BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat inflasi yang tinggi, dan adanya perdagangan bebas di kawasan Asia

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

Penerapan Sistem Pembelian Just In Time (JIT) untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan Manufaktur PENDAHULUAN

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

PENGARUH PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME TERHADAP BIAYA OVERHEAD PABRIK STUDI KASUS PADA PT XYZ

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

TOC dan Just In Time (JIT)

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DI PERUSAHAAN M-02 HANDICRAF MANUFACTURE

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian mengenai manufacturing cycle effectiveness dan

MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KELIMA BELAS BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KELIMA BELAS BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mampu melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan cepat terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

Akuntansi Biaya. Just In Time and Backflushing. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE JUST IN TIME DALAM PENGADAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA DRESS COLLECTION. Adri Maldini Fakultas Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang secara kontinue diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali. Ada beberapa

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

PENGELOLAAN VALUE-ADDED ACTIVITIES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

TUGAS AKHIR. ANALISA WAKTU PENYIAPAN PROSES PEMBUATAN BLOUSE DENGAN KAIDAH JIT (JUST IN TIME) (Studi Kasus: PT. SENTRA GARMINDO Sukoharjo)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

IMPLEMENTASI JUST IN TIME DALAM MENINGKATKATKAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB II. Tinjauan Pustaka. bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang penerapan MCE. sebagai alat ukur dalam meningkatkan produksi

PENERAPAN METODE JUST IN TIME UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAN BAHAN BAKU. Christyandhika Putra

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian terbesar dalam penggunaan modal perusahaan serta pengaruhnya terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kemajuan dunia informasi, teknologi, dan industri telah mendorong setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

Akuntansi Biaya. Just in Time (JIT) dan Backflushing. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

ANALISIS EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DALAM PENERAPAN METODE JIT PADA INDUSTRI UBIN KARYA INDAH KARANGASEM

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya?

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY RIAN PUSPITA JAYA

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time 2.1.1.1. Pengertian Just In Time Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang sejak tahun limapuluhan. Just In Time (JIT) menggambarkan suatu sistem produksi dan manajemen persediaan yang menghendaki suatu proses produksi berjalan dan pembelian bahan baku dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi dan manajemen persediaan dilakukan secara cepat dan tepat waktunya, sehingga tidak ada bahan baku dan barang jadi menumpuk di gudang. Menurut Mulyadi (2009:24) Just In Time Merupakan manufacturing philosophy yang mulai diterapkan di Jepang pada tahun tujuh puluhan dan mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di U.S.A sejak dua puluh tahun kemudian. Dengan filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa menggunakan biaya persediaan, sehingga roduksi tidak akan terjadi sebelum ada proses permintaan produksi. Menurut Hansen & Mowen (2000:593) Just In Time merupakan suatu usaha yang terus menerus mencapai produktivitas perusahaan dengan menghapuskan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (Nonvalue-added activities). Menghapus 7

8 kegiatan yang tidak memeiliki nilai tambah ini merupakan tujuan utama Just In Time. Menurut Blocher, Chen, & Lin ( 2000 : 113 ) sistem Just In Time merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem manajemen persediaan dimana bahan dan suku cadang dibeli dan diproduksi sebanyak yang dibutuhkan dan pada saat yang tepat pada setiap tahap produksi. 2.1.1.2. Tujuan Just In Time (JIT) Menurut Mursyidi (2008:175) tujuan Just In Time (JIT) dalam proses produksi adalah untuk mengelimintir tingkat persediaan pada setiap proses produksi sejak bahan baku sampai dengan barang jadi tiadak ada penumpukan di dalam gudang. Menurut Hansen & Mowen (2000:591 ), Just In Time (JIT) memiliki dua tujuan strategis, yaitu untuk meningkatkan keuntungan dan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan mengontrol biayabiaya (yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan keuntungan), memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas. Menurut heizer & Barry Render (2010:318) pokok dari Just In Time adalah suatu filosofi dari penyelesaian masalah yang selalu berkelanjutan dalam arti hanya membuat apa yang dibutuhkan.

