupakan daerah yang rawan tsunami, mengingat di lokasi tersebut energi akan terkumpul. Dengan kata lain, apabila terjadi tsunami maka yang tersebut memiliki kekuatan yang lebih besar sehingga sapuan mampu masuk ke arah daratan lebih jauh. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kewaspadaan seluruh stakeholder di Kecamatan Ngadirojo melalui mitigasi bencana yang salah satunya adalah dengan membuat pemintakatan (zonasi) kawasan rawan bencana tsunami agar dampak yang timbul ketika bencana datang dapat diminimalisasi.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2 B. Rumusan Masalah Daerah pesisir Kecamatan Ngadirojo merupakan salah satu spot yang rentan akan bencana tsunami. Kecamatan tersebut menempati urutan kedua daerah yang paling rentan setelah Kecamatan Pacitan. Dalam hal upaya mitigasi bencana, Kecamatan Pacitan telah memiliki zonasi risiko bencana tsunami, sementara itu Kecamatan Ngadirojo belum ada zonasi risiko bencana tsunami. Berkaitan dengan hal tersebut pertanyaan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian adalah bagaimana tingkat risiko terhadap ancaman bencana tsunami di pesisir Kecamatan Ngadirojo? C. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemintakatan tingkat risiko bencana tsunami di Kecamatan Ngadirojo sebagai upaya mitigasi bencana. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa sasaran yang harus dicapai, yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik ancaman bahaya bencana tsunami di pesisir Kecamatan Ngadirojo. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bencana tsunami di pesisir Kecamatan Ngadirojo. 3. Menentukan zona risiko bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo. D. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Wilayah Kecamatan Ngadirojo terdiri dari 7 desa, yakni: Sidomulyo, Hadiwarno, Hadiluwih, Tanjungpuro, Pagerejo, Wiyoro, dan Ngadirojo. Ruang Lingkup Substansi Ruang lingkup substansi penelitian ini adalah kebencanaan terkait konsep risiko (risk), yang mana meliputi bahaya (hazard) dan (vulnerability) serta teori tentang mitigasi tsunami. Ruang Lingkup Pembahasan Penelitian yang dilakukan ini menggunakan asumsi kondisi tsunami yang terjadi di Pesisir Kecamatan Ngadirojo. Walaupun belum pernah terjadi bencana tsunami di Kecamatan Ngadirojo, upaya mitigasi bencana berupa perumusan pemintakatan risiko bencana tsunami tetap menjadi suatu hal yang sangat diperlukan dalam rangka mengakomodasi salah satu tahap pengelolaan bahaya tsunami yakni kesiapan menghadapi tsunami (pre Tsunami Action). Dalam penelitian ini akan membahas pemintakatan risiko bencana tsunami di Kawasan Pesisir Kecamatan Ngadirojo berdasarkan tingkat bahaya dan terhadap bencana, khususnya bencana tsunami. A. Metode Penelitian II. PEMBAHASAN Metode analisis digunakan untuk mendapatkan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah metode analisis dan penjabaran dari analisis yang digunakan berdasarkan pada sasaran yang dicapai sehingga dapat mencapai tujuan penelitian. Tabel Urutan Analisis Dalam Penelitian No Sasaran Teknik analisis Hasil 1 Analisis identifikasi karakteristik ancaman bahaya (hazard) tsunami 2 Analisis penentuan zona (vulnerability) tsunami di pesisir Ngadirojo 3 Analisis penentuan zonasi risiko tsunami di peisisir Ngadirojo B. Variabel - Analisis deskriptif - Analisis menggunakan software ArcGIS - Weighted overlay - Analisis deskriptif - Analisis stakeholder, analisis delphi - AHP Overlay weighted sum Map algebra (menggunakan alat analisis GIS: spatial analyst tool Raster Calculator ) Peta zona bahaya Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tsunami Peta zona Peta Zonasi risiko tsunami Sumber: Hasil Identifikasi, 2012 Penentuan variabel dalam proses penelitian ini berasal dari indikator-indikator penelitian yang didapatkan melalui hasil kajian teori terkait dengan teori kebencanaan, teori tsunami dan studi-studi terkait. Indikator-indikator penelitian ini terlebih dahulu mengalami iterasi dari observasi awal di lapangan yang dilakukan peneliti untuk menangkap fenomena yang terjadi di wilayah penelitian serta mencocokannya dengan teori yang ditinjau. Indikator tersebut terbagi dalam 2 kelompok yakni identifikasi variabel dalam indikator bahaya (hazard) bencana tsunami dan identifikasi variabel dalam indikator (vulnerability) bencana tsunami. Berdasarkan kajian tentang paradigma risiko bencana maka dapat disintesakan bahwa indikator penelitian dari risiko bencana tsunami di Kecamatan Ngadirojo yang efektif dan relevan untuk diaplikasikan pada penelitian ini adalah kombinasi dari hazard (bahaya) dan vulnerability

