BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif subjek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) audit Lag pada perusahaan Industri non keuangan khususnya pada industri Food and Beverage dan Pharmaceutical yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada periode 2010-2012 sebagai populasi penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan software IBM SPSS versi 21. B. Analsis Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deksriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari masing -masing variabel yang terdapat dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan, Opini Audit, dan Ukuran KAP. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 sampel selama 3 tahun dimulai dari periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel, baik variabel terikat maupun variabel bebas yang dihitung berdasarkan data keseluruhan. Pada variabel Opini, dan Ukuran KAP, nilai standar deviasi maksimal dan minimal, 49
50 Tabel 4.1 Deskriptif statistik data keseluruhan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AUDIT LAG 60 25 151 72.73 19.721 ASET 60 100,586,999,230 59,324,207,000,000 4,950,792,200,689 11,816,132,296,467 OPINI AUDIT 60 0 1.88.324 UKURAN KAP 60 0 1.55.502 Valid N (listwise) 60 a variabel dummy Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Dari hasil Statistik deskriptif secara keseluruhan yang dijelaskan pada tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata audit lag dari seluruh perusahaan sampel adalah 72,73 hari hari dengan standar deviasi sebesar 19,721 hari. Lama audit lag terbesar pada perusahaan sampel adalah 151 hari, sedangkan lama audit lag terkecil pada perusahaan sampel adalah 25 hari. Rata-rata nilai total aset dari seluruh perusahaan sampel adalah sebesar Rp 4,950,792,200,689 - dengan standar deviasi sebesar Rp 11,816,132,296,467- nilai total aset terkecil pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 100,586,999,230- sedangkan untuk nilai total aset terbesar pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 59,324,207,000.000. Statistik deskriptif pada variabel KAP menunjukkan bahwa rata-rata variabel KAP dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,55 yang berarti 55% dari seluruh perusahaan sampel diaudit oleh KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four. Sementara Statistik deskriptif pada variabel Opini Audit menunjukkan bahwa rata-rata variabel Opini dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,88 menunjukkan bahwa 88%
51 dari seluruh perusahaan sampel memiliki opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahunannya. Tabel 4.2 Deskriptif statistik data tahun 2010 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AUDIT LAG 20 54 119 72.30 15.434 ASET 20 100,586,999,230 47,275,550,000,000 4,313,693,400,801 10,580,647,377,309 OPINI AUDIT 20 0 1.90.308 UKURAN KAP 20 0 1.55.510 Valid N (listwise) 20 a variabel dummy Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Hasil statistik deskriptif penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel, baik variabel terikat maupun variabel bebas yang dihitung berdasarkan data pada tahun 2010. Berdasarkan hasil statistik deskriptif, diketahui bahwa rata-rata audit lag dari seluruh perusahaan sampel adalah selama 72,30 hari, lama audit lag terbesar adalah selama 119 hari, sedangkan lama audit lag terkecil adalah selama 54 hari.. Rata-rata nilai total aset dari seluruh perusahaan sampel adalah sebesar Rp 4,313,693,400,801, - dengan standar deviasi sebesar 10,580,647,377,309,- nilai total aset terkecil pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 100,586,999,230 - sedangkan untuk nilai total aset terbesar pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 47,275,550,000,000,- Statistik deskriptif pada variabel KAP menunjukkan bahwa rata-rata variabel KAP dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,55 yang berarti 55% dari seluruh perusahaan sampel diaudit oleh KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four.
