BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. struktur perekonomian suatu negara (Nopirin, 2012: 2). Perdagangan internasional

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

B. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian dan Asal Usul Perdagangan Internasional

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek

Teori Hecksher-Ohlin (H-O)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hidayat (2013) dengan judul Analisis Daya Saing Produk Ekspor Provinsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak dari

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

Konsep Dasar Ekonomi Internasional. Abdillah Mundir, SE, MM

III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

GAMBARAN UMUM EKONOMI INTERNASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

EKONOMI INTERNASIONAL. Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Perdagangan Hecksher-Ohlin (Teori, Kritik dan Perbaikan) Darwanto, S.E., M.Si. FE UNDIP

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

KEUNGGULAN. Mohammad Abdul Mukhyi THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY ELI HECKSHER DAN BERTIL OHLIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)

2. Teori Perdagangan Internasional Saat ini perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat untuk bidang ekonomi saja melainkan bermanfaat pula di

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

ANALISIS KOMPARASI DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA TERHADAP VIETNAM DAN MALAYSIA DI PASAR ASEAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya yang timbul akibat

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

ANALISIS PROYEKSI EKSPOR PRODUK UTAMA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA INDONESIA

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

Analisis Daya Saing Biji Kakao (Cocoa beans) Indonesia di Pasar Internasional

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Merkantilisme Penganut merkantilisme memiliki pendapat bahwa satu-satunya cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

Bisnis Internasional Pertemuan Ketiga Bab 5 Teori Perdagangan Internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Perdagangan antarnegara atau dikenal dengan perdagangan internasional,

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPOR BERAS DI INDONESIA

IV. METODE PENELITIAN

IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

LECTURE NOTE: MATAKULIAH EKONOMI INTERNASIONAL I. OIeh: Tn Widodo, SE. Mec.Dev

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

BAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Menggunaka alat analisis RCA (Refealed comparative adventage) yang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Kesenjangan menurut Sudibyo (1994) adalah ketidakmerataan akses

Keunggulan Komparatif Produk Alas Kaki Indonesia ke Negara ASEAN Tahun 2013

Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Vol. 3 No BAB I. PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara dengan negara lain diluar batas wilayah negara tersebut (Amir, 2000). Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang munculnya perdagangan internasional antar negara, yaitu (Nopirin, 2012: 7-35): 1. Teori Klasik a. Kemanfaatan absolut (Absolute Advantage: Adam Smith), teori ini sering disebut dengan teori murni (pure theory) perdagangan internasional karena teori ini lebih memusatkan pada variabel riilnya saja misalnya variabel tenaga kerja digunakan untuk mengukur besarnya nilai suatu barang. Tingginya nilai suatu barang menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan jumlahnya besar. b. Kemanfaatan relatif (Comparative Advantage: J.S Mill), teori ini menyebutkan bahwa suatu negara akan melakukan ekspor jika memiliki comparative advantage terbesar atau biaya dalam menghasilkan suatu barang lebih murah. Sedangkan suatu negara akan melakukan impor jika memiliki comparative disadvantage lebih besar atau dalam menghasilkan suatu barang biaya yang dikeluarkan lebih besar. Menurut Archarya (2008) juga menyatakan bahwa suatu negara akan memiliki keunggulan komparatif apabila 11

dalam proses produksinya menghabiskan biaya rendah dibandingkan dengan negara lain. c. Biaya relatif (Comparative Cost: David Ricardo), teori ini menjelaskan tentang nilai/value suatu barang tergantung pada banyaknya faktor produksi yaitu jumlah tenaga kerja yang digunakan didalam proses menghasilkan barang tersebut (labor cost value theory). Antar negara akan melakukan kegiatan perdagangan internasional jika masing-masing negara memiliki comparative cost yang paling kecil. d. Kelemahan teori klasik Teori klasik menjelaskan bahwa perdagangan internasional akan menguntungkan jika terdapat kemanfaatan relatif yang berbeda antara dua negara. Teori nilai tenaga kerja menjelaskan adanya perbedaan kemanfaatan relatif tersebut karena adanya perbedaan fungsi produksi antara dua negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja dan nilai produksinya akan sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Syarat timbulnya perdagangan antarnegara adalah adanya perbedaan fungsi produksi antar dua negara. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan antara dua negara. 12

