BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian yakni perbankan yang berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman (riba), serta larangan berinvestasi dalam kegiatan-kegiatan usaha haram.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan yang ada. Hal ini menimbulkan persaingan yang

BAB V PENUTUP. Income Statement dan Shariah Value Added Statement tahun 2007 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH (Survei Pada PT Bank Muamalat Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan lembaga keuangan syariah di tengah masyarakat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SHARI AH VALUE ADDED APPROACH

NPM : Pembimbing. : Lonella Dwita. : Mella Sri Kencanawati,SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada tahun 2008 dan sepanjang tahun 2009 kinerja perbankan syariah

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

Konstruksi Laporan Nilai Tambah Syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN PENDEKATAN INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH (Studi pada Bank Syariah di Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menilai kinerja keuangan perbankan syariah tahun Hasil

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN INCOME STATEMENT APPROACH

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INCOME STATEMENT DAN PENDEKATAN SHARIATE VALUE ADDED STATEMENT

Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan Income Statement Approach Dengan Value Added Statement

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN NILAI TAMBAH DAN LABA RUGI

ANALISIS PERRBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN METODE INCOME STATEMENT APPROACH

Disusun Oleh : : Nina Rahayu Nurcahyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik dari uraian sebelumnya adalah : dengan menggunakan pendekatan Laba Rugi.

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB V PENUTUP. maka kesimpun yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : Hasil pengujian pada model Tobit yang digunakan untuk mengukur

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN SHARI ATE VALUE ADDED APPROACH ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari beberapa pihak dan aktivitas perusahaan yang semena-mena, misalnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dan masyarakat sebagai pengguna jasa Bank Syariah.

Agung Purnama Aziz, Mohammad Heykal, S.E, M.Si

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PENGGUNAAN METODE CAMELS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK BNI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan atau sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan laju jumlah Bank Umum Syariah yang tumbuh dari yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan serta menjadi dasar dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Industri Perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

mengakibatkan terpuruknya perekonomian di Indonesia, dan kini bahkan telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

KOMPARASI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH BERBASIS PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ekonomi syariah menjadi sangat penting untuk suatu negara,setalah mampu menghindari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : DIAN TRIYANTI B

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

kinerja keuangan bank syariah yang terdiri dari Return On Asset (ROA), menurut PSAK syariah jika ditinjau ecara seksama, PSAK syariah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank. Amanah Rabbaniah. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalisme dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya bertentangan dengan Islam. Sementara ekonomi Islam yang lebih mempertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, keutuhan sosial dan pembalasan Allah di akhirat justru perkembangannya lebih lambat. Dalam kacamata Islam kegiatan ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus memiliki nilai ibadah (Dian Triyanti, 2008). Pertumbuhan perbankan syari'ah ini relatif cepat meskipun masih tergolong muda. Hal ini, tak lepas dari dukungan banyak hal, seperti posisi komunitas muslim Indonesia yang mayoritas, sistem perbankan syari'ah yang islami, serta dukungan dari UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 sebagai pengganti UU No. 7 Tahun 1992 yang mempertegas eksistensi prinsip Bank Syari'ah. Selain itu, secara tegas dalam pasal 6 membolehkan bank konvensional membuka unit usaha berdasarkan prinsip syari'ah dengan model dual banking system (Zainui Arifin, 2005). Mencermati pertumbuhan Bank Syari'ah tersebut, sekilas memang cukup membanggakan. Namun jika dilihat secara lebih mendalam, dengan memperhitungkan berbagai dimensi yang membentuk kinerja perbankan secara 1

2 keseluruhan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, bank konvensional lebih dahulu memikat hati masyarakat, sehingga lebih kuat struktur permodalannya, market share-nya lebih luas dan sebagai pengendali pasar (market leader), maka eksistensi Bank Syari'ah akan sulit terbebas dari posisi resistensi. Kenyataan ini dapat dilihat, seperti contoh, Bank Muamalat Indonesia (BMI, Bank pertama yang berbasis syari'ah di negeri ini mengalami peningkatan 40% selama 5 tahun beroperasi, akan tetapi dilihat dari total volume usaha perbankan nasional secara keseluruhan, volume usaha yang dicapai oleh BMI, BSM, Bank IFI dan BNI syari'ah hanya sebesar Rp 1,2 trilyun atau hanya 0,1% dari total assets bank secara nasional. Sehingga kontribusi perbankan syari'ah terhadap dunia perbankan secara keseluruhan hanya 0,07% (Zainul Arifin,1999). Dari data tersebut, kontribusi perbankan syari'ah terhadap perekonomian - nasional. masih sangat kecil. Terbitnya UU No. 10/1998 tentang Perbankan, yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 7/1992, memicu perkembangan perbankan syariah. UU yang memberi peluang diterapkannya Dual Banking System dalam perbankan nasional ini dengan cepat telah mendorong dibukanya divisi syariah di sejumlah bank konvensional (Nasrullah, 2004). Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist. Atau dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