52 Sementara Statistik deskriptif pada variabel Opini Audit menunjukkan bahwa rata-rata variabel Opini dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,90 menunjukkan bahwa 90% dari seluruh perusahaan sampel memiliki opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahunannya. Tabel 4.3 Deskriptif statistik data tahun 2011 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AUDIT LAG 20 46 121 76.25 17.729 ASET 20 118,033,602,852 53,585,933,000,000 4,980,798,894,729 11,982,613,981,626 OPINI AUDIT 20 0 1.85.366 UKURAN KAP 20 0 1.55.510 Valid N (listwise) 20 a variabel dummy Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Hasil statistik deskriptif penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-msing variabel, baik variabel terikat maupun variabel bebas yang dihitung berdasarkan data pada tahun 2011.berdasarkan hasil statistik deskriptif, diketahui bahwa rata-rata audit lag dari seluruh perusahaan sampel adalah selama 76,25 hari, lama audit lag terbesar adalah selama 121 hari, sedangkan lama audit terkecil adalah selama 46 hari. Rata-rata nilai total aset dari seluruh perusahaan sampel adalah sebesar Rp 4,980,798,894,729,- dengan standar deviasi sebesar Rp 11,982,613,981,626,- nilai total aset terkecil pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 118,033,602,852,- sedangkan untuk nilai total aset terbesar pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 53,585,933,000,000-
53 Statistik deskriptif pada variabel KAP menunjukkan bahwa rata-rata variabel KAP dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,55 yang berarti 55% dari seluruh perusahaan sampel diaudit oleh KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four. Sementara Statistik deskriptif pada variabel Opini Audit menunjukkan bahwa rata-rata variabel Opini dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,85 menunjukkan bahwa 85% dari seluruh perusahaan sampel memiliki opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahunannya. Tabel 4.4 Deskriptif statistik data tahun 2012 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 20 25 151 69.65 25.138 AUDIT LAG ASET 20 135,849,510,061 59,324,207,000,000 5,557,884,306,538 13,312,046,866,818 OPINI AUDIT 20 0 1.90.308 UKURAN KAP Valid N (listwise) a variabel dummy 20 0 1.55.510 20 Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Hasil statistik deskriptif penelitian pada tabel 4.4 menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel, baik variabel terikat maupun variabel bebas yang dihitung berdasarkan data pada tahun 2012. Berdasarkan hasil statistik deskriptif, diketahui bahwa rata-rata audit lag dari seluruh perusahaan sampel adalah selama 69,65 hari, lama audit lag terbesar adalah selama 151 hari, sedangkan lama audit lag terkecil adalah selama 25 hari. Rata-rata nilai total aset dari seluruh perusahaan sampel adalah sebesar Rp 5,557,884,306,000,- dengan standar deviasi sebesar 13,312,046,866,000,- nilai total aset terbesar pada perusahaan-perusahaan sampel
54 adalah sebesar Rp 59,324,207,000,000- sedangkan untuk nilai total aset terkecil pada perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar Rp 135,849,510,000,-. Statistik deskriptif pada variabel KAP menunjukkan bahwa rata-rata variabel KAP dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,55 yang berarti 55% dari seluruh perusahaan sampel diaudit oleh KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four. Sementara Statistik deskriptif pada variabel Opini Audit menunjukkan bahwa rata-rata variabel Opini dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,90 menunjukkan bahwa 90% dari seluruh perusahaan sampel memiliki opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahunannya. Tabel 4.5 Statististik Audit Lag menurut Opini Audit AUDIT LAG Mean 2010 2011 2012 KESELURUHAN Std. Deviation Mean Std. Deviation Mean Std. Deviation Mean Std. Deviation Stat Stat Stat Stat Stat Stat Stat Stat WTP 69.66 11.42 73.88 11.97 67.61 13.97 70.32 12.55 NON WTP 96 32.52 89.66 38.99 88 89.09 91 44.92 Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Hasil statistik deskriptif penelitian pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi lamanya audit lag yang dihitung berdasarkan data keseluruhan dan per periode sampel yang dikelompokkan menurut opini audit yang diterima oleh perusahaan-perusahaan sampel, yaitu opini wajar tanpa penelitian dan opini selain wajar tanpa pengecualian. Pengelompokan ini bertujuan untuk pemahaman mengenai perbandingan rata-rata lamanya audit lag berdasarkan opini audit yang