2. Teori Modern a. Faktor Proporsi (Hecksher dan Ohlin) Teori modern dimulai dengan menganggap bahwa fngsi produksi itu sama dan menjelaskan penyebab perbedaaan kemanfaatan relatif antara dua negara atau lebih adalah proporsi pemilikan faktor produksi. Sehingga kelemahan teori klasik dapat dijawab dengan meenggunakan teori proporsi. Teori ini menyatakan perbedaaan dalam kemungkinan biaya suatu negara dengan negara lain terjadi karena perbedaan jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari negara lain, sedangkan negara lain memiliki kapital dari negara tersebut. Sehingga terjadi pertukaran. Dalam teori ini secara mudah dapat dijelaskan dengan menggunakan kurva Isocost dan Isoquant. b. Kesamaan harga faktor produksi Teori ini menjelaskan perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di beberapa negara. Negara B memiliki lebih banyak faktor produksi kapital dengan semakin banyaknya produksi barang Y, permintaan kapital akan bertambah maka harganya cenderung naik. Sebaliknya semakin sedikit produksi barang X permintaan tenaga kerja juga berkurang sehingga harga cenderung rendah. sebelum berdagang upah lebih tinggi di B, tetapi harga kapital lebih tinggi di A. 13

Dengan berdagang tendensi upah dan harga kapital akan sama di kedua negara tersebut c. Teori permintaan dan penawaran Perdagangan antara dua negara pada prinsipnya terjadi karena adanya permintaan dan penawaran antara dua negara tersebut. Permintaan terjadi karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran terjadi karena perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas. d. Kurva kemungkinan produksi dan indifference Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi faktor-faktor produksi yang digunakan secara penuh untuk menghasilkan jumlah output tertentu. Bentuk kurva ini tergantung dari ongkos alternatif yang digunakan. e. Offer Curve Seorang ahli ekonomi dari Inggris bernama James Meade mengemukakan alat analisa offer curve untuk menjelaskan terjadinya keseimbangan harga internasional. Menentukan harga serta volume perdagangan dalam keadaan seimbang, offer curve dan trade indifference curve harus digabungkan. 2.1.2 Konsep daya saing Asal mula konsep daya saing adalah dari konsep keunngulan komparatif oleh David Ricardo. Daya saing dapat dibagi sesuai tingkatannya yaitu negara, 14

industri dan perusahaan. Daya saing atau competitiveness berasal dari bahasa latin yaitu competer artinya keikutsertaan dan keterlibatan didalam suatu persaingan bisnis pada sebuah pasar yang menunjukkan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh suatu negara (Ambastha dan Momaya, 2004). Daya saing merupakan kemampuan yang dimiliki komoditas suatu negara dapat memberikan keuntungan terusmenerus bagi negara tersebut serta dapat memperbaiki pangsa pasar (Martin et al. dalam Rifai dan Tarumun, 2005). Menurut Latruffe (dalam David, 2013) daya saing adalah kemampuan suatu negara untuk menawarkan produk dan layanan yang memenuhi standar kualitas, harga pasar dan nilai baik dalam negeri maupun luar negeri serta mendapatkan keuntungan yang memadai sebagai pengganti sumber daya yang digunakan dalam proses produksi mereka. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi suatu negara memiliki keunggulan pada komoditasnya adalah faktor alam (keunggulan absolute), manajemen produksi yang membuat biaya produksi menjadi rendah dan tingkat teknologi yang digunakan akan menimbulkan keunggulan komparatif. Daya saing dapat dianalisis menggunakan 2 pendekatan yaitu (Rifai dan Tarumun, 2005): 1. RCA (Revealed Comparative Advantage) dikembangkan oleh Ballasa, menunjukkan ekspor komoditas dari suatu negara terhadap total ekspor Negara tersebut dan total ekspor dunia. Kemudian, indeks spesialisasi perdagangan (net ekspor /total trade) menggambarkan keunggulan suatu negara terhadap komoditasnya yang menyatakan suatu negara sebagai eksportir atau importir. Menurut Erkan dan Saricoban (2014) menyatakan bahwa adanya keterkaitan antara keunggulan komparatif dengan RCA 15