9 2.1.1.3. Perbandingan Just In Time (JIT) dengan Tradisional Menurut Hansen & mowen (2000:392) perbedaan pemanufakturan Just In Time (JIT) dengan tradisional yaitu : No Just In Time Tradisional 1. Sistem Tarik Sistem Tekan 2. Persediaan dalam jumlah kecil Persediaan dalam jumlah besar 3. Sedikit Pemasok Banyak Pemasok 4. Kontrak Jangka panjang dengan Kontrak jangka pendek dengan pemasok pemasok 5. Struktur seluler Struktur departemen 6. Tenaga kerja keahlian ganda Tenaga kerja terspesialisasi 7. Ketrlibatan karyawan tinggi Keterlibatan karyawan rendah Sumber : Hansen &Mowen. Manajemen Biaya (2000:392). 2.1.1.4. Karakteristik Dasar Just In Time (JIT) Menurut Hansen & Mowen (2000:387) menyatakan ada beberapa karakteristik dasar Just In Time (JIT): 1. Pengaruh persediaan Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan Just In Time. Just In Time (JIT) menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalahmasalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.

10 2. Tata letak pabrik Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran. Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan. Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu. Produk dipindah dari satu mesin ke yang lainnya dari awal hingga selesai. Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel. 3. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari bagian ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini secara langsung berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi. 4. Gugus Kendali Mutu Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada pengelolaan kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.

11 5. JIT dan Otomatisasi Mengotomatisasi proses pemaktur yang kompleks membuat biaya semakin mahal. Menyederhanakan desain produk dan proses produksi membuat biaya otomatisasi menjadi efektif. Sekali system JIT diterapkan, system ini biasanya menunjukan dimana otomatisasi yang dilakukan bernilai. Karenanya hal yang tidak biasa bagi perusahaan yang mengadopsi JIT untuk mengikutinya dengan akuisisi teknologi produksi yang maju. Perusahaan diotomatisasi untuk meningkatkan kapasitas produktif, meningkatkan efesiensi, meningkatkan mutu dan jasa, menurunkan waktu pemrosesan, dan meningkatkan keluaran. 2.1.1.5. Kemitraan Just In Time (JIT) Menurut Heizer & Barry Render (2010:319) Suatu kemitraan Just In Time (Just In Time partnership) timbul ketika pemasok dan pembelibekerjasama dengan komunikasi yang terbuka dan sasaran untuk mengurangi pemborosan biaya. Berikut beberapa sasaran dari kemitraan Just In Time. 1. menghilangkan aktivitas yang tidak perlu Seperti penerimaan, pemeriksaan barang yang datang, penagihan dan penawaran. 2. Menghilangkan persediaan di pabrik Dengan cara mengirimkan barang dalam lot-lot yang kecil langsung ke departemen yang menggunakannyasaat barang tersebut diperlukan. 3. Menghilangkan persediaan dalam transit

12 Dengan mendorong para pemasokuntuk memilih lokasi dekat dengan penjual serta melakukan pengiriman dalam jumlah kecil tetapi sering. 4. Meningkatkan kualitas dan keandalan Dengan cara komunikasi, kerjasama dan komitmen jangka panjang. 2.1.2. Efesiensi Biaya Produksi 2.1.2.1. Pengertian Efesiensi Efesiensi ialah ketepatan waktu dalam menjalankan sesuatu hal tanpa membuang waktu, tenaga, dan biaya. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:114) menyatakan pengertian dari efesiensi yaitu : perbandingan output terhadapat input, atau jumlah output per unit. Selain itu, pernyataan mengenai pengertian efesiensi menurut Hongren yaitu : Efficiensy is the relative amount of inputs used to achieve a given output level. The fewel inputs used for a given level of output or the greter the output for a given the outpt for a given level of input, the greater the efficiency. Efisiensi adalah jumlah input relative yang digunakan untuk mencapai level output yang diberikan. Semakin sedikit input yang digunakan untuk level output yang diberikan atau semakin besar output untuk level input yang diberikan, makin besar pula efesiensinya. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efesien disini daoat kita maksudkan sebagai terkendali. Efesien atau tidak efesienya menjalankan hal dapat diketahui dengan cara mengukur rasio antara realisasi dengan anggaran. Efesiensi biaya akan terjadi apabila biaya yang