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3 (). Definisi dan sub-indikator dari hazard (bahaya) dan vulnerability () akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya. Visualisasi hubungan antara bahaya, dan risiko terhadap kejadian bencana ditunjukkan pada skema di berikut. D. Kerentanan (vulnerability) C. Bahaya (hazard) SUMBER Bakornas PB 2007 Berryman (2006 dalam Fitria, 2008) Gambar Korelasi antara bahaya,, risiko dan kejadian bencana Tabel Kajian Teori Bahaya Bencana Tsunami PENELITIAN DALAM TEORI Tinggi Panjang sapuan ke daratan Luas daratan yang terkena sapuan Elevasi Kekasaran permukaan SUB- INDIKATOR PENELITIAN YANG AKAN DITELITI Tinggi Panjang sapuan ke daratan Luas yang sapuan daratan terkena Oki dan Kondisi tingkat kelerengan pantai Wawan (2010) Peringkat jenis batuan Peringkat kekasaran pantai Genangan tsunami Akumulasi energi gempa dan intensitas gempa Sumber: Kajian teori penulis, 2012 Bahaya tsunami merupakan peristiwa akibat fenomena alam yang terjadi di alam atau lingkungan yang berpotensi merugikan kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas masyarakat di kawasan pesisir. Variabel karakteristik bahaya tsunami dalam penelitian ini adalah tinggi, dan panjang sapuan ke darat dan luas sapuan ke darat. Peta ancaman bahaya tsunami disajikan pada peta di berikut. Tabel Kajian Teori Kerentanan Bencana Tsunami SUMBER Bakornas PB (2007) PENELITIAN DALAM TEORI Fisik (infrastruktur) PENELITIAN YANG AKAN DITELITI Fisik Lingkungan Ramesh, dkk (2007) Fisik Roland, dkk (2007) Fisik Lingkungan Sumber: Kajian teori penulis, 2012 Dari beberapa sub-indikator dalam indikator tsunami berdasarkan sumber di atas, dapat disintesakan bahwa: Kerentanan lingkungan, berkaitan dengan lokasi penelitian yang dipengaruhi oleh kemiringan lahan terkait dengan kelandaian bentuk permukaan tanah, sempadan pantai dan sungai sebagai wilayah yang memiliki potensi rentan terhadap sapuan (run up tsunami), topografi terkait dengan ketinggian daratan terhadap permukaan air laut, tata guna lahan terkait dengan jenis peruntukan lahan yang digunakan sebagai kawasan budidaya maupun kawasan lindung. Kerentanan fisik (infrastruktur) menurut buku Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia Edisi II menggambarkan suatu kondisi fisik yang rawan terhadap faktor bahaya (hazard) tertentu. Melihat dari berbagai indikator sebagai berikut: persentase kawasan terbangun; kepadatan bangunan; persentase bangunan konstruksi darurat; jaringan listrik; rasio panjang jalan; jaringan telekomunikasi; jaringan PDAM; dan jalan KA. Kerentanan sosial menurut buku Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia Edisi II menggambarkan kondisi tingkat kerapuhan sosial dalam menghadapi bahaya (hazard). Pada kondisi sosial yang rentan maka jika terjadi bencana dapat dipastikan akan menimbulkan dampak kerugian yang besar. Dari beberapa indikator antara lain kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, persentase penduduk usia tua-balita dan penduduk wanita.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4 Kerentanan ekonomi menurut buku Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia Edisi II menggambarkan besarnya kerugian atau rusaknya kegiatan ekonomi (proses ekonomi) yang terjadi bila terjadi ancaman bahaya. Indikator yang dapat kita lihat menunjukkan tingginya tingkat ini misalnya adalah persentase rumah tangga yang bekerja di sektor rentan dan persentase rumah tangga miskin persentase rumah tangga miskin. Peta tsunami disajikan pada peta berikut. Hal itu berlaku juga untuk, di mana semakin tinggi tingkat maka semakin tinggi risikonya. Rumus fungsi penilaian risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: [RISIKO] = [BAHAYA]*[KERENTANAN] E. Karakteristik Dan Pemintakatan Risiko Bencana Tsunami Di Wilayah Penelitian Risiko merupakan fungsi dari bahaya (hazard) dan (vulnerability) dan kemampuan. Namun dalam penelitian ini tidak menggunakan kemampuan karena keterbatasan waktu dan data. Semakin tinggi ancaman bahaya di suatu wilayah maka semakin tinggi risiko daerah tersebut terkena bencana. Gambar Operasional Matematis Fungsi Risiko pada Raster Calculator Peta risiko disajikan pada peta berikut.