3 peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005). Secara umum yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional ada dua hal. Pertama, hubungan antara bank dan nasabah. Hubungan bank syariah dan nasabah tercakup dalam perjanjian (akad) yang menempatkan bank syariah dan nasabah sebagai mitra sejajar dengan hak (manfaat), kewajiban dan tanggungjawab (risiko) yang berimbang. Kedua, bahwa bank syariah beroperasi berdasarkan konsep muamalah Islam yang menganjurkan keadilan dan keterbukaan serta melarang tindakan yang tidak sesuai dengan syariah Islam (Teguh Eko Winiharto, 2004). Akuntansi syariah sampai saat ini terus berkembang sampai ke arah pengkayaan teori. Dua arus utama pemikiran dalam akuntansi syariah telah sampai pada pemikiran diametris antara Syariah Enterprise Theory (SET) dan Entity Theory (ET). SET yang dibangun berdasarkan metafora amanah dan metafora zakat, lebih menghendaki keseimbangan antara sifat egoistik dan altruistik dibanding dengan ET. Sementara ET lebih mengedepankan sifat egoistiknya daripada sifat altruistik (Iwan Triyuwono, 2007). Menurut akuntansi syariah idealis, digunakannya Syariah Enterprise Theory sebagai konsep dasar teoritis berdampak pada kekhasan pencatatan transaksi dan akuntabilitas laporan. Pencatatan transaksi dan akuntabilitas laporan harus memiliki keseimbangan akuntabilitas finansial-sosial-lingkungan dan materibatinspiritual, memenuhi prinsip halal, thoyib, dan bebas riba, serta menggunakan

4 beberapa laporan keuangan kuantitatif maupun kualitatif bersifat mandatory (Aji Dedi Mulawarman, 2007). SET memiliki cakupan akuntabilitas yang lebih luas dibandingkan dengan ET. Akuntabilitas yang dimaksud adalah akuntabilitas kepada Tuhan, manusia, dan alam. Bentuk akuntabilitas semacam ini berfungsi sebagai tali pengikat agar akuntansi syariah selalu terhubung dengan nilai-nilai yang dapat membangkitkan kesadaran ketuhanan. Konsekuensi dari diterimanya SET sebagai dasar dari pengembangan teori akuntansi syariah adalah pengakuan income dalam bentuk nilai tambah (value-added), bukan income dalam pengertian laba (profit) sebagaimana yang diadopsi ET (Iwan Triyuwono, 2007). Dalam kaitannya dengan pemenuhan akuntanbilitas laporan keuangan bank syariah, Baydoun dan Willet (dalam Sulaiman, 2001), seorang pakar akuntansi syariah merekomensikan laporan nilai tambah (Value Added Statement), sebagai tambahan dalam laporan keuangan bank syariah. Laporan nilai tambah menurut Baydoun dan Willet, merupakan laporan keuangan yang lebih menekankan prinsip full disclosure dan didorong akan kesadaran moral dan etika karena prinsip full disclosure merupakan cerminan kepekaan manajemen terhadap proses aktivitas bisnis terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kepekaan itu terwujud berupa penyajian informasi akuntansi melalui distribusi pendapatan secara lebih adil. Adanya laporan nilai tambah telah mengganti mainstream tujuan akuntansi dari decision making bergeser kepada pertanggungjawaban social (Sofyan S. Harahap, 2006).

5 Akuntansi pada dasarnya akan selalu berhubungan dengan distribusi aktiva produktif, hak residual atas aktiva pada saat likuidasi, dan hak ekuitas (kekayaan) pada perusahaan yang sedang berjalan baik. Kesemuanya ini merupakan tujuan penting yang hendak dicapai dalam penyajian value added statement atau laporan nilai tambah, yang dalam teori akuntansi konvensional sama dengan laporan laba rugi (Muhammad, 2005). Kaitannya dengan kinerja keuangan bank syariah, dengan belum dimasukkannya laporan nilai tambah sebagai laporan keuangan tambahan dalam laporan keuangan bank syariah, maka selama ini analisis kinerja keuangan bank syariah hanya didasarkan pada neraca dan laporan laba rugi saja. Hal ini menyebabkan hasil analisis belum menunjukkan hasil yang tepat, karena laporan laba rugi merupakan laporan yang lebih memperhatikan kepentingan direct stakeholders (pemilik modal), berupa pencapaian profit yang maksimal, dengan mengesampingkan kepentingan dari pihak lain (karyawan, masyarakat, sosial dan pemerintah). Sehingga profit yang diperoleh distribusinya hanya sebatas kepada direct stakeholders (pemilik modal) saja. Sementara dengan laporan nilai tambah kemampuan bank syariah dalam menghasilkan profitabilitas dihitung dengan juga memperhatikan kontribusi pihak lain seperti karyawan, masyarakat, pemerintah dan lingkungan. Sehingga profit yang diperoleh dalam distribusinya tidak hanya sebatas pada direct stakeholders saja melainkan juga kepada indirect stakeholsers (Muhammad Wahyudi, 2005). Mengacu pada penelitian Muhammad Wahyudi (2005), peneliti melakukan penelitian ulang tentang kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan

