BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan lembar fakta World Health Organization (WHO) tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar 800 kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB 1 PE DAHULUA. setiap saat selama ibu hamil, pada waktu persalinan, pascapersalinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. emosi ibu hamil. Melalui senam hamil ibu hamil akan diajarkan cara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. program kesehatan reproduksi. Sebaik apapun program yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua di dalam Safe Motherhood yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu merupakan masalah yang cukup penting, mengingat kesehatan ibu di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Status kesehatan ibu di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (BPS and Macro International, 2007). Stagnasi penurunan jika dibandingkan pada tahun 2002-2003 yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih merupakan angka tertinggi jika dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia 62 kasus, Srilanka 58, dan 230 Filipina (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Tingginya angka kematian ibu di negara berkembang di samping oleh faktor medis, juga disebabkan oleh faktor non medis salah satunya faktor keterlambatan dalam merujuk. Ada tiga bentuk keterlambatan yang dikenal dengan tiga terlambat yaitu keterlambatan dalam mengenal sehingga terlambat mengambil keputusan untuk pergi ke fasilitas kesehatan, keterlambatan mencapai fasilitas pelayanan kesehatan, keterlambatan penanganan yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan. Penundaan dalam menangani komplikasi kehamilan dan persalinan merupakan kunci dari kematian ibu di negara berkembang (Maine et al., 1996). Penelitian di Nigeria menyebutkan kematian ibu karena keterlambatan Tipe I sekitar 40%, Tipe II 20%, dan Tipe III 40% (Aghoja-Omo et al., 2010). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tahun 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup dan menurun menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, dan 307 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2003, sedangkan data terakhir pada tahun 2007 menunjukkan 228 per 100.000 kelahiran hidup (BPS and Macro International, 2007). Angka tersebut menunjukkan bahwa penurunan angka kematian ibu di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan untuk dapat mencapai target MDGs, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Jika tidak dilakukan intervensi yang signifikan dan efektif, maka target tersebut sulit untuk dicapai karena proyeksi Badan Pusat Statistik 1

2 berdasarkan kecenderungan penurunan diatas, angka kematian ibu di Indonesia hanya akan turun sampai 163 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Masalah kesehatan utama yang banyak dijumpai di negara-negara berkembang adalah anemia dan hipertensi dalam kehamilan. Kedua masalah utama tersebut menjadi penyebab langsung dan tidak langsung terhadap kematian ibu. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, meskipun anemia disebut sebagai penyebab tidak langsung terjadinya kematian ibu, namun angka kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 28% dari total angka kehamilan. Kejadian hipertensi mencapai 24% dari total angka kehamilan (Widyawati, 2012). Anemia merupakan masalah kesehatan utama yang menimpa pada ibu hamil di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Penyebab anemia dibedakan menjadi dua, pertama defisiensi besi dan kedua karena defisiensi mikronutrien lain di luar besi. Departemen Kesehatan RI (1996) menyebutkan bahwa selain defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien, pendidikan rendah, ekonomi rendah dan status sosial rendah dari masyarakat merupakan sebab mendasar terjadinya anemia di Indonesia (Zulaekah, 2012). Prevalensi anemia pada kehamilan di beberapa negara terjadi sekitar >20%, dan merupakan masalah kesehatanutama di masyarakat.sebanyak >56jutaperempuan di dunia diperkirakandapat terkena anemia, sekitar32 jutaberasaldari Asia.Prevalensiglobalanemia padakehamilan diperkirakan menjadi sekitar41,8%, bervariasi dari rendah5,7%di Amerika Serikatsampai yang tertinggi75%di Gambia(WHO, 2008). Beberapa wanita yang mengalami anemiasebelumkehamilanindeksmenjadi makin parah selama masa kehamilan.di Amerika Serikat,anemia padakehamilandiperkirakanmeningkat dari1,8%menjadi 8,2% dan 27,4% masingmasing pada trimesterpertama,kedua danketiga (Scholl, 2005). Kondisi ini dapat diperparah dengan munculnya hipertensipada kehamilan. Hipertensi merupakan masalahmedis paling banyak ditemukanoleh perempuan selamakehamilan dan tetap menjadipenyebab utama kematianibu dan janin serta morbiditasdi seluruh

3 dunia. Bidan memiliki peran penting dalam penilaian berkelanjutan dan manajemen komplikasi kehamilan terkait. Berdasarkan informasi yang jelas akan memastikan penilaian akurat dan sesuai, diagnosis dan manajemen gangguan hipertensi pada kehamilan(farrell, 2001). Manajemen komplikasi kehamilan yang baik dan benar diperlukan untuk menurunkan prevalensi anemia dan kehamilan di seluruh propinsi di Indonesia, termasuk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki lima kabupaten/kota, yaitu: Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul. Hasil survei kesehatan nasional (Susenas) tahun 2005 menunjukkan angka kematian ibu di Propinsi DIY sebesar 105/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi D.I. Yogyakarta, 2005). Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan dukungan anggaran dari Kementrian Kesehatan RI melaksanakan suatu program kelas ibu hamil yang bertujuan agar ibu hamil dapat melahirkan dengan aman dan lancar. Program kelas ibu hamil merupakan salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil serta dapat memberikan dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak. Sasaran dari program kelas ibu hamil adalah semua ibu hamil. Sedangkan dalam program kelas ibu hamil belum membahas anemia dan hipertensi pada kehamilan secara spesifik. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam pemahaman mengenai anemia dan hipertensi pada kehamilan diperlukan cara pembelajaran lebih spesifik dan fokus masalah yang terjadi pada ibu hamil, maka diperlukan adanya kelas parenting di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Manfaat kelas parenting untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang anemia dan hipertensi pada kehamilan, serta tindakan kesehatan yang dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu direncanakan metode pembelajaran kelas parenting. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi buku KIA, buku saku tentang anemia dan hipertensi pada kehamilan dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.