13 dikeluarkan dapat lebih rendah daripada dengan biaya yang telah dianggarkan sebelumnya. Dengan demikian apabila perusahaan ingin terciptanya efesiensi terutama pada biaya produksi yaitu perusahaan harus dapat menekan biaya produksi serendah mungkin dari apa yang telah dianggarkan manajemen. 2.1.2.2. Pengertian Biaya Produksi Komponen biaya yang tersebar dalam perusahaan manufaktur yaitu biaya produksi. Karena, biaya produksi merupakan biaya dari semua pengeluaran perusahaan untuk mendapat factor-faktor produksi dan bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan dan juga berguna untuk menentukan harga jual suatu produk. Menurut mulyadi (2009:14) biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolahbahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Adapun menurut Munawir (2002:326) biaya produksi yaitu : Biaya-biaya yang berkaitan dengan pengolahan (manufaktur) atau mengolah barang yang siap dijual atau dikonsumsi maupun biaya pelaksanaan atau pemberian jasa atau pelayanan. 2.1.2.3. Pengertian Efesiensi Biaya Produksi Menurut Simamora (2000:301) efesiensi biaya produksi merupakan perbandingan antara biaya produksi yang sesungguhnya dengan biaya produksi yang dianggarkan berdasarkan biaya standar atau biaya lainnya yang dapat dijadikan sebagai pembanding.

14 Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengenai efesiensi biaya produksi merupakan ketepatan cara dalam menjalankan sesuatu, tidak membuang waktu, tenaga dan biaya, sehingga biaya yang sesungguhnya terjadi dengan yang sesuai apa yang telah direncanakan. 2.1.2.5. Syarat Tercapainya Efesiensi Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:362) efesiensi biaya produksi dilakukan dengan cara meminimalkan penyimpangan biaya produksi yang terjadi, baik selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja, maupun selisih biaya overhead pabrik. Efesiensi juga menyangkut pada kesesuaian kuantitas produk yang dihasilkan dengan anggaran, ketepatan waktu produksi, dan kuantitas produk yang dihasilkan pada target kuantitas. 2.2. Penelitian Sebelumnya 2.3.Tabel Penelitian Terdahulu Nama Peneliti No dan Tahun Peneliti 1. Heny Permata Sari Moch. Dzulkirom AR Muhammad Saifi (2014) Judul Penelitian Anlalisis Just In Time dalam upaya meningkatkan efesiensi biaya produksi. Variabel Penelitian Variabel Independen (X) yaitu: Analisis Just In Time. Variabel Dependen adalah Efesiensi Biaya Produksi. Hasil Penelitian Dengan menggunakan sistem Just In Time perusahaan dapat mengurangi : Biaya bahan baku langsung. Biaya tenaga kerja langsung. Biaya pemakaian mesin langsung Biaya produksi.