55 diterima oleh perusahaan-perusahaan sampel secara keseluruhan dan per periode penelitian. Berdasarkan data statistik deskriptif pada tabel 4.5, diketahui bahwa nilai ratarata lamanya audit lag menurut opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahun 2010 adalah 69,66 hari dengan standar deviasi 11,42 sementara yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian adalah 96 hari, standar deviasi 32,52. Tahun 2011 adalah 73,88 hari dengan standar deviasi 11,97 sementara yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian adalah 89,66 hari, standar deviasi 38,99, dan tahun 2012 adalah 67,61 hari dengan standar deviasi 13,97, yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian adalah 88 hari, standar deviasi 89,09. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel yang menerima opini wajar tanpa pengecualian, cenderung memiliki audit lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Kondisi ini dapat lebih jelas terlihat pada data keseluruhan statistik deskriptif tabel 4.5, dimana rata-rata lamanya audit lag perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini wajar tanpa pengecualian adalah 70,32 hari, lebih pendek dari rata-rata lamanya audit lag yang diterima oleh perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian yaitu 91 hari
56 Tabel 4.6 Statististik Audit Lag menurut Ukuran KAP AUDIT LAG Mean 2010 2011 2012 KESELURUHAN Std. Std. Dev Mean Dev Mean Std. Dev Mean Std. Dev Stat Stat Stat Stat Stat Stat Stat Stat BIG FOUR 68.36 11.72 72.45 15.7 65.18 15.54 68.67 14.3 NON BIG FOUR 77.11 18.61 80.89 19.85 75.11 33.73 75.56 22.16 Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Hasil statistik deskriptif penelitian pada tabel 4.6, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi lamanya audit lag yang dihitung berdasarkan data keseluruhan dan per periode sampel yang dikelompokkan menurut ukuran KAP yang diterima oleh perusahaan-perusahaan sampel, yaitu KAP Big Four dan KAP non Big Four. Pengelompokan ini bertujuan untuk pemahaman mengenai perbandingan rata-rata lamanya audit lag berdasarkan Ukuran KAP yang diterima oleh perusahaan-perusahaan sampel secara keseluruhan dan per periode penelitian. Berdasarkan data statistik deskriptif pada tabel 4.6, diketahui bahwa nilai ratarata lamanya audit lag menurut prusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP big four untuk laporan keuangan tahun 2010 adalah 68,36 hari dengan standar deviasi 11,72 sementara yang perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP non big four adalah 77,11 hari, standar deviasi 18,61. Tahun 2011 adalah 72,45 hari dengan standar deviasi 15,70 sementara yang perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four adalah 80,89 hari, standar deviasi 19,85, dan tahun 2012 adalah 65,18 hari dengan standar deviasi 15,54 sementara yang diaudit oleh KAP non big four adalah 75,11 hari, standar deviasi 33,73. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP big four, cenderung memiliki audit lag yang lebih pendek
57 dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP non big four. Hal ini dapat lebih jelas terlihat pada data keseluruhan statistik deskriptif tabel 4.6, dimana rata-rata lamanya audit lag perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini wajar tanpa pengecualian adalah 68,87 hari, lebih pendek dari rata-rata lamanya audit lag yang diterima oleh perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP non big four yaitu 75.56 hari. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Pengujian Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen dalam model regresi memiliki distribusi normal. Untuk menciptakan suatu medel regresi yang baik, maka distribusi datanya normal atau mendekati normal. Gambar 4.1
58 Berdasarkan histogram pada gambar 4.1, terlihat bahwa rata-rata residual telah mendekati 0 dan nilai varian telah mendekati 1, selain itu pola histogram nenunjukkan pola distribusi yang mendekati pola distribusi yang normal (pola membentuk lonceng), sehingga dari grafik histogram pada gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa data yang diolah terdistribusi dengan normal. Berdasarkan grafik Normal P-Plot yang dapat dilihat pada gambar 4.2 (Normal P-Plot of Regression Standardized Residual), terlihat bahwa pola sebaran titik data berada disekitar garis diagonal dan searah dengan arah garis diagonal grafik Normal P- Plot. Berdasarkan pola sebaran titik data pada grafik Normal P-Plot tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardizide residual