4 Kegiatan kelompok belajar ini disebut kelas parenting. Berdasarkan data diatas peneliti ingin mengetahui pengaruh kelas parenting terhadap perubahan pengetahuan pada ibu hamil tentang anemia danhipertensi pada kehamilan. Kelas parenting ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, anemia danhipertensi pada kehamilan (Depkes RI, 2009b). B. Perumusan Masalah Tingginya angka kematian ibu di negara berkembang disamping faktor medis, disebabkan juga faktor non medis salah satunya keterlambatan mengenal tanda bahaya pada kehamilan sehingga terlambat dalam mengambil keputusan untuk pergi ke fasilitas kesehatan. Faktor keterlambatan ini disebabkan masalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil, suami, dan keluarga serta persepsi berbeda terjadinya komplikasi dari masyarakat. Peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang anemia dan hipertensi kehamilan adalah penting,karena akan mempengaruhi ibu hamil dan keluarganya untuk menangani masalah kesehatan wanita hamil dengan anemia dan hipertensi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk membantu ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan hipertensi pada kehamilan, pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu melaksanakan program kelas parenting di puskesmas.berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah penelitian ini bagaimanakah pengaruh kelas parenting dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan hipertensi dalam kehamilan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui efektifitas kelas parenting terhadap perubahan pengetahuan pada ibu hamil tentang anemia dan hipertensi pada kehamilan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik individu ibu hamil yang anemia dan hipertensi berdasarkan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas. b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan. c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan. d. Mengetahui pengaruh kelas parenting terhadap peningkatan pengetahuan pada ibu hamil tentang anemia dan hipertensi dalam kehamilan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis a. Bagi dinas kesehatan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kinerja bidan khususnya dalam melaksanakan kelas parenting pada ibu hamil tentang anemia dan hipertensi dalam kehamilan. b. Sebagai media penyuluhan di kelas parenting untuk peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan hipertensi dalam kehamilan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Manfaat teoritis a. Dari penelitian ini didapatkan informasi yang berhubungan dengan pengaruh kelas parenting terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan hipertensi dalam kehamilan dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan ibu dan anak.

6 b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang terkait dengan pengaruh kelas parenting terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan hipertensi dalam kehamilan. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya dan mempunyai beberapa kesamaan diantaranya: 1. Belizan et al. (1995) melakukan penelitian berjudul Impact of health education during pregnancy on behaviour and utilization of health resources. Tujuan penelitian ini untuk menilai apakah pendidikan kesehatan pada ibu dan orang terdekat mempengaruhi perubahan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan. Metode randomized controlled trial. Hasilnya wanita yang mengikuti kelas pendidikan kesehatan memiliki peningkatan pengetahuan. 2. Pasinlioglu(2004) meneliti tentang Health education for pregnant women: the role of background characteristic. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pendidikan kesehatan untuk meningkatkan skala Self-Care Agency Scale (SCAS) pada wanita hamil dan menentukan peran dari karakteristik latar belakang mereka dalam keberhasilan dari pendidikan ini. Metode penelitian ini membandingkan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan pendidikan dengan menggunakan skala Self-Care Agency Scale (SCAS). Secara statistik sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan perbedaannya bermakna (P 0,05). Kesimpulan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita hamil yang diberikan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan kemampuannya dalam merawat diri, dan bermanfaat bagi yang memiliki kemampuan merawat dirinya kurang. 3. Pinquart and Teubert (2010) meneliti tentang Effects of parenting education with expectant and new parents: A meta-analysis. Tujuan penelitian untuk mempromosikan cara mengasuh yang efektif dalam transisi calon orangtua menjadi orangtua baru. Metode menggunakan randomized controlled trial.

7 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan parenting yang dilakukan memiliki manfaat efektif dan harus diperoleh bagi para calon orangtua. 4. Zulaekah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas pendidikan gizi dengan media booklet terhadap pengetahuan gizi anak SD. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari efek pendidikan gizi terhadap perubahan pengetahuan gizi terhadap perubahan pengetahuan gizi anak sekolah dasar yang anemia. Metode menggunakan quasy experiment dengan rancangan pretest post-test control group. Hasilnya pengetahuan gizi pada sampel mengalami peningkatan (17,44 poin). Perbedaan dengan penelitian ini tentang pengaruh kelas parenting terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan atau hipertensi pada kehamilan. Tujuannya untuk mengetahui efektifitas kelas parenting terhadap perubahan pengetahuan pada ibu hamil tentang anemia dan hipertensi pada kehamilan. Metode penelitian menggunakan quasi experiment dengan rancangan pretest post-test design.