15 2. Trina Puspitasari Supriatna (2013) 3. Ratna Kusumawati (2009) 4. Fais husnanto Panji Deoranto Syhntia Atica P (2014) Penerapan Sistem Just In Time Terhadap Efesiensi Biaya Produksi Perusahaan M- 02 Handicraf Manufacture. Penerapan Just In Time Untuk Meningkatkan Kinerja Produktivitas Perusahaan. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Susu Pada Produk Susu Rasa Dengan Pendekatan Metode Just In Time. Variabel Independen (X) yaitu: Penerapan Sistem Just In Time Variabel Dependen adalah Efesiensi Biaya Produksi di Perusahaan M-02 Handicraf Manufacture. Variabel Independen (X) yaitu: Penerapan Just In Time. Variabel Dependen adalah meningkatkan produktivitas perusahaan. Variabel Independen (X) yaitu: Perencanaan Persediaan Bahan Baku Susu Variabel Dependen adalah pendekatan metode Just In Time. Dengan menggunakan penerapan sistem Just In Time di Perusahaan M-02 Handicraf Manufacture disimpulkan bahwa : Terjadi efesiensi biaya produksi. Efesiensi biaya produksi lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan sistem Just In Time. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tidak menerapkan dan menerapkan sistem Just In Time. Terdapat pengaruh antara penerapan sistem Just In Time terhadap efesiensi biaya produksi perusahaan. Dengan menggunakan sistem Just In Time terhadap kinerja perusahaan disimpulkan bahwa : Terdapat hubungan pengaruh positif antara pemasok dengan perusahaan. Terjadi kecepatan proses produksi. Pengaruh positif antara system produksi dengan kinerja produktivitas. Pengaruh positif antara JIT dengan kinerja produktivitas. Dengan menggunakan pendekatan metode Just In Time dapat disimpulkan bahwa : Perencanaan bahan baku dengan metode tersebut lebih actual. Perhitungan persediaan bahan baku lebih rinci, Jumlah total biaya perencanaan persediaan bahan baku mendapatkan penghematan dengan menggunakan metode Just In Time.

16 2.3. Kerangka Pemikiran Perusahaan CV Snack Indo Jaya merupakan perusahaan yang menggunakan sistem just in time, dimana efisiensi biaya produksi di perusahaan tersebut dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya biaya produksi dengan realisasi biaya produksi. Biaya produksi yang diperbandingkan disini merupakan semua biaya yang dikeluarkan dari mulai bahan mentah dipesan hingga produk jadi dihasilkan, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Tidak semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk. Adakalanya biaya yang dikeluarkan dianggap sebagai pemborosan, yang dapat mengakibatkan biaya produksi menjadi besar, dan tingkat efisiensinya menjadi rendah. Yang menjadi sumber pemborosan menurut Vincent Gaspersz (2002:48), terdiri dari : Pemborosan karena kelebihan produksi dari permintaan konsumen (pasar), Pemborosan karena waktu menunggu, Pembororsan karena transportasi dalam pabrik, Pemborosan karena inventori, Pemborosan karena pergerakan (motion), Pemborosan karena pembuatan produk cacat, Pembororsan karena proses produksi itu sendiri tidak efektif dan efisien (apabila produk itu tidak seharusnya dibuat atau proses itu tidak seharusnya digunakan). Dalam sistem just in time, efisiensi dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya produksi dengan realisasi biaya produksi. Realisasi biaya produksi yang dikeluarkan disini merupakan biaya-biaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk saja, sedangkan biaya yang tidak memberikan nilai tambah yang dianggap sebagai pemborosan, seperti biaya pemesanan, penyimpanan, biaya produk cacat, over produksi, akan dieliminasi.

17 Sehingga biaya produksi yang sebenarnya dikeluarkan dapat lebih rendah dan efisiensi biaya produksi dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan teori dari Hansen dan Mowen (2001:478) yang menyatakan bahwa sistem JIT menawarkan peningkatan efisiensi biaya dan secara simultan mempunyai fleksibilitas untuk merespon permintaan pelanggan akan kualitas yang lebih baik serta variasi yang lebih banyak. Produksi dan pembelian dengan sistem JIT mewakili usaha terusmenerus dalam mengejar produktivitas melalui penghapusan pemborosan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan CV Snack Indo Jaya yang menerapkan sistem JIT, maka efisiensi biaya produksi akan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tidak diterapkannya JIT. Karena dalam JIT segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (nonvalue added activity) bagi produk dianggap sebagai pemborosan yang harus dihilangkan/dieliminasi.

18 2.4. Hipotesis Penelitian Adapun paradigma penelitian yang menggambarkan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : Implementasi Just In Time tidak berpengaruh terhadap efesiensi biaya produksi. H1 : Implementasi Just In Time terdapat pengaruh terhadap efisiensi biaya produksi. Gambar 2.1 Kerangka Hipotesis Pengaruh Implementasi Just In Time (X) Efesiensi Biaya Produksi (Y)