59 2. Uji Multikolinearitas Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi signifikan antar variabel independen dalam model regresi. Untuk mendapatkan suatu model rergesi yang baik antar variabel independen dalam model tersebut tidak boleh terdapat multikolinearitas, sebab hal tersebut akan menyebabkan hasil yang bias pada penelitian, terutama dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap dependen. 1 Tabel 4.7 Hasil Multikolinearitas dengan Tolerance Value dan VIF Model (Constant) Coefficients a Collinearity Statistics Tolerance VIF Kesimpulan ASET.935 1.070 Tidak ada multikolinearitas OPINI AUDIT.959 1.043 Tidak ada multikolinearitas UKURAN KAP.911 1.098 Tidak ada multikolinearitas a. Dependent Variable: AUDIT LAG Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas pada tabel 4.7 Diketahui bahwa seluruh variabel independen memiliki tolerance value lebih besar dari 0,2 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 5. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat Multikolinearitas dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Pengujian Autokolerasi bertujauan untuk mengetahui adanya korelasi antara residual factor pada periode t dan dan periode t-1 dalam model regresi, sehingga dapat
60 menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi berhubungan. hal ini dapat menyebabkan kondisi spurios regression (regulasi palsu) Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.501 a.251.196 13.303 1.850 a. Predictors: (Constant), ASET, UKURAN KAP, OPINI AUDIT b. Dependent Variable: AUDIT LAG Berdasarkan hasil uji autokolerasi pada tabel 4.8, diketahui bahwa nilai statistik DW adalah 1,850. Nilai statistik DW ini masih berada dalam rentang 1,689 sampai 2,311 sebagaimana ditentukan dalam batasan autokolerasi dengan uji DW pada gambar 3.5, hal ini menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi. 4. Uji Heteroskedasitas Pengujian heterokedasitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual factor satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk menciptakan suatu model regresi yang baik, maka dalam model regresi tersebut tidak boleh terdapat heterokedasitas atau bersifat homokedasitas. Berdasarkan grafik Scatter plot pada gambar 4.3 Terlihat bahwa plot dalam grafik tidak membentuk suatu pola atau tersebar secara random. Hal ini menunjukkan bahwa residual telah homokedasitas.
61 Gambar 4.3 D. Hipotesis 1. Analisa Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai R 2 merupakan ukuran seberapa baik model penelitian dapat menjelaskan variasi dari nilai variabel terikat. Tabel 4.9 Hasil Uji R Model Summary b Model R R Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Square.399 a.159.114 18.584 1 a. Predictors: (Constant), LNTA, JENIS INDUSTRI, UKURAN KAP, OPINI AUDIT b. Dependent Variable: AUDIT LAG
62 Berdasarkan hasil pengolahan regresi pada tabel 4.9 Diketahui nahwa nilai adjusted R 2 sebesar 0,114. hal ini mempunyai makna bahwa dari seluruh variabel independen (Ukuran Perusahaan, Opini Audit, dan Ukuran KAP) dalam model regresi hanya mampu menjelaskan variansi dari variabel terikat (audit lag) sebesar 11,4%,sementara 88,6% sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam regresi. 2. Uji T Uji T digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara indvidu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap varibel terikat. Model Tabel 4.10 Hasil uji T Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 92.938 7.155 12.988.000 ASET 2.159E-13 1.096 0,389 3.304.002 OPINI AUDIT -19.158 7.624 -.314-2.513.015 UKURAN KAP -7.910 5.048 -.201-1.567.038 a. Dependent Variable: AUDIT LAG Sumber data BEI periode tahun 2010-2012, diolah dengan SPSS versi 21 Berdasarkan Unstandardized Coefficients pada tabel 4.10, maka persamaan regresi berganda penelitian ini dapat dirumuskn kembali sebagai berikut ; AUD-LAG = -92,938 + 2,159 ( ASET ) - 19,158 ( OPIN ) - 7,910 ( KAP ) +,..( 2 )