yaitu EC > CA > TPC > RCA. Economic condition (EC) suatu negara akan menentukan comparative advantage (CA) secara internasional. Keadaan ini yang akan mengatur pola dari perdagangan, produksi dan konsumsi internasional antar negara (TPC) yang mendasari perbandingan RCA. 2. CMS (Constant Market Share) dikembangkan oleh Richardson untuk mengukur dinamika tingkat daya saing ekspor yang menunjukkan efek dari pertumbuhan ekspor, sehinggga dapat diketahui apakah ekspor komoditas yang diteliti mengalami peningkatan atau penurunan di pasaran dunia berdasarkan pada pangsa pasar periode tahun sebelumnya. Gambaran pertumbuhan ekspor pada CMS ini meggunakan 3 efek komposisi yaitu efek pertumbuhan standar (growth effect) menunjukkan keuntungan yang didapat suatu negara dari kegiatan ekspor komoditasnya akibat pertumbuhan perdagangan komoditas tersebut di pasar dunia, efek distribusi pasar (distribution market effect) menunjukkan kemampuan untuk mempercepat pertumbuhan pasar ekspor komoditas dari suatu negara dan efek sisa (residual effect) menunjukkan daya saing komoditas suatu negara antar negara lain di pasar ekspor. 2.1.3 Konsep ekspor Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa ke negara lain yang diselenggarakan oleh penduduk negara tersebut seperti pengangkutan dengan kapal, permodalan dan lain-lain yang berkaitan dengan ekspor tersebut (Winardi, 1986). Suatu negara dapat melakukan ekspor karena produksi barang negara 16

tersebut berlebihan atau pemenuhan kebutuhan barang tersebut telah terpenuhi di dalam negeri dan produksi barang tersebut lebih efektif dan efisien sehingga harganya lebih murah serta kualitas bagus dibandingkan negara lain pada persaingan perdagangan Internasional. Ekspor adalah salah satu sektor penting didalam perekonomian suatu negara melalui perluasan pasar antar negara yaitu perluasan pada sektor industri, sehingga mendorong industry-industi lainnya dan akhirnya akan mendorong sektor lainnya dari perekonomian (G.M. Meier dan Baldwin dalam Galih dan Setiawina, 2014). 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Pengkajian atas hasil hasil penelitian sebelumnya akan sangat membantu peneliti-peneliti lainnya dalam menelaah masalah yang akan dibahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Hasil-hasil penelitian terdahulu akan memberikan pemahaman komprehensif mengenai posisi peneliti. Beberapa hasil penelitian terdahulu, yaitu: 1. Menurut Rakhmadina dkk. (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Tingkat Daya Saing Karet Indonesia menggunakan teknik analisis Uji Mann-Whitney, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata jumlah produksi karet alam dan sintesis; jumlah impor karet alam; jumlah ekspor karet alam dan sintesis; serta daya saing ekspor karet antara negara Indonesia dengan Thailand dari tahun 2007-2011. Jumlah konsumsi karet alam dan sintesis; jumlah impor karet sintesis antara Indonesia dengan Thailand tidak terdapat perbedaan yang nyata. 17

2. Menurut Ratnawati (2011) dengan penelitian yang berjudul Analisis Daya Saing Ekspor Karet Alam Indonesia Di Pasar Internasional. Hasil dari penelitian tersebut adalah Indonesia memiliki peluang yang besar dalam ekspor karet alam karena nilai ECI Indonesia hingga tahun 2008 lebih kecil dari 1 dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. 3. Menurut Ragimun (2007) dengan penelitian yang berjudul Analisis Daya Saing Karet Dan Produk Dari Karet Indonesia Terhadap China menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditas karet dan produk dari karet Indonesis selama tahun 2001-2010 terus mengalami peningkatan dan rata-rata kontribusi terhadap ekspor nasional sebesar 6 persen. Demikian juga nilai impornya mengalami tren naik, namun rata-rata impornya lebih rendah yaitu hanya 1 persen. Daya saingnya cukup tinggi yaitu tahun 2001-2010 rata-rata RCA diatas 4. Tahun 2010 RCA sebesar 5,17. Daya saing Indonesia terhadap China rata-rata RCAnya sangat tinggi yaitu diatas 6, sedangkan tahun 2010 sebesar 7,44. Dari hasil perhitungan ISP, rata-ratanya sebesar 0,70 atau mendekati 1. Artinya Indonesia masih dominan menjadi pengekspor karet dan produk dari karet. Untuk IKP nya menunjukkan rata-rata dibawah 0,30 selama 2001-2010 yang menunjukkan bahwa konsentrasi pasar komoditas karet dan produk dari karet Indonesia tidak seluruhnya terkonsentrasi di negara China. 18