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5 A. Kesimpulan III. PENUTUP Persebaranan zona bahaya tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan hampir di seluruh desa. Wilayah yang mendapatkan ancaman bahaya paling tinggi terhadap bencana tsunami adalah Desa Sidomulyo, Desa Hadiwarno dan Desa Hadiluwih. Persebaran zona tingkat bencana akibat tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan berada di hampir semua desa. Wilayah dengan tingkat paling tinggi adalah Desa Wiyoro dan Desa Ngadirojo yang terletak di daratan paling dalam dari semua desa yang ada. Persebaran zona tingkat risiko bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan berada di seluruh desa pada wilayah penelitian. Sedangkan desa yang memiliki tingkat risiko terhadap bencana tsunami paling tinggi adalah Desa Hadiwarno yang berada paling dekat dengan pantai. Faktor yang berpengaruh dalam perumusan zona risiko bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan adalah tinggi, luas sapuan, panjang sapuan, faktor lingkungan, faktor fisik, faktor ekonomi, dan faktor sosial. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut adalah saran untuk meminimalkan risiko bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan: 1. Menata kembali rencana pengembangan permukiman di Kecamatan Ngadirojo agar dapat meminimalkan dampak dari bencana tsunami, terutama desa-desa yang memiliki topografi rendah. Hal ini dikarenakan desa yang memiliki topografi rendah sangat rentan terkena dampak jika terjadi tsunami. 2. Membuat suatu peraturan terkait jarak aman dari garis pantai untuk membatasi pendirian bangunan. 3. Sosialisasi kepada masyarakat terkait bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo. 4. Menciptakan komunitas tanggap bencana (community resilience) di tengah-tengah masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap upaya mitigasi bencana tsunami. DAFTAR PUSTAKA [1] BAKORNAS Penanggulangan Bencana. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. 2010-2014. [2] BAKORNAS Penanggulangan Bencana. Pengenalan Karakter Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. 2007. [3] BNPB. Buku Panduan Mitigasi Bencana (Program Pelatihan Manajemen Bencana). [4] BPBD Kabupaten Pacitan. Juknis Geladi Posko Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Tsunami Kabupaten Pacitan Tahun 2011 [5] BPBD Kabupaten Pacitan. Juknis Geladi Lapang Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Tsunami Kabupaten Pacitan Tahun 2011. [6] BPBD Kabupaten Pacitan. Rencana Kontinjensi Pacitan. 2010. [7] Diposaptono, Subandono dan Budiman. Tsunami. 2006. Bogor: Buku Ilmiah Populer. [8] Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. Pengelolaan bencana terpadu. 2006. Jakarta: yarsif Watampone. [9] Pujotomo, Muhammad Sigit. Coastal Change Assessment Using Multi Spatio-Temporal Data For Coastal Planning Parangtritis Beach Yogyakarta Indonesia. 2009. [10] Rine Hartuti, Evi. Buku Pintar Gempa. 2009. Yogyakarta: Diva Press. [11] Sekarsih, Fitria Nuraini. Kajian Bahaya Tsunami Pada Variasi Ketinggian Run-Up dan Arah Tsunami. 2008. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. [12] Sudiharto. Manajemen Disaster. 2011. [13] Suryanti, Emi dkk. Multi-Hazard Vulnerability Map to Support The Disaster Information System (Case study: Bantul Regency, Yogyakarta Province Indonesia). 2011. [14] USGS. Surviving a Tsunami Lessons From Chile, Hawaii, and Japan. 1187. [15] Usman, Fadly. Strategi Penataan Kawasan Permukiman Tepi Pantai Sebagai Upaya Mitigasi Terhadap Gelombang Tsunami di Pacitan. 2009. C. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian ini maka beberapa rekomendasi yang dapat diberikan antara lain adalah: Rekomendasi dari hasil penelitian Penentuan zona risiko bencana tsunami di Pesisir Kecamatan Ngadirojo dapat dijadikan sebagai informasi awal dan masukan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pacitan.