63 Dimana : AUD- LAG = Audit lag ( dalam hari ) Β 0 = Konstanta ASET = Nilai total asset ( dalam rupiah ) OPINI = Jenis opini audit ( 1 untuk perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dan 0 untuk perusahaan yang menerima opini lainnya ) KAP = Ukuran kantor akuntan publik (1 untuk KAP yang berasosiasi dengan Big Four dan 0 untuk KAP lainnya) β o, β 1, β 2, β 3, β 4 = Koefisien vriabel independen = Koefisien error Berdasarkan hasil pengolahan regresi pada tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen pada penelitian ini memiliki pengaruh signifikan secara individu terhadap variabel dependen (audit lag) melalui nilai p value (sig) yaitu Ukuran Perusahaaan (diproksikan dengan Aset) dengan nilai p value (sig) 0,02, Opini Audit dengan nilai p value (sig) 0,049 dan Ukuran KAP dengan nilai p value (sig) 0,038. 3. Uji F Uji F digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen
64 Tabel 4.11 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3646.941 3 1215.647 3.527.021 b Residual 19298.792 56 344.621 Total 22945.733 59 a. Dependent Variable: AUDIT LAG b. Predictors: (Constant), UKURAN KAP, OPINI AUDIT, ASET Berdasarkan hasil pengolahan regresi pada tabel 4.11 diperoleh nilai F sebesar 3,527 dengan nilai sig sebesar 0,021. Nilai ini diketahui lebih kecil dari nilai signifikansi 5% yang ditetapkan dalam penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara keseluruhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lamamnya audit lag. E. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pengujian tentang pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, ukuran perusahaan dan jenis industri terhadap audit lag, diperoleh hasih sebagai berikut : 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Lag Pada Bab awal penelitian, hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya audit lag yang dikembangkan berdasarkan beberapa landasan teori yaitu : H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya Audit Lag
65 Untuk memperoleh pemahaman yang memadai mengenai pengaruh ukuran perusahaan ( diproksikan dengan nilai total aset ) terhadap lamanya audit lag, maka analisis akan dilakukan melalui hasil statistik deskriptif dan persamaan regresi. Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada audit lag pada tabel 4.1 (statistik deskriptif tahun 2010) dan tabel 4.2 (statistik deskriptif tahun 2011) Terlihat bahwa rata-rata nilai total aset dari seluruh perusahaan sampel cenderung mengalami peningkatan di periode selanjutnya, selain itu peningkatan nilai ratarata total aset juga diikuti dengan peningkatan lamanya audit lag pada perusahaan. Akan tetapi kondisi ini bertolak belakang pada tahun 2012 (statistik deskriptif tabel 4.3), dimana peningkatan aset perusahaan tidak diikuti oleh audit lag yang semakin panjang. Namun demikian secara keseluruhan berdasarkan hasil analisa deskriptif pada audit lag menurut Ukuran perusahaan pada tabel 4.1, cenderung semakin lama apabila aset perusahaan semakin meningkat. Kondisi ini merupakan indikasi awal bahwa terdapat pengaruh positif antara nilai total aset perusahaan terhadap lamaya audit lag. Berdasarkan hasil pengolahan model regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh nilai koefisien variabel sebesar 2.159E-13. hal ini berarti dalam model regresi penelitian ini, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap lamanya audit lag. Semakin besar aset perusahaan, semakin lama audit lag. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang dikembangkan
66 diawal penelitian dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan ( diproksikan dengan aset perusahaan ) berpengaruh negatif terhadap lamanya audit lag. Hal ini tidak konsisten dengan hipotesis penelitian yang dikembangkan, namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Galih Seta perdhana (2009) dan Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lamanya audit lag Hasil pengolahan model regresi berganda pada tabel 4.10, diperoleh p value (sig) sebesar 0,002. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 5%, sehingga dalam regresi berganda dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima H1 diterima. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan nilai total aset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya audit lag. 2. Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Lag Pada Bab awal penelitian, hipotesis mengenai pengaruh Opini Audit terhadap lamanya audit lag yang dikembangkan berdasarkan beberapa landasan teori yaitu : H2 : Opini Audit memiliki pengaruh secara signifikan terhadap lamanya Audit Lag Untuk memperoleh pemahaman yang memadai mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya audit lag, maka analisis akan dilakukan melalui hasil statistik deskriptif dan persamaan regresi.