6 pendekatan laba rugi dan nilai tambah. Penelitian Muhammad Wahyudi (2005) menjelaskan bahwa pendekatan nilai tambah lebih menekankan pada pendistribusian bagi hasil secara adil, sedangkan pendekatan laba rugi hanya kepada pemilik modal saja. Tetapi, berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti menambahkan beberapa variabel untuk diuji lebih lanjut, yaitu rasio NPM dan BOPO (Muhammad Wahyudi, 2005; Ema Rindawati, 2007; Isna Rahmawati, 2009; dan Enik Sulistri, 2009). Di negara-negara seperti Jerman, Perancis, United Kingdom, Australia dan Amerika pelaporan nilai tambah sudah lama diterapkan, memang badan standar akuntansi di negara negara tersebut tidak mewajibkan laporan nilai tambah untuk dipublikasi, di negara negara tersebut Laporan Nilai Tambah berfungsi sebagai pendamping Laporan Laba Rugi. Penelitian ini mengambil objek pada PT Bank Syariah Mandiri Indonesia. Pemilihan PT Bank Syariah Mandiri Indonesia sebagai objek penelitian dengan pertimbangan bahwa bank tersebut beroperasi dengan menggunakan prinsipprinsip syariah serta bahwa BSM merupakan bank sebagai pelopor berdirinya perbankan berdasarkan hukum Islam. BSM didirikan pada tanggal 31 Juli 1999, dimana pada awalnya BSM hanyalah suatu sektor operasi di PT. Bank Mandiri namun berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia akhirnya didirikan Bank Syariah Mandiri yang merupakan suatu bentuk operasional terpisah yang diresmikan tepatnya 1 November 1999 dan mendapat status sebagai bank devisa pada tahun 2002. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berfokus pada ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK

7 SYARIAH MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SHARI AH VALUE ADDED APPROACH DAN INCOME STATEMENT APPROACH PERIODE 2007-2011 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan yang signifikan atas kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri Indonesia berdasarkan pendekatan laba rugi dan nilai tambah secara keseluruhan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji kinerja keuangan perbankan syariah jika dihitung dengan pendekatan laba rugi dan nilai tambah dan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah jika dihitung dengan pendekatan laba rugi dan nilai tambah dilihat dari rasio ROA, ROE, rasio perbandingan antara total laba bersih dengan total aktiva produktif, NPM, dan BOPO. 1.4 Manfaat Penelitian Sedangkan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai analisis kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah.

8 b. Bagi Bank Syariah Dapat dijadikan sebagai bahan masukan tentang pentingnya menambahkan Laporan Nilai Tambah dalam elemen laporan keuangan yang diterbitkan. c. Bagi Masyarakat Umum Dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan syariah. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab ini adalah gambaran awal dari apa yang akan dilakukan peneliti. BAB II : TELAAH PUSTAKA. Bab telaah pustaka membahas mengenai teoriteori yang melandasi penelitian ini dan menjadi dasar acuan teori yang digunakan dalam analisis penelitian ini. Selain itu, bab ini juga menjelaskan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dibuat kerangka pemikiran dan juga menjadi dasar dalam pembentukan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN. Bab metode penelitian menjelaskan variable penelitian dan definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, bab ini juga menjelaskan populasi

9 dan penentuan sampel, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, menerangkan metode analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil pengujian sampel. BAB IV : GAMABARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. Bab hasil dan pembahasan menjelaskan deskripsi subyek penelitian. Bab ini juga menjelaskan statistik deskriptif variabel dan hasil analisis data yang mencakup pengujian hipotesis. BAB V : PENUTUP. Bab penutup berisi kesimpulan penelitian yang didapat dari pembahasan Bab IV. Dengan diperolehnya kesimpulan dalam penelitian ini, maka bab ini juga memberikan penjelasan mengenai implikasi penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.