67 Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada audit lag pada tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan pada periode tahun 2010 sampai tahun 2012 cenderung lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikembangkan pada bab sebelumnya pada penelitian ini Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis deskriptif pada audit lag menurut opini wajar tanpa pengecualian pada tabel 4.4, rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini wajar tanpa pengecualian lebih pendek dari rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikembangkan pada awal penelitian dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Perusahaan yang menerima Opini Wajar tanpa pengecualian memiliki Audit Lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perushaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Kondisi ini merupakan indikasi awal bahwa perusahaan-perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian memiliki audit lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pemgecualian. Berdasarkan hasil pengolahan model regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh nilai koefisien variabel sebesar -19.158. hal ini berarti dalam model regresi penelitian ini, variabel opini wajar tanpa pengecualian memiliki
68 pengaruh negatif yang tidak signfikan terhadap lamanya audit lag. Perusahaan yang memiliki opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tahunannya cenderung memiliki audit lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki opini selain wajar tanpa pengecualian. Hasil penelitian ini telah sesuai dengan teori yang dikembangkan diawal penelitian dan hipotesis penelitian yang menyatakan Opini Wajar tanpa pengecualian memiliki Audit Lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perushaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Galih Seta perdhana (2009) yang menyatakan bahwa Opini wajar tanpa pengecualian memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap lamanya audit lag Hasil pengolahan model regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh p value (sig) sebesar 0,015. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaiti 5%, sehingga dalam regresi berganda dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini opini audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya audit lag. 3. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Lag Pada Bab awal penelitian, hipotesis mengenai pengaruh Opini Audit terhadap lamanya audit lag yang dikembangkan berdasarkan beberapa landasan teori yaitu :
69 H3 : Ukuran Kntor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya Audit Lag Untuk memperoleh pemahaman yang memadai mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya audit lag, maka analisis akan dilakukan melalui hasil statistik deskriptif dan persamaan regresi. Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada audit lag pada tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh kantor akuntan publi (KAP) Big Four untuk laporan keuangan pada periode tahun 2010 sampai tahun 2012 cenderung lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP selain Big Four. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikembangkan pada bab sebelumnya pada penelitian ini yang menyatakan bahwa audit lag pada perusahaan yang diaudit oleh KAP big four cenderung lebih pendek dibandingkan dengan audit lag pada perusahaan yang diaudit oleh kap non Big Four. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis deskriptif pada audit lag menurut opini audit pada tabel 4.5 rata-rata audit lag pada perusahaanperusahaan sampel yang diaudit oleh KAP Big Four lebih pendek dari rata-rata audit lag pada perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP non Big Four, hal ini telah sesuai dengan teori yang dikembangkan pada awal penelitian dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Perusahaan yang diaudit oleh KAP big four memiliki Audit Lag yang lebih pendek dibandingkan dengan
70 perushaan yang diaudit oleh KAP non bog four. Kondisi ini merupakan indikasi awal bahwa perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP big four cenderung memiliki audit lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang diaudit oleh KAP non Big Four. Berdasarkan hasil pengolahan model regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh nilai koefisien variabel sebesar -7.910 hal ini berarti dalam model regresi penelitian ini, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap lamanya audit lag. Perusahaan yang diaudit oleh KAP big four untuk laporan keuangan tahunannya cenderung memiliki audit lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP selain big four Hasil penelitian ini telah sesuai dengan teori yang dikembangkan diawal penelitian dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Perusahaan yang diaudit oleh KAP big Four memiliki Audit Lag yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big Four Hasil pengolahan model regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh p value (sig) sebesar 0,038. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaiti 5%, sehingga dalam regresi berganda dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini bahwa ukuran kantor akuntan publik (KAP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya audit lag.